![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
KONTROVERSI RAPID OPIAT DETOKSIFIKASI |
|||||||||||
Oleh Dr.Al Bachri Husin, Sp.Kj |
|||||||||||
| Anggota | Biodata | Bina Nafsa | Berita | Ceramah Umum | Forum Komunikasi | Greetings | Jaringan | Karya Tulis | Kesehatan Jiwa | Organisasi | Pengunjung | Ruang Lingkup Kegiatan | Yayasan Satu Muharam | Home | |
|||||||||||
Kajian ilmiah tentang kontroversi rapid Opiat Detoxifikasi dipandu oleh dr. Asliati Asril, Sp.Kj sangat menarik perhatian para peserta maupun keluarga. Dengan menggunakan sarana teknologi canggih yaitu in focus Dr. Al Bachri Husin, Sp.Kj menjelaskan secara gamblang tentang isu yang berkembang secara teoritis maupun praktis tentang rapid opiat detoxifikasi. Kajian ini sangat sejalan dengan perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini maupun antisipasi masa yang akan datang bahwa bahaya penyalahgunaan narkotika merupakan bencana nasional sebagaimana yang dicanangkan pemerintah. Sebenarnya Rapid Opiat Detoxifikasi hanyalah merupakan suatu tahapan dari suatu rangkaian penatalaksanaan penyalahgunaan opiat dan bukan suatu magic formula yang akan menuntaskan seluruh permasalahan penyalahgunaan opiat. |
|||||||||||
Isu yang berkembang di Indonesia tentang rapid opiat detoxifikasi sebenarnya sudah lama dibicarakan diberbagai negara antara lain di Eropa, Amerika maupun Timur Tengah. Sejarahnya dimulai kira-kira dipertengahan tahun 70-an dan baru semakin meluas dibicarakan ketika seorang ahli anestesi dari Viena yaitu Lomier memberi istilah dengan Rapid Opiat Detoxifikasi pada tahun 1986. Formula yang dikembangkan oleh Lomier, selanjutnya diambil oleh seorang dokter dari Spanyol yang berkolusi dengan tokoh-tokoh dari Israel yaitu GARDA yang mengkomersialkan formula tersebut dengan istilah baru yaitu Neuro Regulator. Selanjutnya karena ketidakpuasan salah satu anggotanya yaitu Wiesmann, seorang tokoh yahudi, maka formula tersebut dihak patenkan. Tindakan Wiesmann sebenarnya ditentang oleh para ahli. Namun akibat kekurang fahaman tentang masalah detoxifikasi maka metode Wiesmann ini menjadi sebagai suatu hal yang menakjubkan bagi segelintir orang-orang di Indonesia termasuk para dokter. |
|||||||||||
Medical treatment dalam penyalahgunaan opiat terdiri dari detoxifikasi dan terapi maintenans, demikian penjelasan dr. Al Bachri Husin , Sp.Kj. Jadi, rapid opiat detoxifikasi hanyalah merupakan salah satu cara dari tindakan detoxifikasi. Padahal detoxifikasi itu sendiri demikian bermacam-macam, mulai dari metode tanpa obat sama sekali atau dikenal dengan abrupt withdrawal, metode dengan menggunakan subsitusi sampai dengan metode dengan menggunakan rapid detoxifikasi. Metode dari rapid detoxifikasi itu sendiri bermacam-macam dan metode yang ditiru oleh Wiesmann dari Lomier hanyalah salah satu dari puluhan tehnik rapid detoxifikasi. |
|||||||||||
Namun demikian, dr. Al Bachri Husin, Sp.Kj menegaskan bahwa apapun tehnik detoxifikasi yang dilakukan, kesemuanya bertujuan untuk meminimalkan keluhan pasien dari gejala withrawal mengurangi kebutuhan pasien akan tindakan menterapi diri sendiri dan selanjutnya mempersiapkan pasien menuju terapi modalitas berikutnya. Karena itulah, detoxifikasi harus dilanjutkan denganterapi maintenans yang bertujuan untuk mencegah relaps, mengurangi craving, merestrukturisasi kepribadian dan mengatasi komplikasi-komplikasi. Kegiatan yang dilakukan dalam terapi maintenans dapat berbentuk group therapy, cognitif-behavior therapy, after care family therapy atau individual counseling tergantung dari sarana dan sumber daya dari pelaksanaan terapis. |