Pelita, Rabu, 21 November 2007
|
Tramtib Datang Nyawa Waria Melayang |
MUNGKIN terlalu berlebihan kalau dibilang Tramtib datang nyawa seorang waria melayang. Tapi itulah kenyataan yang terjadi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pekan lalu. Bukan rahasia umum bagi warga ibukota kalau di Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi tempat berkumpulnya para waria di malam hari. Dengan pakaian bikini, mereka terlihat berjejer di pinggir jalan itu untuk mencari teman kencan. Meski sudah sering dilakukan razia, namun para waria tetap saja menjadikan wilayah yang lebih dikenal dengan sebutan Taman Lawang ini sebagai tempat mangkal mereka. Alasannya, wilayah itu sudah cukup terkenal dan selalu dalam keadaan ramai kendaraan yang melintas di sana. Meski sudah banyak waria penjual cinta yang ditangkap dan dimasukkan ke panti sosial, tapi tetap saja tidak membuat mereka jera. Elly Susanna alias Sayep contohnya. Meski usianya sudah memasuki kepala lima, namun belum juga sadar. Buktinya Elly masih tetap meluangkan waktunya untuk datang ke tempat, dimana dirinya biasa mangkal bersama teman-temannya. Pada Sabtu (17/11), merupakan malam terakhir bagi Elly yang dulunya dikenal sebagai salah satu primadona waria, datang ke tempat tersebut. Elly dengan menumpang ojek sepeda motor sekitar pukul 22.00 WIB, datang untuk bergabung bersama temannya guna menghabiskan malam panjang. Keceriaan dan tawa canda para waria tiba-tiba berubah jadi kegaduhan. Sejumlah waria terlihat panik dan berlarian bagai dikejar setan. Usut punya usut ternyata para waria lari ketakutan melihat kedatangan sejumlah petugas Tramtib yang hendak melakukan razia. Beberapa waria berhasil ditangkap petugas Tramtib dan digiring ke dalam mobil. Menyelamatkan diri
Banyak diantara para waria nekat terjun ke dalam Sungai Ciliwung untuk menyelamatkan diri dari kejaran petugas Tramtib. Seperti yang dilakukan Elly, dia lebih memilih lompat ke dalam sungai dari pada harus diangkut petugas Tramtib. Padahal Elly sama sekali tidak bisa berenang. Tapi dia tidak pernah berpikir maut akan menjemputnya. Dia lebih takut dijemput petugas Tramtib dari pada dijemput malaikat maut. Jejak Elly benar-benar hilang. Setelah petugas Tramtib pulang dengan membawa beberapa waria yang berhasil ditangkap, teman-teman Elly berusaha mencarinya yang hilang setelah menceburkan diri ke dalam sungai. Usaha pencarian tetap tidak membuahkan hasil sehingga teman-teman Elly merasa putus asa. Mereka akhirnya melaporkan ke Polsek Menteng bahwa Elly hilang karena lompat ke dalam sungai saat dikejar Tramtib. Keesokan harinya, mayat Elly, warga Kramat Sentiong, Senen, Jakarta Pusat, ini baru ditemukan warga sekitar. Mayat Elly telah mengapung tak bernyawa. Di kalangan waria yang biasa mangkal di Taman Lawang punya prinsip mereka akan berusaha menghindar dari tangkapan Tramtib meski nyawa taruhannya. Tidak heran biar tidak bisa berenang, mereka tetap nekat terjun bebas ke Sungai Giliwung, jika dikejar petugas Tramtib yang hendak menangkapnya.(cr-7) |