Radar Banyumas - Kamis, 16 November 2006 |
|
GPK Tuntut Arus Pelangi Bubar; |
|
Purwokerto – Puluhan anggota Gerakan Pemuda Ka’abah (GPK) Kabupaten Banyumas melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bakesbanglinmas. Mereka menuntut Pemkab Banyumas agar tidak memberikan ijin terhadap kelompok Lesbian, Gay, Bisexual, Transsexual (LGBT) yang tergabung dalam kelompok Arus Pelangi. Lebih dari itu, GPK juga menuntut agar pemerintah segera membubarkan kelompok yang dinilai melanggar norma sosial dan agama tersebut. Dalam aksi unjuk rasa yang digelar Rabu (15/11) kemarin, puluhan anggota GPK memulai aksinya dari GOR Satria Purwokerto. Saat aksi digelar, sejumlah masa juga membawa spanduk, poster dan berbagai atribut lainnya yang berisi menentang adanya perkumpulan kaum gay dan lesbian. |
![]() |
Untung Wuryanto, Ketua GPK dalam pernyataan sikapnya menyatakan, kelompok LGBT merupakan kelompok yang melanggar norma-norma sosial dan agama. Pendeklarasian kaum LGBT juga dinilai menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Terkait dengan tuntutan terhadap pengakuan hak asasi, Untung mengungkapkan tuntutan hak asasi seharusnya juga tetap mengacu pada aturan maupun ketentuan nilai-nilai agama. “Justru tuntutan hak asasi itu juga harus tetap diselaraskan dengan nilai dan norma yang ada, bukan malah bertentangan” katanya. Lebih jauh, ia mengungkapkan. Pemkab Banyumas juga seharusnya bersikap tegas untuk membubarkan Arus Pelangi. “Jika ada orang yang melakukan penyimpangan seksual di rumah sendiri itu tidak masalah, namun jika sudah membentuk perkumpulan maka itu yang harus ditentang” ujar Untung dalam orasinya. Hal lain yang disampaikan yakni, Pemkab juga harus mengawasi dan mengontrol terhadap segala bentuk kegiatan yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat maksiat. Kepada seluruh elemen masyarakat pihaknya juga menyerukan agar menolak eksistensi kelompok gay dan lesbian tersebut. Arif Rahmanto, sekretaris GPK, mengatakan ada persoalan teknis dan miskomunikasi dalam aksi ini. Akhirnya, rencana melibatkan 500 massa itu hanya diikuti oleh puluhan orang saja. (saw) |
|