Home > Kliping berita >
2000-2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
Bahasa asing

Kliping-kliping Berita 2006


Ganti Nama Benny, Ibu 2 Anak Jadi Lesbian
Indo Pos/Jawa Pos News Network, Sabtu, 30 Desember 2006
Selain menyumbang devisa yang cukup besar bagi negara, banyak tenaga kerja wanita asal Indonesia yang bekerja di Hongkong depresi karena perbedaan budaya.


Hari Hak Asasi Manusia
Indo Pos, Senin 11 Desember 2006
Ratusan masa dari berbagai elemen melakukan aksi dalam rangka memperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia di Bundaran Hotel Indonesia, kemarin. Tampak Forum komunikasi Waria Se-DKI Jakarta saat melakukan aksinya.
Madrasah Al-Muawanah Diserbu; Buntut Perempuan Jadi Laki-laki
Warta Kota, Sabtu, 9 Desember 2006, Halaman 15 
Bogor, Warta Kota - Kompleks Madrasah Al-Muawanah di Pancasan, Pasir Jaya, Bogor Barat, diserbu massa Jumat (8/12) siang. Aksi massa tidak sampai menimbulkan tindakan anarkis karena aparat sudah mengantisipasinya. Aksi massa ini merupakan buntut dari pernikadan siri antara Aditya Darmadi Satria Amanah dengan Siti Musyarofah.
Protes UU Adminduk
Sinar Harapan, Jumat, 8 Desember 2006
Sejumlah pegunjuk rasa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Anti-Diskriminasi melakukan aksi menolak pengesahan RUU Administrasi dan Kependudukan (Adminduk), di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (8/12).
Keluarga Perisai, Ulama Ujung Tombak
Indo Pos, Jumat, 1 Desember 2006
LONJAKAN pengidap HIV/AIDS di Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan. Apalagi, peningkatan tersebut terbilang sangat drastis. Sebab, sebelumnya kawasan ibu koja itu masih menduduki peringkat kedua setelah Papua. Dalam rentang satu tahun, DKI Jakarta mampu mengungguli kota yang terletak di Indonesia Timur itu.
Janganlah Halangi Kami Bertemu Tuhan..
Mitra Bangsa, Edisi 24 Tahun 2, Desember 2006
Mitra Bangsa mengayunkan langkah menuju ke Lembaga Bantuan Hukum bernama "Arus Pelangi" di Jl Purwodadi-Menteng. Karena sudah janjian untuk bertemu di tempat itu, seorang pria transgender/ waria sudah menanti kedatangan MB. Kedatangan MB langsung disambut hangat oleh waria berkulit hitam berparas cantik dan memiliki tubuh gemulai. Waria ini bernama Ienes Angela.
Kaum Gay Dan Waria Satroni DPR
Rakyat Merdeka, Kamis, 30 November 2006
Senayan, RM.— Kemarin siang, gedung DPR RI 'diserbu' kaum Gay, Lesbian, dan Waria. Kaum pemilik orientasi seks menyimpang ini, meminta kepada DPR RI untuk menunda pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Administrasi Kependudukan alias Adminduk yang tengah digarap.
Upaya Depkumham Analisis Perda Melanggar HAM Mendapat Respons
Hukumonline.com [23/11/06]
Menarik untuk mengetahui parameter pelanggaran HAM seperti apa yang dimaksud Depkumham. Sebuah LSM menyatakan salah satu parameter pelanggaran HAM diantaranya adalah pembedaan berdasarkan orientasi seksual.
Ketahuan HIV, Disuruh Pergi; RUU Anti Diskriminasi Masih Diskriminatif
Indo Pos, Rabu, 22 November 2006
Kelompok minoritas menggugat. Itu karena di dalam Rancangan Undang-Undang Anti Diskriminasi Ras dan Etnis (RUU ADRE) hanya mengakomodasi kedua persoalan itu. Kemarin, kaum yang dimarginalkan seperti para penyandang cacat, penderita HIV/AIDS, serta lesbian, gay, biseksual, dan transeksual (LGBT) meminta DPR agar nasib mereka juga diperhatikan.
Berharap dari UU Antidiskriminasi
Indo Pos, Selasa, 21 November 2006
JIKA kaum hawa banyak mengalami diskriminasi, nasib kelompok LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transeksual) lebih mengenaskan lagi. Berdasarkan data yang dirilis Arus Pelangi, LSM yang memberikan advokasi kepada kaum marginal tersebut, sedikitnya 150 hingga 200 tindak kekerasan terjadi di ibu kota. Mulai kekerasan kekerasan fisik seperti pembunuhan, pemukulan, dan pengusiran, hingga pelecehan seksual. Pelakunya sangat beragam. Dari aparat kepolisian, Satpol PP, kelompok ormas hingga perseorangan.
Ssst ... Ada Bencong Mejeng di DPR
Rakyat Merdeka, Selasa, 21 November 2006
Jakarta, Rakyat Merdeka - Ada banyak kaum waria di gedung DPR Senayan? Eits, jangan salah sangka dulu. Meskipun dandan menor sedemikian rupa, tapi mereka bukan sedang mejeng lho...
Hari Waria: Kekerasan atas 'Gay' Tanggung Jawab Negara
Media Indonesia - Humaniora, Senin 20 November 2006
JAKARTA (Media): Kelompok lesbian, gay, biseksual, transgender/ transseksual-waria (LGBT) Indonesia mendesak agar kekerasan yang dilakukan oleh anggota masyarakat terhadap mereka menjadi agenda negara.
Yang Tersisih Karena Pakaian
Koran Tempo, Jumat 17 November 2006
Selepas SMA di Kalimantan Barat pada 1992, Reza Yohanes alias Ienez Angela melamar pekerjaan tele-marketing untuk agen perhotelan. Segala persyaratan telah dipenuhi. Selain sehat jasmani dan rohani, ia mahir mengoperasikan program komputer dan cakap berbahasa Inggris. Namun, saat wawancara akhir, ia diminta berpakaian pria. lenez pun menolak.
Mengenang Rita di Hari Transgender
Koran Tempo, Jumat, 17 November 2006, Halaman A7
Hari transgender (waria) sedunia diperingati setiap tanggal 20 November untuk mengenang kematian Rita Hester. Dia adalah aktivis transgender dari San Francisco yang dibunuh orang tak dikenal pada 28 November 1998. Kematian Rita bukanlah kasus pembunuhan pertama terhadap transgender yang dilakukan kelompok non-transeksual.
Banyak Ditentang, Tanggapan Dingin
Koran Rakyat, Kamis Pahing, 16 november 2006
Meskipun keberadaan Arus Pelangi mendapatkan banyak pertentangan dari berbagai pihak, pengurusnya hanya menanggapinya dengan dingin. Direktur Arus Pelangi, Rido Triawan, tidak terlalu dipusingkan dengan tuntutan dari berbagai pihak seperti Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) Kabupaten Banyumas yang meminta kelompok yang menyatakan dirinya sebagai gabungan gay, lesbian, biseksual dan transgender/transeksual (LGBT) untuk dibubarkan.
GPK Desak Pemda Bubarkan Arus Pelangi
Koran Rakyat, Kamis Pahing, 16 november 2006
PURWOKERTO -Keberadaan Arus Pelangi yang menyatakan dirinya sebagai kelompok gay, lesbian, biseksual dan transgender/transeksual (LGBT) terus mendapat pertentangan. Kali ini, massa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Ka'bah berunjuk rasa menuntut Pemerintah Daerah (pemda) Banyumas untuk mengambil tindakan tegas untuk segera membubarkan kelompok tersebut, Rabu (15/11).
GPK Tuntut Arus Pelangi Bubar
Radar Banyumas - Kamis, 16 November 2006
Purwokerto – Puluhan anggota Gerakan Pemuda Ka’abah (GPK) Kabupaten Banyumas melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bakesbanglinmas. Mereka menuntut Pemkab Banyumas agar tidak memberikan ijin terhadap kelompok Lesbian, Gay, Bisexual, Transsexual (LGBT) yang tergabung dalam kelompok Arus Pelangi. Lebih dari itu, GPK juga menuntut agar pemerintah segera membubarkan kelompok yang dinilai melanggar norma sosial dan agama tersebut.
Arus Pelangi dan Penghargaan Perbedaan
Koran Rakyat, Jumat Legi, 10 November 2006
ADA yang terkejut, ada yang mencibir sinis atau ada pula yang bersikap biasa saja. Namun, Arus Pelangi yang resmi hadir di Purwokerto per 5 November kemarin, mau tidak mau kemudian memang menggelitik hasrat untuk memperbincangkannya. Dari sebuah pertanyaan yang paling sederhana. tentang keberanian mereka untuk unjuk gigi, sampai pada apa saja program organisasinya para kaum lesbian, gay. biseksual. transgender/ transeksual (LGBT) itu.
LGBT Disorot, Diperkirakan Pacu AIDS
Koran Rakyat, Jumat Legi, 10 November 2006
PURWOKERTO - Disahkannya Arus Pelangi, organisasi yang mewadahi lesbian, gay, biseks dan transseksual (LGBT) Banyumas pada Minggu (5/11) malam lalu mendapat sorotan dari banyak pihak. Karena, anggota organisasi tersebut dinilai berperilaku menyimpang. Selain itu, gaya hidup bebas yang diterapkan oleh anggota arus pelangi diduga akan menjadi pemicu meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS di Banyumas.
Kami Tersisih Bukan karena Sakit, tetapi Kami Minoritas
Seputar Indonesia, Rabu, 8 November 2006
ANGGOTANYA memang belum banyak. Arus Pelangi Banyumas kini menaungi 100 orang LGBT. Jumlah tersebut baru sebagian kecil dari kelompok LGBT di Banyumas, karena pada dasarnya jumlah LGBT di Banyumas, khususnya di Purwokerto sangat banyak. Hanya saja mereka belum bersedia bergabung di wadah ini. Anggotanya berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari buruh bangunan, pegawai negeri sipil (PNS), mahasiswa. dan juga dosen," tutur Kordinator Arus Pelangi Banyumas Andi Purwanto.
Muhammadiyah dan NU Tolak Organisasi Gay
Suara Banyumas/Suara Merdeka – Selasa, 7 November 2006
PURWOKERTO - Kehadiran organisasi kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Purwokerto mendapat reaksi keras dari tokoh agama Islam. Mereka mengaku terkejut, organisasi seperti itu sudah muncul di Purwokerto.
Akan Picu Kontroversi
Radar Banyumas - Selasa, 7 November 2006 
DIKUKUHKANNYA organisasi, Arus Pelangi Banyumas yang mewadahi LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Trangender/Transeksual) di Purwokerto Minggu kemarin menunjukkan kaum itu mulai berani muncul di depan umum. Hal ini dikemukakan oleh Ketua Jurusan Sosiologi FISIP Unsoed Drs Joko Santoso MSi kepada Radarmas Senin (6/11) kemarin.
Kaum LGBT Bergabung dalam Arus Pelangi
Kedaulatan Rakyat – Selasa, 7 November 2006
PURWOKERTO (KR) - Merasa terus-terusan memperoleh tekanan, komunitas Lesbian, Gay Biseksual Transeksual dan Transgender (LGBT) se Kabupaten Banyumas mendirikan Arus Pelangi Banyumas. Organisasi baru tersebut dikukuhkan Minggu (6/11) malam, bertempat di DD Discotheque Tirta Kembar Amusement Purwokerto. Hadir sedikitnya 100 LGBT.
Saat Homoseksualitas Semakin Terbuka di Surabaya
Jawa Pos, Minggu, 29 Oktober 2006
SURABAYA - Dua dekade lalu, boleh dibilang kaum homoseksual masih takut, ragu, atau mungkin malu menunjukkan identitas seksual mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, kelompok itu pun semakin "terbuka", membentuk komunitas baru dan berkumpul dengan sesama mereka yang "normal". Di Surabaya pun, mereka mulai terlihat semakin nyaman dengan situasi dan kondisi. Coba saja nonton bioskop di mal saat malam Minggu, jangan kaget saat bertemu sekelompok pria yang asyik nonton bareng, lalu ada yang bergandengan tangan mesra.
Menilik Kontroversi Perkawinan Sejenis
Hukumonline.com [28/10/06]
UU Perkawinan menegaskan bahwa pernikahan adalah antara pria dan wanita. Lalu bagaimana hukum mengatur perkawinan sejenis? Keinginan mendapat pengakuan negara terhadap perkawinan sejenis terus disuarakan oleh sejumlah kalangan.
Pemerintah Didesak Cabut Perda Diskriminatif
Seputar Indonesia, Kamis 12 Oktober 2006
JAKARTA (SINDO) - Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Depkumham) didesak segera mencabut peraturan daerah (perda) yang dinilai diskriminatif. Desakan itu disampaikan Komite untuk Penghapusan Diskriminasi (KUPD) kepada Direktorat jenderal HAM Depkumham. KUPD menyatakan saat ini banyak bermunculan perda yang dinilai memojokkan kelompok tertentu di masyarakat sehingga dikhawatirkan berpotensi menyebabkan benturan antar kelompok masyarakat di tingkat bawah.
Waria, Gay dan Lesbi Datangi Hamid Awaluddin
Riau Pos, Kamis 12 Oktober 2006
Jakarta — Belasan anggota kelompok minoritas mendatangi gedung Dephuk HAM, kemarin. Sedianya para waria, gay, lesbian, penyandang cacat, hingga penganut aliran Ahmadiyah, bermaksud menemui Menkum dan HAM Hamid Awaluddin untuk mengadukan 41 perda yang dinilai diskriminatif terhadap kelompoknya. Ke-41 perda tersebut diberlakukan di sejumlah kabupetan dan provinsi.
Peraturan: 41 Perda Diskriminatif Diadukan ke Dirjen HAM
Lampung Post, Kamis, 12 Oktober 2006
JAKARTA (Lampost): Belasan kaum minoritas di Indonesia mengadukan 41 perda yang dinilai diskriminatif kepada dirjen Perlindungan HAM. Belasan kelompok minoritas ini bergabung Komite untuk Penghapusan Diskriminasi.
Perda Syariah Diskriminatif Terhadap LGBT
Radio Nederland Siaran Indonesia, 03-10-2006
Yayasan Arus Pelangi dan Yayasan Srikandi Sejati, adalah LSM pembela hak-hak kaum lesbian, gay, biseksual, transeksual dan transgender (LGBT) di Indonesia. Kedua yayasan tersebut, di Departemen Hukum dan HAM, mengajukan keberatan penerapan perda-perda syariah yang dianggap diskriminatif terhadap kaum LGBT dan minta agar perda-perda ini dihapus.
Pertama, Perkemahan LGBT di Indonesia
Portal Banyumas, Saturday, 23 September 2006
PURWOKERTO – Marginalisasi dan kriminalisasi terhadap kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transeksual (LGBT) tidak hanya melahirkan kekerasan fisik, tapi juga psikis. Cap tidak normal, tidak sehat, dan tidak alami membuat mereka tertekan dan bahkan dikucilkan dari keluarga dan sosial. Tidak ingin kekerasan itu terus berlanjut, Arus Pelangi, organisasi yang memperjuangkan hak kaum LGBT, memberikan pemahaman tentang pengetahuan hukum dan HAM dan hak-hak dasar LGBT yang harus diperjuangkan.
Legalitas Eksistensi Homoseksual di Jakarta Terus Dipertanyakan?
Mitra Bangsa, Edisi 20 Thn 1, 21 Sep – 06 Okt 2006
Jakarta, MB - Perkataan homosexual diterjemah secara harafiah adalah "sama gender" yang merupakan gabungan prefix Yunani homo - berarti "sama" dan asas Latin sex - berarti "seks." Istilah homosexual pertama kali diterbitkan secara bercetak dalam pamflet Jerman yang diterbitkan pada 1869 secara tanpa nama yang ditulis oleh novelis Karl-Maria Kertbeny, kelahiran Austria. Sedangkan dalam budaya adat negara kita terdapat legalitas eksistensi dari kaum homoseksual ini yaitu dalam kelompok Bissu di Sulawesi Selatan, kesenian gemblak di Jawa dan kesenian gandrung di Bali.
Menggagas Arus Perubahan dari Arus Pelangi
Radar Banyumas, Minggu Pahing, 17 September 2006 
SABTU (16/9) Namanya pelangi, jadi wajar saja jika berwarna-warni. Ungkapan itu pula yang berlaku bagi kaum non-heterosexual yang mulai memperjuangkan eksistensinya. Bumi Perkemahan Kendalisada Kaliori, Banyumas, berbeda dari biasanya. Jika bumi perkemahan kerap digunakan untuk perkemahan anak-anak sekolah, namun pagi itu bukan anak sekolah yang melakukan persami melainkan puluhan kaum lesbian, gay, bisexual, dan transexual.
Alun-Alun Jadi Tempat Mangkal Kaum Gay
Radar Banyumas, Minggu Pahing, 17 September 2006, halaman 12 
Ada yang tersembunyi di balik gemerlap Alun-alun Kota Purwokerto. Di malam hari, sekelompok laki-laki berkumpul di pojok timur. Mereka kaum gay yang menyadari perbedaan dalam orientasi seksual.
Kaum Minoritas Mulai Bersuara
Radar Banyumas, Minggu Pahing, 17 September 2006 
Keinginan untuk diakui dan mendapat hak-hak yang sama melatar belakangi mereka untuk membangun sebuah wadah. Usaha yang dilakukan tidak hanya di ruang kampanye atau wacana belaka. Mereka mulai berbicara tentang aturan atau kebijakan yang kerap mendiskreditkan kaum, gay, lesbian, bisexual, transsexual dan transgender (LGBT).
Kaum 'Gay' Kehilangan Hak Publik
Media Indonesia – Humaniora, Rabu 13 September 2006, Halaman 12 
RASA khawatir terus mengganggu kenyamanan Tutus, 25, saat tengah duduk mengamati sebuah fashion show. Berada di tengah komunitas homoseksual tidak cuma membuat keringat terus mengucur karena grogi. Dalam benak pemuda ini juga dihinggapi rasa takut. Khawatir dia nantinya bisa tertular menjadi homoseksual. Ketakutan semacam ini disebut dengan homophobia.
Nasib Kaum Minoritas di Indonesia Yang Terpinggirkan
Deutsche Welle Siaran Indonesia, 10 September 2006
Diskriminasi terhadap kelompok minoritas, seperti penganut ajaran kepercayaan, jemaah Ahmadiyah, gay dan juga lesbian, kerap berujung pada kekerasan. Inilah potret kaum minoritas.
Transvestisme, Apa Itu?
Kompas, Minggu, 10 September 2006
Belakangan ini banyak sekali tayangan televisi, terutama pada acara lawak, menampilkan peran laki-laki yang berpakaian perempuan. Lepas dari memang ada motif kelainan perkembangan psikoseksual atau tidak dari pemainnya, sering kali pemain peran tersebut sebenarnya adalah sosok individu yang secara biologis dan psikologis seutuhnya berjenis kelamin laki-laki, dan pada dasarnya perkembangan seksualnya pun berlangsung sehat.
UU Perkawinan Digugat
Indo Pos, Minggu, 10 September 2006
JAKARTA- Kaum homoseksual sebagai warga negara yang hak-haknya dilindungi UUD seharusnya diberi hak dan perlindungan agar bisa menikah secara sah. Karena itu, revisi terhadap UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 dengan memasukkan poin perlindungan dan pengabsahan kawin sesama jenis sudah tidak bisa ditawar lagi.
Ketika Kalangan Homoseks Memperjuangkan Hak
Suara Pembaruan, Sabtu, 9 September 2006 
Ada kabar unik dari bedah buku Indahnya Kawin Sesama Jenis. Malam acara bedah buku tersebut mencuat kritik terhadap kalangan homoseksual (gay, waria, dan lesbian), yang telah mempunyai posisi penting di masyarakat dari kalangan mereka sendiri.
Geliat Banci Mengejar Eksistensi
Forum Keadilan: No. 11, 09 Juli 2006 (Fokus)
Waria barangkali menjadi fenomena kemanusiaan yang paling unik dari berbagai varian seksualitas manusia. Kaum ini berada pada wilayah transgender: perempuan yang terperangkap dalam tubuh lelaki. Penganutan pada seksual biner atau apa pun yang berbau serba dua tanpa disadari telah mempersempit ruang gerak waria. Kontes Putri Waria untuk mendobrak keterkungkungan mereka?
Kiai Berjubah Sentil Preman Berjubah
Indo Pos, Selasa 4 Juli 2006
Aksi premanisme atas nama agama, hukum, politik maupun kepentingan ekonomi yang makin marak di ibu kota benar-benar telah meresahkan. Korban aksi kekerasan ini tak lagi dialami kaum miskin atau korban penggusuran, tapi sudah merambah kalangan pemuka agama, entertainer, budayawan, hingga jurnalis.
Ario Pamungkas Ratu Waria Indonesia 2006
Detikcom, 26/06/2006 02:27 WIB
Jakarta - Kontestan waria asal Malang, Jawa Timur, dinobatkan menjadi Ratu Waria Indonesia 2006. Sang ratu itu Merlyn Syopjan, bernama asli Ario Pamungkas.
Menyingkirlah Para Pria
Koran Tempo, Sabtu, 17 Juni 2006 (Humaniora)
Sabtu malam, di sebuah rumah tua di Jalan Paseban, Jakarta Pusat. Dibalut sinar neon tua yang redup, empat perempuan dari generasi berbeda bersatu. Ada gairah seks di antara mereka.
Laporan Korban Razia PSK Mengada-ada
Warta Kota, Selasa, 13 Juni 2006
Tangerang, Warta Kota - Walikota Tangerang Wahidin Halim menganggap upaya Lilis Lindawati, yang ditangkap dalam razia prostitusi di Kota Tangerang, melaporkan Sekretaris Daerah Kota Tangerang Harry Mulya Zein ke polisi dengan tudingan mencemarkan nama baiknya, sebagai suatu tindakan yang mengada-ada.
Bandara Soetta Diblokir
Pos Metro, Selasa 2 Mei 2006
Bundaran HI - Sekitar ratusan ribu buruh yang datang dari luar Jakarta seperti Tangerang, Depok, Bekasi dan Bogor tumplek di bundaran HI, Istana Merdeka dan Gedung MPR/DPR, Senin (1/5). Mereka datang mengunakan bus dan motor. Bahkan sebagian dari mereka melakukan longmarch dari Bunderan HI menuju depan Istana Merdeka.
Sejumlah Komunitas Unjuk Rasa Menolak RUU APP
Sinar Harapan, Sabtu, 22 April 2006
Jakarta - Ribuan masyarakat dari berbagai elemen, agama, suku, seni dan budaya melakukan aksi damai di Jakarta, Sabtu (22/4) pagi menolak Rancangan Undang-Undang Anti-Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP). Mereka berpawai dari kawasan parkir Monas melintasi Jalan Thamrin menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI) sambil melakukan orasi serta mengacungkan berbagai spanduk penolakan RUU APP.
Penopang Keluarga yang Dinista
Kompas, Sabtu, 15 April 2006
Ribuan wanita pekerja malam terjun ke dunia remang-remang dengan pelbagai alasan. Dari sekadar untuk menyambung hidup sebagai orangtua tunggal hingga mampu membangun rumah dan membelikan sawah di desa bagi keluarga.
Playboy Nekat Terbit
Warta Kota, Jumat, 7 April 2006 
MESKI dibayangi ancaman demonstrasi, majalah khusus pria dewasa, Playboy edisi Indonesia, terbit hari ini, Jumat (7/4). Bahkan majalah ini akan dijual di tempat umum.
Demo Tayub
Koran Tempo, 16 Maret 2006
Ribuan penari tayub dan seniman dari berbagai daerah kemarin menggelar unjuk rasa menolak Rancangan Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi di depan Taman Budaya Jawa Tengah, Solo.
Tolak RUU Pornoaksi, Waria Yogya Berdemo
Detikcom, 14/03/2006 04:43 WIB
Yogyakarta - Berdemo bisa jadi hal yang biasa. Namun bila demo dilakukan para waria yang menolak RUU Pornoaksi tentu menjadi menarik. Seperti apa ya?
RUU APP - Mengapa Menimbulkan Penolakan?
Kompas, Sabtu, 25 Februari 2006 
Pro-kontra terhadap substansi Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi atau RUU APP yang merupakan usulan Dewan Perwakilan Rakyat sepekan ini terus bermunculan. Mereka yang mendukung menyebutkan, pornografi sudah terasa dampaknya sehingga harus segera diatur.
RUU Antiporno Bisa Dipakai untuk Kepentingan Sepihak
Kompas, Sabtu, 11 Februari 2006 - Humaniora
Jakarta, Kompas - Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi, yang saat ini sedang ditinjau kembali karena hampir semua pasalnya mengabaikan nilai-nilai demokrasi dan hak-hak seksualitas perempuan.
“I Love You, Babe…!”
Kompas, Minggu, 22 Januari 2006 (Kehidupan)
Taburan kelopak mawar merah di anak-anak tangga mengiringi para tamu naik ke ruang-atas sebuah hotel bintang tiga di Jakarta. Pasangan yang Jumat (6/1) itu merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-12 menyambut dengan senyum cerah di puncak tangga. "Terima kasih... 'thank you'...," kata keduanya dalam bahasa masing-masing. 
Home > Kliping berita >
2000-2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
Bahasa asing