Cuplikan berjudul 1914
dan 1915 diambil dan diterjemahkan dari novel Mein Jahrhundert
("Abadku", 1999), yaitu novel terbaru karya Guenter
Grass. Novel ini tediri dari 100 bagian ("cerpen")-masing-masing
berjudul angka tahun-mulai dari 1900 sampai dengan 1999. Pada
tahun 1999 Grass memperoleh Hadiah Nobel untuk kesusastraan.
Dalam bagian yang berjudul 1914 sampai dengan
1918 tokoh 'aku' (pencerita) ialah seorang perempuan muda,
warga negara Swiss, yang bekerja pada sebuah lembaga penelitian
sejarah; 'aku' akhirnya berhasil mengundang dan mempertemukan
dua pengarang ternama, yaitu Ernst Jünger dan Erich Maria
Remarque.
Kedua pengarang yang dipertemukan ini adalah
tokoh-tokoh kontroversial. Mereka berangkat dari posisi yang
berseberangan, meskipun keduanya selalu menggarap tema 'Perang
Dunia I 'alam karangan mereka.
Cuplikan dari HORISON, majalah Sastra, Jakarta:
Juni 2000, hlm. 23-26, dan disempurnakan oleh penerjemahnya
(E. Korah-Go, P.S. Jerman FSUI).
1914
[
]
"Akui sajalah Remarque, bahkan dalam novel Im Westen
nichts Neues (4), novel pertama Anda yang memang hebat, Anda
bercerita, bukan tanpa gejolak batin, tentang persahabatan
sehidup semati di antara para prajurit." Novel ini, kata
Remarque, isinya bukan rangkaian pengalaman pribadi, melainkan
kumpulan pengalaman di garis depan dari suatu generasi yang
diperalat. "Dinas di rumah sakit tentara sudah cukup
sebagai sumber ilham saya."
Kedua pengarang tua itu memang
tidak mulai berselisih, akan tetapi mereka menekankan bahwa
pandangan mereka mengenai perang berbeda, bahwa gaya penulisan
mereka berlawanan, dan bahwa juga titik tolak mereka berlainan.
Kalau yang satu masih tetap memandang dirinya sebagai seorang
"pencinta damai yang tidak dapat berubah ataupun diubah",
yang lain menuntut dimengerti dan dipahami sebagai "anarkis".
"Omong kosong!" teriak
Remarque. "Anda dalam novel Anda In Stahlgewittern (5)
sampai dengan serangan terakhir yang diperintahkan Ludendorff
(6) tetap berpetualang seperti preman bajingan. Tanpa pikir
panjang dan tanpa rasa bersalah Anda telah mengerahkan satu
pasukan tempur, hanya guna menangkap satu-dua orang tentara
musuh- sekedar untuk melampiaskan nafsu sadis dan sekaligus
guna menjarah sebotol Cognac
" Namun kemudian ia
mengakui bahwa Juenger telah menggambarkan pertempuran parit,
bahkan sebagian cirinya, dengan sangat tepat di buku hariannya
itu.
[
]
Catatan:
(5)
In Stahlgewittern ("Dalam Badai Baja") adalah judul
karangan Jünger yang paling terkenal.
(6)
Ludendorff, Erich (1865-1937) adalah seorang jendral Jerman
yang berperan besar dalam menentukan politik dan strategi
militer Jerman dalam paruh kedua Perang Dunia I. Sesudah perang
ini berakhir, Ludendorff ditempatkan di kota München
dan menyibukkkan diri dengan propaganda Nazi. Ia bahkan menjadi
calon presiden yang diajukan partai Nazi. Namun kemudian hubungannya
dengan Hitler mendingin; Ludendorff tidak pernah memegang
peran aktif dalam rezim Nazi. (Sumber: Encyclopedia Americana,
1986, jilid 17, hlm. 837.)
1915
[
]
Namun Im Westen nichts Neues tiras penerbitannya jauh lebih
tinggi daripada In Stahlgewittern. "Betul," kata
Remarque, "buku itu laris. Padahal buku saya dalam tahun
1933 termasuk buku yang dibakar secara resmi, sehingga selama
dua belas tahun terpaksa mengalami nasib yang sama, sedangkan
madah perang karangan Anda jelas tidak pernah terhambat penerbitannya."
Juenger tidak menjawab. Kemudian
saya berhasil mengalihkan pembicaraan ke perang parit di Flandern
dan di tanah kapur daerah Champagne, sambil meletakkan beberapa
bagian peta medan perang di meja yang sudah agak kosong setelah
perangkat sarapan pagi disingkirkan. Ketika serangan dan pertahanan
di pinggir sungai Somme mulai diperbincangkan, Juenger langsung
melontarkan sebuah kata yang tidak lepas dari pembicaraan
selanjutnya: "Pickelhaube yang amat menjengkelkan ini,
yang sudah tidak dipakai lagi ketika Anda jadi tentara Remarque!
Pelindung kepala itu dalam divisi kami di garis depan sudah
sejak lima belas Juni diganti dengan helm baja. Helm baja
itu hasil percobaan seorang kapten arteleri bernama Schwerd
- setelah percobaan-percobaan sebelumnya tidak memberi hasil
yang memuaskan. Kami berlomba dengan orang Perancis yang juga
mulai memakai helm baja. Karena Krupp tidak mampu menemukan
campuran logam yang cocok untuk menghasilkan baja anti karat,
perusahaan-perusahaan lain yang mendapat ordernya, antara
lain pabrik besi Thale. Mulai enam belas Februari semua divisi
di garis depan memakai helm baja. Semua pasukan di depan kota
Verdun dan di pinggir sungai Somme mendapat prioritas, yang
berada di front Timur terpaksa paling lama menunggu. Andaikan
Anda tahu, Remarque, berapa banyak korban jiwa telah jatuh
karena helm kulit yang tidak ada gunanya itu-terutama dalam
pertempuran parit! Bahkan karena kekurangan kulit, bahannya
kadang-kadang diganti dengan bahan campuran wol dan serat
lain yang dipres. Setiap tembakan jitu, berkurang satu orang.
Setiap pecahan peluru tembus."
[
]
Setelah agak lama tidak ada yang
berbicara-kedua pengarang itu sedang menikmati Pfluemli dan
kopi hitam-akhirnya Remarque mengatakan: "Helm baja jenis
M 16, kemudian M 17, jauh terlalu besar untuk pasukan pengganti
yang tediri dari prajurit-prajurit muda yang baru direkrut
dan kadang-kadang bahkan belum selesai latihan. Melorot terus.
Wajah-wajah mereka yang masih lugu seperti anak sama sekali
tertutup oleh helm itu, yang tinggal kelihatan cuma mulut
mereka yang meringis ketakutan dan dagu mereka yang gemetar.
Lucu dan memelas sekaligus. Bahwa peluru yang ditembakkan
oleh pasukan infanteri dan bahkan pecahan-pecahan kecil peluru
meriam tetap memebus topi baja itu, mestinya Anda ketahui
juga
"
[
]
Catatan:
Pickelhaube
adalah sebutan untuk topi tentara Jerman terbuat dari kulit
tebal dengan kerucut besi kecil (Pickel) di tengah. "Pelindung
kepala" ini digunakan hingga awal Perang Dunia I, kemudian
diganti dengan helm baja.
Krupp:
nama pabrik terkenal di Jerman yang mengolah besi dan baja;
pada waktu itu khusus menghasilkan peralatan dan perlengkapan
perang.
Pertempuran
parit: strategi tempur yang dilancarkan oleh tentara sambil
berdiri dalam parit yang khusus digali guna melindungi badan
(juga guna berlindung di belakang gundukan tanah galian parit).
Pfluemli:
minuman keras yang aromatis, harum dan manis, terbuat dari
buah plum.