Fajar, Kamis, 12 Juli 2007 

20 Waria Protes Revitalisasi Karebosi

MAKASSAR — Sedikitnya 20 waria yang tergabung dalam Komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender/ Transeksual) menggelar aksi demo di DPRD Makassar, Rabu, 11 Juli.

Komunitas ini menentang perda tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) Makassar tahun 2005-2015. Protes ini digelar bersama 50 orang perwakilan dari berbagai lembaga sosial seperti KPI Sulsel, Walhi, FPMP, KPRM, Sahabat Lingkungan yang tergabung dalam Forum Masyarakat untuk Keadilan (FMuK).

Joyce, perwakilan LGBT, menyoroti rencana revitalisasi Lapangan Karebosi. Menurut dia, program revitalisasi Karebosi sangat mengancam komunitas mereka.

"Di mana lagi tempat kami selalu berkumpul dan mecari nafkah kalau public space itu dihilangkan," katanya. Pada spanduk yang dibentangkan, komunitas ini mengusung tulisan "Main Pasir Aja, Kok Bayar."

Sementara, korlap aksi, Ibrahim mengatakan, rencana pembangunan di Makassar saat ini lebih mengedepankan kepentingan kapitalis yang akan menelantarkan kelompok marginal (kaum miskin). Apalagi, Perda RTRW ini ditetapkan terlebih dahulu sebelum penetapan RTRW Mamminasata dan rencana pembangunan jangka panjang kota Makassar.

Dia menilai, perda tersebut akan menimbulkan beberapa dampak seperti, hilangnya ruang publik akibat investasi dan tekanan pembangunan fisik. Menjamurnya pembangunan mal dan swalayan besar akan mematikan pasar tradisional yang mengakomodir pemodal kecil.

"Dengan kondisi kota anti lingkungan maka bencana banjir tahunan akan tetap berlangsung," tandasnya.

Ketua Komisi C, Burhanuddin Odja didampingi Rudy Pieter Goni dan Gosse Halim yang menerima komunitas ini mengatakan, sebenarnya apa yang mereka sampaikan itu sudah dipikirkan anggota dewan. Menurutnya, aspirasi tersebut memerlukan diskusi yang cukup panjang.

"Tunggu saja undangan dari dewan untuk membahas lebih lanjut persoalan ini," ujar Burhanuddin Odja. (him)

back