![]() |
1 Oktober 2002 Kemah Bakti Elektro Kemah Bakti Elektro (KBE) merupakan salah satu program kerja tahunan Himpunan Mahasiswa Elektro (HME). KBE bukan hanya sekedar kemah biasa, tapi ini merupakan ajang perekrutan Mahasiswa Elektro sebagai anggota baru HME. Itu berarti tidak semua mahasiswa Elektro itu menjadi anggota HME. Hanya jika dia telah mengikuti KBE, barulah otomatis dia menjadi anggota HME. KBE baru saja usai dilaksanakan di Gunung Jae, Narmada, Lombok Barat, 19 - 23 September 2002. KBE kali ini diikuti oleh sekitar 100 orang (peserta +panitia) Banyak orang (mahasiswa) yang menanyakan arti dan manfaat dari kegiatan KBE itu, sehingga ada sebagian kecil dari mahasiswa elektro yang enggan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Itu mamang hak mereka. Dan memang tidak ada peraturan atau kewajiban untuk mengikuti Kemah Bakti Elektro, atau untuk masuk anggota dan mengikuti kegiatan Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) lainnya. Karena yang menjadi kewajiban mereka sebagai seorang mahasiswa adalah mengikuti mata kuliah KBE sering menjadi bahan perdebatan di kalangan mahasiswa, juga dosen, baik itu dalam forum yang resmi atau yang non resmi. Persoalannya adalah bagaimana menempatkan HME dan KBE itu sendiri dalam perkuliahan di jurusan teknik elektro. HME merupakan organisasi resmi di Fakultas Teknik UNRAM, namun HME tidak ada di dalam silabus, jadi bukan merupakan kewajiban mahasiswa untuk mengikuti HME. Kalau kita lihat dari segi kerugiannya, apa sih ruginya mengikuti kegiatan keorganisasian seperti di HME ini ? Malas dan bikin lelah aja. Mungkin itu jawabannya. Dari segi lainnya, kita akan mendapatkan banyak keuntungan, diantaranya adalah : Kita akan mempunyai banyak teman dan Menambah pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh mantan ketua HME yang pertama: "manusia itu ada dua fungsi yaitu berfungsi sebagai makhluk individu dan berfungsi makhluk sosial. Penerapan sebagai makhluk sosial seperti kegiatan keorganisasian. Kita tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Kita perlu orang lain untuk membantu kita. " Jadi mahasiswa yang tidak mengikuti KBE sepertinya terlalu bersifat egois dan individualis. Ketika pertemuan antara pengurus HME dengan dosen beberapa bulan yang lalu ( 20 April 2002) juga disinggung mengenai mahasiswa yang tidak mau mengikuti KBE. Pertemuan itu merupakan acara perkenalan pengurus yang baru seminggu terbentuk kepada dosen. Acara ini dihadiri oleh 7 dosen dan hampir semua pengurus HME. Para dosen banyak mengomentari soal ini. beberapa komentar para dosen elektro yang hadir pada saat pertemuan itu seperti di bawah ini:
Lain lagi komentar seorang dosen yang terkenal di kalangan anak radio dengan sebutan “The Big Boss Radio”
Komentar lainnya,
Dari uraian di atas tentunya dapat diperbandingkan antara antara kerugian dan keuntungan untuk ikut KBE dan menjadi anggota HME. ----(rl)
|
12 September 2002
Gimana Nasib kamu di Elektro ?
Mungkin apa yang akan saya kemukan disini, saya tujukan untuk mahasiswa-mahasiswa baru angkatan 2002 di Fakultas Teknik, khususnya yang memilih jurusan Teknik Elektro. Ini bukan untuk menakut-nakuti, atau cuma omong kosong belaka, Ini kenyataan yang tejadi di kampus ini.
Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri dulu. Saya mahasiswa elektro, angkatan tua, tapi tidak terlalu tua juga sih. Beberapa tahun yang lalu, ketika saya masuk elektro Universitas Mataram, saya punya cita-cita yang tinggiiiii sekali, yaitu supaya bisa membuat alat-alat elektronika. Mungkin sama seperti teman-teman saya yang lainnya juga. Nah, dalam pikiran saya di teknik elektro ini nantinya saya bisa ngembangin sedikit kemampuan dan bakat saya di bidang elektronika. Dengan berbagai macam alat-alat praktikum (percobaan), setiap hari kuliah yang disajikan berupa praktikum, sehingga nanti kalau sudah lulus , saya ingin kerja di perusahaan elektronika, dengan gaji yang gede’. Itu pikiran saya
Tapi apa yang terjadi? ternyata jauh,… jauuuuuhhhh dari yang saya harapkan. Ketika saya masuk, peralatan praktikum sama sekali belum ada. Kuliah yang diberikan hanya teori mulu’. Praktek sama sekali tidak ada. Saya pikir teknik elektro di Unram ini sama sepertidi Universitas lain di Jawa. Dengan peralatan praktikum yang memadai. Katanya sih menurut teman-teman disana, materi perkuliahan yang diberikan, teori 30% dan Praktek 70%. Tapi ternyata, kalau istilah saya, “jauh bumi daripada langit.”( kalo panggang dengan api, itu masih terlalu dekat).
Memang juga sih, di semester 1 ada praktikum, tapi Cuma praktikum Fisika Dasar, yang saya rasa bukan praktikum seperti itu yang saya harapkan.
Karena tidak adanya peralatan praktikum ini, maka beberapa praktikum dilakukan sampai ke Jawa. Ngga’ Cuma itu masalah yang terjadi 2 tahun yang lalu. Ada berbagai macam masalah lain di elektro ini, seperti masalah dengan Dosen yang sedikit, masalah nilai, masalah mata kuliah yang tidak pernah fix, selalu berubah-ubah. Sampai-sampai kita mahasiswa elektro, yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Elektro, sempat beberapa kali melakukan demo, yang selanjutnya terjadi dialog antara mahasiswa dan Dosen. Itu terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu. Syukurnya sekarang masalah tersebut sudah bisa diatasi. Sekarang dosen-dosen sudah banyak di Elektro. Peralatan praktikum sudah tersedia. Tapi menurut saya peralatan praktikum yang ada tersebut bukan seperti yang diharapkan, tidak akan dapat menambah pengetahuan kita mengenai elektronika.
“Apa sih sebenarnya yang kita dapatkan dari kuliah di elektro selama ini ?” pertanyaan ini sering muncul dalam pikiran angkatan-angkatan tua di elektro ini. Kalau jujur dijawab, ngga’ada sama sekali yang kita dapatkan selama kuliah disini. Ngga’ ada. Paling Cuma nyari gelar ST (sarjana Teknik). Saya sendiri sampai menyesal masuk ke elektro ini. Ngga’ bisa diharapkan. Tapi nasi sudah jadi bubur. Ya, harus dijalani aja.
Suatu hari, saya ditanya sama seseorang
” kamu kuliah dimana ?”
saya jawab “ di elektro, Unram”
“udah bisa perbaiki vcd ngga, itu ada vcd saya yang rusak tolong diperbaiki”
walah kalau sudah minta kaya’ gitu saya ngga’ bisa ngomong apa apa lagi. Kejadian ini ngga’ hanya menimpa saya. Banyak teman-teman yang lain yang punya pengalaman yang sama dengan saya ini.
Kadang-kadang dalam pikiran saya, mungkin termasuk teman-teman saya, saya bayangkan bagaimana nantinya kita saat KKN nanti. Misalnya di desa yang kita kunjungi nantinya, ada orang yang minta diperbaiki radio, tv, komputer, setrika. Bagiaman kita menghadapinya. Apa yang bisa kita sumbangkan kepada masyarakat ini.
Jadi seperti yang saya katakan tadi, di elektro ini kita hanya mencari gelar ST. kalau ilmu kita terpaksa nyari sendiri. Sekarang ini banyak tempat kursus. Misalnya kursus internet, radio dan sebagainya. Kursus-kursus seperti itu juga diselenggarkan oleh HME. Saya sendiri sering ikut aktif dalam kegiatan organisasi ini. Banyak yang saya dapatkan disini.
Terus bagaimana dengan gelar ST. ternyata untuk mencari gelar ST itu susah sekali, rumit. Itu menurut saya lho, ngga’ tahu menurut teman-teman yang lain. Saya kasih gambaran sedikit. Pertama kita harus nyelesein dulu PKL I dan PKL II, dengan syarat minimal sudah menempuh 110 SKS (untuk PKL I)dan 120 SKS (untuk PKL II). kemudian harus menyelesaikan semua praktikum dan telah sudah menyelesaikan KKN. Kalau ketiga syarat itu sudah dipenuhi, maka kita baru boleh Kompre. Setelah Kompre, baru boleh mengajukan judul skeripsi. Selesai skeripsi baru boleh menyandang gelar ST.
Rumit khan. Ngga’ seperti di fakultas lainnya dimana Kompre ngga’ ada, PKL cuma satu kali. Makanya sekarang sedang diusahakan bagaimana supaya Kompre dihilangkan dan PKL Cuma satu kali. Hal ini sudah diperjuangkan oleh HME.
Jadi ngga’ heran kalau selama 6 tahun adanya elektro ini, mahasiswa yang lulus bisa dihitung dengan jari. Ngga’ heran kalau angkatan 96 banyak yang belum lulus. Masih cinta ama kampus.. ha.. ha.. bayangin aja, teman saya yang paling pintar di kampus ini, sudah 4 tahun belum juga lulus. Padahal mata kuliah semuanya sudah diambil semuanya, dengan IPK mendekati 4. saya ngga’ tahu pasti apa yang sebenarnya yang menghambat dia untuk lulus. Tapi ketika saya tanyakan hal itu, dia bilang lebih senang jadi mahasiswa. Kalaupun lulus nantinya mau kerja apa?. Begitu katanya.
Saya mahasiswa elektro, angkatan tua, tapi tidak terlalu tua juga sih. Beberapa tahun yang lalu, ketika saya masuk elektro Universitas Mataram, saya punya cita-cita yang tinggiiiii sekali, yaitu supaya bisa membuat alat-alat elektronika. Mungkin sama seperti teman-teman saya yang lainnya juga. Nah, dalam pikiran saya di teknik elektro ini nantinya saya bisa ngembangin sedikit kemampuan dan bakat saya di bidang elektronika. Dengan berbagai macam alat-alat praktikum (percobaan), setiap hari kuliah yang disajikan berupa praktikum, sehingga nanti kalau sudah lulus , saya ingin kerja di perusahaan elektronika, dengan gaji yang gede’. Itu pikiran saya
Tapi apa yang terjadi? ternyata jauh,… jauuuuuhhhh dari yang saya harapkan. Ketika saya masuk, peralatan praktikum sama sekali belum ada. Kuliah yang diberikan hanya teori mulu’. Praktek sama sekali tidak ada. Saya pikir teknik elektro di Unram ini sama sepertidi Universitas lain di Jawa. Dengan peralatan praktikum yang memadai. Katanya sih menurut teman-teman disana, materi perkuliahan yang diberikan, teori 30% dan Praktek 70%. Tapi ternyata, kalau istilah saya, “jauh bumi daripada langit.”( kalo panggang dengan api, itu masih terlalu dekat).
Memang juga sih, di semester 1 ada praktikum, tapi Cuma praktikum Fisika Dasar, yang saya rasa bukan praktikum seperti itu yang saya harapkan.
Karena tidak adanya peralatan praktikum ini, maka beberapa praktikum dilakukan sampai ke Jawa. Ngga’ Cuma itu masalah yang terjadi 2 tahun yang lalu. Ada berbagai macam masalah lain di elektro ini, seperti masalah dengan Dosen yang sedikit, masalah nilai, masalah mata kuliah yang tidak pernah fix, selalu berubah-ubah, penjurusan di Elektro, dan sebagainya. Sampai-sampai kita mahasiswa elektro, yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Elektro, sempat beberapa kali melakukan demo, yang selanjutnya terjadi dialog antara mahasiswa dan Dosen. Itu terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu. Syukurnya sekarang masalah tersebut sudah bisa diatasi. Sekarang dosen-dosen sudah banyak di elektro. Peralatan praktikum sudah tersedia. Tapi menurut saya peralatan praktikum yang ada tersebut bukan seperti yang diharapkan, tidak akan dapat menambah pengetahuan kita mengenai elektronika. sedangkan penjurusan di Elektro saat ini belum terealisasikan, padahal itu sudah didengungkan 2 tahun yang lalu.
“Apa sih sebenarnya yang kita dapatkan dari kuliah di elektro selama ini ?” pertanyaan ini sering muncul dalam pikiran angkatan-angkatan tua di elektro ini. Kalau jujur dijawab, ngga’ada sama sekali yang kita dapatkan selama kuliah disini. Ngga’ ada. Paling Cuma nyari gelar ST (sarjana Teknik). Saya sendiri sampai menyesal masuk ke elektro ini. Ngga’ bisa diharapkan. Tapi nasi sudah jadi bubur. Ya, harus dijalani aja.
Suatu hari, saya ditanya sama seseorang
” kamu kuliah dimana ?”
Saya jawab “ di elektro, Unram”
“udah bisa perbaiki vcd ngga, itu ada vcd saya yang rusak tolong diperbaiki”
walah kalau sudah minta kaya’ gitu saya ngga’ bisa ngomong apa apa lagi. Kejadian ini ngga’ hanya menimpa saya. Banyak teman-teman yang lain yang punya pengalaman yang sama dengan saya ini.
Kadang-kadang dalam pikiran saya, mungkin termasuk teman-teman saya, saya bayangkan bagaimana nantinya kita saat KKN nanti. Misalnya di desa yang kita kunjungi nantinya, ada orang yang minta diperbaiki radio, tv, komputer, setrika. Bagiaman kita menghadapinya. Apa yang bisa kita sumbangkan kepada masyarakat ini.
Jadi seperti yang saya katakan tadi, di elektro ini kita hanya mencari gelar ST. kalau ilmu kita terpaksa nyari sendiri. Sekarang ini banyak tempat kursus. Misalnya kursus internet, radio dan sebagainya. Kursus-kursus seperti itu juga diselenggarkan oleh HME. Saya sendiri sering ikut aktif dalam kegiatan organisasi ini. Banyak yang saya dapatkan disini.
Terus bagaimana dengan gelar ST. ternyata untuk mencari gelar ST itu susah sekali, rumit. Itu menurut saya lho, ngga’ tahu menurut teman-teman yang lain. Saya kasih gambaran sedikit. Pertama kita harus nyelesein dulu PKL I dan PKL II, dengan syarat minimal sudah menempuh 110 SKS (untuk PKL I)dan 120 SKS (untuk PKL II). kemudian harus menyelesaikan semua praktikum dan telah sudah menyelesaikan KKN. Kalau ketiga syarat itu sudah dipenuhi, maka kita baru boleh Kompre. Setelah Kompre, baru boleh mengajukan judul skeripsi. Selesai skeripsi baru boleh menyandang gelar ST.
Rumit khan. Ngga’ seperti di fakultas lainnya dimana Kompre ngga’ ada, PKL cuma satu kali. Makanya sekarang sedang diusahakan bagaimana supaya Kompre dihilangkan dan PKL Cuma satu kali. Hal ini sudah diperjuangkan oleh HME.
Jadi ngga’ heran kalau selama 6 tahun adanya elektro ini, mahasiswa yang lulus bisa dihitung dengan jari. Ngga’ heran kalau angkatan 96 banyak yang belum lulus. Masih cinta ama kampus.. ha.. ha.. bayangin aja, teman saya yang paling pintar di kampus ini, sudah 4 tahun belum juga lulus. Padahal mata kuliah semuanya sudah diambil semuanya, dengan IPK mendekati 4. saya ngga’ tahu pasti apa yang sebenarnya yang menghambat dia untuk lulus. Tapi ketika saya tanyakan hal itu, dia bilang lebih senang jadi mahasiswa. Kalaupun lulus nantinya mau kerja apa?. Begitu katanya. Lha kalau orang pinter aja bisa seperti itu, apalagi dengan saya ini. Bagaimana nasib saya di elektro ini.... Ya... jalani aja, ntar gimana baiknya dah. itu prinsip saya menghadapi kuliah di elektro ini. ---(rl)
![]() |
12 September 2002 KOMIT 2002 Pada umumnya, setiap universitas di Indonesia baik itu negeri ataupun swasta, setelah penerimaan mahasiwa baru dilakukan suatu kegiatan tingkat universitas dan fakultas dalam rangka memberikan informasi kampus, melatih mental dan intelektual dari mahasiswa baru tersebut. Tentunya kegiatan untuk mahasiwa baru ini istilah yanng digunakan untuk setiap fakultas berlainan satu sama lain. Salah satu contoh bentuk kegiatan tersebut adalah KOMIT (keakraban dan Orientasi Mahasiswa Teknik) 2002 yang diadakan di fakultas teknik, Universitas mataram. |
KOMIT 2002 ini merupakan suatu kegiatan tingkat fakultas yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa baru yang telah lulus seleksi , baik itu melalui PMJK mapun melalui UMPTN. Kegiatan ini sangat penting untuk diikuti setiap mahasiswa baru karena dalalm kegiatan ini akan diberikan beberapa informasi penting mengenai situasi kampus, Himpunan Mahasiswa Jurusan , UKF ,sarana dan prasarana kampus, juga sistem perkuliahannya. Selain itu juga dalam kegiatan ini akan dibagikan slip pembayaran IOMA yang merupakan syarat untuk pengambilan KRS (kartu rencana studi) sehingga dapat disimpulkan bahwa bagi mahasiswa baru yang tidak mengikuti KOMIT 2002 tidak bisa memperoleh KRS dan tidak bisa merencanakan studinya tanpa seizin dari dekan fakultas teknik atau pejabat fakultas yang berwenang. Kegiatan KOMIT tahun ini diikuti oleh 275 orang mahasiswa baru yang telah mendaftarkan diri sebelumnya dari 319 orang mahasiswa baru yang telah diterima atau lulus. Sumber dana dari kegiatan ini berasal dari fakultas (SPP dan IOMA) dan uang pendaftaran mahasiswa baru. Tahun ini kegiatan KOMIT berbeda dengan KOMIT-KOMIT pada tahun-tahun sebelumnya, karena pada tahun ini segala bentuk hukuman yang berbau fisik atau penggojlokan telah dihilangkan atau dihapuskan. Sedangkan apabila seseorang atau sekumpulan mahasiswa melanggar ketentuan-ketentuan dalam kegiatan orientasi ini, maka mereka cenderung diberikan suatu hukuman yang sifatnya sangat menunjang pembentukan dan peningkatan mental dan intelektual mahasiswa baru tersebut. Contohnya, seperti membuat puisi, cerpen atau berpidato. Selain itu juga perbedaan yang sangat menonjol dapat dilihat dalam struktur atau susunan kepanitiannya yaitu dimana yang menjadi Ketua KOMIT 2002 sekarang ini dipegang oleh Pembantu Dekan III (PD III). Sebelumnya kegiatan KOMIT 2002 ini, ada kegiatan lain yang disebut dengan PRA KOMIT 2002. kegaitan ini dilaksanakan pada tanggal 24-25 Agustus 2002, pagi dan sore,dalam bentuk technical meeting dan kerja bhakti .KOMIT 2002 dilaksanakan menjadi 2 tahap atau fase yaitu fase awal dan fase lanjutan.Fase awal dilaksanakan oleh panitia yang terdiri dari Pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), utusan UKF (Unit Kegiatan Fakultas) dan utusan dari HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan).Pada fase awal ini dilaksanakan selama 3 hari, tanggal 27 - 29 Agustus 2002. Fase lanjutan dilaksanakan oleh pihak fakultas yang pelaksanaannya dilakukan selama satu semester yang dimulai dari sejak masa perkuliahan mulai aktif. Banyak sekali kendala pada pelaksanaan fase awal dari kegiatan untuk mahasiswa baru ini, baik itu dari datangnya dari luar maupun dari dalam fakultas. Dari sekian banyak masalah yang dihadapi, yang paling sulit adalah dalam seksi acara. Dalam susunan acara yang telah disusun sedemikian rupa dan bagus tersebut ternyata banyak yang harus diubah, mengingat ada beberapa pembicara, baik itu dari dalam maupun dari luar kampus, yang tiba-tiba saja meminta jadwalnya ditukar dengan waktu yang lain. Jadinya para panitia kesulitan untuk mengatur dan menfixkan jadwalnya. Namun berkat kerja sama antara seksi acara dan panitia yang lain masalah tersebut dapat diatasi. secara umum pelaksanaannya seluruh rangkaian acara dalam fase awala dari kegaitan KOMIT ini berjalan dengan lancar dan sukses.---(Mad) |
![]() |
3 Agustus 2002 NONTON BARENG PIALA DUNIA 2002 Kembali untuk kesekian kalinya HME UNRAM mengadakan acara nonton bareng Piala Dunia 2002. Acara yang merupakan salah satu program HME ini disponsori oleh Bank Mandiri, Linda Sport, Sutera Alam dan Teh Botol Sosro. Jauh-jauh hari panitia Nonton Bareng ini melakukan persiapan, karena acara ini merupakan acara Sinema terbesar yang pernah diselenggarakan. Panitia Nonton bareng menyelenggarakan 7 (tujuh) kali acara nonton bareng dengan mengambil 7 kali pertandingan dari sekian banyak pertandingan selama penyelenggaraan Piala Dunia 2002. Puncaknya adalah pada saat hari pertandingan Final Piala Dunia 2002Sebelum acara pertandingan malam hari yakni Final Piala Dunia 2002 antara Jerman dan Brazil, panitia NB. mengadakan pertandingan PS (play station). Acara pertandingan PS ini dimulai pada pagi hari sekitar pukul 09.00. Ada sekitar 30 orang yang mendaftarkan diri untuk ikut dalam pertandingan Play Station ini. Para PS mania beradu keahlian dalam memainkan team World Cup, Wining Eleven, Negara, 2002. Kemudian acara dilanjutkan dengan Nonton Bareng Piala Dunia 2002, Jerman VS Brazil. Di acara puncak ini penonton lebih banyak daripada 6 acara NB sebelumnya. Sekitar 200 penonton berduyun-duyun ke Teknik untuk menyaksikan Final Piala Dunia dengan menggunakan layar lebar (LCD). Karcis yang disediakan-pun habis terjual. Pertandingan yang kemudian dimenangkan oleh Brazil dengan skor 2 - 0. Setelah acara puncak yaitu pertandingan Final Piala Dunia, lalu dilanjutkan dengan acara nonton film "Bahaya Narkoba". Acara ini merupakan kerjasama Panitia NB. dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan merupakan acara untuk memperingati hari Anti Narkoba sedunia. ---(rl) |
[ MENU UTAMA ] [ HME-UNRAM ] [ NEWS ] [ PROFILE ] [ PHOTOS ] [ INFOTEK ] [ KAMUS ] [ BALIK LAYAR ]