
KRONOLOGIS
PENYERBUAN APARAT KEPOLISIAN KE KAMPUS II
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Pada tanggal 1 Mei 2004
Aksi Mahasiswa yang dilakukan pada tanggal 1 Mei 2004 dicederai dengan tindakan yang biadab, brutal dan sangat tidak berperikemanusiaan oleh aparat kepolisian di kampus II Umi, jl. Urip Sumoharjo, Makassar , Proses kejadian tersebut sebagai berikut:
Pukul 11.30
Lembaga Mahasiswa se UMI melakukan aksi di depan kampus sebagai aksi lanjutan dari tanggal 26 dan 30 April, dan posisi aksi dipusatkan di depan pintu II kampus UMI Urip Sumoharjo KM.05 dengan cara orasi sambil membagi-bagikan selebaran sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat. Issu yang diangkat adalah Pembebasan Abu Bakar Ba'syr dan ketegasan aparat dalam penanganan gerakan separatis RMS.
Pukul 12.15
Aksi dihentikan sementara mengingat shalat dhuhur
Pukul 13.30
Aksi kembali dilanjutkan, dengan issu yang sama dan metode yang sama tanpa menutup jalan Urip Sumoharjo depan kampus UMI.
Pukul 14.40
Aparat Kepolisian (POLANTAS) melakukan pemblokiran jalan, dan polisi mengisukan ke sopir pete-pete (angkot) bahwa Mahasiswa UMI akan membakar kalau ada mobil lewat padahal mahasiswa tidak pernah bermaksud menutup jalan, sehingga tindakan aparat kepolisian tersebut menimbulkan kemacetan lalu lintas dari arah barat dan timur jalan Urip Sumoharjo.
Pukul 15.15
Di Pintu I UMI, konsentrasi massa bertambah dengan bergabungnya beberapa mahasiswa dari dalam kampus yang telah selesai melaksanakan aktivitas perkuliahan.
Pukul 15.25
Tiba-tiba dari arah pintu I UMI ada sepeda motor yang dikendarai dengan berbonceng tiga dan salah satu diantaranya adalah polisi (kemudian dicitrakan dengan sandera) yang berposisi duduk di tengah. Mereka melewati jalan depan pagar dan masuk ke kampus lewat pintu II UMI, namun setelah itu dibiarkan oleh mahasiswa meninggalakan kampus.
Pukul 15.30
Di pintu I UMI sudah mulai terjadi keributan seiring datangnya aparat Kepolisian dari POLRESTA Makassar Timur sebanyak 1 truk, yang merefresif kawan-kawan mahasiswa dengan alasan untuk membebaskan anggota kepolisian yang dicitrakan sebagai sandera. Seiring adanya bentrokan antara pihak kepolisian dengan Front Ferlawanan Militer di depan pintu I UMI, maka atas kesepakatan korlap-korlap, maka mahasiswa lembaga se UMI, dengan pertimbangan rawan anarkis, serta menghindari terpancingnya civitas academika UMI, aksi lembaga se UMI mulai dibubarkan dengan cara menarik mahasiswa ke dalam kampus.
Pukul 15.35
Bentrokan semakin memanas disebabkan insiden letusan senjata aparat polisis yang dihadapi oleh mahasiswa dengan melempar batu. Kondisi ini memancing civitas akademica terkonsentrasi di sekitar pintu I UMI. Aparat kepolisian dipimpin oleh Iptu IF Irwanto dengan Komando kata “SERBU !” dan melakukan tembakan senjata sebagai pertanda komando untuk menyerbu masuk kampus. Bahkan dengan entengnya berkata “Kalian mahasiswa memang harus berdarah” ataukah dengan kata-kata “Silahkan peringati lagi tahun depan AMARAH jilid II” (Peristiwa AMARAH merenggut 3 korban jiwa dari Mahasiswa UMI yang terjadi pada tanggal 24 April 1996).
Pukul 15.50
Wakil Rektor III UMI, Ir. Lambang Basri , MT , berusaha menenangkan mahasiswa dan meminta mundur ke dalam kampus. Kemudian berusaha melobi aparat kepolisian untuk mencari jalan tengah. Namun jawaban dari salah seorang polisi bahwa “Tidak ada lobi/negosiasi ini adalah perintah dari atasan”.
Pukul 15.55
Pintu gerbang I UMI ditutup, mahasiswa terkonsentrasi di dalam kampus, namun insiden tetap terjadi karena aparat tetap menembaki mahasiswa dan mahasiswa membalasnya dengan lemparan batu dari dalam kampus.
Pukul 16.00
Aparat memasuki kampus dengan melompati pagar dan membuka pintu gerbang. Mulailah terjadi penyerbuan secara seporadis terhadap mahasiswa dengan cara melakukan penembakan baik ke udara maupun mendatar ke arah target, tetapi karena mahasiswa melakukan perlawanan penyerbuan tersebut terhenti sampai di depan Fakultas Ekonomi UMI.
Pukul 16.02
Jumlah aparat semakin bertambah, mahasiswa dipukul mundur masuk dengan tembakan dan juga lemparan batu dari aparat. Dan mahasiswa mundur sampai arah pertigaan Fakultas Kedokteran. Aparat memasuki Fakultas Ekonomi UMI dan menganiaya mahasiswa yang ditemuinya tanpa perikemanusiaan. Dan mengejek mahasiswi adalah “lonte”. Praktis Fakultas Ekonomi dikuasai aparat kepolisian.
Pukul 16.10
Perlawanan mahasiswa terkonsentrasi di pertigaan Fakulatas Kedokteran-Pertanian dari arah Mesjid / Fakulatas Hukum dan dari arah Perpustakaan UMI. Selanjutnya Mahasiswa tercerai berai menyelamatkan diri ke ruang-ruang kuliah, seiring datangnya pasukan bermotor Sabhara Perintis yang menembak membabi buta. Praktis aparat menguasai pertigaan Fakaultas Kedokteran-Pertanian. Selajutnya konsentrasi perlindungan keamanan mahasiswa adalah Fakultas Kedokteran, Hukum, Teknik, FTI, dan Pertanian.
Pukul 16.15
Fakultas Hukum dan Fakultas Pertanian disisir oleh aparat, bukan hanya itu Mesjid Umar bi Khattab pun di sisirnya. Di Fakultas Hukum aparat menganiaya dan menangkapi sekitar 30-an mahasiswa, serta merusak ruangan Dekan Fakultas Hukum. Di Fakultas Pertanian, aparat bukan hanya menagkapi dan menganiaya mahasiswa, tetapi juga memecahkan kaca-kaca ruang perkuliahan.
Pukul 16.30
Setelah aparat menguasai wilayah depan kampus UMI, konsentrasi mahasiswa selanjutnya berada di Fakultas Teknik. Selama sekitar 15 menit terjadi bentrokan di sekitar perpustakaan UMI dan aparat semakin membabi buta dengan menembakkan peluru tajam ke arah mahasiswa, yang menyebabkan beberapa orang terkena tembakan. Ditengarai salah satu pelakunya adalah Bribda dayat, salah seorang aggota POLRESTA Makassar Timur yang dikenali oleh beberapa orang mahasiswa. Puluhan mahasiswa menderita luka tembak, dua di antaranya terkena pada paha kiri, tembus ke paha belakang dan yang satunya pada kepala bagian kiri.
Pukul 17.00
Inilah kejadian yang paling menyedihkan, aparat kemudian melakukan penyisiran di Fakultas Teknik dengan dalih mencari anggota kepolisian yang menurut mereka disandera oleh mahasiswa, sementara Bibtu Sudirman sudah kembali ke MAPOLWILTABES Makassar tanpa ada luka sedikit pun. Polisi menyiksa siapa pun yang berhasil ditangkap, termasuk mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan, Ujian seminar skripsi dan penelitian di laboratorium. Sekitar 100 lebih mahasiswa yang sempat ditangkap, digiring dari lantai 4 ke lantai dasar dengan jalan jongkok, sambil menuruni tangga dengan bertelanjang dada, mereka dipukuli, ditendang, diinjak, dan diseret, kebanyakan mahasiswa dihantam dengan popor senapan, gagang pistol, hantaman sepatu laras dan sabetan sangkur, sehingga sebagia mahasiswa terluka di bagian kepala. Mahasiswi pun di ejek dengan kata-kata tidak senonoh “Kalian adalah lonte semua atau TKW-TKW yang ditelantarkan”. Aparat juga membongkar paksa gembok laboratorium teknologi dan menyiksa mahasiswa yang sedang melakukan praktek dan menganiaya seorang dosen dan dua asisten laboratorium teknologi yang sementara menunaikan Sholat.
Pukul 17.15
Fakultas Teknologi Industri juga menjadi target kepolisian. Mahasiswa yang sedang praktikum laboratorium Operasi Teknik Kimia ditangkapi dan dianiaya hanya karena berkeringan atau tangannya kotor.
Pukul 17.30
Aparat menguasai kampus secara keseluruhan. Mahasiswa yang berhasi ditangkap di ruang-ruang perkuliahan kemudian diangkut dengan 3 unit truk.
Pukul 17.45
Aparat meninggalakan Kampus II UMI.
Demikian kronologis ini di buat sebagai upaya untuk menjernihkan peristiwa yang terjadi sebenarnya dan menjadi pegangan semua pihak.
Kembali ke Wiranto Circle vs Klenik SBY