Help
Me
Umar
:
Saya adalah G yg ingin hidup normal. Adakah yg dapat menolong saya.
Ya Allah tolonglah hambamu ini. aku malu pada diri sendiri dan keluarga saya yg terus mendesak agar saya menikah.
Ingin rasanya saya bunuh diri saja.
tolonglah Ya Allah tolonglah Hambamu ini
mqzf:
Saya sangat memahami kerisauan anda, karena memang hal semacam ini sering
terjadi pada orang-orang seperti kita. Orang-orang yang dihadapkan oleh Allah kepada ujian yang cukup berat, yang bagi orang lain adalah sesuatu yang mejijikkan./span>
Saya harus kembali mengingatkan, bahwa tidak ada jalan pintas
yang bisa ditempuh untuk masalah kita ini. Terutama bagi kita
yang ingin tetap mempertahankan keyakinan dan keimanan kita
dalam Islam. Bahkan terapi yang ditawarkan oleh para psikolog
dan psikiater membutuhkan waktu bertahun-tahun, dan keefektifannya
juga masih diragukan oleh beberapa pihak.
Berdo'a
setiap malam memohon mukjizat agar kita dirubah menjadi orang
normal, memang mungkin saja dikabulkan karena Allah Maha Kuasa
atas segalanya. Tapi berapa kemungkinannya untuk terkabul, dan
seberapa dekatkah kita dengan Allah sehingga kita pantas mendapat
suatu anugerah besar berupa mukjizat tersebut.
Hal
pertama yang saya sarankan adalah terimalah kenyataan yang anda
harus hadapi. Bahwa anda sedang dicoba oleh Allah SWT dengan
suatu cobaan berat yang akan berlangsung seumur hidup anda.
Jangan membandingkan cobaan yang anda terima dengan cobaan yang
diterima orang lain yang tampaknya lebih ringan. Bandingkan
dengan cobaan yang lebih berat. Bayangkan jika anda ditakdirkan
buta atau lumpuh, atau anda dilahirkan dalam keluarga yang sangat
miskin sehingga tidak pernah terpikir untuk bisa menyentuh komputer.
Syukurilah
segala nikmat Allah yang telah anda dapatkan. Banyak sekali
hal yang bisa kita syukuri yang sebenarnya merupakan karunia
yang sangat berarti dari Allah. Yang kita baru akan sadar dan
bisa merasakan artinya jika salah satu nikmat itu dicabut dari
kita. Bayangkan jika kita harus hidup di daerah kering tanpa
air. Saat itu barulah kita menyadari bahwa air yang melimpah
di sekitar kita saat ini adalah nikmat yang tidak terkira. Syukurilah
semua itu, berterimakasih-lah akan hal itu. Insya Allah anda
akan bisa lebih ikhlas menjalani hidup ini, tidak terlalu banyak
menuntut, karena sadar semuanya adalah dari Allah Yang Rahmaan
dan Rahiim.
Dalam
menghadapi cobaan ini, jangan anda menghinakan diri anda sendiri.
Jangan karena pandangan masyarakat umum - yang menyatakan bahwa
orang dengan ketertarikan terhadap sejenis adalah orang yang
tidak bermoral - membuat anda memvonis diri anda sendiri sebagai
orang yang hina. Biarkanlah pandangan orang menjadi pandangan
mereka sendiri, karena kita lebih tahu apa yang sedang kita
hadapi. Setiap orang tetap mempunyai potensi untuk menjadi orang
yang mulia di mata Allah SWT, siapapun juga tanpa kecuali. Asalkan
dia mau bertaqwa dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah.
Tidak
perlu menganggap diri kita sebagai orang yang memalukan, karena
hal itu tidak ada gunanya, tidak memberi jalan keluar. Ketertarikan
kita terhadap sejenis adalah cobaan dari Allah yang harus dihadapi.
Rasa tertarik secara seksual terhadap orang lain adalah sesuatu
yang alami, setiap orang mengalaminya. Dan ketertarikan seksual
ini memang sangat rentan sekali untuk terwujud menjadi suatu
perbuatan dosa, baik ketertarikan dengan lawan jenis maupun
sejenis. Dosa itu berawal dari zina mata, zina hati, zina tangan,
hingga zina yang sebenarnya.
Setiap
orang yang bertaqwa kepada Allah harus mampu mengatasi dorongan
seksualnya. Nafsu seksual adalah cobaan bagi setiap orang. Islam
tidak pernah mengijinkan seorangpun untuk membebas-lepaskan
nafsu seksualnya. Nafsu seksual adalah untuk dikendalikan, bukan
untuk dilampiaskan.
Pengendalian
itu berawal dari mata. Dan sebenarnya ini adalah yang paling
berat. Karena kita kadang tidak merasakannya sebagai suatu dosa.
Islam mengajarkan untuk menundukkan pandangan kita dari segala
sesuatu yang bisa menumbuhkan hasrat seksual. Kenalilah saat-saat
pandangan anda telah mulai menjadi hasrat seksual. Dan pada
saat itu terjadi tundukkan pandangan anda, jangan memperturutkannya.
Tundukkan pandangan anda sebagai wujud dari ketaqwaan anda kepada
Allah.
Ketika
anda harus berjuang untuk memilih antara ingin memandangi terus
atau mengalihkan pandangan, sadarilah bahwa jika anda memilih
untuk mengalihkan pandangan maka anda telah berhasil mengalahkan
nafsu anda dan bisikan setan. Anda telah membesarkan nama Allah
dalam hati anda, bahwa keridhoan Allah adalah jauh lebih besar
artinya daripada mengikuti nafsu. Dan bahwa insya Allah anda
akan mendapat ganjaran berlipat atas pilihan anda untuk tetap
mentaati perintah Allah.
Jika
anda telah mampu mengendalikan pandangan anda, insya Allah akan
lebih mudah mengendalikan dorongan-dorongan yang lain. Karena
pandangan memang salah satu pintu utama dari nafsu. Dan lakukan
itu dengan ikhlas, hanya karena mengharap ridho Allah.
Mengenai
menikah dengan lawan jenis, mohon maaf, saya sendiri juga belum
menikah meski sudah cukup umur. Jadi saya tidak bisa memberi
saran yang berarti dalam anda menghadapi desakan keluarga.
Jika
anda memang ingin atau harus menikah, kembali saya sarankan
jalanilah dengan ikhlas untuk mengharap ridho Allah. Hidup kita
adalah untuk Allah, bukan untuk kesenangan diri kita sendiri.
Untuk menjalaninya mungkin memang kita harus menjalaninya sebagai
mana orang straight menjalaninya. Dan kita tahu juga bahwa bahkan
tidak semua orang straight mampu menjalaninya dengan baik, jadi
tidak perlu terlalu takut bahwa kita akan membuat kesalahan.
Semoga
saran saya yang berilmu sedikit ini bisa sedikit membuka jalan
bagi anda untuk menapaki hidup anda dengan lebih ikhlas dan
lebih dekat kepada Allah. Hidup memang untuk berjuang mas, bukan
untuk bersenang-senang.
Umar
:
Saya sangat berterima kasih atas nasihat dan saran saudara.
memang saya kurang mendekatkan diri kepada Allah tetapi selalu
mengharapkan mukjizat dari Nya. Ini karena saya sudah merasa
lelah dengan kehidupan saya dan saya sering berfikir lebih baik
saya dijadikan buta atau lumpuh dari pada dijadikan begini.
Saya merasa malu pada keluarga saya karena tinggal saya satu-satunya
yg belum menikah. saya jadi bingung. ingin lari dari kedua orang
tua tapi tak sanggup rasanya. Saya merasa berdosa pada Orang
tua saya. dan saya sering bertanya dalam hati mengapa Allah
menjadikan saya begini. saya sudah tdk bisa berfikir sehat lagi.
hanya bisa meratapi dan ingin lari dari keluarga dan semua teman
saya. karena tak seorang pun yg mengetahui keadaan saya ini.
mqzf:
Itulah mengapa
saya menyarankan bahwa pertama kali anda harus mencoba menerima
kenyataan, bahwa anda sedang menghadapi cobaan dari Allah SWT.
Keimanan anda sedang diuji dengan godaan duniawi. Dan cobaan
itu adalah hasrat seksual yang tidak untuk diperturutkan, karena
agama yang menjadi pegangan hidup kita dengan jelas melarangnya.
Kendati
anda mengaku kurang mendekatkan diri kepada Allah, tetapi saya
yakin anda masih memegang keyakinan anda akan kekuasaan Allah.
Karena masih ada pertentangan batin dalam diri anda. Tetapi
selama anda merasa belum bisa menerima dengan ikhlas cobaan
ini, anda masih akan merasakan pertentangan batin tersebut,
terutama jika masih tersirat harapan untuk bisa melampiaskan
hasrat sesuai keinginan anda.
Meratap
dan lari bukanlah suatu pemecahan mas, masalah anda akan tetap
melekat pada diri anda kemanapun anda lari dan betapapun kerasnya
anda meratap. Yang anda perlukan adalah merubah cara pandang
anda terhadap masalah tersebut.
Ikhlaslah
menerima Allah SWT sebagai Tuhan penguasa kehidupan anda, Islam
sebagai agama pegangan dan penuntun hidup anda, dan Muhammad
SAW sebagai Nabi junjungan dan panutan hidup anda. Dan kemudian
luruskan niat dan harapan anda dalam kehidupan anda agar sejalan
dengan itu semua. Godaan yang ada biarlah sebagai godaan duniawi
yang tidak untuk diikuti.
|