|
Pertambangan golongan C: Bentonit, Gips Har/Resin,
Kasit, Kaolin, Zeolit, Pasir Kwarsa, Belerang, Batu Gunung,
Batu Pasir, Batu Gamping, Marmer, Pasir Laut,
Kalsedon |
|
|
Menurut sejarah wilayah Tasikmalaya telah memiliki
pemerintahannya sendiri sejak tanggal
13
Badrapada
atau sama dengan 21 Agustus 1111. Data
tersebut
tercantum pada Prasasti Geger Hanjuang
yang
ditemukan KF Holle pada 1677 dan sempat
disimpan
oleh Dr Krom pada tahun 1914. Menurut
catatan
sejarah, pemerintah yang berkuasa saat
itu
adalah
Kerajaan Galunggung dengan pemerintahan
yang
berbentuk Kebataraan.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, status
pemerintahan Tasikmalaya berubah menjadi
Kota Administratif (Kotif), tepatnya
pada
tgl
3 November 1976, melalui PP No 22 Tahun 1976.
Kemudian sejak tgl 17 Oktober 2001 statusnya
ditingkatkan menjadi kota.
Jadi sejak tgl 17 Oktober 2001, pemerintahan
Tasikmalaya resmi terbagi menjadi
pemerintahan KOta dan pemerintahan
Kabupaten.
Pemerintahan kota Tasikmalaya
mencakup delapan kecamatan, yakni Indihiang,
Cibeureum, Mangkubumi, Kawalu,
Taman Sari, Cihideung, Tawang, dan Cipedes (lihat peta).
Tasikmalaya dikenal sebagai kota santri. Ini tercermin dari banyaknya lembaga
pendidikan keagamaan, khususnya pesantren.
Jumlah pesantren di kota ini tercatat
kurang lebih 700 buah, yang tersebar
di berbagai
wilayah kota dan pedesaan.
Sebagian di antara pesantren tersebut
punya
pengaruh yang cukup luas di
Jawa Barat, seperti : Pesantren Cipasung,
Pesantren KHZ Musthafa Sukamanah,
Pesantren Manonjaya, Pesantren Bahrul
Ulum
Awipari, dan pesantren Suryalaya.
Melihat jumlah pesantren yang banyak
itu,
Tasikmalaya dapat disejajarkan dengan
Kota Kediri dan Jombang yang juga memiliki
jumlah pesantren yang banyak.
|
|