Tanggapan atas Buku
"Islam dan Homoseksual"
Terbitan Pustaka Zahra, Agustus 2003

Pustaka Zahra telah menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Islam dan Homoseksual”. Terjemahan dari tulisan-tulisan Dr. Abu Ameenah Bilal Philips, Dr. Zafar Khan. Kata pengantar dari Dr. Dadang Hawari. Mungkin ini adalah buku pertama yang secara khusus membahas mengenai Islam dan Homoseksual yang diterbitkan oleh penerbit lokal dan ditulis dalam Bahasa Indonesia.

Tapi harapan akan menemukan suatu pemahaman yang berempati dari para pemikir Islam terhadap mereka yang mengalami kecenderungan terhadap sejenis ternyata harus pupus, apalagi harapan akan mendapatkan sesuatu yang mencerahkan atau suatu jalan keluar.

Anggapan dasar yang dikemukakan dalam buku ini adalah “Homoseksual adalah pilihan”, “Allah tidak mungkin menciptakan seseorang menjadi homoseks”. Padahal sebagian besar mereka yang merasakan kecenderungan terhadap sejenis ini (berdasarkan cerita dari mereka) telah merasakannya sejak kecil. Tanpa pernah mereka merasa telah memilih jalan ini dengan sengaja, sebagai eksperimen yang keterusan. Meski mungkin memang ada yang seperti itu, tapi persentasenya pasti kecil. Dan bagi mereka, anggapan dasar itu adalah tuduhan yang sangat menyudutkan. Bisa menimbulkan sikap antipati terhadap agama.

Karena pendapat kaku seperti itu, banyak dari kami yang merasa tidak perlu lagi menjalankan agama dan memilih jalannya sendiri. Untuk apa menganut agama yang mengutuk keberadaan seorang umatnya, padahal seseorang itu tidak punya kuasa atas dirinya. Banyak pula dari kami yang merasa lebih baik mati.

Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah sebagaimana yang dicantumkan dalam buku ini memang telah jelas mengecam tindakan tersebut. Dan tidak ada keinginan untuk membuat penafsiran baru atas dalil-dalil itu untuk menghalalkan nafsu, sebagaimana dilakukan kelompok yang mengaku “gay muslim”. Tapi perlu diperhatikan bahwa yang dikecam dalam dalil-dalil itu adalah perbuatan homoseksual. Hanya jika telah mewujud menjadi perbuatan.

Sedangkan anggapan bahwa homoseksual adalah pilihan, itu secara langsung menuduh dan mengecam semua orang yang memiliki kecenderungan sejenis sebagai pendosa, orang yang berpikiran liar dan sesat. Tidak peduli apakah mereka mempraktekkannya atau tidak. Bagi mereka yang tidak mempraktekkannya tuduhan ini sangat menyakitkan, karena dituduh sebagai pendosa padahal tidak pernah melakukannya. Sedangkan bagi mereka yang akhirnya terjerumus dalam memperturutkan nafsunya, anggapan itu akan menimbulkan antipati yang mendalam terhadap agama dan seakan menutup jalan untuk bertobat. Hidup orang seperti kami sudah sangat dilematis, penuh kesulitan, rumit tak terpecahkan, dan sangat mudah terjerumus dalam kesesatan karena pendapat pemuka agama telah menutup pintunya dari kami.

Saya sangat setuju dengan pendapat mengenai pengendalian nafsu. Bahwa nafsu memang bukan untuk diperturutkan. Seharusnya sisi ini yang dibahas lebih dalam jika memang buku ini dimaksudkan untuk menunjukkan jalan bukannya menuduh secara membabi buta demi musnahnya homoseksualitas.

(mqzf)


Berikut kalimat-kalimat yang bisa menimbulkan antipati:


Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psi. :
Kata Pengantar

- Homoseksualitas adalah salah satu bentuk penyimpangan perilaku seksual yang dapat dicegah dan diluruskan. (h. xi)
- Penelitian oleh Remafedi G. menyatakan bahwa pendidikan agama sejak dini dapat mencegah seseorang menjadi homoseksual. (h. xii)

Komentar:
Apakah homoseksualitas dapat diluruskan masih dalam perdebatan. Lebih jauh lagi apakah hs dapat dicegah? Tanda tanya-nya akan tidak kalah besar. Pendidikan agama sejak dini, tidak menjamin. Saya sendiri dibesarkan di lingkungan yang sangat religius dan bukan tipe anak yang suka berbuat neko-neko.

Sepertinya pak Dadang berasumsi bahwa hs adalah pilihan yang dilakukan oleh jiwa yang liar yang tidak mendapat tuntunan yang benar. Mungkin memang ada yang seperti itu, tapi bukan saya.


Dr. Abu Ameenah Bilal Philips:
“Homoseksualitas”

- Seandainya klaim bahwa perilaku homoseksual itu bersifat genetis alias "dari sananya" adalah benar, bagaimana Anda menjelaskan perlaku biseksual? Mereka jelas-jelas melakukan suatu pilihan (bukan kecenderungan genetis), dan itu salah menurut standar kita. (h. 14)

Komentar:
Kalau bisa mengasumsikan penyimpangan hs adalah genetis, mengapa bs menjadi tidak mungkin? Apakah penyimpangan genetis bisa diatur dan dibatasi? Ada standar ganda dalam pandangan yang disampaikan ini.

- Ada suatu periode dalam proses pertumbuhan kita di mana kita merasa lebih nyaman dan berusaha membangun hubungan (ikatan) dengan sesama jenis. Beberapa orang membawa perilaku ini ke titik ekstrem dan bereksperimen dengan homoseksualitas. Beberapa psikiater masih percaya bahwa mereka yang melangkah terlalu jauh ke arah homoseksualitas, sesungguhnya menghambat proses perkembangan mereka. Mereka menghindari atau takut untuk melanjutkan pertumbuhan psikologis yang normal. (h.15)

Komentar:
Pendapat yang tidak berdasar. Pada kasus HS pria, kebanyakan dari kami (dari sekian banyak cerita yang saya dengar) malah merasa lebih nyaman dan dekat dengan wanita sebagai teman bukan sebagai pasangan. Dunia pria malah terasa agak asing.

Kalau dikatakan pertumbuhan psikologis normal kami terhenti karena takut untuk melanjutkan, berarti pada "pertumbuhan psikologis normal" - yang tentunya berlaku bagi semua orang - ini ada suatu masa dimana semua orang merasa tertarik secara seksual dengan sejenis (titik dimana kami berhenti dan takut melanjutkan). Benarkah?

- Islam memandang homoseksualitas sebagai hasil dari suatu pilihan. Adalah tak dapat diterima bila Allah membuat orang menjadi homoseks dan menghukum orang itu karenanya. Menerima pendapat semacam itu sama saja dengan menganggap bahwa Allah tidak adil.... Manusia memiliki kemampuan untuk memilih, dan ia bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Jika homoseksualitas merupakan produk dari takdir genetis, tidaklah adil bila Allah menganggapnya sebagai kejahatan dan menghukum siapa saja yang mempraktikkannya. (h.22)

Komentar:
Tidak ada dalil Islam yang menyatakan bahwa menjadi homoseksual adalah hasil pilihan. Islam hanya mengecam perbuatan hs, dan melakukan perbuatan itu memang pilihan. Sedangkan orang yang merasa cenderung hs tidak akan dihukum jika tidak melakukannya. Seharusnya bisa membedakan orang yang hanya merasa ditakdirkan cenderung hs dengan orang yang melakukan perbuatan hs.

Bapak Phillips telah mem-‘fait accompli’ bahwa orang yang mendapat gen hs pastilah akan mempraktikkan perbuatan hs. Padahal kalimat sebelumnya dia menyatakan manusia memiliki kemampuan memilih.

- Hasil penelitian menunjukkan bahwa kaum homoseksual memiliki kecenderungan yang 6.5 kali lebih besar dari kaum heteroseksual untuk melakukan upaya bunuh diri, 4.1 kali untuk memiliki ide bunuh diri, dan 4.4 kali untuk memiliki keinginan untuk mati. (h.28)

Komentar:
Nah. Kalau tahu bahwa hidup seorang hs itu sangat rapuh, penuh masalah, rumit, hingga ingin bunuh diri seperti itu, seharusnya bisa bersikap lebih empatis. Bukannya hanya menyalahkan tanpa mau tahu apa yang sebenarnya terjadi, membuat persepsi-persepsi yang didasarkan asumsi sendiri. Seolah tahu bahwa segala kehendak Allah Sang Khaliq pastilah seperti cara berpikir “sang” makhluq.


Dr. Zafar Khan:
“Apa Pandangan Islam tentang Homoseksualitas?”

- Manusia secara alamiah tidak ada yang homoseks. Manusia dapat menjadi homoseks karena lingkungannya, khususnya lingkungan selama masa pubernya. Para remaja pada masa puber sering dibingungkan oleh hasrat dan gejolak seksual yang baru mereka alami. Ketika itulah mereka seringkali tergelincir akibat eksperimen-eksperimen yang mereka lakukan, yang didorong oleh keingintahuan mereka yang besar. (h.31)

Komentar:
Saya merasakan ketertarikan terhadap sejenis sejak kecil sebelum puber, meski baru menyadari kalau perasaan itu adalah hs setelah puber. Dan saya bukan tipe anak yang suka bereksperimen yang aneh-aneh.

- Manusia adalah makhluk yang memiliki kehendak bebas. Seksualitas adalah pilihan. Manusia dapat mengendalikan pikiran-pikirannya dan mengambil keputusan atas dasar kendali itu. (h.31-32)

Komentar:
Seksualitas adalah pilihan. Bisakah kami meminta anda yang heteroseks untuk mengendalikan pikiran anda untuk menjadi homoseks sejati?

- Ada pendapat bahwa homoseksualitas diwarisi secara genetis... (h.32)

Komentar:
Sepengetahuan saya pendapat yang ada adalah: hs adalah penyimpangan genetis, dan bukan diwarisi secara genetis.


Dr. Muzammil Siddiqi:

Tidak ada seorang pun yang terlahir sebagai homoseks, sebagaimana tidak ada seorangpun yang terlahir sebagai pencuri, pembohong, atau pembunuh. Orang-orang mempelajari perilaku setani ini karena tidak memperoleh bimbingan dan pendidikan yang pantas (h.60)

Komentar:
Mencuri, berbohong, atau membunuh bukanlah hal yang dilakukan karena tuntutan naluri alam bawah sadar. Perbuatan-perbuatan itu timbul karena ada alasan yang melatarbelakangi. Sedang hasrat seksual timbul sebagai naluri, tanpa diminta, tanpa dipelajari, tapi tidak akan mewujud menjadi perbuatan jika bisa mengendalikan.


Ahmadi Muslim Jama'at:

Homoseksualitas tidak disebabkan oleh faktor genetis, sebab:
- Secara esensial, tidak ada gay dan lesbian di Rusia, Cina dan banyak negara lainnya. (h.61)

Komentar:
Di Cina ada Leslie Cheung, bintang film mandarin yang mengaku gay dan bunuh diri beberapa waktu lalu. Dari Rusia ada duo penyanyi pasangan lesbi T.a.t.u yang sekarang sedang terkenal.

- Jika "gen gay" benar-benar ada, maka homoseksualitas akan punah dengan cepat, karena pasangan homoseks jelas tidak mampu berketurunan. (h.61)

Komentar:
Sekali lagi pendapat tentang gen gay itu adalah mengenai penyimpangan gen. Mungkin sama seperti penyimpangan gen yang menyebabkan cacat fisik. Dan seperti cacat fisik, itu tidak diturunkan. Orang buta atau lumpuh bisa melahirkan anak normal, dan orang normal bisa melahirkan anak yang buta atau lumpuh.

Jika memang seperti itu, mengapa para homoseks tidak dibiarkan saja berpasangan agar mereka segera punah. Dan jangan biarkan orang homoseks menikah dengan lawan jenis karena akan menghasilkan orang-orang homoseks selanjutnya. (hanya sebatas sebagai argumen)

(mqzf)

<< Sebelumnya | Indeks Opini | Selanjutnya >>