|
|
FKM Telah Dikampanyekan Thamrin Ely Ambon, Siwalima (21/02/01) - Pernyataan sikap memorandum bela negara yang dikeluarkan Fraksi Pembela Negara Kesatuan (F-Penegak) DPRD Maluku sebagai sikap politiknya, ditanggapi tokoh grass root Agus Wattimena. Pernyataan tersebut dinilai sebagai pernyataan yang tidak menempatkan orang Islam dan Kristen Maluku pada harkat dan martabatanya karena berbau militerisme. “Walaupun bersifat menghujat kita bersyukur bahwa Tharin Ely sudah ikut mengkampanyekan keberadaan FKM. Jadi tolong dan silakan terus berkampaye. Mempersolkan FKM secara tidak langsung ikut memberi perhatian kepada FKM sebagai milik orang Maluku Islam-Kristen,” tegas Wattimena kepada Siwalima kemarin di Ambon. Wattimena mengatakan Thamrin Ely Cs sebagai orang Maluku sejati harus membantu kampanye FKM sampai ke semua pelosok Maluku. Sebab FKM ada bukan menuntut kemerdekaan tetapi memulihkan harga diri masyarakat Maluku Islam dan Kristen. FKM ingin ada penegakkan supremasi hukum di tanah Maluku dan masalah HAM. “Saya melihat ini suatu kelemahan Thamrin Ely karena dia telah berada dalam suatu ketakutan. Saya berani bilang Thamrin Ely memancing umat Muslim tetap berada dalam kerusuhan, tanpa melihat penderitaan bersama yang kini dialami masyarakat Muslim dan Kristen di Maluku, pasca kerusuhan. Kemudian dia meminta TNI-Polri membasmi RMS yang identik FKM, yang katanya punya permainan. Aduh…FKM bukan makar. Yang makar adalah Aceh dan Papua, dan tindakan Laskar jihad di Maluku,” tandasnya. Justru mengejutkan, kata Wattimena, ketika Thamrin Ely meminta TNI-Polri membasmi Bangsa Alifuru. “Lalu Thamrin Ely itu bangsa apa? Dia lupa bahwa pernyataan itu bisa memancing emosional orang Maluku keseluruhan. Dengan pernyataan Ely yang menganggap dirinya bukan orang Alifuru, berarti dia bukanlah orang Maluku tapi blaster Arab,” sinis Wattimena. Untuk Thamrin Ely tahu siapa yang coba-coba menghancurkan Maluku dia akan dihancurkan karena negeri ini Allah berikan untuk orang Maluku. Nama saja Alif artinya apa? Orang nomor satu atau orang pertama. Mari kita uji, selama ini laskar jihad dengan kekuatan persenjataan yang canggih tapi ternyata tidak mampu menghabiskan Maluku. Apalagi begitu gampang menuduh FKM itu RMS. Wattimena melihat ini adalah trik Thamrin Ely yang dimainkan untuk menyukseskan ide relokasi yang pertama kali digagaskan diantaranya Pulau Ambon harus dibagi dalam dua wilayah, masing-masing Ambon Utara untuk warga Muslim dan Ambon Selatan untuk warga Kristen, dan ternyata itu jalan sampai saat ini. “Saya tidak bisa pergi ke Poka – Rumahtiga, saya tidak lagi rasa aman di saya punya negeri sendiri. Yang terjadi sekarang komunitas Kristen sudah berada pada satu jalur dan komunitas Muslim sudah berada pada jalur lain,” kesal Wattimena. Dia menghimbau semua pihak yang merasa dirinya orang Maluku agar lepaskan baju agama
lalu duduk pada satu meja untuk membicarakan masa depan Maluku. Sebab, yang bisa
menyelesaikan Maluku hanya orang Maluku.(fan) Ambon, Siwalima (21/02/01) - Pembelaan diri yang dilakukan oleh Komite Penanggulangan Krisis (Kompak) dengan menyatakan, bahwa karton yang berisikan amunisi yang ditangkap oleh SGI itu, bukan kiriman Yayasan AL Falah, ditanggapi Fileo Pistos Noija. Menurutnya, kendati memberikan klarifikasi tetapi sudah ada dua kejadian serupa sebelumnya, yakni bom dalam karton bantuan Kuwait ketika sweeping YonGab TNI di Hatu Alang, serta indikasi Kopiah dan Sajadah kiriman ke Kesui yang dipak juga dalam karton bantuan Kuwait. Kepada Siwalima kemarin di Ambon, Fileo mengatakan, justru penguasa darurat sipil (PDS) melalui aparat penegak hukum harus menyelidiki secara tuntas permasalahan-permasalahan tersebut. ”Ini sudah merupakan kejadian yang ketiga, dimana setiap ada kejadian serupa pasti ada pembelaan diri, sehingga agar tidak ada pembelaan diri lagi maka PDS harus mengadakan penyelidikan terhadap hal ini,” kata Noija. Menurutnya, perlu dipertanyakan, apakah PDS melakukan cek atau tidak terhadap setiap bantuan yang datang ke Maluku baik dari LSM, perorangan maupun negara luar. ”Ini kan perlu diteliti, apa benar ada kiriman kurma dari sana jangan karena ditemukan bom maka dibuat alasan. Coba saja kalau saat itu ditemukan uang mungkin saja justru akan mengakui itu miliknya sehingga PDS sudah seyogyanya melakukan kontrol terhadap setiap bantuan yang datang sehingga jangan ada kambing hitam dari hal-hal seperti ini,” ujar Noija. Bahkan akibat dari seringnya kemasukan benda-benda maut itu ke Ambon, akibat dari tidak transparan dan keseimbangan sweeping yang dilakukan di pelabuhan Yos Soedarso yang selama ini disinggahi kapal-kapal Pelni diluar Dobonsolo sudah jelas tidak dilakukan sweeping. "Penumpang dengan bebasnya naik dan turun, lalu anda banding dengan pelabuhan Halong ketika Dobonsolo merapat. Pemeriksaan dilakukan berlapis-lapis, ini kan tidak logis namanya,” kritik Noija. Lantaran itu, dia mengingatkan segera memperketat dan meningkatkan kegiatan sweeping bila
perlu memerintahkan semua kapal Pelni di periksa di Halong. “Kan pernah sikap seperti itu
kenapa tidak diberlakukan,” ujarnya penuh tanya. (lek) |