Sepakati Pernyataan Sikap FMPPR
(PMKRI,HMI. KMHDI, PMII, GMKI, Pradah Bali)
DPRD Bali sepakat menjadikan masukan, tuntutan
dan pernyataan sikap mahasiswa yang tergabung dalam Forum
Mahasiswa dan Pemuda Peduli Rakyat (FMPPR), sebagai suatu
usulan yang patut mendapat perhatian Pemerintah Pusat.
Pernyataan sikap itu akan diteruskan ke DPR dan harus
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Pusat.
Kesepakatan tersebut diambil berdasarkan
hasil dialog antara FMPPR dan anggota DPRD Bali, Senin
(20/1) kemarin. Made Wirya, salah seorang anggota DPRD
yang hadir saat itu mengatakan, pihaknya akan berusaha
untuk terus memperjuangkan segala masukan dan tuntutan
dari masyarakat, karena DPRD itu sendiri merupakan wakil
rakyat yang duduk di legislatif. ''Kami akan memperjuangkannya
sesuai dengan kemampuan yang kami miliki. Karena ini bukan
saja merupakan tuntutan dari mahasiswa, tetapi juga tuntutan
kami di DPRD Bali,'' ujarnya.
Wirya menambahkan, pihaknya tidak saja akan
menjadi ''tukang pos''-- pengantar aspirasi-- dari rakyat.
''Sebagai wakil rakyat, kami akan tetap berpihak pada
rakyat, yang penting sesuai dengan prosedur.''
Lebih lanjut Wirya mengatakan, DPRD Bali
boleh menampung semua aspirasi rakyat, namun tidak bisa
begitu saja mengeluarkan keputusan tanpa adanya persetujuan
eksekutif. ''Semua aspirasi rakyat kami tampung. Tapi
sebagai anggota DPR di daerah, kami tidak punya wewenang
untuk mengambil suatu kebijakan,'' tegasnya ketika FMPPR
terus menuntut agar anggota Dewan bersedia menandatangani
kesepakatan bersama yang dihasilkan dalam dialog sangat
alot itu.
Sementara Kayun Semara selaku koordinator
FMPPR tetap pada pendiriannya. FMPPR menuntut sikap resmi
Dewan terhadap pernyataan sikap mereka, dengan menandatangani
surat pernyataan yang diajukan. ''Kami tidak meminta suatu
kebijakan. Karena usulan ini merupakan suatu keputusan
yang disepakati bersama, maka kami harapkan pernyataan
resmi dari Dewan,'' ujar Kayun.
Lagi-lagi Dewan hanya bisa menyampaikan
bahwa dalam hal ini Dewan tidak mempunyai kewenangan.
Ia menegaskan, memecahkan suatu permasalahan itu tidak
semudah membalikkan telapak tangan, tetapi banyak hal
yang mesti dilakukan. ''Sekali lagi, kami bukannya menolak
masukan dari FMPPR. Memang kewenangan untuk itu kami tidak
punya. Nanti malah salah lagi,'' tegas Wirya.
Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan
koordinasi dengan Pemerintah Kota Denpasar. Kami barjanji,
apa pun hasil pertemuan kami nanti dengan Pemkot, akan
tetap kami informasikan pada FMPPR melalui surat atau
per telepon,'' katanya seraya menutup dialog yang diikuti
sekitar 30 mahasiswa itu. ''Dari pada kita membicarakan
sesuatu yang tidak berujung pangkal, diskusi ini kami
tutup,'' ujarnya.