 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
|
|
Anggota ! Biodata ! Bina Nafsa ! Ceramah Umum ! Pengunjung ! Jaringan ! Kegiatan ! Yayasan ! Forum ! Psikiatri Islami ! Home ! |
|
|
|
 |
|
|
|
Penelitian atas dasar pengamatan |
|
|
|
 |
|
|
|
|
NORMA NILAI ETIKA MORAL |
|
|
|
|
|
DALAM KEHIDUPAN PSIKOSEKSUAL |
|
|
|
|
|
Oleh: |
Dr H SUHARKO KASRAN SpS SpKj |
|
|
|
|
|
|
|
|
Disajikan dalam simposium di Jakarta |
|
|
|
|
|
Gedung Perintis Kemerdekaan, 16 Mei 2000 |
|
|
|
|
|
ABSTRAK |
|
|
|
|
|
Penulis sudah sejak 28 tahuan yang lalu bergelut dibidang kejiwaan khususnya , kenakalan remaja ditingkat nasional maupun didaerah DKI Jakarta . Sekali lagi telah dikemukakan bahwa kenakalan remaja dan penyalah gunaan obat tidak dapat ditanggulangi . Terkecuali bila sleruh bangsa dibina watak sikap perilaku dan kepribadiannya secara konsisten kontinu dengan standard norma nilai , budi pekerti akhlakiah yang jelas yang berlaku secara nasional . Masalah budi pekerti telah lenyap dari bumi pendidikan nasional oleh berbagai faktor . Yang pertama norma nilai etika moral budi pekerti akhlakiah dinilai menghambat kebebasan berpikir dan kemerdekaan individu . Yang kedua secara kebetulan TVRI telah dan pernah menayangkan masalah budi pekerti secara kontinu dengan persepsi bahwa budi pekerti merupakan aliran kepercayaan . Pandangan yang kedua inilah yang memperkuat dihapusnya budi pekerti dari sistim pendidikan karena dianggap oleh sementara orang sebagai agama kejawen . |
|
|
Modifikasi sikap perilaku baik individu atau bangsa memerlukan standard norma nilai etika moral budi pekerti dan akhlakiah yang jelas agar ,proses pelatihan pembiasaan , reward and punishment , positive and negative reinforcement , extinction , shaping berjalan sebagai mana yang diharapkan . |
|
|
PENDAHULUAN |
|
|
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN |
|
|
Penulisan dilakukan sebagai tindak lanjut Diskusi Panel tanggal 5 Februari 2000 yang lalu. Lebih rinci yaitu upaya mengumpulkan masukan tentang pandangan peserta atau masyarakat tentang masalah " Norma Nilai Etika , Moral dalam Kehidupan Psikoseksual " yang mungkin dapat diberlakukan secara nasional . |
|
|
Kembali lagi dikemukakan bahwa maksud dan tujuan pengembangan norma nilai etika moral ialah antara lain : |
|
|
Mempercepat proses kedewasaan manusia sedini mungkin , yaitu mampu menghargai, mengerti , mendengar , mengayomi dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri , keluarga , tetanmgga , lingkungan , terhadap orang lain , negara dan bangsa |
|
Mempercepat proses perkembangan kesehatan jiwanya . Fisik yang baik , karakter yang memadai , mampu menghadapi stres secara efektif dan mampu adaptasi dan penyesuaian diri terhadap situasi apa adanya |
|
Mampu membawa ketentraman , ketenangan dan meredam konflik , serta tidak membawa ketegangan |
|
Mendorong perkembangan keseimbangan antara norma nilai etika moral dalam kehidupan dengan masalah politik , ekonomi dan hukum . Menghindari supremacy politik , ekonomi dan atau hukum |
|
|
Mendorong kemampuan melihat , mendengar , meraba rasakan dan menghayati agama yang dipeluk agar mudah mencapai tingkat ke ma? rifatan . |
|
Mempercepat proses kemandirian , khususnya dalam bidang watak , sikap perilaku dan kepribadian |
|
Pengembangan kreativitas manusia |
|
Dalam kaitan tersebut diatas masalah kehidupan psikoseksual dibahas ., untuk mendapatkan umpan balik pandangan baik buruk sikap perilaku psikoseksual bagi balita , anak , remaja , maupun suami isteri , dan contoh perilaku pimpinan panutan masyarakat lainnya . |
|
|
MAKSUD DAN TUJUAN |
|
|
Maksud penulisan ialah memberikan masukan tentang perlunya pengembangan norma nilai etika moral , budi pekerti dan akhlakiah dalam kehidupan psikoseksual |
|
|
Tujuan yang ingin dicapai ialah : |
|
|
Mempercepat proses kedewasaan |
|
Mempercepat proses perkembangan jiwa yang sehat |
|
Mengembangkan sikap perilaku yang tenang , tentram |
|
Mengembangkan keseimbangan hidup , kehidupan dan perikehidupan baik psikologik , sosial , politik , ekonomi dan keamanan serta hukum |
|
Pengembangan ke ma' rifatan |
|
Pengembangan kemandirian |
|
Kreativitas |
|
BAB II |
|
|
|
STUDI LITERATUR |
|
|
GENDER IDENTITY DISORDER |
|
|
Pendahuluan |
|
|
Gender identity adalah suatu istilah yang mempunyai arti menentukan kesadaran diri sebagai maskulin atau feminin. Sering dikatakan sebagai kesadaran seks nya yang terkait dengan masalah laki laki / pria atau wanita / perempuan . Identitas gender adalah produk dari tiga kekuatan yaitu : response biologik , psikobiologik dan intrapsykhik |
|
|
Kategori kedua yang menentukan gender identity terbagi menjadi dua . Yang pertama ialah hasil daripada pembentukan reward and punishment yang meninggalkan deposit konflik intrapsikik . Yang kedua menurut Freud sebagai dampak daripada trauma , frustrasi dan konflik khususnya terhadap obyek diluar diri dan kemudian terhadap dirinya sendiri , upaya yang bersangkutan untuk memecahkan konflik untuk mendapatkan ketenangan dan kepuasan . Yang terakhir ini dikenal dibidang psikoanalysis sebagai oedipus kompleks |
|
|
Gangguan identitas |
|
|
Gangguan identitas terbagi menjadi dua kelompok : |
|
|
variant atau deviasi : dampak aberasi maskulinitas dan feminitas . Perkembangan core gender identity yang luar biasa |
|
pervers atau neurosis seksual : dampak konflik intrapsikhik yang pada umumnya disebabkan oleh kekuatan kekuatan diluar psikhe , bukan karena kepribadian |
|
Transsexualisme |
|
|
Male Primary Transsexualism |
|
|
Sering karena pemakaian baju wanita pada balita atau anak laki oleh para Ibu / keluarga yang bertujuan memamng merusak harga diri dan identitas sebagai laki laki |
|
|
Terapi |
|
|
Terapi pada male primary transsexualism :Untuk menghadapi feminin boy telah menunjukkan keberhasilan dengan melakukan behavior therapy . Memberikan dorongan positip sebagai seorang anak laki laki .( 6- 12 tahunan ). Meningkatkan rasa merugi bila bersikap feminin . . Family terapi perlu diterapkan juga |
|
|
Adult primary transsexual masculine belum pernah memberikan keberhasilan .Namun demikian tindakan merubah sex; female male menjadi female lebih berhasil . |
|
|
Male secondary Transsexualism |
|
|
Pria dengan anatomi normal ( yang tidak pas didiagnosis sebagai primer ) , tetapi meminta perubahan sex dengan landasan perasaan kuat sebagai seorang wanita . Timbul setelah kehidupan lanjutan masa anak dan atau usia selanjutnya dan mendapatkan keuntungan dan ketenangan kesenangan setelah mengalami perilaku homo |
|
|
Female transsexualism |
|
|
Masculine female , female dengan anatomi normal tetapi berwatak pria sejak balita dan tidak pernah sama sekali menunjukkan atau mengalami ketenangan atau kebahagiaan sebagai seorang wanita . Mereka tidak risih tentang anatominya , tetapi pikirannya selalu preoccupied dengan perasaan sebagai seorang laki laki |
|
|
Penyebabnya sering karena sewaktu bayi lahir orang tuanya melihat tidak sebagai seorang bayi yang manis tetapi bayi yang kuat . Ibu tidak pernah mengasuhnya sebagai seorang ibu , fisik ada di tempat tetapi psikologik jauh dari anak . Sebaliknya bapak cuwek terhadapnya atau bahkan mendapatkan ketenangan dan contoh contoh dari bapaknya . Bapaknya dijadikan substitut pengganti ibu . |
|
|
Gejala Klinik |
|
|
Fetishistic Cross dressing .Eksitasi seksual didapat dengan memakai pakaian wanita . meskipun gejala gejala ini terlihat semasa adolescence , tetapi jauh sebelumnya sudah ada tanda tanda penyimpangan . Ada dua kelompok . Kelompok pertama pria yang senang hanya pada sebagian pakaian wanita. Kelompok kedua yang senang memakai seluruh peralatan wanita .. |
|
|
Penyebab |
|
|
Ada laporan bahwa penyebabnya adalah pemakaian baju wanita untuk melecehkan anak . Pada mulanya tidak merangsang tetapi lama kelamaan mendapatkan eksitasi seksual . Dibedakan dengan yang primer , bahwa semula ada trat kelaki lakian lama kelamaan menjadi pudar |
|
|
Terapi |
|
|
Dilaporkan bahwa behavior modifikasi membawa manfaat . Prognose semakin baik bila murni fethisistic . Prognose semakin buruk bila sudah ada dorongan untuk mengekspose diri |
|
|
HOMOSEKSUALITAS |
|
|
Pendahuluan ; |
|
|
Menurut Kinsey 4 % orang laki laki dewasa adalah eksklusif homoseksual selama hidupnya Diperkirakan 13 % pria selama 3 tahun antara 16 sampai 55 tahun predominant homoseksual. Diperkirakan 1 diantara 3 orang pria mengalami inrteraksi yang membvawa orgasme selama post pubertas . Sedangkan pada wanita terdapat separo daripadanya |
|
|
Definisi . Homoseksualitas memiliki berbagai arti tetapi pada dasarnya interest afektif dan genital terarah kepada sesama seks . |
|
|
Penyebab : |
|
|
Penyebab terjadinya homo masih kontroversial . Freud menyatakan bahwa homoseksualitas merupakan terhentinya perkembangan psikoseksual .. Hanya dengan sublimasi , berhentinya proses perkembangan psikoseksual dapat berlanjut . Disamping itu takut kastrasi pada kaum pria menjadi penyebab secara psiko analitik |
|
|
Menurut Bieber heteroseks adalah sesuatu yang normal , Menurutnya situasi yang pathologik dari keluarga merupakan penyebab terjadinya homoseksualita . Untuk pria disebabkan oleh dekatnya yang bersangkutan dengan ibunya dan jauhnya dan sikap hostile dari pihak bapak terhadap dirinya . . Pandangan ini didukung oleh Hatterer |
|
|
Mungkin pula masalah komponen genetika berperan dalam perkembangan homoseksualitas Sedangkan pada female homoseksual terdapat pada wanita yang erat terhadap bapaknya dan jauh dari ibunya |
|
|
Gejala klinik |
|
|
Gejala klinik mempunyai variasi , tetapi praktek seksual antar lain berciuman , nguyel nguyel , oro genital seksualitas , manipulasi manual genital . Ada homo pria yang juga memelihara isteri dan sebaliknya . Hubungan antara homo ada yang sekilas saja tetapi ada juga yang relatif menetap . Disamping itu male homoseksualitas cenderung tidak disukai masyarakat dan tidak mendapatkan dukungan hukum dan perundang undangan . |
|
|
Prognosis |
|
|
Homoseksual wanita lebih banyak mengalami hubungan heteroseks , dibanding dengan homoseksual pada pria . Diperkirakan 56 % lesbian mengalami hubungan heteroseks . Sedangkan 19 % homoseksual pria mengalami hubungan heteroseks |
|
|
Terapi |
|
|
Bieber menyatakan bahwa dengan psiko analisis selama 350 jam 1/3 homoseksual / biseksual pria sebanyak 100 orang dapat ditanggulangi setelah 5 tahun . Mac Culloch menggunakan anticipatory avoidance conditioning , 57 % mengalami kemajuan setelah 2 tahunan . Penggunaan systematic desensitisation , salah satu bentuk behavior modification . Prognosis akan lebih positip bila ada motivasi yang kuat |
|
|
SEXUAL ASSAULT , PENYERANGAN SEKSUAL TERHADAP ANAK |
|
|
Penyerangan seksual terhadap anak dikenal dua macam . Yang pertama hanya sebagai ekspresi ekshibisionis . . Yang kedua yang betul betul menyerang fisik dan perkosaan . Umumnya pelaku memiliki kelainan atau perubahan watak sikap perilaku dan kepribadian Ada yang menyatakan bahwa pengaruh alkohol dan obat narkotika memiliki peran yang tida ringan |
|
|
PENILAIAN BUDI PEKERTI |
|
|
Suharko Kasran sejak tahun 1978 telah menganjurkan agar budi pekerti dikembalikan pembinaannya tetap[I selalu mengalami kendala . !981 Simposium petama tentang Tatakrama nasional telah diadakan di Jakarta di gedung YTKI . Pada tgl 1 Februari 1999 ia mendirikan Komisi Nasional Budi Pekerti Kemanusiaan dan selaku Ketua Umum . Ia didukung oleh Brig Jen DR Saafroedin Bahar Ass MenSesNeg . Tanggal 5 Februari telah diselenggarakan temu Ilmiah "Konsolidasi pengembangan watak sikap perilaku kepribadian bangsa " . Disusul simposium " Norma Nilai Etika Moral dalam kehidupan Psiko seksual tanggal 16 Mei 2000 |
|
|
Pada bulan Maret tahun 2000 Ka Kanwil Dep DikNas DKI mengumumkan bahwa kelulusan siswa harus diikuti oleh penilaian budi pekerti . Berikut komentar dari Menteri Dik Nas tentang permasalahan budi pekerti yang terkait dengan agama . |
|
|
Pada bulan Juni Ibu Negara mengutarakan agar masalah budi pekerti dikembalikan kedalam sistim pendidikan . Diperkirakan pihak Depdiknas dan Depag akan mengalami kesulitan dalam hal metoda dan substansi budi pekerti |
|
|
Wawan Kuswanto SMKN2 jl Veteran 2 Tanggerang ( Kompas 2 Juli 2000 hal 2 ) mengusulkan bahwa masalah budi pekerti sudah ada di agama dan PPKN , namun selama ini kedua ilmu tersebut tidak mampu mengekspresikan budi pekerti siswa . Cara pengukuran pun menjadi sukar . Instrumen apa untuk mengukur budi pekerti siswa yang baik dan yang kurang baik . Dia menganjurkan agar guru membuat formulasi lengkap tentang indikator penilaian budi pekerti . Pada akhirnya ia menyatakan bahwa pendidikan budi pekerti tidak hanya diperuntukkan bagi siswa tetapi juga para guru serta keteladanan semua pihak |
|
|
|
BAB III |
|
|
|
FAKTA LAPANGAN |
|
|
KASUS 1 |
|
|
SEKS DAN BALITA |
|
|
Seorang anak balita mengalami tramua pada alat kelaminnya . Balita berumur sekitar 4-5 tahun telah mengalami trauma pada alat kelaminnya akibat hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang laki laki umur 51 tahun yang juga kakeknya sendiri . Balita mengalami rasa takut luar biasa yang terkesan sulit ditanggulangi kecuali oleh Illahi sendiri . Kakeknya seorang pejabat setaraf pejabat eselon II memang mempunyai kebiasaan main perempuan . Tampaknya ia mengalami deteriorasi mental ,sedemikian hingga tidak lagi bisa membedakan mana baik mana yang buruk .Dampak perbuatan membawa hubungan sangat tidak baik bagi isteri , anak dan menantu . Benar benar suatu malapetaka yang sukar ditanggulangi . Kakeknya terpaksa dirawat . Perawatan dan pengobatan yang dilakukan terhadap kakek nya hanya membawa akibat buruk bagi dokternya karena kecaman dan cacian yang dilontarkan oleh atasan kakek terhadap dokter. |
|
|
Ditinjau dari segi norma nilai etika moral dan budi pekerti , peristiwa diatas , pencegahan jauh lebih baikdari terapi . untuk itu apakah lebih baik ada ketentuan agar bapak , kakek , kakak laki laki atau paman tidak tidur dengan balita baik laki laki atau perempuan ? Pada umumnya bapak ngeloni anak sangat diterima dan dianggap sebagai bantuan dari pihak bapak terhadap pengurangan tugas ibu. Fakta bisa terjadi hal hal yang tidak diinginkan bisa terjadi karena berbagai sebab. Yang menarik bahwa atasan kakek yang eselon I kurang bisa menangkap dan menduga kemungkinan anak buahnya melakukan tindak aib . |
|
|
KASUS 2 |
|
|
ANAK DAN PENYAKIT HUBUNGAN SEKSUAL |
|
|
Seorang anak laki laki ternyata telah mengalami Go pada genitalianya . dari keterangan yang didapat ia menderita penyakit kelamin karena manipulasi oleh pengasuhnya. Penempatan pembantu rumah tangga dirumah perlu mendapatkan perhatian dan pandangan yang tidak naif |
|
|
Ditinjau dari segi Norma nilai etika dan moral ,membiarkan atau mempercayai pembantu tidur menunggui anak tampaknya perlu disertai kewaspadaan ? . Tetapi apakah etis mencurigai pembantu ? |
|
|
KASUS 3 |
|
|
ANAK DAN KEHIDUPAN HEDONIS |
|
|
Seorang laki laki 15 tahun . sejak berumur 12 tahun oleh orang tuanya telah diberi pavilyun tersendiri terpisah dari gedung utama . Selain itu diizinkan memiliki teman wanita dan boleh masuk kamar pavilyun Orang tua berpandangan bahwa adanya wanita akan meningkatkan spirit semangat anaknya . Kenyataan menunjukkan sebaliknya , antar berdua sering berhantam dan sudah ada hubungan seksual . Dalam perkembangan lebih lanjut priatersebut terlibat narkoba . Memang kehidupan enak nyaman benar benar sudah dinikmati oleh remaja laki laki tersebut . Hand phone ada padanya yang dipergunakan oleh orang tua untuk mengawasi dan mengetahui anaknya berada . Istilah yang dipergunakan ialah pengawasan |
|
|
Ada permasalahan norma nilai etika dan moral dalam peristiwa tersebut diatas . Apakah anak dibawah umur layak diizinkan berpacaran apalagi dengan cumbu rayu yang intensif ? Ada kesan bahwa masyarakat 90 % tidak terlalu perduli mengenai masalah baik buruk interaksi remaja dibawah umur . Apakah berkunjung ke rumah pria oleh wanita tidak perlu dicegah dulu .? Apakah berpacaran tidak lebih baik ditunda dulu dan dialihkan kepada sesuatu yang lebih positip seperti ketrampilan teknis lainnya ? Bagaimana kita sebagai pembina watak sikap perilaku kepribadian bersikap ? Kalau seandaikan kurang pas bagaimana teknik pendekatannya ? Apakah HP sudah waktunya diberikan kepada remaja bawah umur ? . Apa akibatnya bagi "peer groupnya" yang tidak memiliki HP ? . Norma nilai etika moral orang tua terhadap masalah HP bagaimana ? |
|
|
KASUS 4 |
|
|
ANAK DAN SIKAP PANDANGAN LIBERAL DARI ORANG TUA |
|
|
Seorang remaja laki laki 15 tahun sedang dirawat di rumah sakit . Pada waktu kunjungan dokter , orang tuanya yang berumur sekitar 46 tahun memberikan pendidikan seks kepada anaknya yang sedang dirawat di ruangan VIP . Bapaknya memberikan pengarahan di depan isteri dan kakak perempuan bahwa bila kamu timbul nafsu seks yang tidak tertahankan , pakailah ini sembari menggelar kondom didepan anaknya . Ajaklah teman wanitamu kapan saja . . Kemudian menyatakan " begitukan dok , karena di Florida tidak ada lagi istilah perawan " .Sikap dokter celingak celinguk , lolak lolok , bingung karena melihat ibu dan kakak perempuan bermuka tidak enak . |
|
|
Dari segi pengembangan norma nilai etika moral , apakah sikap pandangan bapaknya relevan ? . Apakah sikap pandangannya bagi isteri dan kakak perempuan baik dan benar , ditinjau dari rasa hormat kepada wanita ? Perkembangan sikap pandangan remaja laki laki terhadap wanita pada umumnya dikemudian hari ? Bagaimana pandangan anak terhadap isterinya kelak dikemudian hari ? |
|
|
KASUS 5 |
|
|
ADIK PEREMPUAN DAN IPAR |
|
|
Seorang gadis 17 tahun dirawat dalam keadaan psikosis , gila , aggresif , gaduh gelisah. Dalam interview sementara didapatkan sekilas adanya sesuatu yang menjadi penyebab gangguan jiwa . Keesokan hari interview diteruskan dan terungkap bahwa ia mengalami rasa ketakutan yang berat dan dalam jangka waktu lama . Selama lebih kurang 2 tahun kakak ipar berupaya untuk bisa melakukan hubungan intim . Setiap kakak perempuannya yang seorang guru pergi mengajar , suaminya selalu berupaya untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan . Rasa takut terhadap kakak ipar dan terhadap mbakyunya menyebabkan kekacauan pikiran dan tidak bisa tidur dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit . Beberapa minggu kemudian datang Ibu dari sang gadis yang menyatakan memang menantunya adalah anjing keparat . Dokter hanya bisa menyatakan bila menantu itu anjing , lalu bagaimana dengan mertua apakah juga anjing ? |
|
|
Dalam upaya pencegahan hubungan yang kurang baik dan pengembangan norma nilai etika dan moral serta budi pekerti ; Apakah benar menempatkan adik perempuan di rumah seorang kakak perempuan yang telah menikah ? Apakah benar menempatkan saudara laki laki bersama saudara laki laki yang sudah beristeri di satu rumah ? Bagaimana seharusnya orang tua menyikapi permasalahan diatas ? |
|
|
KASUS 6 |
|
|
REMAJA DAN SEKS |
|
|
Kehamilan sebelum dan atau tidak dinikah .serta aborsi . Kasus gadis berumur 12 sampai 20 tahun yang dihamili tanpa dinikah yang meminta aborsi pada tahun 1981 di satu rumah sakit tertentu terdapat 797 kasus . Pada tahun 1982 meningkat menjadi 1065 . Pada tahun 1983 meningkat lagi menjadi 1680 kasus . 85 % beragama Islam . melakukan hubungan seks 64 % dui rumah sang gadis . Demikian hasil penelitian Bag Kulit FKUI |
|
|
Seperti halnya dengan kasus yang lalu . Bolehkah pria berkunjung ke rumah sang gadis tidak dalam waktu yang benar ? . Bagaiman menuntun anak wanita atau pria untuk tidak melakukan hubungan kelamin sebelum waktunya ? |
|
|
KASUS 7 |
|
|
ISTERI DAN TIDUR SEKAMAR |
|
|
Seorang laki laki telah menyatakan jatuh cinta kepada seorang wanita yang juga seorang gadis karier . Dalam perkembangan sewaktu pacaran sudah menunjukkan bahwa sang gadis tidak terlalu memperhatikan pria tersebut yang dapat dilihat sewaktu pria sakit dan dirawat di rumah sakit, walaupun sudah resmi dilamar.. Terlihat sekali lagi bahwa pria tersebut sangat mengharapkan agar calon isterinya bersikap wajar layaknya pacar pada umumnya. Orang tuanya merasa buntu tidak bisa berbuat wajar karena sukar memberitahu pria anaknya . Orang tuanya mengetahui bahwa sang gadis tidak normal tetapi tidak bisa berbuat apa apa . Pemberitahuan kepada besan bahwa mereka belum siap menjadi suami isteri tidak mendapatkan response yang diharapkan . . Pernikahan dilaksanakan sangat cepat . Beberapa minggu kemudian mereka sudah pisah ranjang karena yang perempuan tidak mau tidur sekamar dan tidak mau hubungan intim sebagai suami isteri . Perceraian tidak dapat dielakkan dan berpisah setelah 5 bulan menikah |
|
|
Sebagai orang tua gadis bagaimana dan apa sikapnya bila memiliki gadis yang sesungguhnya tidak membutuhkan suami ? Bagi orang tua pria apa yang harus dilaksanakan bila memiliki anak laki laki yang begitu yakin dan tidak bisa diberitahu dan menutup diri untuk menenrima masukan ? . Bagaimana sikap pandangan orang tua , apakah lepas tangan atau membantu terbinanya kebahagiaan ? .Atau orang tua mendorong perceraian secepatnya? |
|
|
KASUS 8 |
|
|
SUAMI DAN PROMISKUITAS SEKSUAL |
|
|
Seorang bapak 42 tahun seorang Pamen datang berobat . Ia menyatakan bahwa kedatangannya untuk memberitahu bahwa ia mengalami akibat biasa seorang laki laki . Akibat biasa seorang laki laki ia menderita kemaluan yang selalu bernanah . Begitu ia lulus Akademi dan menikah ia menderita kemaluan yang bernanah , Isterinya mau mengerti dan menerima karena menganggapnya sebagai suatu kekhilafan . Setelah meningkat satu tingkat lagi derajad golongannya , kemaluannya kembali lagi bernanah, isterinya mulai marah . Suaminya sekali lagi meminta maaf dan meminta pengertian . Naik golongan satu tingkat kembali gentalo bernanah . Isterinya mulai uring uringan , konflik sering terjadi . Naik pangkat lagi , kembali bernanah . Isterinya mulai tidak sabar . Setelah naik masuk Eselon III kemaluan bernanah membuat isteri naik pitam , sewaktu suami tidur , isterinya mencekik lehernya . Suaminya terbangun dan berhantam dan bergumul . Perkelahian terhenti setelah suaminya mematahkan tulang lengan kanan isterinya . Untuk selanjutnya isterinya kepingin pensiun sebagai isteri dan ibu . |
|
|
Dari segi norma nilai etika dan moral serta budi pekerti dan akhlakiah , apakah yang dilakukan bila suami menganggap promiskuitas seksual sebagai sesuatu yang normal ? . Apa yang bisa dilakukan oleh isteri untuk bisa membantu merubah kebiasaan suami baik dari segi psikologik dan agama ? . Apa yang harus dilakukan seandaikan suaminya memang mendapatkan anugerah Illahi sebagi orang yang hiperseks. ? |
|
|
KASUS 9 |
|
|
ORO GENITAL DAN ANAL MANIPULASI |
|
|
Seorang Ibu mengeluh akan perilaku seksual suaminya yang menghendaki tidak hanya hubungan genital tetapi juga anal . Ia mengeluh bahwa ia sering menderita radang genitalia , baik cervisitis , endometritis karena perlakuan seksual . Suaminya yang pejabat eselon II tidak hanya anal seks saja tetapi juga main diluar nikah . Pada akhirnya isteri meminta perceraian |
|
|
Dari segi norma nilai etika moral , seberapa jauh masyarakat diberikan ketentuan ketentuan yang misalnya melarang hubungan seks anal ? . Seberapa jauh dampak hubungan seks demikian terhadap kedewasaan , ke ma?rifatan yang bersangkutan dan keluarganya ? |
|
|
KASUS 10 |
|
|
KEJANTANAN DAN PROMISKUITAS |
|
|
Seorang bapak 46 tahun beranak 6 beragama Islam , pernah merasa dilecehkan oleh teman temannya karena tidak mampu memuaskan pelacur yang disuguhkan kepadanya sewaktu rapat dinas di suatu resort . Dalam hati ia berupaya dan bersumpah untuk melatih diri mampu berbuat dengan seorang perlacur . Pada akhirnya ia berhasil dan bangga . Tetapi dampak sampingannya ia tidak mampu terhadap isterinya sendiri. Isteri pada akhirnya mengalami depresi dan pernah meminta bantuan kepada dokternya yang merawat dan mengobati . Tetapi suaminya walaupun mengalami selektif impotensia , masih bisa aktif seksual yaitu menghamili pembantu rumah tangganya sendiri |
|
|
Dari segi pengembangan norma nilai etika moral , budi pekerti dan akhlakiah , apa saja yang semestinya bisa diperbuat ? . Apakah "hospitality committee" yang sangat terkenal pada zamannya perlu dicegah ? . Apakah loyalitas terhadap atasan perlu dikembangkan dengan memberi perempuan sebagai suguhan ? . Apakah kejantanan perlu dipertunjukkan dengan kemampuan melacur ? . Atau apakah masalah masalah seperti tersebut diatas tidak perlu dibicarakan atau ditabukan ? . Apakah suguhan wanita tidak membuat "mark up" pengeluaran beaya rapat ?. Apakah yang bisa diperbuat untuk memastikan mana yang baik atau yang buruk bagi suami khususnya keluarga pada umumnya ? |
|
|
KASUS 11 |
|
|
IBU YANG MENGELONI ANAK LAKI LAKI HINGGA DEWASA |
|
|
Seorang anak laki laki berumur 31 tahun anak bungsu , seorang drug abuse sering dalam keadaan aggresif terutama terhadap orang tuanya . Ibunya sangat over protective terhadap dirinya . Bahkan kalau tidur pun masih kelonan dengan Ibunya . Yang bersdangkutan sudah memilikiseorang wanita yang secara praktis sudah menjadi isterinya . Meskipun kebiasaan kelonan dengan Ibunya masih tetap berlangsung . Fakta menunjukkan bahwa pria tersebut sangat immature walaupun inteligensi tinggi . Sikap perilaku kekanak kanakan. Tanggung jawab rendah |
|
|
Menurut literatur hubungan ibu anak sedemikian erat sampai umur tua selalu dalam keadaan neurosis berat . Ditinjau dari segi pengembangan norma nilai etika moral dan budi pekerti apa yang harus disarankan ? Ternyata kasus seperti ini tidaklah satu |
|
|
KASUS 12 |
|
|
REMAJA YANG MENYUSU IBUNYA SEHINGGA SLTP |
|
|
Seorang anak laki laki yang paling bungsu dario enam bersaudara , mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ibunya . Sedemikian jauh bila anak tersebut sedang bermain sepedah , mendadak berhenti dan mencari Ibunya langsung menetek tetek Ibunya . Setelah berumur duapuluhan ia mengalami insomnis dan drug abuse . Selain itu ia telah dinikahklan |
|
|
Apakah sikap perilaku anak tersebut dan ibunya dapat dibenarkan ? Yang jelas anak tidak mengalami kedewasaan yang diharapkan walaupun sudah beristeri . |
|
|
|
BAB IV |
|
|
|
PEMBAHASAN |
|
|
NORMA NILAI ETIKA MORAL DIBUTUHKAN ? |
|
|
Sebagai bangsa yang hidup dalam negara yang masih abnormal dan kehidupan psikososial kemasyarakatan yang abnormal pula , barangkali perlu upaya penataan dasar kehidupan yaitu norma nilai etika moral , budi pekerti , akhlakiah bangsa . Dengan melihat sepintas studi literatur , fakta kasus di lapangan tampak bahwa untuk menanggulangi permasalahan membutuhkan aturan aturan yang jelas yang mirip suatu standard patokan bagi upaya penanggulangan dampak negatif daripada perbuatan psikoseksual . Ada kesan suatu prosedur operasi standard dibutuhkan bagi masyarakat yang mengalami kehidupan dinamika soial yang sangat tinggi. Masyarakat tampaknya tidak ada banyak waktu untuk melakukan tindakan preventif yang bertele tele. Mereka terkesan menginginkan "sekali omong" semua beres dan semua bersikap perilaku baik dan manis |
|
|
|
PENDEKATAN BEHAVIORAL |
|
|
Dari berbagai literatur serta pengalaman penulis cara atau metodologi yang dianggap cukup efektif ialah pendekatan behavior modification . Pendekatan ini dinilai cukup efektif walaupun di rasakan agak kasar , keras dan aversif . |
|
|
Tetapi untuk melaksanakan pendekatan behavioral harus melalui tahapan yang jelas . Pertama adanya standard sikap perilaku dan pandangan yang dianggap normatif yang diterima oleh sebagian besar masyarakat . Kedua pelatihan yang konsisten , pembiasaan yang berlanjut . Ketiga bilamana ada penyimpangan perlu dilakukan reward and punishment . Keempat, pengembangan watak sikap perilaku dan kepribadian pada hakekatnya terarah kepada pembentukan ,shaping.Kelima , pembentukan akan bisa berjalan bila ada dan atau disertai " positive reinforcement dan negative reinforcement. |
|
|
Seperti halnya yang tersebut dalam maksud dan tujuan , sesungguhnya pendekatan yang ber norma nilai etika dan moral , budi pekerti dan akhlakiah bertujuan makro yaitu menghadapi hidup , kehidupan dan perikehidupan yang baik , sukses dan tidak perlu terlalu banyak konflik , stress dan konstrin . Ketegangan dan musibah tidak perlu dicari dan ditantang . Semua hal yang berbahaya ditanggulangi dengan ridho Illahi |
|
|
Ada kesan bahwa untuk meningkatkan kualitas watak sikap perilaku dan kepribadian bangsa yang selama 54 tahun kurang terbina dengan mantap memerlukan pendekatan yang eklektik holistik . Pendekatan hanya berat kepada kognisi , pengertian , himbauan sudah jelas tidak atau kurang berhasil . Mungkin pendekatan emosional afektif lebih memberikan prospek yang positip . dalam hal ini , pendekatan behavioral terkesan mendekati apa yang diharap . |
|
|
METODA PENGUMPULAN DATA DAN PANDANGAN SEBAGAI |
|
|
LANGKAH AWAL |
|
|
Seperti apa yang dikemukakan sebelumnya bahwa pembahasan sesuai judul adalah tindak lanjut simposium yang lalu , yaitu " Konsolidasi Pengembangan Watak Sikap Perilaku dan Kepribadian Bangsa " . Komnas BPK berupaya terlebih dahulu pengumpulan pendapat tentang masalah norma nilai etika , moral dan budi pekerti serta akhlakiah . Yang jelas secara substantif kualitatif akan banyak perdebatan antara pro dan kontra tentang sesuatu sikap . Oleh karena itu penulis mengharap masalah pengembangan norma nilai etika moral , budi pekerti lebih baik terkumpul dengan latar belakang dinamika psikologi sesuatu aturan mengapa harus atau tidak harus demikian . Apalagi yang bersifat nasional . |
|
|
Disadari bahwa, norma nilai etika moral dan budi pekerti bangsa dalam keadaan bhineka . Mungkin yang dapat dinilai kualitatif baik sekali dan baik hanya 5- 20 % . Sedangkan yang 80 % dalam keadaan sedang , kurang atau kurang sekali . Karena itu dapat dipastikan bahwa penyusunan norma nilai etika moral , budi pekerti bangsa akan mendapatkan tentangan yang beraneka ragam . Ada yang merasa dibatasi ada yang merasa hak azasinya dilanggar , tetapi ada juga yang setuju . Yang jelas masyarakat kadang jenuh dengan kehidupan yang tidak normatif , sebagian besar dari mereka menginginkan kewajaran dan ketentraman hidup yang hakiki . |
|
|
Upaya sebagian dari tokoh tokoh DEPDIKNAS untuk mencantumkan masalah budi pekerti dalam kelulusan murid dan siswa merupakan langkah yang cukup konstruktif . Tetapi mudah diterka bahwa munculnya kebijakan tersebut akan disambut masyarakat dengan pro dan kontra . Yang jelas pihak guru akan menemui kesulitan untuk menentukan standard nasional baik buruk yang sampai sekarang masih kabur |
|
|
Kasus kasus yang dikemukakan diatas jelas dihadapi penulis dengan penuh hati hati , mengingat bangsa Indonesia yang cenderung munafik tidak mau menerima kenyataan dan tidak mau mendengar kejelekan diri . Suatu sikap yang menyulitkan pembinaan dirinya . Apalagi masalah penyimpangan norma nilai etika moral dan budi pekerti dalam kehidupan psikoseksual sudah dapat dipastikan akan dialami oleh siapa saja , hanya kadarnya yang berbeda . Dengan perkembangan waktu penulis hampir dapat dikatakan telah berhadapan dengan kasus kasus yang tercatat dalam literatur . Sikap perilaku yang aneh aneh yang terdapat dalam literatur satu persatu diketemukan di negeri Indonesia yang Pancasilais |
|
|
PELAKSANAAN PEMBINAAN |
|
|
Langkah pertama ialah pengembangan Pelatih dan pembina . Sumber daya tersebut hanya bisa dicapai dengan pelatihan bagi calon pelatih . Adapun substansi apa yang dilatihkan disesuaikan dengan hasil enam modul yang telah dibangun selama ini . Pelatihan dilaksanbakan bila mungkin selama tiga bulan tergantung kepada dana yang tersedia . Kepada mereka diberlakukan pelatihan pembiasaan , reward and punishment , positive , negative reinforcement , shaping , extinction |
|
|
Peserta sekitar 50 orang dengan 75 % Guru dari seluruh jurusan dan tingkatan dari Tk , SLTP dan SLTA baik Umum dan atau Agama , ataupun Kejuruan |
|
|
Langkah berikutnya penyebaran para pelatih ke masing masing bidang darimana mereka berada dan diadakan pelatihan dan pembiasaan seperti yang dilakukan pada kelompok pertama |
|
|
|
BAB V |
|
|
|
KESIMPULAN |
|
|
Berbicara tentang budi pekerti sebagai kunci keberhasilan perwujudan masyarakat madani perlu mengetahui definisi dan kriteria , maksud dan tujuan pengembangan seluruh perangkat modifikasi sikap perilaku termasuk budi pekerti . Konsisten dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta program Kerja Komnas BPK maka seluruh permasalahan terkait atau dikaitkan dengan upaya pengembangan watak , sikap Perilaku dan Kepribadian Bangsa secara menyeluruh termasuk pengembangan panutan |
|
|
Untuk pengembangan watak sikap perilaku dan kepribadian bangsa diperlukan adanya norma nilai etika moral dan hudi pekerti bangsa yang jelas |
|
Bagi bangsa dengan dinamika serta mobilitas sosial yang tinggi memerlukan ketentuan pembinaan diri , anak dan keluarga yang praktis pragmatis yang tidak menuntut energi pemikiran dan waktu yang berlebihan |
|
|
Pengembangan norma nilai etika dan budi pekerti bangsa akan berkembang bertahap sesuai dengan kemampuan personil dana dan prasarana . Langkah lanjut sesudah konsolidasi pengembangan watak sikap perilaku kepribadian bangsa yang lalu yang merupakan pandangan strategik , maka langkah selanjutnya seperti temu ilmiah sekarang ini . Temu ilmiah merupakan serangkaian pengumpulan sikap dan pandangan untuk melengkapi substansi norma nilai etika yang akan datang |
|
|
Pandangan seseorang tentang materi yang dibicarakan tetap terbuka untuk menerima pro dan kontra , begitu pula dengan penulisan yang disajikan |
|
Diharapkan bila masukan dari berbagai disiplin, etnik anthropologik , sosial kultural , psikologik , psikiatri cukup memadai , maka pelatihan bagi pelatih dapat dimulai . Adapun pelaksanaan sangat tergantung kepada situasi dan kondisi serta dana yang ada , serta motivasi pemerhati |
|
|
Sangat terkesan bahwa pendekatan behavioral yang dilandasi norma yang jelas dapat menanggulangi permasalahan yang dialami kasus kasus yang dikemukakan . |
|
|
Suiatu kenyataan bahwa Guru mutlak harus dikembangkan menjadi panutan paripurna pengembangan watak sikap perilaku kepribadian bangsa . |
|
|
Ekspose sebagian dari metodologi secara teknis mungkin bisa menambah keyakinan bahwa upaya pengembangan watak , sikap perilaku kepribadian bangsa dapat dilakukan secara sistimatik |
|
Guru atau sebagian dari Penegak Hukum yang mendapatkan pelatihan dan pembiasaan diharap menjadi teladan dan pembimbing pengembangan siswa , murid untuk menjadi apa saja termasuk menjadi manusia , , sarjana, teknisi , penegak hukum atau militer atau politisi yang memiliki watak sikap perilaku dan kepribadian yang baik yang terbina norma nilai etika , moral , budi pekerti , akhlakiah . |
|
|
|
BAB VI |
|
|
|
KEPUSTAKAAN |
|
|
Bernstein . S M , Changes in patients with gender identity problems after parental death . Am J of Psychiatry . 138 , 41 1981 |
|
Barton .W The Psychiatric Emergency . American Psychiatric Association and National Association of Mental health . Washington DC 1966 |
|
|
Harold I Kaplan Modern Synopsis of Psychiatry , The Williams and Weilkins Company Baltimore USA . 1981 |
|
Money J and Ehrhart . A Man and Woman / Boy and Girl . Johns Hopkins . Med J 137: 38 .1972 |
|