Indo Pos, Jumat, 5 Januari 2007 

Pakai Make Up Tebal,
Ditutup dengan Lagu Cinta

Kaum waria tak mau lagi diidentikkan dengan kehidupan malam yang vulgar. Beberapa waktu lalu, sejumlah perkumpulan waria tampak asyik dengan turnamen boling. Meski bercucuran keringat dan bermake up tebal, mereka tetap genit dan atraktif.

Wajah Meggie Megawati tampak berseri-seri. Matanya berbinar-binar. Senyumnya manis dan selalu tersungging kepada siapa pun yang menyapanya. Dia berjingkrakan. Sesekali berteriak dan tertawa lepas.

Prriiiiiiitttt... Eh, tiba-tiba Meggie pun tersenyum kecut. Ketua Yayasan Putri Waria Indonesia (YPWI) itu kalah dalam permainan bola boling. Tak semua pin di hadapannya roboh oleh bola yang digelindingkannya.

Pesta komunitas kaum waria di Auto Mall Bowling Alley, kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, pekan lalu, menjadi even tak terlupakan baginya. Meski kalah, Meggie tetap tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Lagi-lagi dia tersenyum. Dia mesti puas berada di urutan ketiga pada turnamen yang kali pertama diselenggarakan di Indonesia itu. Cucuran keringat dari keningnya tak membuatnya lelah, dia semakin bersemangat dan memberikan motivasi kepada sekitar 50 peserta lainnya. ''Sayang banget kalau ini dilewatkan," kata Meggie yang ditemui Indo Pos di sela-sela acara.

Meggie memang satu dari puluhan waria yang semangat. Kendati terbilang amatir, mereka tampak gape memainkan bola holing. Dengan make up yang tebal dan dandanan yang serba wah, mereka tetap pede (percaya diri).

Lagi pula, dua pembawa acara kocak Rubent dan Olga turut memeriahkan acara. Banyolan-banyolan segar terus keluar dari mulutnya. Tak hanya usil, keduanya juga terus memberikan semangat kepada para peserta Even itu bisa jadi menjadi perekat persaudaraan di antara para waria. Beberapa di antara kontingen yang ikut perhelatan tersebut yakni Yayasan Putri Waria Indonesia, Forum Komunikasi Waria Jakarta Selatan, Forum Komunikasi Waria Jakarta Barat, Forum Komunikasi Waria Jakarta Pusat, Yayasan Pasca Lina, Yayasan Srikandi Sejati, Yayasan Srikandi Yunior, Grup Ciputat, Grup Pasar Minggu, dan Grup Depok.

Untuk juara satu, mendapatkan hadiah Rp 5 juta, juara dua RP 3 juta, dan juara tiga meraih hadiah Rp2juta. "Peserta tidak dipungut biaya sepeser pun kok," ujarnya. Masih diungkapkan wanita berambut panjang itu, awalnya turnamen itu hanya di tingkat DKI. Namun, karena banyak peminat, akhirnya digelar se-Jabotabek. "Peminatnya banyak," ungkapnya.

Hal senada disampaikan Sekjen YPWI Shuniyya Ruhama H. SSos. Acara tersebut bertujuan untuk menjalin silaturahmi menjelang akhir 2006. "Panitia hanya mempersiapkan acara ini selama dua pekan," jelasnya. Selain itu, turnamen waria sebagai bukti keikutsertaan seorang waria yang layak diterima di masyarakat. "Kami juga manusia yang ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa mampu berbuat positif," tuturnya. Masih diungkapkan wanita yang mengaku suka berkomunikasi itu, terhadap semua orang, banyak hal positif yang bisa dilakukan mereka sebagai waria, bukan sebatas berhiporia.

"Selain turnamen boling, kami juga banyak mela kukan hal yang positif, antara lain mengadakan musabaqah waria se-Indonesia," ungkapnya. Turnamen yang digelar pada pukul 18.00 itu sebagai pilot project untuk mengadakan turnamen yang lebih besar lagi. "Rencananya, panitia akan menggelar sampai tingkat Indonesia. Bahkan, untuk Juni tahun depan, kami mengadakan turnamen voli," ujar wanita berjilbab itu.

Wanita yang gemar menulis itu. menambahkan, untuk program tahun depan, pihaknya selain mengadakan pemilihan Miss Waria Indonesia, juga akan mengadakan Musabaqah Waria Indonesia. "Program kami tahun depan lebih padat dibandingkan dengan tahun ini," tambahnya:

Untuk juara pertama direbut dari Kontingen Cipete Jakarta Selatan, kontingen dari Jakarta Barat meraih juara dua, dan YPWI sendiri meraih juara tiga. Usai mengikuti lomba, peserta mendapatkan jamuan dari panitia berupa makan malam sambil mendengarkan lantunan lagu-lagu cinta dari salah seorang artis waria. (*)  
back