REPUBLIKA • SELASA, 28 JUNI 2005 |
|
FPI Protes Kontes Miss Waria Indonesia |
|
JAKARTA — Sedikitnya 100 anggota Front Pembela Islam (FPI) memprotes pelaksanaan kontes Miss Waria Indonesia, Ahad (26/6). Mereka menuntut panitia penyelenggara untuk menghentikan dan membubarkan acara yang digelar di gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta tersebut. Juru bicara FPI, Soleh Mahmud, mengatakan, kontes waria merupakan pelanggaran terhadap norma agama. "Dalam Islam, waria dikutuk Allah. Kami tidak bisa menerima kalau kontes ini dilegalkan," ujar Soleh. Meski aparat kepolisian berusaha menghalang-halangi kedatangan FPI di lokasi kontes, mereka tetap memaksa dan menerobos pintu gerbang Sarinah. Mereka berjalan seraya meneriakkan yel-yel menolak keberadaan kaum waria. "Kami akan menambah jumlah laskar bila kontes ini tidak segera dibubarkan," ujar Ardi, laskar FPI Jakarta Utara. Melihat kedatangan para laskar FPI, pihak pengelola pusat pembelanjaan ini segera menutup pintu-pintu masuk toko. Hal ini menyebabkan laskar FPI berang. "Yang menutup pintu masuk sama saja dengan waria!" teriak mereka. Kapolsek Menteng, Komisaris Polisi, Yakub Dedi Karyawan, berusaha menenangkan mereka. Yakub meminta petugas satpam Sarinah untuk mengizinkan laskar FPI masuk. Akhirnya 10 orang perwakilan FPI diizinkan menemui penyelenggara. Ruhut Sitompul, wakil penyelenggara mengatakan, para waria peserta kontes patut diteladani. Ia pun mempersilakan perwakilan FPI untuk masuk dan melihat secara langsung jalannya kontes tersebut. "Setelah Anda melihat ke dalam, kita bisa diskusi," ujar Ruhut. |
Ketika pihak FPI memasuki ruangan pertunjukan di lantai 14, kontes tersebut secara mendadak berhenti; para waria tergesa-gesa melarikan diri dan bersembunyi. Hal ini menimbulkan protes dari penyelenggara. "Apa hak Anda datang kemari dan menghentikan acara ini?" ujar salah satu penyelenggara. Pihak FPI meminta penyelenggara untuk menghormati kedatangan mereka. "Anda seharusnya bisa menghargai kedatangan kami. Acara ini melanggar perintah Allah," tandas Soleh. Polisi dan Ruhut mencoba menengahi perdebatan antara FPI dan penyelenggara. Ruhut menawarkan kedua belah pihak untuk berdialog secara baik-baik. Soleh menjelaskan, kedatangan FPI bertujuan untuk mencari tahu alasan diadakannya acara ini. "Sekaligus membubarkan acara ini karena berlawanan dengan agama." Untuk menenangkan suasana, FPI dan penyelenggara melakukan dialog di lantai dasar gedung itu. Dialog juga dihadiri petugas polisi, Ruhut Sitompul, serta wakil dari waria. Dalam dialog yang dimulai sekitar pukul 21.30 WIB, pihak penyelenggara mengatakan, kontes waria diadakan secara selektif. "Pemenang kontes ini nantinya akan mengikuti kontes di Thailand," ujar wakil penyelenggara. Massa FPI akhirnya meninggalkan Sarinah sekitar pukul 22.30 WIB. Walaupun mereka sempat bersikeras agar acara tersebut dihentikan, namun akhirnya tetap saja berlangsung. Kontes waria yang telah dua kali digelar (kontes pertama secara tertutup) itu mendapat pengawalan ketat dari puluhan anggota Kepolisian Resort Jakarta Pusat dan Kepolisian Sektor Menteng. Bc40 |