Komunikasi Sadar

Home

Bagian:

1.  A_Memancarkan kepribadian.

B_Pikir Apa?

C_Aspek_Pesan

2.  Jendela_Johari

3._ Bahasa_ Tubuh

4._Mendengar

5.  Makna Pesan

6. Pengaruh Harus Balik

Teks-Teks_Pelajaran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Apa Makna Pesan? 

Di dalam Bagian 1 C sudah dibicarakan tentang empat aspek pesan. Anda sudah tahu pesan dapat memiliki makna lain dari yang obyektip. Kalau Anda sudah atau akan bekerja di sebuah perusahaan atau berada pada posisi bertemu seseorang secara teratur misalnya seperti membantu pekerjaan sosial atau spiritual atau lain-lain, Anda sudah mengkomunikasikan hal penting. Penting bagi Anda pribadi untuk tahu makna pesan. Misalnya sering kali Anda percaya pesan dan apel reklame, kemudian membayar tetapi manfaatnya tidak seperti ide dari reklame. Anda bisa berpikir mengapa tidak bermanfaat seperti cerita reklame? Bisa saja Anda tidak jelas tentang pesan reklame, atau tidak jelas bagaimana membuat manfaat sesuai dengan Anda membayar. Bagian selanjutnya tentang makna beberapa pesan. 

Kata-kata Tersembunyi. 

Umumnya manusia perlu kata-kata. Belajar berbicara adalah cara yang disadari secara umum, berbeda dengan bahasa tubuh karena bahasa ini muncul dari ketidaksadaran dan imitatif. Di dalam pendidikan kita belajar untuk dapat berbicara atau tidak.Banyak hal tidak bisa. Banyak ibu merasa malu kalau anaknya berbicara jujur. Orang lain juga membuat sensor terhadap kata-kata kita. Seperti ini kita belajar bagaimana memperhatikan kata-kata kita, bagaimana menyembunyikan perasaan dan maksud-maksud kita. Fungsi kata-kata termasuk juga  memyembunyikan, tidak hanya memberitahukan. 

Metakomunikasi 

Metakomunikasi memberitahukan pesan. Bagaimana artinya, apa yang seseorang inginkan dari orang lain, bagaimana hubungan di antaranya. Karena manusia selalu membuat komunikasi dengan arti obyektip dan dengan arti subyektip (seperti hubungan dan lain-lain) maka seringkali manusia memberi pesan dengan lebih dari satu makna. Misalnya orang lain bertanya kepada Anda kalau mau makan disana. “ Anda suka ayam ya?” Bisa saja metakomunikasi ada, “Kami makan ayam, silakan tidak berbicara yang Anda tidak suka!” Ada beberapa jalan dari metakomunikasi. Kadang-kadang seseorang sadar terhadap keinginan untuk tidak memberitahukan maksud sesungguhnya. Kelihatannya seperti berbohong. Kadang-kadang seseorang hanya setengah sadar tentang metakomunikasinya. Misalnya dengan menggunakan kata kami, kita atau mereka sebagai kati ganti untuk saya. Ini memberi ide orang lain berpikir seperti ini, atau mau yang ini. Kemudian dia tidak jujur dengan keinginan atau idenya. Kadang-kadang seseorang mengambil metakomunikasi karena tidak mau memberitahukan maksudnya. Atau ini merupakan hal taktis atau penipuan, kita akan baca nanti. Juga ada metakomunikasi seperti ucapannya. 

Ceritera yang Amat Dilebihkan.

Seseorang menyadari bahwa dia tidak ingin memberitahukan maksud sebenarnya. Bisa saja dia akan mendengar lebih banyak, dan kelihatannya baik. Kalau Anda melihat banyak reklame Anda tahu bagaimana dengan mudah orang lain ambil kata-kata sepertinya bagus sekali, tetapi kalau Anda perhatikan sepertinya ada yang kurang. Misalnya reklame dari McDonalds: Anda melihat Big Mac di atas papan pengumuman tetapi Anda hanya dapat melihat setengahnya saja.  Di dalamnya cerita seringkali seperti ada kata-kata selanjutnya. Mungkin saja tidak ada kata-kata selanjutnya, tetapi penulis rasa seperti terlalu kosong. Kadang-kadang seseorang hanya mengambil perhatian pada hal yang baik dari pesan, bukan pada hal yang tidak baik. Misalnya dalam kurikulum “pengalaman dengan bepergian ke seluruh dunia” tetapi kenyataannya hanya bepergian ke dua atau tiga negara. Atau “ tepat sekali pekerjaan itu” artinya tidak bisa memberikan pekerjaan tersebut kepada orang lain. Seringkali kata-kata tidak berbicara lebih penting daripada kata-kata yang ada. Kapan Anda tahu pesan yang tidak jujur? Seringkali suara terhenti atau kalimat tidak selesai. Bisa saja cerita tidak saling berkaitan.  

Mereka atau Saya?

Kalau Anda tidak jelas dengan kata “saya”, mungkin saja Anda ingin menyembunyikan ide diri sendiri di belakang ide orang lain. Seseorang seperti ini tidak mau mempertanggungjawabkan idenya atau merasa malu. Misalnya “ Orang barat lebih bebas dengan berbicara tentang seks.” Pesan tersebut mungkin “Saya mau berbicara lebih bebas tentang seks.” “Ada piring rusak.” “Saya merusakkan piring.” Dalam komunikasi ini pencerita menyembunyikan diri sendiri. Komunikasi seperti ini membuat dapat kesalahan karena penerima tidak mengerti pesan. Kadang-kadang pencerita menyembunyikan penerima. Misalnya “Beberapa orang sombong sekali.” Artinya “Anda sombong sekali.” “Sekarang konklusi datang terlalu cepat.” Artinya “Mereka membuat konklusi terlalu cepat.” 

Pertanyaan yang Tidak Tepat.

Pertanyaan-pertanyaan seringkali sudah tidak seperti pertanyaan yang tepat. Mudah kalau mulai dengan “tetapi”. Bukan pertanyaan tetapi pendapat. Pertanyaan-pertanyaan yang tepat hanya jarang-jarang. Ini berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pendapat orang lain, informasi atau persetujuan. Ada pertanyaan yang tidak jujur karena tidak ingin memberitahukan keinginan, pendapat atau ide. Misalnya. “Bisakah kita pergi ke bioskop malam ini?” Artinya “Saya mau ke bioskop malam ini.”  “Anda pikir ide ini realistis?” Artinya bisa “Saya pikir ide ini tidak ralistis.” Misalnya “Anda pikir sama seperti saya?” Artinya “Saya mau Anda pikir sama dengan saya.” Seringkali aspek appel di sini jelas bagi orang lain, tetapi karena pertanyaan tidak langsung pengirim mencoba menghilangkan keberadaan dirinya. Bisa saja situasi menuntut cara ini. Tetapi komunikasikan dengan jelas kemudian ambil pertanggungjawaban dan pancarkan kepribadian lebih kuat. 

Cara egosentris dan merasa berkelakuan sederhana tidak betul.

Dalam budaya tidak mudah seorang bicara: “Saya baik untuk hal ini.” Atau “ Saya mempunyai kwalitas yang baik untuk ini.” Orang lain tidak kelihatan membuat kesulitan: Agama, orang tua, atau sesama. Jadi merasa mau berbicara saya baik di dalam mata komunikasi. Misalnya orang lebih tua berbicara: “ Saya berkelakuan sederhana.” Seorang lebih mudah untuk berbicara: “Kalau Anda bertanya kepada saya” untuk memberi harga diri sendiri, juga waktu orang lain tidak bertanya. Mereka ingin menghargai diri sendiri dengan pesan tidak langsung. Misalnya “ Tetapi, siapa saya untuk berbicara ini?” atau “Bisa tidak saya berbicara ini....................” atau “manajer ini...........................” Kenapa saya tidak bisa berbicara?   

Pertanyaan dengan Makna Terbalik.

Contoh metakomunikasi dengan arti terbalik. Misalnya “ Apakah saya tidak pergi terlalu jauh?”  Artinya “ Saya tahu saya pergi terlalu jauh.” “Saya berbicara tidak dengan baik?” Artinya “Saya tahu saya tidak berbicara dengan baik.” “Saya berbicara terlalu lama?” Artinya “Saya bertanya apakah saya berbicara terlalu lama dan saya mau Anda menjawab tidak.” ”Apakah saya mau berbicara cepat” artinya “Apakah saya tidak mau berbicara cepat” Misalnya: “Anda terlihat manis kalau marah.”  “Saya tidak mau gosip.............” pembicaraan seperti ini biasa sebelum mulai dengan gosip. “Saya tidak mau terlihat marah...............” sebelum dia akan terlihat presis seperti ini. “Dengan hormat” sering kali tidak ada banyak hormat. Misalnya “Dengan hormat, saya menghargai nasihat Anda, tetapi maaf, saya berpikir lain” seperti cara lama untuk mengatakan: “Saya pikir ini omong-kosong.” “Mencoba” atau “saya akan melakukan sebaik-baiknya” sering muncul dari seseorang yang tidak mau berjalan seperti ini. Sebelum mereka berbicara dengan ini, mereka hanya akan mencoba setengah kemudian mereka pikir tidak bisa sampai ke tujuan. Kalau tujuan tidak pasti nanti mereka akan mengatakan lagi “Tetapi saya coba, ya.” Misalnya: “Kita akan melihat ini”, “Ini pokok perhatian kita”, “Kita akan lihat bisa atau tidak” adalah kalimat-kalimat favorit dari pejabat yang tidak mau  pertanggungjawaban, kemudian Anda berhenti untuk bertanya. Kalau Anda mendengar kalimat-kalimat seperti ini, tanyalah seseorang untuk membuatnya lebih jelas. Kalau Anda mau memberi pernyataan penghormatan jangan pernah menggunakan kata ‘tetapi’. “Anda orang baik sekali, tetapi.........”  “Pakaian Anda indah, tetapi......”  Bagaimana lebih baik. Dalam berbicara tentang fungsi bekerja: ”Dua hal dalam kerja Anda yang saya ingin bicarakan. Pertama, mengenai akurasi pekerjaan Anda. Saya suka seperti itu. (berhenti) Kedua, Anda sering terlambat dalam pekerjaan. Saya tidak mau Anda bekerja terlalu akurat kemudian terlambat dengan pekerjaan.     

Metakomunikasi dengan Lidah

Lidah merupakan metakomunikasi khusus. Pengirim ingin berbicara seperti yang dia inginkan, tetapi dia mengucapkan kalimat yang tidak jelas bahkan mungkin salah (slipped of the tongue). Misalnya kalau seseorang ingin Anda berpikir bahwa dia suka bekerja dengan orang lain, tetapi dia berpikir orang tersebut akan cepat membuat kesalahan, bisa saja dia berkata: “Saya pikir orang itu punya banyak kesalahan dengan banyak bergurau/tertawa.” Kalau dia sadar dengan lidahnya, dia akan mencoba membawa Anda berpikir tentang makna ‘bergurau/tertawa’, meskipun masalah pertama nampak lebih jelas. Lidah, yang mengucap, datang dari bidang bawah sadar (sub-consciousness). 

Komunikasi dengan jelas dan berani 

Biasanya kita berpikir kalau salah tangkap maka lain tidak jelas bagi orang lain. Bisa terjadi seperti ini. Jika seseorang ingin jelas harus di mulai dengan diri sendiri. Komunikasi yang jelas di mulai dengan berbicara secara jelas. Ini sulit. Manusia dapat menjadi tidak jelas karena merasa malu, takut atau ingin marah, tetapi sering kali hanya dari adat-istiadat. Kadang-kadang komunikasi yang tidak jelas ada pada orang dari  budaya lain. Jika dari budaya yang sama akan jelas sekali. Anda dapat berpikir bahwa saya akan tetap berbicara dengan tidak jelas karena hal itu sesuai dengan budaya saya. Orang lain akan mengerti. Hati-hatilah dengan ini, kalau orang lain tidak mau mengerti dia akan berbicara secara tidak jelas bagi Anda untuk ini. Anda dapat berpikir untuk berbicara langsung tanpa perasaan maupun taktis. Saya menjawab seperti ini: “Kalau Anda hanya ingin taktis pada orang lain, tujuan Anda seperti ini, hal ini taktis. Tetapi kalau Anda ingin berbicara taktis karena lebih mudah untuk Anda, rasanya takut atau malu.