TASIKMALAYA, (PR).-
Bupati Tasikmalaya Drs Tatang Farhanul Hakim
mengakui, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Tasikmalaya sejak terbentuknya Pemerintahan
Kota (Pemkot) Tasikmalaya turun drastis.
Sebelum ber-pisah dengan Pemkot, PAD Tasik
sekitar Rp 23 miliar. Namun tahun anggaran
2002 hanya sekitar Rp 7 miliar dengan Indek
Pembangunan Manusia (IPM) 58. Angka itu menurut
Bupati, merupakan PAD terendah di Jabar.
Saat memberikan pengarahan da-lam acara Forum
Koordinasi Pembangunan Daerah (Rakorbang)
di Pendopo, Rabu (26/6) kemarin, Bupati mengatakan
hal itu. Hadir dalam kesempatan itu, Kepala
Badang Koordinasi Wilayah Priangan H Hasymi
Romly, SH, MBA, MM, Sekda Tasik Drs Bubun
Bunyamin, seluruh kepala dinas/instansi dan
para camat se kabupaten Tasikmalaya serta
LSM dan tokoh masyarakat juga utusan dari
kabupaten Garut dan Ciamis.
Secara teoritis, lanjut Bupati, diprediksikan
tahun 2003, PAD Tasik tidak akan jauh meningkat
bahkan untuk IPM hanya mampu meningkat maksimal
dua digit. Itu-pun seandainya seluruh variabel
bernilai positif dan meningkat. "Memang
kabupaten Tasik setelah pisah dengan Pemkot,
secara riil pendapatannya turun. Ini akan
berpengaruh terhadap berbagai sektor, salah
satunya pembangunan," kata Tatang FH.
Kalau melihat kenyataan, menurut Bupati,
sarana umum seperti jalan, irigasi, jembatan
dan sarana prasarana bidang pendidikan dan
kesehatan, sudah mengalami kerusakan yang
parah. Bahkan untuk memperbaiki jalan di
Tasik saja, Pemkab harus mengeluarkan dana
Rp 500 miliar. Begitu juga untuk bidang pendidikan,
harus ada Rp 200 miliar. Belum lagi untuk
memperbaiki fasilitas umum lainnya.
"Ini sangat ironis. PAD kita hanya sekitar
Rp 6 miliar atau Rp 7 miliar, sementara dana
yang dibutuhkan sangat jauh dari pendapatan.
Makanya kami mengharapkan agar APBD Provinsi
Jawa Barat, khususnya untuk tahun anggaran
2003 dapat diarahkan untuk menunjang program-program
prioritas bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Tasikmalaya," ungkapnya
seraya mengatakan, Tasik akan menyediakan
lahan seluas-luasnya baik untuk implementasi
APBD Jabar, maupun sumber APBN.
Selain mengharapkan ke provinsi dan pusat
untuk menutupi keterbatasan itu, Bupati juga
meminta agar para kepala dinas/instansi dalam
melaksanakan tugasnya tidak hanya tinggal
diam di kantor. Tapi harus sering-sering
datang ke pusat atau ke provinsi untuk melobi
pro-yek atau dana yang bisa dipakai di kabupaten.
"Kepala dinas harus proaktif. Jangan
hanya di kantor saja. Lobi ke atas! Jadi
sekarang paradigmanya bukan menunggu proyek,
tapi dituntut untuk menciptakan proyek dengan
cara melobi ke provinsi dan ke pusat,"
katanya. Bupati mencontohkan agar obyek wisata
Galunggung dan Cipatujah turun sehingga PAD
meningkat.
Tiga program
Dalam kesempatan yang sama, Bupati juga mengatakan
bahwa Tasik kini dihadapkan kepada tiga isu
strategis yang berpengaruh kepada penentuan
arah dan kebijakan pembangunan. Yaitu, persoalan
pembangunan bidang pendidikan, kesehatan
dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ketiga
isu itu merupakan variabel utama indeks pembangunan
manusia yang dijadikan indikator keberhasilan
pembangunan daerah.
"Makanya isu itu dimasukkan dalam program
pembangunan tahun anggaran 2003, ditambah
dengan bidang pembangunan transportasi karena
kondisi dan tingkat kerusakan jalan sudah
cukup luas dan kini kondisinya sudah mempengaruhi
aktivitas sosial ekonomi masyarakat,"
katanya.
Sebagai hasil evaluasi dalam kebijakan sebelumnya,
Bupati mengakui banyaknya keluhan dari masyarakat
mengenai belum tersentuhnya obyek-obyek penting
yang sangat dibutuhkan masyarakat. Untuk
itu ia mengajak kepada semua unsur pe-laku
pembangunan dan masyarakat baik dari kalangan
perguruan tinggi, swasta-pengusaha, LSM,
agar berpartisipasi secara aktif dalam proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.
(A-113)***
|