|
|
From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com> AMIEN RAIS, BERHENTILAH MENGAIS!! Salam Sejahtera! Saudara-saudara sebangsa, Amat sering kita diperhadapkan dengan pernyataan-pernyataan politis, yang mengharapkan atau malah mengancam Presiden Gus Dur, untuk "tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yg. kontroversial"!!! Begitu seringnya para politisi menggunakan istilah "pernyataan-pernyataan kontroversial" sebagai pengalas lidah mereka, sehingga orang banyak ikut ikutan menjadi latah untuk menghubungkan istilah tersebut dengan Gus Dur!! Tetapi, pernahkah orang-orang ini mencoba diam sejenak agar otak mereka bisa mengambil alih peran mulut untuk memikirkan, "apakah itu kontroversial"?? Apakah sebuah pernyataan yang sukar dimengerti, dapat dicap sebagai pernyataan kontroversial? Jika seseorang mengeluarkan pernyataan, dan tidak dimengerti oleh orang lain, salah siapakah itu?? Dengan berpikir lebih jernih dan tidak asal ikut berbunyi, orang mungkin tiba pada pertanyaan, "sudahkah para politisi tadi berusaha untuk mengerti pernyataan-pernyataan Gus Dur??? Jika sudah, sampai berapa jauh mereka berusaha?? Saya kuatir bahwa para politisi ini justeru termasuk mereka-mereka yang 'tidak pernah berusaha untuk mengerti pernyataan-pernyataan Gus Dur!!! Saya pikir, istilah 'kontroversial' itu lahir hanya karena pernyataan-pernyataan Gus Dur 'tidak sejalan dengan aspirasi politik" para politisi tersebut!!! Dengan cara terus menerus mendera Gus Dur dengan tuduhan "kontroversial", para politisi ini berhasil mengendarai dan menggiring opini sebagian masyarakat ke arah yang mereka kehendaki!!! Saya cenderung menamai para politisi ini dengan istilah "poLICIKi!!! Pernyataan-pernyataan mereka sendiri penuh dengan kontroversial yang dilatar belakangi oleh 'kelicikan', 'ketidak benaran' dan 'kemunafikan', tetapi orang lain yang dituduh kontroversial!!! Salah seorang "policiki" yang paling suka mengomentari oranglain adalah Ketua MPR-RI dan ketua PAN, "Amien Rais"!! Gus Dur ke luar negeri, Amien Rais berkomentar!!! Gus Dur merombak kabinetnya, Amin Rais berkomentar! Dus berdiri atau duduk, Amien Rais selalu berkomentar! Saya kuatir, jangan-jangan Gus Dur 'ke belakang', Amien Rais akan mengomentarinya juga!!! Sekarang coba kita pikirkan dengan saksama, apakah "komentar-komentar Amien Rais ini 'tidak kontroversial' untuk seorang Ketua MPR???" Saya malah cenderung mengklasifikasikan tindakan ini sebagai yang "tidak etis"! Jika "formalitas ruang sidang bisa dipindah pindahkan sesuka hati sang Ketua", mengapa MPR harus menghabiskan uang rakyat untuk membayar seribu anggotanya??? Biarlah Amien Rais saja yang menjadi "ketua MPR, sekaligus MPR" itu sendiri!!!! Apakah ucapan "masa jabatannya (Presiden) itu hanya tinggal 4 bulan", pantas dilontarkan oleh seorang Ketua MPR, di luar ruang sidang MPR??? Apakah ini pernyataan MPR ataukah hanya sebuah tindakan "kontroversial" versi MPu Rais??? Apakah Amien Rais begitu "bersih" sehingga dia merasa dirinya layak untuk mengomentari dan mengecam tindakan orang lain sesuka hatinya??? Saya kira 'tidak'!!! Walaupun Amien berkilah dengan seribu "gugatan ke pengadilan", dia tidak bisa menyangkal bahwa sedikit banyaknya, dia punya "hubungan dengan Zarimah"!!! Ada asap, berarti ada api!!! Sekarang mari kita lihat, apakah 'tukang kecam kerja orang lain' ini, pernah mengasilkan sesuatu yang berharga untuk bangsa ini atau tidak! Anda semua tahu yang biasa "mengais" adalah ayam!!! Ketika mengais, ayam mencakar bongkarkan timbunan sampah, atau halaman yang sudah disapu bersih, dan "tidak pernah bisa mengumpulkan sampah atau membersihkan halaman"!!! Bagi saya, "mengais" itulah yang rajin dilakukan Amien Rais, terhadap sampah yang sudah ditimbun oleh GusDur di dalam rangka membersihkan halaman!!! Dulunya, Amien Rais mengais sampah ke wajah Megawati, supaya beliau "tidak layak untuk dijadikan Pemimpin Negara" (sebab beliau seorang wanita), tetapi sekarang, Amien Rais mengais sampah ke wajah Gus Dur, supaya beliau menjadi tidak layak untuk tetap sebagai Pemimpin Negara!!! Sambil mencari ampas makanan dan cacing, Amien Rais menebar sampah ke mana-mana, sampai ke Ambon/Maluku!!! Di dalam pertemuan dengan warga Katolik, bersama Romo Magnus Suseno, Amien Rais memberikan pernyataan bahwa dia tidak mengerti, apa yang menyebabkan berbagai konflik bernuansa SARA yang terjadi di dalam negara ini!!! Dia menyitir bahwa berbagai konflik SARA itu, ditunggangi oleh berbagai kepentingan politik!! Coba kita lihat bersama penggalan laporan berikut ini!! Source Republika Jakarta-RoL-Ketua MPR Amien Rais mengatakan pihaknya memang mensinyalir bahwa tidak tertutup keumungkinan adanya politisasi SARA dalam konflikantar umat beragama.Meski begitu pihaknya juga tidak bisa menyebutkan oknum mana yang telah melakukan tindakan tersebut. "Saya merasa konflik antar umat beragama memang ada yang mendesainnya. Tapi sampai saat ini tetap belum jelas siapa pelakunya," kata Amien Rais di dalam diskusi interaktif yang diadakan forum Basis Katolik, di Jakarta, Kamis (22/02/01). JOSHUA: Source Republika Amien mengatakan, hinggga sekarang dirinya memang tidak terlalu mengerti penyebab utama mengapa konflik antar umat tersebut terus meluas. Menurut Amien, kondisi kerukukan umat beragama dalam dua tahun terakhir ini memang sangat me nyedihkan. JOSHUA: Source Republika Kekerasn, meski jelas telah dilarang dalam setiap ajaran agama, tetap saja tidak dihiraukan banyak orang. 'Bahkan bila dicermati tindakan kekerasan yang telah dilakukan sebagian kecil rakyat kita sudah melampui batas. Nilai sadisnya sudah melampaui tindakan kekerasan yang terjadi di Bosnia atau di Palestina," ujarnya lagi. JOSHUA: Kembali ke masalah Ambon/Maluku, ???" Jika seorang ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, "tidak tahu" atau "tidak mengerti" akar permasalahan Rakyatnya, dan karena itu "tidak becus memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan kepada Pemerintah", menyangkut permasalahan tersebut, "atas dasar apa Amien Rais 'menyalahkan Pemerintah' dengan menggunakan ungkapan "lalai dan tidak becus menyelesaikan konflik Ambon/Maluku"??? Walaupun salah seorang anggota sudah begitu memaksakan diri, untuk menarik perhatian MPR untuk Ambon/Maluku, badan ini rupanya terlalu terhormat untuk meluangkan waktu dan agenda untuk membicarakan nasib sebagian rakyat Indonesia di Ambon/Maluku ini!!! Yang diterima balik dari sidang MPR yang terhormat hanyalah "cibiran dan senyum sinis dan ketidak perdulian", sementara Ketua MPR menjadikan Konflik Ambon/Maluku, sebagai "komoditi policik nya" untuk menyerang Pemerintah!!! Yang "diakuinya" di hadapan warga Katolik di atas, adalah "perbuatannya sendiri"! Itulah Amien Rais, pakar "policik" Indonesia saat ini!! Ke atas orang ini dan anak cucunya, tertanggung darah warga Salam-Sarani Ambon/Maluku dan sekian ribu laskar yang mati konyol di sini!!! Jika Amien Rais tidak belajar berhenti "mengais sampah", maka yang akan dinikmati bangsa Indonesia, tidak akan lebih dari sampah, kecuali bila bangsa ini sadar dan bertindak 'menghentikan' Amien Rais!!! Salam Sejahtera!!! JL. Received via email from: Alifuru67@egroups.com |