Fetussaga,
Novel Fantasi Bernuansa Sejarah
oleh: H. Tanzil
Pernahkah membayangkan kehidupanjabang bayi atau janin dalam rahim
ibunya? Selain gerakan atau tendangan yang terasa di perut ibunya, adakah
hal lain yang dikerjakan sang janin di dalam sana? Mungkinkah selain
tinggal selama kurang-lebih sembilan bulan dalam kesendiriannya seorang
ibu, ia-mungkin lapisan lain dari dirinya-punya pengalaman yang sepenuhnya
misterius..(hal. ix)
Rupanya pertanyaan-pertanyaan itulah yang menggelitik penulis novel
ini -Jamal- untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam benaknya.
Dengan kebebasan kreatif yang dimilikinya sebagai seorang pengarang,
Jamal mencoba bercerita tentang apa yang mungkin dialami oleh sang janin
selama ia berada dalam rahim ibunya.
Fetussaga memang cerita yang unik, idenya orisinil dalam ranah fiksi
tanah air. Di novel ketiganya ini Jamal seolah meruntuhkan persepsi
pembacanya bahwa di novel terbarunya ini ia akan kembali bertutur dengan
ide dan plot cerita yang sama seperti dua novel terdahulunya (Louisiana
Louisiana, 2003 dan Rakkaustarina,2004). Novelnya kali ini memang lain.
Judul Fetussaga dirangkai dari dua kata, fetuss untuk janin atau jabang
bayi, dan saga dari kisah atau cerita. Jadi memang keseluruhan isi dari
novel ini bertutur mengenai perasaan-perasaan yang dirasakan sang janin
selama berada dalam rahim dan kisah perjalanan mistisnya bersama pengawalnya
menuju alam gaib. Nampaknya kini Jamal mencoba membaurkan
antara yang realis dan surealis sehingga menghasilkan cerita yang unik
dan menarik.
Novel setebal 226 halaman ini dimulai dari munculnya kesadaran sang
janin yang mulai bertanya-tanya mengenai keberadaan dirinya. Uniknya
janin ini tidak hanya sadar akan keberadaan dirinya namun ia juga bisa
melihat dan mendengar apa yang terjadi diluar perut ibunya. Awalnya
ia hanya bisa melihat dan mendengar sebatas kemana ibunya pergi dan
lakukan, namun ketika si janin bertemu dengan mahluk dari dunia
lain yang bertugas menjadi pengawalnya maka si janin
secara gaib bisa melakukan petualangannya mistisnya dengan mengunjungi
kerajaan gaib di wilayah Tatar Sunda.
Mahluk gaib yang dinamai bangsa Onom ini secara sengaja memang diutus
untuk menjaga sang janin oleh Prabu Wastukancana karena ternyata sang
janin adalah keturunan langsung dari Prabu Wastukancana dari Kerajaan
Galuh yang menurut lagenda pernah hidup dan memerintah di Tatar Sunda
- Jawa Barat. Si Janin yang belum bernama ini harus dilindungi secara
gaib karena diantara kerajaan-kerajaan gaib sedang terjadi intrik untuk
memperebutkan sang janin yang akan dijadikan raja dimana kerajaan yang
berhasil menculik dan memahkotai si janin untuk menjadi rajanya maka
kerajaan itu akan memiliki pengaruh yang besar karena raja mereka keturunan
langsung dari Prabu Wastukancana yang sangat berpengaruh pada masa lalu.
Novel ini menjadi menarik karena selain secara lancar bertutur mengenai
serunya pengalaman-pengalaman yang dialami si janin dalam mengembara
ke alam gaib bersama para pengawalnya, novel ini juga menyuguhkan sepenggal
legenda kerajaan Tatar Sunda yang mau tidak mau akan menyinggung khazanah
sejarah, budaya, dan mitos di Tatar Sunda yang eksotis. Tak ketinggalan
pula dalam lembar-lembar novel ini pembaca akan disuguhkan dialog-dialog
filosofis seputar keberadaan asal-usul manusia, cara manusia memandang
alam, hidup, merespon lingkungan, dan lainnya. Dalam novel ini juga
terdapat dialog-dialog jenaka dan nakal antara janin dan pengawalnya
dan tak ketinggalan pemikiran-pemikiran dan pertanyaan-pertanyaan polos
si janin yang mencoba memahami lingkungan yang ada didalam dan diluar
dirinya. Singkatnya novel ini walau memiliki unsur-unsur mitos, sejarah,
budaya Sunda dan filsafat kehidupan namun novel ini dapat dibaca dengan
ringan dan riang gembira.
Walau novel ini seratus persen khayalan dan tema utama yang diangkat
nampaknya tak masuk akal (janin yang bisa merasa) namun novel ini setidaknya
akan memberi wawasan baru bagi pembacanya dalam hal sejarah, budaya
dan nilai-nilai filosofis yang menghiasi novel ini.
Kritik terhadap novel ini mungkin sebenarnya unsur-unsur diatas bisa
dieksplorasi lagi dengan lebih dalam lagi oleh Jamal sehingga novel
ini bisa semakin memperkaya wawasan dan ruang batiniah pembacanya dalam
berbagai hal. Namun terlepas dari kritik tadi usaha Jamal menghadirkan
dan mengenalkan budaya dan sejarah Sunda melalui novel ini patut dihargai
dan menjadikan novel ini layak diapresiasi.
H. Tanzil, peminat sastra, co-moderator milis pasarbuku, tinggal
di Bandung.