Pilihan yang Tidak Populer
Keputusan
untuk tidak mengikuti hasrat nafsu mungkin adalah keputusan
yang dianggap tidak populer, tidak menyenangkan, berat, dan
tidak memberikan apa-apa.
Pentingkah kepopuleran suatu pilihan?
Sesuatu dianggap populer jika hal itu adalah sesuatu yang disukai banyak orang. Untuk bisa
menyukai sesuatu, manusia sebagai mahluk individu mendengarkan perasaan dan suara hatinya.
Tapi sebagai mahluk sosial manusia juga mendengarkan dan mengambil pelajaran dari suara
lingkungannya mengenai penilaian orang sekitar terhadap sesuatu. Dan seringkali suara hati
individu harus mengalah dengan suara masyarakat sekitarnya yang lebih banyak. Dari sini
seseorang menjadi bergantung dengan pendapat umum mengenai sesuatu hal, atau paling tidak
menjadikannya sebagai pertimbangan penting dalam memutuskan untuk memilih sesuatu.
Namun pendapat umum dapat dirubah oleh mereka yang memiliki sarana. Mereka yang memiliki
suatu kepentingan dengan melakukan suatu propaganda yang efektif akan dapat merubah pendapat
umum. Lahirnya media massa sebagai sumber informasi utama masyarakat menjadi ajang untuk
melakukan propaganda bagi berbagai pihak.
Sisi-sisi psikologis manusiapun mulai digali untuk mencari peluang dalam mempengaruhi
pendapat umum. Nafsu manusia sebagai salah satu penggerak tingkah laku yang utama tak ayal
menjadi sasaran.
Maka jadilah sisi sensualitas menjadi salah satu sisi yang dipertimbangkan dalam suatu
propaganda. Tak dapat dipungkiri manusia sangat tertarik dengan hal yang satu ini. Ketika
penguasa membiarkan aturan menjadi semakin longgar, dan pebisnis kapitalis semakin memanfaatkan
potensi ini, maka terbukalah jalan untuk mengeksplorasi habis-habisan nafsu-nafsu manusia
sebagai peluang emas.
Media massa yang juga banyak menganut faham kapitalis mengeksploitasi dahaga masyarakat
akan pemuas nafsu yang tidak pernah habis. Pandangan umum masyarakat konservatif-tradisional
akan hal-hal yang semula dianggap tabu pun mulai bergeser. Meski awalnya dianggap sebagai
selera rendahan bagi kalangan elit, namun sebenarnya banyak yang berusaha mengintip di
sela-sela jari-jari harga dirinya.
Maka hal-hal yang terkait dengan pemuasan nafsu pun menjadi populer dimana-mana dan dibicarakan
secara terbuka. Pemuasan nafsu menjadi salah satu tujuan hidup. Mereka yang mencoba menghalangi
merajalela-nya hal ini dicap sebagai orang kuno, kolot, tidak menghargai hak orang lain, dsb,
dsb. Meski sebenarnya mereka adalah orang yang masih mampu mendengarkan dan menyuarakan
hati nuraninya.
Anda-anda yang memilih untuk tidak memuaskan nafsu, tidak ketinggalan akan mendapat cap
sebagai orang kuno dan kolot. Mungkin di depan anda, anda tampak dihormati dan dihargai
sebagai orang yang alim, tapi di belakang bisa saja anda ditertawakan sebagai orang bodoh
yang menyia-nyiakan hidup. Itu semua karena pemuasan nafsu sedang berada di puncak popularitas
dalam masyarakat global entah sampai kapan.
Akhirnya, beranikah anda mengikuti hati nurani dan mengambil pilihan yang tidak populer?
(Noeg)
|