![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Mencermati
dengan sangat seksama situasi pasca turunnya mantan Presiden Soeharto
hingga Pemilihan Umum (Pemilu) 1999 sampai dengan menjelang Sidang Umum
Majelis Permusyawaratan Rakyat ( SU MPR) 1999, kami sampai pada
kesimpulan sebagai berikut :
Berlandaskan
pada prinsip bahwa intisari dari tujuan reformasi adalah terjadinya
perubahan fundamental dalam sikap dan perilaku dalam menjalankan semua
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, Jumat, tanggal 1 Oktober 1999
I.
Kepada Yang Terhormat para Anggota MPR, 1.
Kami mengucapkan selamat atas terpilihnya Anda sebagai duta-duta rakyat.
Semoga Anda semua senantiasa diberkahi sehat wal’afiat lahir batin,
diberikan kedalaman pikir dan kematangan rasa dalam membawa aspirasi
rakyat, sebelum, semasa, dan sesudah SU MPR. Kami sangat berharap Anda
diberikan ketangguhan moral dalam menghadapi segala godaan duniawi yang
kami yakin akan mengitari Anda selama dan sesudah SU MPR 1999, dalam
rangka membawa aspirasi rakyat, terutama dalam memilih Presiden dan Wakil
Presiden. 2.
Kami mendesak agar pelaksanaan SU MPR 1999 Tahap II dipercepat, terutama
menyangkut agenda pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta penetapan
Garis-garis Besar Haluan Negara, dalam rangka mempercepat berakhirnya
masa-masa penuh ketidakpastian. 3.
Kami mengetuk nurani Anda untuk menetapkan kriteria calon Presiden dan
Wakil Presiden berdasarkan ketangguhan moral, etika dan kejujuran di atas
kemampuan dan kemahiran teknis, kenegarawanan yang tinggi, kepemimpinan
yang mampu memacu inisiatif dan kreativitas rakyat, serta tidak otoriter
dalam pengambilan kebijaksanaan. 4.
Kami sampaikan dukungan sepenuhnya kepada Anda, baik secara tidak langsung
maupun melalui asistensi intensif, untuk menetapkan Garis-Garis Besar
Haluan Negara yang mampu membawa negara dan bangsa mencapai cita-cita
Gerakan Reformasi, yakni tegaknya Kedaulatan Rakyat. 5.
Dengan tanpa mengurangi penghargaan atas jasa-jasa para pahlawan, pejuang
kemerdekaan dan para pengawal serta bhayangkara negara, demi dan
semata-mata untuk segera terciptanya masyarakat sipil modern, kami
mendesak MPR agar secepatnya menghapuskan penerapan konsep Dwifungsi
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI. 6.
Mendesak MPR untuk menetapkan agar Presiden terpilih segera membentuk
kabinet yang terdiri dari warga terbaik bangsa yang menempatkan nilai
moral, etika dan kejujuran di atas segala-galanya. Dalam pemilihan anggota
kabinet, tidaklah patut sekedar didasarkan pada tuntutan pembagian
kekuasaan (power sharing) tetapi terutama harus didasarkan pada kemampuan
obyektif dan profesionalisme di bidang yang dipercayakan kepadanya. 7.
Mendesak MPR untuk menerapkan salah satu prioritas utama dari pemerintahan
baru adalah sesegera mungkin membuat keputusan politik dan program
implementasi yang jelas dan transparan berkenaan dengan pemberantasan
berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan dan kewenangan; termasuk praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Langkah ini diharapkan mampu membawa
bangsa dan negara Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat. II.
Kepada Yang Terhormat Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie: 1.
Mengharapkan Bapak mengevaluasi kembali semua pertimbangan yang melandasi
kesediaaan Bapak untuk dicalonkan sebagai Presiden periode mendatang.
Pengalihan secara baik-baik apa yang sudah dicapai sejauh ini kepada
pemerintahan baru, dengan pengunduran diri Bapak sebagai calon
Presiden, akan merupakan prestasi terbaik Bapak yang tercatat dalam
sejarah. 2.
Mengacu kepada Ketetapan MPR hasil Sidang Istimewa MPR Tahun 1998, kiranya
Bapak selaku Presiden Republik Indonesia pada saat ini, berkewajiban
menuntaskan berbagai kasus penyalahgunaan kekuasaan dan kewenangan yang
dilakukan siapa pun, termasuk dugaan kasus KKN mantan Presiden Soeharto
dan kroni-kroninya serta seluruh pihak yang terlibat dalam skandal Bank
Bali, melalui jalur hukum secara transparan, sehingga dapat menjadi bagian
dari pertanggungjawaban Bapak di hadapan SU MPR 1999. 3.
Sehubungan dengan merebaknya berbagai aksi kekerasan berlatar belakang
politik di berbagai daerah, seperti di Timor Timur, Maluku, Aceh,
serta di berbagai tempat lain, termasuk aksi kekerasan oleh aparat
keamanan terhadap para pelaku aksi unjuk rasa, mengharapkan Bapak selaku
Presiden mempertanggungjawabkan kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan
penanganan masalah kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia di berbagai daerah
tersebut secara transparan. Bandung, 1 Oktober 1999
Atas nama Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia:
|