Home Tentang Penulis

 

Artikel-artikel Bertema Kepuasan Konsumen

 

Apakah orang kristen dibenarkan membunuh dalam perang?

Kristus mengatakan bahwa orang tidak boleh membunuh dan bahwa orang Kristen harus mencintai musuhnya seperti mengasihi dirinya sendiri. Bagaimana anda mengasihi musuh anda jika anda membunuh dia? 

Sejarah manusia mencerminkan bahwa hampir semua orang "Kristen" pergi berperang. Khususnya Katolik, semua kelompok Protestan, Mormon dan lain-lain. Meskipun begitu ada orang Kristen yang tidak mau pergi berperang dan tidak akan berperang, untuk membunuh saudara-saudara Kristennya.

Benarkah orang Kristen tidak dibenarkan berperang?

Semua orang umunnya sependapat bahwa orang diijinkan  membela diri terhadap penyerangnya atau jika ada nasib orang lain yang terancam dan tak ada jalan keluar. Namun "ijin"  membela diri akan membuka beberapa kemungkinan pintu penafsiran: apa yang disebut membela diri? Di mana orang harus membela diri? Di pintu rumah anda? Bagaimana jika istri tetangga anda disiksa hingga mati di depan mata anda, dan anda punya kesempatan membunuh si penyerang itu sebelum wanita itu mati? Apakah anda membela diri hanya terbatas  di pintu rumah anda, tetangga, masyarakat, atau negara anda?

Dalam Hakim-hakim 20 kita lihat Allah membolehkan dan kemudian memberi perintah untuk berperang saudara melawan saudara menyangkut masalah moral, dengan kesadaran bahwa bersikap toleran terhadap hal yang immoral lebih jahat daripada membunuh orang yang membela immoral. Keturunan Abraham berperang melawan keturunan Abraham, ribuan orang mati, bahkan ini atas perintah Allah. Memang pembunuhan itu dimulai dengan kemarahan 11 suku terhadap suku Benyamin karena melakukan homoseksual; baru kemudian Allah ikut serta dan memerintahkan menyerang. 

Manusia-manusia yang mengasihi Allah memiliki perasaan keadilan, namun bukan berarti tidak memiliki kasih, jika membunuh sesamanya karena keadaan tertentu. Berdiam diri dan tak melakukan apa-apa berarti tidak mengasihi sesamanya.

Yesus berkata kepada murid-muridnya untuk membawa pedang dan pundi-pundi uang dalam perjalanan mereka (Lukas 22:35,36), karena banyak perampok sehingga mereka butuh perlindungan. Ini tidak bertentangan dengan perintahnya kemudian kepada Petrus untuk menyingkirkan pedangnya (Mat. 26:52-54), karena Petrus hendak menggunakan "senjata badani" untuk mencegah terpenuhinya nubuat. Waktu itu ia masih berjalan di dalam daging dan mempercayai kekuatan daging, nasib orang seperti itu akan mati dengan senjata daging.

 

Audie Tangkere

Artikel sebelumnya Artikel selanjutnya

 

Home Tentang Penulis