Ikhlas
dan Tawakal
Kita pasti sangat sering mendengarkan
kedua kata tersebut. Petuah-petuah untuk menjalani hidup dengan
ikhlas dan menghadapi cobaan dengan tawakal. Kata dan kalimat
yang sangat mudah diucapkan tetapi sulit untuk bisa diterapkan,
karena memang telah menjadi karakter umum bahwa manusia adalah
mahluk yang suka berkeluh kesah. Namun memang kedua hal itu
adalah faktor penting untuk mendapatkan kebahagiaan batin.
Hidup dengan ikhlas adalah hidup yang tidak
menuntut. Tidak menuntut atas apa yang tidak dikaruniakan kepada
kita, dan mencoba tetap bersyukur atas segala nikmat dan karunia
yang telah diberikan Allah
Apa yang sekarang ini kita miliki sering
kali tanpa sadar kita anggap sebagai sesuatu yang memang sudah
seharusnya dan sewajarnya kita miliki, sudah hak kita untuk
mendapatkannya. Sehingga kita lupa bahwa sebenarnya itu adalah
karunia Allah yang harus disyukuri dan bahwa tidak setiap orang
beruntung mendapatkan karunia tersebut.
Kita harus menyadari bahwa segala sesuatu
yang kita miliki sekarang setiap saat bisa diambil kembali oleh
Allah. Dan mungkin baru pada saat itulah kita baru sepenuhnya
menyadari bahwa hal itu adalah milik Allah yang telah dikaruniakan
kepada kita, dan bukanlah hak penuh kita untuk dapat tetap memiliki
selamanya.
Sedangkan atas sesuatu yang tidak kita miliki,
tidak dikaruniakan Allah kepada kita, kadangkala kita dengan
ceroboh menyatakan secara tidak langsung bahwa kita diperlakukan
tidak adil oleh takdir Allah dan menuntut bahwa kita seharusnya
dikaruniai hal itu juga. Seolah untuk mendapatkannya adalah
hak penuh kita. Padahal segala sesuatu di alam semesta ini adalah
milik Allah dan hak Allah, kita tidak berhak menuntut sesuatu
yang tidak ditetapkan untuk kita.
Adalah sepenuhnya wewenang Allah untuk menetapkan
apa yang dikaruniakan kepada kita dan apa yang tidak. Dan ketetapan
Allah tetaplah ketetapan yang Maha Adil. Anggapan kita akan
takdir Allah yang tidak adil seringkali karena kita tidak mampu
menyadari dan mengakui bahwa semuanya milik Allah, atau kita
yang terlalu banyak menuntut untuk mendapat nikmat dunia. Sesungguhnya
kehidupan di dunia bukanlah tempat untuk mendapatkan segala
kenikmatan.
Ketika Allah menetapkan untuk tidak menganugerahkan
sesuatu hal kepada kita atau mengambil kembali karunianya dari
kita, saat itu kita menghadapi cobaan dari Allah. Dengan kesadaran
bahwa segala sesuatunya adalah milik dan hak Allah, kita akan
lebih bisa menghadapi cobaan itu dengan tenang dan tawakal.
Tawakal atas segala kehendak Allah, dibarengi dengan sikap yang
tidak menuntut.
Dengan mencoba hidup ikhlas dan tawakal,
kita tidak akan terlalu direpotkan dengan segala tuntutan hidup
yang tidak ada habisnya. Dan apapun cobaan yang menimpa kita,
jika kita mengembalikannya kepada kekuasaan Allah dengan ikhlas
dan tawakal, Insya Allah kita akan bisa menjalaninya dengan
tetap berada di bawah lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
|