ISI
Salam
Kuliah
Buku
Esai
Cerpen
Makalah
Berita

Links

 
 
 
 

BUKU

ETNIS TIONGHOA DAN PERSOALAN PLURALISME DI INDONESIA

 

Dr. Faruk

Director of the Center for Cultural Studies

Gadjah Mada University

Jogjakarta

 

Indonesia terus-menerus berada dalam tarik-menarik. Peluang bagi terbentuknya masyarakat plural dan multikultural menjadi sangat kecil. Dalam kondisi seperti ini kelompok etnis Tionghoa menempati posisi yang khas, unik, dengan problematika yang relatif kompleks. Kelompok masyarakat ini merupakan minoritas pendatang yang posisinya serupa dengan kelompok masyarakat Arab, India, dan Eropa. Namun, mereka tidak pernah menduduki posisi politik yang dominan sebagaimana orang-orang Eropa dan tidak menganut agama yang sama dengan agama mayoritas sebagaimana orang-orang Arab dan India. Dalam posisi yang demikian mereka menjadi kelompok yang selalu terombang-ambing di dalam dua situasi, baik pada situasi ketika negara sangat kuat maupun pada situasi ketika masyarakat sipil yang kuat.

Posisi yang terus mengambang, tanpa bentuk, dan senantiasa tarik-menarik pada gilirannya membuat pengetahuan masyarakat Indonesia pada umumnya mengenai seluk-beluk kehidupan orang-orang Tionghoa menjadi sangat minim kalau tidak dapat dikatakan nihil. Kelompok-kelompok masyarakat yang lain hanya mengenali mereka secara stereotipikal, melalui serangkaian stereotipe yang terbentuk hanya dari interaksi dan pengamatan mereka di wilayah publik, terutama “pasar”. Karena, untuk resistensi ke dalam, orang-orang Tionghoa sendiri hampir tidak pernah bercerita mengenai diri mereka sendiri. Informasi yang lebih mendalam mengenai mereka terpaksa tetap hanya dapat diperoleh dari penuturan orang lain.

Novel Remy Silado yang dibahas di dalam buku ini menjadi karya yang amat berharga karenanya. Dengan karya Remy itu kelompok-kelompok masyarakat lain akan dapat mengenal kelompok etnis Tionghoa dari jarak yang lebih dekat. Namun, karena penuturnya bukanlah orang Tionghoa sendiri, tidak tertutup kemungkinan terjadinya bias stereotipikal dalam penuturan novel tersebut. Itulah sebabnya, penuturan Remy itu pun perlu dibaca dengan kritis. Dan pembacaan kritis itulah yang dilakukan oleh buku ini.  

 

RESENSI PEMBACA:

  • Ketika Tionghoa Angkat Bicara - Oleh Moh. Yamin (Pemerhati Sosial-Pendidikan & Pegiat Perbukuan FKIP Unisma Malang)

  •  

  •  

    Judul:

    Tionghoa dalam 

    Sastra Indonesia

     

    Penulis:

    Sainul Hermawan

     

    Penerbit: 

    Ircisod, Yogyakarta

     

    Cet. I: 

    Sept. 2005

     

    Tebal: 

    180 halaman.

     

    ISBN:

    979-963-217-1

     

    Harga: 

    Rp. 25.000,-

    BEDAH BUKU

    29 September 2005: di Perpustakaan Unlam Banjarmasin. 

    Pembicara: 

    Drs. Jarkasi

    Drs. Daud Pamungkas

    Fatchul Mu'in, M.Hum.

    M.Z.A. Anis., M.Hum

     

     

     

    PESAN LANGSUNG

    KEPADA PENULIS

    Via email:

    sainulh@yahoo.com

    Via SMS:

    08175409395

     
    ANDA PUNYA RESENSI BUKU INI? KIRIMKAN KE EMAIL SITUS INI.