PMKRI Cabang Denpasar Online Kririk dan Saran
 
PMKRI Cabang Denpasar
 
Tentang Kami
Buku Tamu
Foum Diskusi
Margasiswa
Struktur DPC
Alumni
Buletin Genta
Daftar Anggota Baru
  
   

 

Berita Utama

PENTINGNYA PASTORAL ANAK-ANAK MISI


Anak-anak, sering dianggap warga kelas dua dalam Gereja. Mungkin karena masih kecil dan dianggap belum bisa berpartisipasi secara nyata dalam kehidupan menggereja. Padahal, anak-anak merupakan subjek penting dalam pembangunan Gereja karena di tangan merekalah masa depan Gereja. Setidaknya, demikian pendapat Pastor Terry Th. Panombon, Pr, Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia (KKI). Untuk itulah pastoral untuk anak-anak merupakan kebutuhan penting yang tidak boleh diabaikan oleh gembala umat. Kenyataannya, pastoral untuk anak-anak masih belum banyak diberikan, khususnya oleh para pastor yang bertugas di paroki.

Disinggung mengenai kurangnya pastoral bagi anak-anak oleh pastor paroki, Rm. Terry mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi para imam. Di antaranya banyak pastor yang mengeluh kurang waktu sehingga tidak bisa meluangkan waktu khusus untuk mendampingi anak-anak. Perhatian, waktu, dan tenaga mereka sudah habis untuk berbagai kegiatan pendampingan umat, lembaga pendidikan, yayasan, dan lain sebagainya.

Kendala lainnya, para pastor sendiri kurang memiliki kemampuan untuk berpastoral dengan anak, bagi anak, dan bersama anak. Memang untuk dapat bergaul bersama anak diperlukan strategi dan metode khusus. Romo Terry sendiri mengakui, selama pendidikannya di Seminari, ia tidak pernah mendapat pendidikan khusus untuk berpastoral dengan anak. Materi-materi yang diperlukan untuk pendampingan anak seperti psikologi perkembangan anak, cara berkotbah buat anak-anak, cara bermain drama untuk anak-anak, tidak didapatkan selama pendidikan. Jadi dari segi pembekalan pribadi imam itu sendiri tidak cukup materi untuk pendampingan anak. Ada kekurangan teknis sehingga mempengaruhi perhatian imam terhadap pastoral anak.

Minimnya pendampingan untuk anak-anak bisa jadi juga karena imam kurang minat dan kurang perhatian pada anak-anak karena masih menganggap anak-anak warga kelas dua, masih kecil, dan belum penting. “Imam masih melihat kelompok lain seperti kaum muda, kaum pelajar, cendikiawan, kaum politis, kelompok basis sebagai yang paling penting dalam berpastoral di parokinya sehingga kurang melihat bahwa anak-anak juga adalah salah satu bentuk komunitas basis,” papar Rm. Terry.

Menanggapi keprihatinan ini, KKI menawarkan bantuan bagi para pastor yang merasa kurang memiliki kemampuan untuk berpastoral anak-anak. Bantuan secara teoritis ditawarkan melalui buku-buku panduan yang disediakan dengan sangat memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Secara praktis, KKI juga menawarkan SOMA (School of Misionary Animator), suatu kursus kilat yang membahas motivasi, spiritualitas, psikologi anak, tanggung jawab pendamping anak, dan metode-metode mutakhir dalam berpastoral dengan anak. Dalam kursus selama 3 hari ini, pendamping anak dilatih untuk bercerita, berbagai bentuk kreativitas, membuat alat peraga, dan lain sebagainya.

Menurut Rm. Terry, SOMA sudah dilaksanakan hampir di setiap keuskupan. Ia memandang para pastor perlu mengikuti SOMA ini agar tahu apa artinya berpastoral anak, urgensinya, juga cara-cara yang tepat berpastoral bagi anak-anak. Selama ini KKI juga berusaha mengundang dan melibatkan sebanyak mungkin imam dalam pelaksanaan SOMA.
Selain itu, selama 2 tahun terakhir ini KKI juga telah mengunjungi beberapa Seminari Tinggi untuk mengadakan SOMA. Diharapkan dengan kegiatan ini, para frater sebelum menjadi imam pernah mengikuti pelatihan khusus untuk berkatekese bagi anak-anak.

Rm. Terry berharap akan lebih banyak keuskupan atau dekenat-dekenat yang imamnya belum memberikan perhatian yang memadai terhadap pastoral anak memanfaatkan tawaran-tawaran Biro Nasional KKI maupun KKI tingkat keuskupan untuk membantu mereka meningkatkan kemampuan dalam pendampingan anak-anak.


 
 
© Copyright 2000-2003 PMKRI Denpasar. All Rights Reserved.