http://www.oocities.org/gratia_online          http://www.oocities.org/gratia_online          http://www.oocities.org/gratia_online          http://www.oocities.org/gratia_online          http://www.oocities.org/gratia_online          http://www.oocities.org/gratia_online          http://www.oocities.org/gratia_online


Kesaksian Liying, Daniel, Gong Sheng Liang dan 
Tong di China

Cerita ini bukanlah cerita fiksi. Ini adalah cerita nyata......  
 
Kematian tragis Ming Yong Lin
 Panggilan telepon diterima oleh seorang wanita Kristen yang bernama LiyingLiu di Fuzhou, China. Suaminya, Ming Yong Lin, ditangkap di tempat kerjanya. Ia adalah seorang anggota gereja sel yang aktif. Ia sudah ditangkap beberapa kali sebelumnya. Setelah beberapa hari ditangkap, polisi menelepon keluarganya dan mengatakan bahwa ia dapat dibebaskan apabila mereka membayar denda sebesar 50.000 yuan ($ 6.250). Pendapatan rata-rata di daerah tersebut sebesar 20.000 yuan. Keluarganya tidak memenuhi permintaan mereka karena tidak punya uang. Polisi berkata, "Jika kalian tidak dapat membayar uang tebusannya, maka ia akan mati." Beberapa hari kemudian mereka menerima telepon dari rumah duka. Polisi tersebut mengatakan bahwa Ming Yong Lin dipukuli oleh 9 tahanan yang lain dipenjara dan mereka juga menyulut tubuhnya dengan puntung rokok. Tetapi pihak polisi juga menawarkan 30.000 yuan kepada Li Ying Liu dan keluarganya supaya mereka menutup mulut.
Mengapa mereka menawarkan sogokan jika mereka tidak melakukan hal yang salah?
 
BERADA DI JALUR APOSTOLIK
Pada saat kami berkunjung ke China dan bertemu dengan seorang pemimpin Kristen yang kami panggil "Daniel". Ia memberitahukan kepada kami bahwa ia sering diawasi oleh pihak kepolisian. "Jalur nomor telepon tetangga saya sangat jelas dan selalu bekerja," ia berkata. "Jalur nomor telepon saya selalu terputus dan saya mendengar ada suara ribut di jalur telepon saya." Ia mengetahui bahwa jalur nomorteleponnya disadap. Bagaimanapun juga, Daniel melihat hal ini sebagai kesempatan untuk mengabarkan Injil, bukan sebagai suatu ancaman. "Bukan saja pemerintah yang sedang mengawasi kami, melainkan juga orang yang tidak percaya." Daniel sering menceritakan kesaksiannya kepada mereka yang menyadap teleponnya. Kami bertanya kepada Daniel apa yang akan terjadi jika ia tertangkap pada saat sedang mengadakan pertemuan dengan kami. Ia menjawab, "Anda akan dipulangkan dan dicekal supaya tidak dapat kembali ke China." Kemudian kami bertanya kepadanya, "Apa yang akan terjadi dengan anda?" Ia berkata, "Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi saya sudah siap sedia, seperti rasul Paulus, bahkan menyerahkan nyawanya." Daniel sudah siap di dalam menghadapi peperangan rohani. Umat Kristiani di negara lain juga memiliki sebuah pilihan. Apakah kita akan membantu saudara-saudari kita di China di dalam menghadapi peperangan rohani di sana? Apakah kita akan menyalurkan Alkitab dan literatur Kristen sebagai amunisi? "Kesulitan dan penganiayaan adalah sebuah berkat," kata Daniel. Penganiayaan dan kesulitan telah membuat umat Kristiani menjadi matang dan dewasa. Gereja mula-mula tidak sama seperti gereja-gereja yang ada di Amerika Serikat dan Inggris, tetapi lebih kurang sama dengan gereja-gereja di Pakistan, Afghanistan, China dan Korut. Kita selalu mengatakan ingin mengikuti jejak para rasul. Gereja rumah yang dipimpin Daniel mengalami pertumbuhan yang cepat. Tahun lalu mereka membaptis 450 orang. Apa yang menjadi rahasianya? Umat Kristiani yang setia, yang selalu mengabarkan Injil dari satu orang ke orang lain. Daniel membicarakan tentang persiapan yang akan dilakukannya seandainya ia ditangkap. "Yang paling penting adalah persiapan rohani, perbanyak baca Alkitab setiap hari dan menghafal ayat-ayat. "Apakah Daniel berharap ia ditangkap? "Apabila itu adalah kehendak Tuhan, saya akan mengikuti-Nya."
 
SEBUAH JALAN PENDERITAAN
Gereja rumah China Selatan adalah salah satu dari gereja rumah yang paling cepat pertumbuhannya di China. Pihak pemerintah mengawasi setiap gerak-gerik mereka. Pemerintah telah bekerja keras selama 18 bulan untuk menutup gereja rumah tersebut. Pada tahun 2001, sekitar 500 orang pekerja gereja rumah dan evangelis yang ditangkap dan dikirim ke kamp buruh. Beberapa di antara mereka dijatuhi hukuman mati. Pendeta Gong Shengliang yang merupakan pemimpin gereja rumah China Selatan dijatuhi hukuman mati awal tahun ini. Setelah pihak Internasional bersuara, kasusnya dipertimbangkan kembali. Saudara sepupunya, Li Ying, juga dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan kota Jingmen. Ia dijatuhi hukuman penjara selama 2 tahun dan setelah itu ia akan dihukum mati. Ia berumur 30 tahun dan merupakan wakil dari pendeta Gong Sheng Liang. Ia juga menerbitkan majalah tentang gereja bawah tanah di China. Ditangkap dan dipenjarakan bukanlah suatu hal yang baru bagi Li Ying. Ia telah ditangkap beberapa kali dan menghabiskan waktu di penjara selama 1 tahun pada tahun 1996. Baru-baru ini pekerja Kami bertemu dengan ibunya, bibinya dan dua kakak perempuan dari pendeta Gong. Ibu Li Ying mengatakan bahwa anaknya adalah seorang yang takut akan Tuhan dan ia tidak pernah mengeluh walaupun menghadapi penganiayaan. 17 pemimpin gereja rumah China Selatan ditangkap tahun lalu dan tak seorangpun dari antara mereka yang diijinkan untuk dijenguk oleh keluarganya. Ibu Li Ying tetap setia kepada Tuhan walaupun terpisah dari anaknya. Kami bertanya kepada keluarga para pemimpin gereja rumah China Selatan yang dipenjarakan bagaimana perasaan mereka dalam menghadapi hal tersebut dan mereka menjawab, "Kami tidak kecewa. Sebaliknya, penganiayaan telah membuat kami semakin mencintai Yesus. Melayani Yesus berarti juga harus melalui jalan penderitaan. Kami sudah siap untuk melalui jalan yang sulit." Li Ying tetap kuat di dalam Tuhan. Ia telah menulis surat kepada gereja dari penjara dan ia mendorong anggota gereja untuk tetap setia di dalam Tuhan dan tidak perlu mengkhawatirkan dirinya. Ibu Li Ying berkata, "Saya percaya bahwa saya akan bertemu dengannya suatu hari. Yesus lebih mencintainya daripada saya. Saya memberitahukan kepada-Nya untuk terus menerus bersandar pada Tuhan dan terus mengikuti-Nya." Kami juga membantu memberikan bantuan dana untuk mencetak majalah rohani bagi umat Kristiani di China.
 
MEMATUHI ALKITAB
Saudari Tong dibebaskan bulan Januari yang lalu setelah ia dimasukkan kedalam penjara. Ia tetap melayani Tuhan di dalam penjara. Ia ditangkap karena memimpin gereja bawah tanah. Aparat menyerbu masuk, memerintahkannya berhenti berkhotbah dan membawa umat Kristiani yang lain ke kantor polisi dan ditahan selama berjam-jam. Saudari Tong dipenjara selama 6 bulan. Ia ditempatkan di sebuah sel kecil bersama 17 tahanan wanita lainnya. Di dalam sel tersebut tidak terdapat tempat tidur yang cukup, oleh karena itu mereka secara bergantian tidur di atas lantai. Polisi melarang ia berkhotbah tentang kasih Yesus dan keselamatan yang diberikan oleh-Nya. Ia mengatakan bahwa ia tidak dapat berhenti mengabarkan Injil. "Alkitab memberitahukan kepada kita untuk mengabarkan Injil. Kita harus lebih mematuhi Firman Tuhan daripada manusia. Firman Tuhan memberikan kekuatan kepada kami untuk terus melangkah," kata Tong. Kami membantu mengirimkan literatur Kristen kepada saudari Tong dan umat Kristiani yang lain di China.
 
Berdoalah bagi umat Kristiani di China supaya mereka dapat bertahan di tengah-tengah penderitaan mereka. (end)  

Sumber: Voice of Martyrs, mailing list

 

KESAKSIAN

 
 



WORD OF GOD

 


LINKS

 

www.hannah.or.kr



© 2003 GRATIA ONLINE

in Yap island