Suara Banyumas/Suara Merdeka – Selasa, 7 November 2006

Muhammadiyah dan NU Tolak
Organisasi Gay 

PURWOKERTO - Kehadiran organisasi kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Purwokerto mendapat reaksi keras dari tokoh agama Islam. Mereka mengaku terkejut, organisasi seperti itu sudah muncul di Purwokerto.

"Saya terkejut, orang-orang yang menyimpang dari aturan agama dan sosial itu sudah terang-terangan memproklamirkan diri dan membentuk organisasi," kata Pimpinan Daerah Muhammadiyah, KH Ahmad Kifni, kemarin. Dalam menyikapi berdirinya kelompok yang menamakan diri Arus Pelangi itu, Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Purwokerto akan mengadakan rapat khusus. "Selasa malam kami akan rapat khusus membahas masalah itu," ujarnya.

Bagi Muhammadiyah, munculnya kelompok LGBT harus disikapi secara tegas, karena kelompok tersebut sudah menyimpang, baik secara sosial maupun agama. "Islam secara tegas melarangnya," jelasnya Ahmad Kifni mengatakan, Muhammadiyah akan meminta aparat kepolisian, bupati, dan DPRD Banyumas menyikapi secara serius munculnya kelompok tersebut "Kami akan membuat rekomendasi untuk para pejabat di Banyumas agar menyikapi masalah itu," terangnya.

• Kaget

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyumas, KH Taeful Arofat, ketika dihubungi terpisah, juga mengaku kaget kelompok itu sudah mengadakan kemah LGBT, yang diakui sebagai yang pertama di Asia, dua bulan lalu, di Bumi Perkemahan Kendalisada, Banyumas. "Saya kaget dan ngeri rnembaca berita di Suara Merdeka mengenai kelompok itu. Saya hampir tidak percaya bahwa di kota kecil seperti Purwokerto ini ternyata anggotanya sudah banyak," ungkapnya.

Seperti diberitakan harian ini, Senin (6/11) kemarin, pengurus Arus Pelangi Jakarta mengukuhkan pengurus Arus Pelangi Banyumas. Meski tergolong baru berdiri, sudah seratus orang LGBT di Banyumas yang terdaftar menjadi anggota. Mereka berasal dari beragam latar belakang, mulai buruh bangunan, dosen, mahasiswa, dan PNS. Direktur Arus Pelangi Jakarta, Rido Triawan, mengatakan, sebanyak 30% anggota Arus Pelangi merupakan kaum heteroseksual. "Mereka bukan LGBT, tapi peduli dengan gerakan ini," tuturnya.

Taeful Arofat sebagai Ketua Presidium Badan Koordinasi Umat Islam (EKOI) Banyumas akan mengundang anggotanya untuk membahas munculnya kelompok Arus Pelangi. "Kita berharap agar organisasi seperti itu jangan sampai berkembang," harapnya. Perilaku lesbian, gay, biseksual, dan transgender jelas melanggar ajaran agama mana pun. Di samping melanggar norma agama, perbuatan mereka juga ditolak secara sosial, karena menjadi penyebar AIDS dan HIV. Penyakit tersebut sampai sekarang tidak ada obatnya.

Sikap yang akan diambil sudah, jelas, meminta pemerintah mengambil sikap tegas guna menghadapi masalah ini. Namun, pihaknya tidak akan mendikte pemerintah agar mengambil langkah tegas terhadap mereka. Ketua Yayasan Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto, Nasir Abdullah, mengatakan, organisasinya akan rnenyikapi masalah Arus Pelangi secara keras. "Kami akan mengambil sikap," tegasnya.

Jika kelompok ini dibiarkan, akan merusak moral masyarakat Banyumas. Apalagi, Purwokerto dikenal sebagai kota pelajar, tempat berkumpulnya anak-anak muda dari berbagai daerah di lndonesia.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Kepala Divisi Jaringan dan Kampanye, Widodo Budidarmo, mengatakan, reaksi semacam ita sudah diduga sebelumnya. Dia mengatakan, keberadaan LGBT sudah ada sejak dahulu di seluruh penjuru dunia. "Kalau menolaknya tolong beri solusi. Apa kelompok macam ini dibuang atau dibunuh saja," tandasnya.

Dia mengingatkan, Indonesia tidak berdasar kepada hukum syariat Islam. Indonesia memiliki konstitusi, salah satunya Pasal 29 UUD 1945, yang memberikan hak berserikat dan berkumpul kepada WNI tanpa memandang golongan apa pun.

Jika ada pihak yang memengaruhi kepolisian, Bupati, dan DPRD Banyumas, Arus Pelangi juga akan mengirimkan surat rekomendasi dari Komnas HAM serta Menteri Hukum dan HAM, Hamid Awaludin.

Terkait dengan tuduhan bahwa kelompok LGBT menjadi penyebar HIV/AIDS, Widodo meminta pihak tersebut mengecek kebenaran penyataan. "Di Purwokerto ada klinik VCT RSUD Margono, lihat data di sana. Apa benar LGBT yang menyebarkan AIDS?" ucapnya. (Shs, in-55h)  

back