Seperti yang sudah disinggung tadi, BIOS
merupakan singkatan dari Basic Input/Output System. Sistem BIOS ini dapat
dikatakan sebagai nafas pertama komputer anda, jauh sebelum anda dapat melihat
betapa indahnya warna-warni desktop Windows, suatu program yang membawa
komputer anda kembali ke alam nyata. BIOS berfungsi membangunkan/menfungsikan setiap
hardware yang terdapat di dalam komputer anda, seperti motherboard, prosessor,
RAM, dll. Setelah itu, BIOS akan melakukan pembagian resource sehingga setiap
perangkat keras (hardware) akan dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya.
Kemudian BIOS akan membimbing komputer untuk melakukan rangkaian tes hardware
dan melakukan proses boot sebelum akhirnya memanggil BOOTLOADER (program yang dapat menjalankan sistem
operasi) yang akan memanggil sistem operasi yang anda gunakan, apakah itu
Windows, DOS, OS/2, Linux, Unix, atau lainnya. 
Tampilan pembuka AMI BIOS
BIOS disimpan didalam suatu chip di
motherboard. Pada motherboard jenis lama, BIOS disimpan di dalam EPROM
(Erasable Programmable Read Only Memory). BIOS yang disimpan dalam chip ini
tidak dapat diupgrade atau diganti isinya. Motherboard yang lebih baru
menggunakan jenis chip BIOS EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read
Only Memory) atau FLASH ROM. Kedua jenis chip ROM ini dapat diganti isinya
dengan menggunakan tegangan tertentu pada motherboard sehingga isi BIOS dapat
diupgrade dengan menggunakan software khusus. Lebih lanjut tentang update BIOS
lihat halaman Versi & Update BIOS Tetapi,
perlu diketahui bahwa disamping BIOS, di dalam chip ROM BIOS juga terdapat
komponen lain, seperti Bootblock - berupa rutin yang menjalankan booting BIOS
- , ESCD - Extend System Configuration Data, yang menyimpan konfigurasi
hardware - , DMI - berisi data komponen PC, seperti merek motherboard, jenis
prosessor, dsb - , dan rutin untuk dekompresi bios. 2. Konfigurasi
BIOS
|