The Cross
Under the Cross

Listen to the News
English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2001 -
1364283024
& 1367286044


Ambon - Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com>
Date: Tue, 11 Sep 2001 09:43:12

BANYAK DOKTER DIKIRIM, MALUKU TETAP SAKIT
download artikel in print friendly version     Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya 

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,

Entah sudah berapa banyak "tim dokter dan paramedis" yang dibentuk dan dikirim ke Maluku, tetapi "Maluku tetap sakit parah"! Pengamatan saya mengatakan bahwa justeru "tim dokter dan paramedis" itulah yang memperparah kondisi Maluku lewat berbagai "diagnosa yang salah" dan "suntikan obat yang salah"! Saat ini, "kuman penyakit" sudah masuk ke "pembuluh darah", tetapi Pemerintah RI tetap bermain formal-formilan dengan "obat anti demam" mereka! Mengapa??? Jawabannya adalah yang ingin saya kemukakan dengan komentar ini! Silahkan menyimak!

 

SOURCE: DETIKCOM; DATE: 2001-09-05
Redakan Konflik, Pemerintah Diminta Bentuk Komnas Maluku
Reporter: Yogi Arief Nugraha

detikcom-Jakarta, Konflik di Maluku belum jelas kapan akan berakhir. Untuk itu, pemerintah diminta membentuk komisi nasional (Komnas) kasus Maluku yang bertugas membantu Presiden dan Wapres. Permintaan itu disampaikan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Maluku kepada Wapres Hamzah Haz. "Pokja menyampaikan pada Wapres, agar pemerintah segera membentuk komisi nasional penyelesaian masalah Maluku sebagai institusi pemerintah yang bertugas membantu Presiden dan Wapres," kata Ketua Pokja Maluku, Amir Hamzah.

JOSHUA:
Kebiasaan yang sudah mengurat-akar di dalam tubuh Indonesia, adalah "membentuk panitia"! Pekerjaan sederhana yang dapat dilaksanakan oleh beberapa orang, selalu memerlukan "panitia"! Kebiasaan "khas" ala instansi pemerintah RI ini, memang sangat bermanfaat untuk "Menyerap Uang Negara" ke kantong pribadi pejabat yang terlibat! Hasilnya tidak penting, asalkan "formalitasnya" bisa dipamerkan untuk mengelabui rakyat!

Setelah "Pokja Maluku" makan uang negara untuk memanjakan impotensi mereka, kelompok yang tidak "memperanak" apa-apa bagi Maluku ini, lalu menutupi ketidakbecusan mereka dengan membentuk "sub-Pokja" di balik nama keren "Komnas"! Komnas nanti membentuk "Komda", dan entah berapa "jenjang birokrasi" lagi, yang akan "menguras uang negara" sambil menambah keruwetan pengurusan masalah Maluku! Prosedur pengobatan dijadikan bahan perdebatan, sementara "kuman penyakit tetap menyebar dan tertanam semakin dalam di Maluku!

SOURCE: DETIKCOM; DATE: 2001-09-05
Pemerintah Diminta Beli Senjata Milik Warga Sipil Maluku
Reporter: Yogi Arief Nugraha

detikcom-Jakarta, Untuk meredakan konflik, Kelompok Kerja (Pokja) Maluku meminta pemerintah, melalui Wapres Hamzah Haz, untuk membeli ratusan senjata milik warga sipil yang terlibat konflik di sana. Menanggapi hal itu, Wapres mengatakan akan konfirmasi dulu pada Menko Polkam. Permintaan itu disampaikan oleh Ketua Pokja Maluku, Amir Hamzah, usai bertemu Wapres Hamzah Haz di Istana Wapres, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2001).

JOSHUA:
Inilah salah satu gambaran dari "usaha Pokja Maluku" untuk menutupi "kemandulannya"! Pokja mengusulkan dan Pemerintah RI yang diwakili oleh Wapres Hamsah Haz bersedia menjadi "tukang tadah"! Kedua "Hamzah" yang menjadi sponsor "transaksi barang-barang ilegal" ini lalu akan meminta pendapat "pendusta-pengecut" yang mencoba mengacaukan Pemerintahan Gus Dur dengan "data palsunya tentang jumlah Mesjid yang hancur di Maluku"! Anda mungkin tidak setuju, jika saya katakan bahwa saya sangat meragukan itikad baik dari para tokoh ini terhadap Maluku! Mudah-mudahan komentar saya selanjutnya akan memberi kejelasan tentang hal ini.

SOURCE: DETIKCOM; DATE: 2001-09-05
Menurut Amir, salah satu kendala paling signifikan dalam penyelesaian masalah Maluku, terutama dalam tahap penghentian konflik, adalah terdapatnya ratusan pucuk senjata organik di tangan masyarakat sipil. "Selama senjata ini masih ada di tangan masyarakat sipil, maka tentunya komponen masyarakat Maluku akan hidup dalam keadaan saling curiga," kata dia.

JOSHUA:
Di sini, "kesalahan diagnosa" tentang penyakit yang merongrong Maluku, sangat jelas kelihatan! Saya tidak mengatakan bahwa "memiliki senjata api" tidak akan mebawa masalah! Tetapi memiliki senjata api hanyalah "amplifier"! Yang menjadi dasar dari tindakan agresif adalah "keinginan orang atau kelompok" tertentu untuk "menguasai orang atau kelompok lain", di mana senjata api hanya berfungsi sebagai "pemberi dorongan moril",yang mengampilifikasi keingina dasar tersebut! Kelihatannya, "isu-isu pemilikan sanjata api" tersebut digunakan untuk "merata-ratakan" masalah di Maluku, agar terbaca oleh masyarakat di luar Maluku, bahwa "kedua belah pihak sama-sama pembuat masalah"! Gambar yang ingin diberikan kepada umum adalah bahwa kedua belah pihak sama-sama punya senjata api", sementara "keinginan merusuh" dan "perbandingan kuantitas dan kualitas senjata api yang dimiliki", menjadi "rata-rata"! Padahal, kedua faktor inilah yang sering menunjukkan "siapa sebenarnya perusuh" di Maluku! Karena itu pula, si Amir Hamzah ini menyebut "komponen masyarakat Maluku", untuk membungkus "komponen yang ‘bukan’ masyarakat Maluku", yang justeru menjadi "kuman penyakit" bagi Maluku! Itulah sebabnya, mengapa itikad mereka saya ragukan sangat!

SOURCE: DETIKCOM; DATE: 2001-09-05
Oleh karena itu, lanjut Amir, pihaknya menyarankan kepada Wapres agar pemerintah mengalokasikan sejumlah dana untuk membeli kembali senjata-senjata organik tersebut. Mengenai harganya, kata dia, berkisar Rp 10-12 juta. Ia juga mengungkap, senjata-senjata yang masuk ke Maluku kebanyakan hasil selundupan.

JOSHUA:
Bagian ini memperlihatkan "ketidak-sungguhan" Pokja Maluku terhadap penyelesaian konflik Maluku, malah terhadap program "tukang tadah" yang merekan prakarsai sendiri! Berapa pucuk jata dan berapa butir peluru yang bisa dibeli dengan uang sejumlah 10-12 juta rupiah? Bilang si Amir Hamzah, biarlah dia dan Pokja-nya "main rumah-rumahan" saja di Jakarta, dan jangan bawa permainan anak-anak itu ke Maluku!

SOURCE: DETIKCOM; DATE: 2001-09-05
Disinggung bukankah membeli senjata bisa memperparah konflik, Amir mengatakan usulan tersebut hanya suatu teknik dalam upaya menghentikan konflik. "Di banyak negara ini merupakan salah satu solusi yang dilakukan. Barangkali dengan jalan ini dapat menghilangkan rasa curiga di tengah masyarakat," tandas Amir. Namun Amir mengakui, gagasan tersebut belum matang. "Ini memang masih dalam proses pematangan. Tentunya akan dilakukan dengan pendekatan nurani," kata dia. Apakah tidak cukup dengan razia senjata? tanya wartawan lagi. "Justru itulah, razia kita nilai kurang efektif sehingga tidak menyelesaikan masalah malah menimbulkan masalah baru," jawab Amir. (ani)

JOSHUA:
Coba tanyakan "penggagas program tukang tadah" ini, "Banyak negara mana saja yang sudah menjalankan program konyol ini, dan apakah permasalahan yang mereka hadapi, mirip dengan yg. di Maluku atau tidak?" Si Amir Hamzah berkilah bahwa "tentu saja gagasan ini belum matang", padahal dia tahu persisi bahwa gagasan konyol ini "tidak akan pernah matang"! Karena itu, dia kemukakan "pendekatan nurani" sebagai bagian dari "menadah barang-barang illegal" tersebut! Apa memang ada faktor "nurani" di dalam "menjual kembali" senjata api kepada Pemerintah? Jika pihak yang bertikai benar-benar barang memiliki "nurani" siap berdamai, bukankah hal itu akan dinyatalan dengan "penyerahan senjata", yang sudah pernah dilakukan pada akhir kerusuhan babak pertama?

Pokja Maluku sendiri hanya menyatakan "ratusan senjata dimiliki oleh warga sipil, tetapi mereka tidak menyebutkan bagaimana barang-barang itu tersebar, berapa presentase pada kedua pihak yang bertikai dan berapa jumlahnya (tanpa akhiran "an")! Salah satu akibat dari "program tadah buta" ini adalah bahwa "pihak yang menjual sedikit akan dicap sebagai pihak yang masih menghendaki kelanggengan konflik", padahal yang dijual sedikit karena memang hanya sedikit yang dimilki! Di sinilah pula, si Pokja yang kurang lurus ini mendapat kesempatan untuk memelintir kenyataan menjadi isu-isu baru yang menyesatkan!

Untuk mendukung "gagasan tukang tadah"-nya, si Amir Hamzah lalu menyepelekan kegiatan "razia senjata" yang katanya dinilai "kurang efektif"! Masalahnya di sini adalah bahwa "kriteria penilaian" tidak jelas"! Semua orang boleh bilang "efektif atau tidak efektif", tetapi apakah semua orang punya dasar penilaian yg. sah, atau apakah semua orang punya kriteria untuk menilai? Jika kemudian si Amir Hamzah mengatakan bahwa "razia senjata menimbulkan masalah baru", tanpa menjelaskan "apa masalah baru tersebut", dan "siapa yang mempermasalahkannya"! Dia hanya "membeo" pada "laskar jahad" dan para habib mereka, padahal "orang asing di Maluku" inilah yang membuat masalah, dengan menyulap "sarang penyamun menjadi poliklinik", yang lengkap dengan foto-foto yang diambil dari "gedung lain"! Sebagai salah bukti, "ranjang pasien yang katanya diinjak-injak YonGab, ternyata tidak ada" di dalam sarang penyamun tersebut! Oleh sebab itu, "pengacara laskar jahad", si Mahendradusta, SH, lalu memutar haluan untuk mempermasalahkan "para tangkapan"!

SOURCE: SATUNET; DATE: 2001-09-06
Konflik di Maluku diupayakan berakhir Desember 2001
Laporan Kleofas Klewen

satunet.com-Jajaran Kodam XVI/Pattimura akan mengupayakan konflik bernuansa SARA di Maluku yang terjadi sejak 19 januari 1999, bisa berakhir pada Desember 2001. Pelaksana Harian Kapendam XVI/Pattimura Mayor CAJ Herry Suhardi mengatakan di Ambon, Rabu, dalam upaya memenuhi target tersebut Pangdam Pattimura Brigjen Mustopo telah berkoordinasi dengan Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) yang di-Bawah Komando Operasi-kan (BKO) awal pekan ini.

JOSHUA:
Bagus! Semua "tekad" untuk mengakhiri konflik, harus mendapat dukungan dari seluruh komponen "rakyat Maluku"! Kita tinggal melihat, apakah tekad itu disusuli dengan tindakan yang selaras atau tidak!

SOURCE: SATUNET; DATE: 2001-09-06
Diharapkan pendeteksian terhadap lokasi-lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian senjata dan bahan peledak (handak) dapat diketahui melalui kerja sama dengan masyarakat. "Karena itu, Dansatgas dan prajurit hendaknya tidak bersantai-santai di malam hari, dan hendaknya dimanfaatkan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang mengarah pada upaya untuk memperkeruh situasi keamanan," ujar Kapendam.

JOSHUA:
Saya mulai ragu-ragu lagi! Senjata tidak akan "mencari sasaran dan menembak sendiri"! Senjata punya "tuan" dan "penembak"! Kedua oknum inilah yang perlu diamankan, jika ingin agar senjata dan bahan peledak tidak berbunyi! Jika keberadaan "
laskar jarah" tidak dianggap sebagai "kuman penyakit" bagi Maluku, saya pikir, "tekad ini hanya semacam formalitas belaka", kalau tak disebut sebagai "tekad kosong" ala "Hendropriyono" dan "Sofyan Jacoeb"!

SOURCE: SATUNET; DATE: 2001-09-06
Para Dansatgas juga diharap melakukan penertiban terhadap para prajurit yang tidak disiplin. "Kita berusaha agar pertikaian berhenti dan zona-zona damai bertambah, sehingga memungkinkan Penguasa Darurat Sipil Maluku melangkah ke tahap berikutnya, yakni rehabilitasi permukiman masyarakat," tambah Kapendam seperti dikutip Antara.[cha/*]

JOSHUA:
Pernyataan di atas ini tidak lebih dari "gincu pemerah bibir", jika para desertir TNI/Polri, termasuk para "Pamen" yang diringkus pa da "penggerebegan Komando Siluman Wijaya II", tetap "disembunyikan kedua Mabes"! Bagaiman bisa "disiplin" jika yang melanggar hukum (desersi, memeras, dan menyiksa warga sipil seperti pada kasus Waisarisa) selalu lolos dari hukum dan keadilan, di bawah naungan Mabes??? Zona damai di depan RS. Tentara dan PGSD, ternyata tidak disukai oleh "orang-orang jahad yang tidak menginginkan rekonsilisasi", hingga mereka jadikan sasaran bom! Lalu, rehabilitasi rumah warga di sebelah mana yang bisa dilakukan? Di Poka-Rumahtiga atau Waai? Karena itu saya katakan, "diagnosa penyakit selalu melenceng dari kuman penyakitnya", dan Maluku makin parah sakitnya!

SOURCE: KORIDOR ; DATE: 2001-09-06
Darsip Maluku Dinilai Gagal Agar Dibentuk Komnas HAM Maluku Kelompok Kerja-Pokja masalah Maluku minta agar pemerintah membuat kebijakan tegas untuk menyelesaikan konflik di Maluku. Penerapan status Darurat Sipil-Darsip di propinsi ini, belum dapat menghentikan konflik. Pokja Maluku bahkan mengusulkan agar pemerintah membentuk Komisi Nasional-Komnas HAM penyelesaian masalah Maluku.

JOSHUA:
Jangan, dan jangan lagi mendatangkan "Komnas Hak Binatang" itu ke Maluku! Kami sudah muak melihat wajah-wajah munafik yang melindungi "hewan pemangsa bersorban" atas nama HAM! Kalian semua, mulai dari "Megawati, Hamzah Haz, Amin Rais, DPR/MPR, Komnas HAM, Menkopolsoskam, dan lain-lainnya,
sampai ke PDSD-Maluku, Saleh Latuconsina, adalah "penyebab" dan "pelanggeng" konflik Maluku! Penerapan Darurat Sipil tidak berhasil bukan karena Darurat Sipilnya, tetapi karena "kalian, kecoak-kecoak besar" yang bermain di belakangnya! Mengapa hanya "Darsi Maluku" yang dievaluasi, sedangkan "Pokja Mandul" tidak dievaluasi tetapi malah mengevaluasi? Hanya karena seperti mendapat angin baru dengan kehadiran Hamzah Haz, barulah Pokja Mandul ini mulai bersuara lagi! Ada apa ini?

SOURCE: KORIDOR ; DATE: 2001-09-06
"Harapan pada pemerintah agar dapat menetapkan satu kebijakan yang lebih tegas bagi penyelesaian masalah Maluku secara komprihensif, ini sesuai TAP MPR No IV/2000 (GBHN-red)," jelas Ketua Pokja Maluku, Amir Hamzah usai pertemuan dengan Wapres. Dalam TAP No IV/2000 itu, secara khusus pemerintah ditugaskan untuk menyelesaikan tiga daerah konflik dalam negeri dalam rangka mempertahankan NKRI, yaitu Aceh, Irian Jaya dan Maluku.

JOSHUA:
Omong kosong! Jangan pikir bahwa orang Maluku sama bodohnya dengan kamu! Dua "Hamzah Penipu" ini sudah mulai menjalankan "politik memelintir fakta", sehingga Maluku dimasukkan ke dalam "daftar gerakan separatis", padahal "inti dari konflik di Maluku" bukanlah masalah separatisme! Istilah-istilah "separatis Kristen" dan "RMS Kristen" adalah "dusta idiot
laskar jahad" untuk "menghalalkan kebiadaban mereka di Maluku", sementara "nasionalisme teroris" mereka tidak mereka tunjukkan kepada rakyat Indonesia, melalui "penumpasan GAM" di Aceh! Inilah hasil "silaturahmi antar iblis",yang dikatakan berlangsung secara kekeluargaan antara "laskar jahad" dan "Hamzah Haz", yang mu lai dijalankan secara licin di Maluku!!! Masih belum percaya juga? Lihat yang berikut ini!

SOURCE: KORIDOR ; DATE: 2001-09-06
Untuk Aceh, pemerintah telah memberi UU Naggroe Aceh Darussalam dan Inpres No 4/2001 untuk penyelesaian masalah Aceh secara komprehensif. Bagi Irian Jaya pemerintah dan DPR RI saat ini tengah membahas RUU Otonomi Khusus bagi Irja. "Tapi Maluku, pemerintah hanya memberi Keppres 88/2000, berupa pemberlakuan Darsip yang efektif mulai (26/6/2000). Namun sampai hari ini setelah satu tahun tiga bulan Darsip di Maluku, konflik belum bisa dihentikan, tindakan kekerasan masih terus berlanjut. Menurut pandangan Pokja, sampai saat ini hampir dua hari ada konflik, kekerasan dan ada yang mati," tukas Amir Hamzah.

JOSHUA:
Coba anda perhatikan argumentasi kedua "Hamzah Penipu" ini! Mereka "menyalin ayat-ayat iblis
laskar jahad", dan menggolongkan Maluku sebagai poripinsi yang bergolak karena "separatisme"! Untuk menghentikan gerakan separatisme di ketiga Propinsi tersebut, "Aceh diberi UU Naggroe Aceh Darussalam dan Inpres No 4/ 2001", "Papua diberi RUU Otonomi Khusus" (nantinya juga menjadi UU Otonomi Khusus), dan "Maluku diberi Komnas HAM"?? Di mana kesejajaran logikanya? Saya terpaksa katakan bahwa yg. membuat "bandingan" semacam ini hanyalah yang "pandir", atau "pendusta", kalau bukan "sengaja memandirkan diri karena tujuan jahad"! Sudah mengerti sekarang, apa yang saya katakan di atas?

SOURCE: KORIDOR ; DATE: 2001-09-06
Karena itulah, maka Pokja dalam pertemuan dengan Wapres mengusulkan agar dibentuk Komnas HAM penyelesaian masalah Maluku. Agar Komnas itu nanti dapat bekerja dengan baik, menurut Pokja Maluku, pemerintah harus mengeluarkan suatu kebijakan dan meninjau kembali status Darsip di Maluku. Salah satu kegagalan Darsip ini pun dapat terlihat dari razia yang dilakukan oleh Penguasa Darsip-PDS untuk menemukan senjata-senjata api ilegal yang berada di tangan masyarakat sipil tidak membantu meredam masalah, malah menambah masalah baru.

JOSHUA:
Kembali saya bertanya, "Masalah baru yang mana?" Masalah baru yang berulang-ulang disebutkan "tidak terjadi di Maluku", tetapi di Jakarta, karena segerombolan pencinta HAB (hak azasi binatang) yang meraung-raung di sepanjang jalan hingga ke MUI dan FPI, TPM, DPR, Munir, Mer-C, lalu Komnas HAM dan Puspom TNI. Masalah baru itu juga yang "ditolak Pengadilan Jaksel" baru-baru ini! Masalah baru dan masalah baru disebutkan, tetapi "pembuat masalah baru" dialihkan secara licik ke Darsi-Maluku!!

SOURCE: KORIDOR ; DATE: 2001-09-06
Wapres dalam pertemuan itu, kata Amir Hamzah, menjanjikan akan membentuk sebuah lembaga untuk menyelesaikan masalah Maluku apapun namanya. Diakui Wapres konflik Maluku lebih rumit dari daerah lain. "Karenanya beliau (Wapres-red) menyatakan kepada kami, kenapa didahulukan dulu masalah Poso, Kalimantan, sambil berpikir jauh dan dalam tentang penyelesaian masalah Maluku," ujar Amir Hamzah. [lia / al]

JOSHUA:
Konflik Maluku menjadi "lebih rumit", ketika "
laskar jarah" menyusup secara illegal ke Maluku, dengan membawa "misi sosial dan dakwah" di dalam "puluhan peti kemas berisi senjata organik dan amunisi standar TNI/Polri", termasuk yang bercap PINDAD-Bandung! "Misi sosial dan dakwah" yang mampu menghancurkan Markas Brimob Tantui,Ambon, dan menjarah gudang senjata dan amunisinya, "didukung oleh oknum-oknum bejad moral, termasuk "Ketua MPR-Amin Rais" dan "Wakil Presiden-Hamzah Haz"!!! Konflik Maluku menjadi begitu rumit bagi si Wapres, Hamzah, karena dia harus "berpikir keras untuk mengakhiri konflik, tanpa menyinggung kebiadaban "laskar jahad", peliharaannya, apalagi membawa mereka ke meja hijau!?? Itulah "tujuan utama" dari "Proposal 2-Hamzah" sekarang ini, dan bukan demi perdamaian di Maluku!

Walau makin banyak "tim dokter dan paramedis" yang dibentuk dan dikirim ke Maluku, Maluku tetap sakit parah! Kedua dokter masing-masing "Dr. HAM" dan "Dr. ZAH", sengaja membuat "diagnosa salah" tentang Maluku, agar "kuman penyakit anugerah iblis jahenam", si "laskar jahad", terlindung dari tuntutan ke benaran dan keadilan! Tujuan kedua, agar "iblis bersorban" itu bisa mendapat "KTP Maluku" dan tetap membenalu di sini!!!

Kutipan di bawah ini adalah "anugerah Tuhan", dimana "basudara Salam saya sudah mulai berani angkat suara", dan bersama saya dan basudara lain menyatakan bahwa "laskar jahad" adalah "racun iman" bagi Maluku! Bacalah!

 

SOURCE: KOMPAS; DATE: SABTU, SEPTEMBER 2001
Gerakan Baku Bae Maluku
Perlawanan terhadap Penganjur Perang

ABUBAKAR Riry, 35 tahun, pernah bermandi lumpur dan darah dalam konflik Maluku. Kapitan perang asal Desa Luhu, Ambon, itu kini justru berbalik menjadi tokoh pemuda yang bergiat dalam upaya menghentikan kekerasan dan mencari penyelesaian konflik Maluku. Ia sekarang memilih melawan para penganjur perang yang mengakibakan konflik Maluku berlarut-larut. Ketika kabar umat Islam makin terdesak dan masjid Al Fatah terbakar sampai di telinganya sehari setelah insiden Idul Fitri berdarah 19 Januari 1999, Abubakar bergerak memimpin pasukan yang terdiri dari 165 pemuda masuk Kota Ambon. Empat di antaranya saudara sekandungnya sendiri. Dalam petualangan perang sampai ke Jailolo dan Tobelo di Maluku, 10 anggota pasukannya tewas, 23 luka berat, dan tiga di antaranya cacat seumur hidup. Enam dari 10 anggota pasukannya yang tewas telah beranak-istri. Demikian pula seorang dari korban yang cacat. "Apa yang kami dapatkan dari perang? Semua ini hanya menyengsarakan rakyat Maluku. Siapa pula yang harus menghidupi anak dan istri kawan-kawan saya yang tewas dan cacat?" kata Abubakar, mantan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Maluku.

Ia kemudian bergabung dalam gerakan Baku Bae, sebuah inisiatif dari masyarakat yang bergulat mencari penyelesaian konflik Maluku, dalam pertemuan sejumlah tokoh pemuda, mahasiswa, pemimpin adat, dan pemuka agama di Bali, Oktober 2000. Sejak itu ia terlibat aktif dalam kepanitian bersama (joint committee) untuk baku bae di Maluku. Baku Bae merupakan istilah yang dipakai dalam permainan tradisional anak-anak di Ambon untuk menandai rujuk saat pertengkaran berakhir.

Keterlibatannya dalam Baku Bae bukan berarti ia terbebas dari risiko kehilangan nyawa. Ia justru dihujani dengan tuduhan berkhianat, menerima uang sogok, dan di kalangan kaum militan dalam kelompoknya ia dibenarkan untuk dibunuh. Teror tidak menyurutkan nyalinya untuk berkampanye menghentikan kekerasan di Maluku dan ikut merajut benang-benang antar kelompok masyarakat yang terputus karena pembelokan isu konflik Maluku menjadi perang agama.

"Hidup mati bukan punya siapa-siapa, tetapi punya Allah. Saya lari atau sembunyi sekalipun, Allah tetap dapat mengambil saya," kata Abdurrahman.

Risiko-risiko yang sama dihadapi tokoh-tokoh dari kelompok masyarakat Kristen yang bergabung dalam tim tersebut. Namun, menurut Pendeta Piet Manoppo, perlahan-lahan umat Kristen bisa diyakinkan bahwa ada simpul-simpul alternatif yang dapat dilakukan untuk bergerak menuju rekonsiliasi. Manoppo bergabung sejak awal dalam gerakan Baku Bae dan berhasil meyakinkan banyak tokoh-tokoh Kristen untuk menghentikan kekerasan dan terlibat dalam gerakan itu.

Tim Baku Bae Maluku bergerak secara diam-diam hampir 17 bulan tanpa banyak publikasi, apalagi dukungan dari negara. Bukan dukungan atau pujian yang mereka dapatkan, tetapi justru berbagai teror, hujatan, dan kecurigaan, dan ancaman pembunuhan.

Hasyim Sanaky (19), salah satu anggota Tim Baku Bae, tewas saat perahu cepatnya diserang berondongan peluru dalam perjalanan melakukan jajak pendapat menuju Saparua. HM Jusuf Ely, salah seorang pemimpin umat Islam di Maluku, tidak lepas dari aksi-aksi kekerasan akibat keterlibatannya dalam gerakan Baku Bae. Sebagian rumahnya hancur karena dibom, meski ia selamat dari aksi penyerangan itu. Kekerasan dan teror itu pula yang mengakibatkan tiga anggota Tim Baku Bae mengundurkan diri.
***

JOSHUA:
Bacalah kelengkapannya pada "
ambon berdarah" atau "maluku.org/hain", maka anda sependapat dengan saya!

Salam Sejahtera!!!

JL.

Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to alifuru67@egroups.com