Surat dari Seorang Sahabat

Berikut ini adalah kutipan surat dari salah seorang sahabat, beliau kini menjadi ayah dari seorang putra (mestinya sih, dua orang putra)

[kota dihapus], 20 April 2000

Dear : [Nama dihapus]

Bismillahirrohmanirrohim

Semoga surat ini langsung nyampai ke tanganmu dan tidak raib lagi. Aku sangat menyesal surat yang terakhir kemarin tidak sempat terbaca oleh kamu. Maklum, isinya lumayan banyak, aku kan sudah capek nulisnya... Tapi ya sudahlah, berarti kita 1-1. Surat kamu kan pernah nyasar juga ya, waktu aku Diklat dulu. [dua paragraf disensor habis, isinya pribadi banget sih].

Sekarang, gantian aku ingin sedikit cerita tentang "perkembanganku" akhir-2 ini. Yang paling nampak adalah perkembangan badanku yg tambah 4 kg! (dibanding sebelum nikah) dan perkembangan perut istriku yang kini sudah mulai nampak membuncit di usia kandungan ke-5. Kok bisa, ya? Ya bisa... Kalau mau beruusaha, bisa...! Sobat, sungguh! Ini semacam suatu keajaiban! Anugerah yang sangat tidak ternilai dari Allah SWT. Alhamdulillah... Siapa sangka aku bisa seperti ini? Setahun yang lalu pun, sama sekali tak terbayangkan [Ini juga disensor, habis rada serem sih].

Kini, semuanya telah berubah. Sebuah keberanian dan kenekadan telah kutunjukkan dan buktikan! Rahmat Illahi begitu dahsyatnya. KeMahaBesarann-Nya tak terjangkau oleh kecilnya rasio manusia, kecuali dilandasi keimanan dan ketawakalan. Sekali lagi, ini mukjizat bagiku! Tolong, dan mari kita kabarkan ini semua... (Tapi jangan publikasikan aku!)

Karena itulah sobat, aku lebih dan sangat "plong"! Beban teramat berat itu kini mulai memudar, namun proses itu masih terus berjalan. Jadi, BUKAN BERARTI aku tak tertarik [sensor lagi, ah!] lagi, terpesona sama lucky alamsyah, tak terpikat sama Atalarik Syach, maupun tak terpana pada tubuh Ade Ray. Hanya saja, kadarnya relatif dan cenderung menurun. Termasuk kalau pas di jalanan ketemu sama yang cakep-2, kini tak semenggebu dulu lagi.

Dan yang jelas, semuanya sudah cukup bisa disalurkan pada 1 org yg aku sayangi: Istriku! Tapi jangan mengira dia hanya sebagai obyek, lho! Hanya saja, semuanya butuh waktu, proses, dan kesabaran. Yg penting, saat ini everything is okay! Bahkan terkesan sangat mesra dan harmonis. Apalagi pada masa kehamilannya.

Agaknya memang terbukti apa yang pernah dikatakan (via surat) salah seorang pen-friend dari Salatiga (hanya sekali kirim dan belum pernah ketemu orangnya) yang menceritakan pengalamannya bahwa dirinya (yang sama [sensor dikit] dan telah berkeluarga dengan beberapa putra) mampu memuaskan istrinya dengan luar biasa, karena setiap kali hubungan mampu "bertahan" sangat lama (1-1 1/2 jam) sehingga istrinya sampai 4-5 kali mengalami "puncak." Ternyata pengalamannya persis dengan yang saya alami! Jadi, kalau mau jujur [lagi-2 sensor] malah justru lebih "hebat" dan "jantan", kan? Termasuk jarang lho, laki-2 yang sampai bisa begitu. Bahkan untuk para pengantin baru, biasanya kan malah ada sitilah (maaf): "peltu" atau "plekcur" dsb. (Kalau masih bingung bisa ditanyakan lebih lanjut). Singkatnya, mereka biasanya hanya mampu bertahan kurang dari 10 menit, sehingga sitrinya justru belum sampai "puncak". Jadi kesimpulannya? Kawin? Siapa takut ?! Sorry ya, kalau aku terlalu vulgar... [Emang iya] [Moga-2 belum bosen: Sensooor...]

Sobat, sebenarnya aku masih punya komitmen untuk "menyelamatkan" teman-2 yg senasib, minmal menyebarkan hikmah yang telah aku jalani ini. Tapi agaknya utk saat-2 ini masih sulit seaktif dulu. So, minimal melalui kamu-lah yg aku harapkan sebagai "kepanjangan tanganku". Itu pun sebatas kesanggupanmu. OK? Semoga Allah SWT selalu
memberikan yg terbaik buat kita.

Wassalamu'alaikum wr wb.

Always, [Ini sensor terakhir, kok]

 

 

<< Sebelumnya | Indeks Kisah | Selanjutnya >>