Pernikahan Sejenis

Mustafa:

Astaghfirullah!!
Ternyata masih ada juga orang yang nekat melakukan pernikahan sejenis. Ini bisa dibaca dari laporan utama GATRA yang terbaru. Artikelnya bisa dilihat di http://www.gatra.com/artikel.php?id=31335

Teman-teman bisa membaca juga komentar saya di artikel tersebut

Saya sangat mengharapkan teman-teman ikut berkomentar di artikel tersebut, untuk tujuan dakwah, agar teman-teman kita tidak ikut-ikutan melakukan pernikahan sejenis. Kalau cuma berhubungan seksual, itu memang dilarang, tapi masih lumayan deh. Tapi kalau sudah menjurus kepada pernikahan, wah.. ini benar-benar kelewatan!

Budi:

Jujur saja saya enggak habis pikir mereka bisa melakukan hal itu.. Tapi itu terserah mereka, hak mereka. Kita yang muslim jangan sampai melakukan pernikahan sejenis. Kita harus mencoba untuk bisa merubah diri secara perlahan-lahan sampai menemukan jati diri kita yang sesungguhnya.

Aduuh, aku kok jadi menasehati yaa... aku hanya sedikit memberi komentar atas berita ini. Aku juga sama dengan teman-teman di milis ini. Lagi berusaha untuk melepas kehidupan 'dunia sakit' secara pelan-pelan. Aku bersyukur karna ampe sekarang aku udah jarang banget nyentuh hal-hal yang berbau gay... Yah, semoga itu bertahan ampe seterusnya. Selama ini aku emang jarang mengomentari pendapat-pendapat yang hadir di milis ini, coz aku gak tau mo ngomong apa, gak pandai merangkai kata-kata yang pas untuk berkomentar. Aku hanya cukup menjadi pembaca setia pendapat yang masuk sekaligus meresapi isinya.. :) Mungkin baru inilah aku berkomentar...

Buat mas Mustafa kamal, terima kasih atas artikelnya ini. dan klo temen2 yang lain punya artikel lain ttg dunia 'sakit' silahkan di tampilkan supaya dapat dijadikan pembelajaran bagi kita semua.. Terus aja ramaikan milis ini... Aku senang Banyak temen-temen baru yang bergabung...yang aku harap dengan ikhlas bersama-sama selalu di jalan Allah SWT, amiin..

Semper:

Saya pikir bahkan dalam agama mereka pun hal semacam itu tidak diperbolehkan. Jadi, sebetulnya hal itu seperti prosesi "maen-2" aja, karena intinya (restu Tuhan) tidak mungkin dijolok turun (Emangya buah) kalau syaratnya aja gak dipenuhi (Beda jenis kelamin). Yah, minimal mirip-2 pernikahan resmi lah, mungkin begitu pikir mereka. Siapa tahu, Tuhan sebenarnya merestui, atau malah Tuhan itu gak ada? Gak taulah...

Bener, kok, mereka memang berhak. Telah jelas jalan menuju kesalehan dan jalan menuju kebinasaan. Berimanlah siapa yang mau, dan kafirlah siapa yang mau

mqzf:

Masalah homoseksual sedang terekspos lagi di media Indonesia nih. Tapi ya emang masalah ini udah ada sejak jaman dahulu, menjadi bagian dari kehidupan manusia. Dan sejak jaman dahulu itu hingga sekarang perilaku ini tetaplah perilaku yang dianggap aneh oleh orang normal.

Pernikahan pasangan homoseksual sebenarnya bukan lagi hal baru. Bahkan di Indonesia. Menurut bukunya Dede Oetomo, tahun 1981 media massa Indonesia telah mengekspos pesta pernikahan pasangan lesbian Jossie dan Boni di Jakarta. Tapi ternyata ekspos media massa itu tidak kemudian membuat pasangan-pasangan homoseksual lainnya beramai-ramai menikah.

Operasi ganti kelamin yang dilakukan Dorce, hingga akhirnya dia bisa resmi mendapatkan status sebagai wanita dari pengadilan, juga tidak kemudian membuat waria-waria lain beramai-ramai melakukan operasi ganti kelamin.

Yang terbaru satu ini saya pikir juga nggak akan menimbulkan gelombang pernikahan pasangan homoseksual.

- Pertama, karena norma dan pandangan uumum masyarakat yang menganggap homoseksual adalah sesuatu yang tidak bisa diterima, akan menimbulkan penentangan yang hebat dari keluarga pasangan yang hendak menikah. Dan orang Indonesia adalah umumnya orang yang masih mempunyai keterikatan yang cukup kuat dengan keluarga.

- Kedua, sulitnya prosedur untuk melanggkah hingga ke tahap meresmikan pernikahan di depan hukum. Karena harus menikah di negera lain, maka harus mengikuti hukum setempat. Jangan harap bisa menikah resmi di Indonesia. Tidak ada undang-undang dan peraturan resmi Indonesia yang menerima pernikahan sejenis. Dan tidak ada agama atau sekte agama yang memperbolehkan pernikahan sejenis bahkan untuk sekedar "nikah di bawah tangan".

- Ketiga, para pelaku homoseksual kebannyakan adalah orang yang suka gonta-ganti pasangan. Mereka tidak terlalu suka dengan komitmen. Yang mereka cari terutama adalah kesenangan. (Katanya sih ......)

Apa gunanya sih menikah bagi pasangan homoseksual? Perwujudan ketulusan cinta dan komitmen? Dede Oetomo yang dedengkotnya gay Indonesia juga tidak menikah dengan pasangan tetapnya, hanya tinggal serumah saja.

Jadi menurut saya fenomena ini hanyalah ekspos sesaat saja.

Yang agak perlu dicermati malah pernyataan Dede di artikel itu, bahwa ada partai yang berniat mengakomodasi kepentingan para gay.

Wah ini yang bisa bahaya. Kalo mereka sampai bisa mempunyai kekuatan politik, mereka bisa berbuat apa saja. Termasuk membuat peraturan dan undang-undang yang "gay-friendly". Untungnya sih itu cuma partai gurem yang hampir saja dinyatakan terlarang karena diduga beraliran komunis, PRD.

***

Tapi buat mas Mustafa, jangan dibilang kalo sekedar hubungan seksual itu "masih lumayan". Duh, ati-ati dong mas. Itu malah adalah hal yang paling dikecam dalam Islam.

Apakah hubungan homoseksual menjadi nggak masalah asalkan nggak sampai menikah? enggak kan mas. Apakah hubungan homoseksual menjadi boleh saja asalkan kita tetap menikah secara sah dengan lawan jenis? enggak juga kan. Banyak gay yang menikah dengan lawan jenis tapi tetap menjalin hubungan sejenis di luar.

Menurut saya yang lebih esensial adalah masalah hubungan homoseksualnya dan bukannya masalah legalisasi pernikahan homoseksual. Karena hubungan homoseksual akan selamanya dilarang dalam Islam, maka legalisasi pernikahan homoseksual oleh peraturan buatan manusia menjadi sama sekali tidak penting. Tidak merubah apa apa.

Yang membahayakan adalah jika ada kelompok tertentu dari kalangan homoseksual yang mulai mengotak-atik ajaran Islam, membuat penafsiran baru atas dalil-dalil Islam, demi menghalalkan hasrat mereka. Dan kelompok seperti ini sudah ada dan sedang gencar menyebarkan pemahaman sesat mereka, mereka sering menyebut kelompok mereka sebagai "gay muslim". Ini yang perlu lebih diwaspadai. Menurut saya.

Mustafa:

makasih atas kritiknya Penjelasan saya: Saya melontarkan kalimat seperti itu adalah dalam rangka "perbandingan" semata.

Memang, melakukan hubungan seksual sejenis (yang hanya berlandaskan nafsu) itu memang maksiat dan sangat dilaknat Allah. Tapi kalau kita bandingkan dengan orang yang sudah sampai pada taraf pacaran atau bahkan menikah, itu jauh lebih parah lagi. Kenapa? Karena yang namanya pacaran atau menikah itu, sudah melibatkan perasaan, cinta, kasih sayang, dan hal-hal lain yang berhubungan. Masalahnya menjadi jauh lebih komplit dan rumit.

Inilah yang saya maksud dengan "sekadar hubungan seksual itu masih lumayan." Jadi bukan berarti saya berkompromi dengan itu. Hehehehe...

Alhamdulillah, ketika dulu saya masih dalam kegelapan, saya belum sampai terjebak pada urusan pacaran dan sebagainya. Memang sih, saya pernah mencoba. Tapi apa yang terjadi? Saya merasa bingung sendiri, apa tujuan saya pacaran dengan sejenis? Selain itu, tingkat stress-nya sangat tinggi, karena setiap hari kita dilanda cemburu (tahu sendiri lah.. orang-orang gay itu mana ada yang setia. Gonta-ganti pasangan itu biasa), perasaan khawatir yang enggak jelas, dan sebagainya.

Oke deh, itu penjelasan saya. Tapi bagaimana pun, terima kasih buat kritiknya

<< Sebelumnya | Indeks Diskusi | Selanjutnya >>