|
|
Sabtu, 26 Mei 2001 Kegiatan penyusupan oleh oknum tidak dikenal yang terjadi di Ambon, enam hari terakhir ini membuat situasi keamanan di ibu kota provinsi ini tegang kembali. Masyarakat resah karena khawatir akan terjadi kerusuhan baru.Kantor Berita Antara Ambon yang memantau situasi keamanan, melaporkan, penyusupan itu terjadi lagi di kawasan OSM, Kecamatan Nusaniwe (Kodya Ambon), Jumat (25/5) pagi , sekitar pukul 10.00 oleh tiga orang tidak dikenal. Terjadi kejar-mengejar dengan warga setempat. Situasi keamanan menjadi tegang, pegawai kantor memilih pulang lebih awal. Namun, ketegangan di Kota Ambon tidak menghambat pelaksanaan shalat Jumat. Aksi penyusupan ini berlangsung sejak 20 Mei lalu. Modusnya, orang-orang tak dikenal itu mendatangi rumah warga pada malam hari, lalu mengetuk pintu. Para penyusup itu akan membacok siapa saja yang membukakan pintu. Pada Minggu malam hingga Senin dinihari lalu, penyusupan terjadi di kawasan Soya kecil dan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau. Akibatnya, tujuh warga meninggal dibacok dan 17 lainnya luka-luka, di samping dua penyusup tanpa identitas juga tewas. Menurut catatan, penyusupan di Mardika, Soya Kecil, Karang Panjang, Gunung Nona, Kusu-Kusu, Batugajah, Kilang, Passo dan OSM sejak Minggu mengakibatkan sedikitnya 18 orang meninggal dunia. Selain sebanyak 20-an orang luka berat/ringan dan belasan rumah terbakar. Kamis malam para penyusup beraksi di kawasan permukiman Karang Panjang, Kecamatan Nusaniwe, namun tidak berhasil membunuh warga. Dua orang tidak dikenal dan berseragam hitam-hitam ala ninja, menyusup ke kompleks perkantoran Kanwil dan Dinas Kesehatan, sekitar pukul 19.30, saat aliran listrik di kawasan itu padam. Namun, saat kedua orang itu hendak melancarkan aksinya, keburu diketahui warga sekitar yang mencurigai keberadaan dan gerak-gerik mereka. Keduanya melarikan diri. Rabu malam, penyusupan dilakukan di Desa Kusu-Kusu Sereh, Kecamatan Nusaniwe, mengakibatkan Ny An Huwae meninggal. Sedangkan empat warga lainnya menderita luka bacokan maupun terkena serpihan bom. Warga Kusu-Kusu yang melakukan pengejaran terhadap para penyusup berhasil menemukan dua buah ransel TNI-berisikan puluhan bom rakitan-satu dus obat nyamuk, karpus hitam, sangkur, dan kopel rim masing-masing dua buah. Pada salah satu kopel rim tertera TNI AD 1994/95.02.108. Kepala Polda Maluku, Brigjen Polisi Edi Darnadi mengatakan, penyusupan itu terjadi karena penegakan hukum sejak tragedi 19 Januari 1999 tidak berjalan dengan baik. "Saya telah meminta dukungan pimpinan umat beragama, termasuk masyarakat, untuk mewujudkan personel polisi yang bisa melakukan penegakan hukum secara optimal," tandas Kepala Polda yang baru 17 Mei lalu mendudukkan jabatannya. Perkeruh keadaan Sementara itu, Pangdam XVI/Pattimura Brigjen I Made Yasa, mengatakan, kasus-kasus penyusupan memperkeruh situasi keamanan yang sudah kondusif tiga bulan lalu. "Hanya saja, saya tegaskan peristiwa ini tidak dilakukan personel TNI. Pakaian loreng, senjata, amunisi dan atribut TNI/Polri itu bukan jaminan personel TNI terlibat maupun 'bermain' dalam kerusuhan," ujarnya. Oleh karena itu, koordinasi telah dilakukan dengan polisi sehingga penanganan situasi keamanan bisa dilakukan dengan baik. "Saya siap mendukung Kepala Polda melakukan konsolidasi internal, sekaligus membantu pengamanan situasi," tutur Pangdam. Sejumlah barang bukti seperti satu pucuk senjata jenis karaben, dua pucuk M16, pistol colt, ratusan amunisi berbagai kaliber, puluhan bom rakitan, atribut militer dan berbagai perlengkapan lainnya telah diamankan aparat keamanan. (Antara) Copyright © 2001 Kompas Cyber Media. All right reserved. Privacy Policy
|