HARRY  POTTER

and the Order of  the Phoenix

 

 

-- BAB  TIGA  PULUH  TIGA --

Perlawanan dan Pelarian

 

Harry tidak punya gambaran apa yang sedang direncanakan Hermione, atau bahkan apakah dia punya rencana. Dia berjalan setengah langkah di belakangnya ketika mereka menyusuri koridor di luar kantor Umbridge, tahu akan terlihat sangat mencurigakan kalau dia tampak tidak tahu ke mana mereka akan pergi. Dia tidak berani mencoba berbicara kepadanya; Umbridge berjalan begitu dekat di belakang mereka sehingga dia bisa mendengar napas marahnya.

    Hermione memimpin jalan menuruni tangga ke Aula Depan. Hiruk-pikuk suara bising dan denting alat-alat makan pada piring bergema keluar dari pintu-pintu ganda ke Aula Besar -- tampaknya luar biasa begi Harry bahwa dua puluh kaki jauhnya orang-orang sedang menikmati makan malam, merayakan akhir ujian, tidak peduli akan dunia ...

    Hermione berjalan lurus keluar dari pintu depan dari kayu ek dan menuruni undakan-undakan batu ke udara sore yang sejuk. Matahari sedang turun ke puncak pepohonan di Hutan Terlarang sekarang, dan selagi Hermione berjalan cepat-cepat dengan maksud tertentu menyeberangi rumput -- Umbridge berlari-lari kecil untuk menjaga jarak -- bayangan-bayangan gelap panjang pepohonan itu beriak di rumput di belakang mereka seperti jubah.

    'Disembunyikan di gubuk Hagrid, bukan?' kata Umbridge dengan bersemangat ke telinga Harry.

    'Tentu saja tidak,' kata Hermione dengan pedas. 'Hagrid mungkin melepaskannya dengan tidak sengaja.'

    'Ya,' kata Umbridge, yang kegembiraannya tampaknya meningkat. 'Ya, dia pasti berbuat begitu, tentu saja, si kasar keturunan campuran yang besar itu.'

    Dia tertawa. Harry merasakan desakan kuat untuk berputar dan mencengkeram tenggorokannya, tetapi menahan diri. Bekas lukanya berdenyut di udara sore yang lembut tetapi belum membara panas seklai, seperti yang diketahuinya akan terjadi kalau Voldemort telah berniat membunuh.

    'Kalau begitu ... di mana?' tanya Umbridge, dengan isyarat ketidakyakinan di suaranya ketika Hermione terus berjalan menuju Hutan.

    'Di dalam sana, tentu saja,' kata Hermione sambil menunjuk ke pepohonan gelap. 'Harus berada di suatu tempat yang tidak akan ditemukan murid-murid secara tidak sengaja, bukankah begitu?'

    'Tentu saja,' kata Umbridge, walaupun dia terdengar sedikit gelisah sekarang. 'Tentu saja ... baiklah, kalau begitu ... kalian berdua tetap di depanku.'

    'Kalau begitu, bolehkah kami pegang tongkat Anda, kalau kami akan pergi duluan?' Harry bertanya kepadanya.

    'Tidak, kukira tidak, Mr Potter,' kata Umbridge dengan manis, sambil menyodok punggungnya dengan tongkat itu. 'Aku kuatir Kementerian lebih menghargai nyawaku daripada nyawa kalian.'

    Ketika mereka mencapai tempat teduh yang sejuk dari perpohonan pertama, Harry mencoba memandang mata Hermione; berjalan ke dalam Hutan tanpa tongkat baginya kelihatan lebih gila-gilaan daripada apapun yang pernah mereka lakukan sejauh ini pada malam ini. Akan tetapi, Hermione hanya memandang sekilas kepada Umbridge dengan merendahkan dan berjalan lurus ke pepohonan, bergerak dengan kecepatan sedemikan rupa sehingga Umbridge, dengan kakinya yang lebih pendek, mengalami kesulitan menjaga jarak.

    'Apakah sangat jauh masuknya?' Umbridge bertanya, ketika jubahnya robek pada sebuah duri.

    'Oh ya,' kata Hermione, 'ya, tersembunyi dengan baik.'

    Perasaan waswas Harry meningkat. Hermione tidak mengambil jalan setapak yang mereka ikuti untuk mengunjungi Grawp, melainkan yang satunya yang dia ikuti tiga tahun yang lalu menuju sarang monster Aragog. Hermione tidak bersamanya pada kesempatan itu; dia ragu Hermione punya gambaran bahaya apa yang berada di ujungnya.

    'Er -- apakah kau yakin ini jalan yang benar?' dia bertanya kepadanya dengan tajam.

    'Oh ya,' Hermione berkata dengan suara tegas, sambil menghantam semak belukar dengan apa yang dianggapnya bunyi bising yang sama sekali tidak perlu. Di belakang mereka, Umbridge tersandung sebuah pohon muda yang tumbang. Tak satupun dari mereka berhenti untuk membantunya bangkit lagi; Hermione hanya berjalan terus, sambil berseru dengan keras lewat bahunya, 'Sedikit lebih masuk lagi!'

    'Hermione, turunkan suaramu,' Harry bergumam, sambil bergegas untuk mengejarnya. 'Apapun bisa mendengarkan di sini --'

    'Aku mau kita terdengar,' dia menjawab pelan, selagi Umbridge berlari kecil dengan ribut mengejar mereka. 'Kau akan paham ...'

    Mereka berjalan terus selama waktu yang kelihatannya lama, sampai mereka sekali lagi berada begitu dalam di Hutan sehingga kanopi pohon yang rimbun menghalangi sinar matahari. Harry memiliki perasaan yang pernah dirasakannya sebelumnya di Hutan, bahwa mereka sedang diawasi mata-mata tak terlihat.

    'Seberapa jauh lagi?' tuntut Umbridge dengan marah dari belakang mereka.

    'Tidak jauh sekarang!' teriak Hermione, ketika mereka keluar ke tempat terbuka yang suram dan lembab. 'Cuma sedikit --'

    Sebuah anak panah melayang di udara dan mendarat dengan bunyi gedebuk mengancam di pohon persis di atas kepalanya. Udara mendadak penuh suara kuku binatang; Harry bisa merasakan dasar Hutan itu bergetar; Umbridge menjerit kecil dan mendorongnya ke depannya seperti perisai --

    Harry merenggut dirinya bebas darinya dan berpaling. Sekitar lima puluh centaur bermunculan dari tiap sisi, busur mereka terangkat dan terisi, menunjuk kepada Harry, Hermione dan Umbridge. Mereka mundur pelan-pelan ke tengah tempat terbuka itu, Umbridge sambil mengeluarkan rengek kengerian kecil. Harry memandang ke samping kepada Hermione. Dia tersenyum penuh kemenangan.

    'Siapa kalian?' kata sebuah suara.

    Harry memandang ke kiri. Centaur bertubuh cokelat yang dipanggil Magorian sedang berjalan ke arah mereka keluar dari lingkaran: busurnya, seperti busur yang lainnya, terangkat. Di sebelah kanan Harry, Umbridge masih merengek-rengek, tongkatnya gemetaran hebat sementara dia menunjuknya ke centaur yang maju itu.

    'Aku bertanya kepada kalian siapa kalian, manusia,' kata Magorian dengan kasar.

    'Aku Dolores Umbridge!' kata Umbridge dengan suara ketakutan bernada tinggi. 'Menteri Muda Senior bagi Menteri Sihir dan Kepala Sekolah serta Penyelidik Tinggi Hogwarts!'

    'Kau berasal dari Kementerian Sihir?' kata Magorian, sementara banyak centaur di lingkaran yang mengitari bergeser dengan resah.

    'Itu benar!' kata Umbridge, dengan suara yang bahkan lebih tinggi, 'jadi berhati-hatilah! Dengan hukum yang disahkan Departemen Peraturan dan Pengendalian Makhluk-Makhluk Sihir, serangan apapun oleh keturunan campuran seperti dirimu kepada seorang manusia --'

    'Kau panggil kami apa?' teriak centaur hitam yang tampak liar, yang Harry kenali sebagai Bane. Ada banyak gumaman marah dan pengetatan tali busur di sekitar mereka.

    'Jangan panggil mereka begitu!' Hermione berkata dengan marah, tetapi Umbridge tampaknya tidak mendengarnya. Masih menunjuk tongkatnya yang bergetar ke Magorian, dia meneruskan, 'Hukum Lima Belas "B" menyatakan dengan jelas bahwa "serangan apapun oleh makhluk sihir yang dianggap memiliki kecerdasan mendekati manusia, dan oleh karena itu dipertimbangkan bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya --'

    '"Kecerdasan mendekati manusia"?' ulang Magorian, sementara Bane dan beberapa yang lain meraung marah dan mencakar tanah. 'Kami menganggap itu penghinaan besar, manusia! Kecerdasan kami, untungnya, jauh melebihi kecerdasanmu sendiri.'

    'Apa yang sedang kalian lakukan di Hutan kami?' teriak centaur kelabu berwajah keras yang telah dilihat Harry dan Hermione di perjalanan terakhir mereka ke dalam Hutan. 'Kenapa kalian ada di sini?'

    'Hutan kalian?' kata Umbridge, gemetaran sekarang tidak hanya karena takut tetapi juga, tampaknya, karena marah. 'Aku akan mengingatkan kalian bahwa kalian tinggal di sini hanya karena Menteri Sihir mengizinkan kalian menempati area-area tanah tertentu --'

    Sebuah anak panah terbang begitu dekat kepalanya sehingga mengenai rambut tikusnya ketika lewat: dia mengeluarkan jeritan memekakkan dan melemparkan tangannya ke atas kepalanya, sementara beberapa centaur meneriakkan persetujuan mereka dan yang lainnya tertawa kasar. Suara tawa mereka yang liar dan meringkik menggema di sekitar tempat terbuka yang pencahayaannya suram itu dan penampakan kuku-kuku mereka yang mencakar-cakar sangat mengerikan.

    'Hutan siapa sekarang, manusia?' teriak Bane.

    'Keturunan campuran kotor!' dia menjerit, tangannya masih erat di atas kepalanya. 'Makhluk buas! Binatang tak terkendali!'

    'Diamlah!' teriak Hermione, tetapi terlambat: Umbridge menunjuk tongkatnya kepada Magorian dan menjerit, 'Incarcerous!'

    Tali-tali melayang keluar dari udara seperti ular-ular tebal, membelitkan diri dengan ketat mengitari badan centaur itu dan menjerat lengannya: dia berteriak marah dan bertumpu pada kaki belakangnya, mencoba membebaskan diri, sementara centaur-centaur yang lain menyerbu.

    Harry menyambar Hermione dan menariknya ke tanah; wajah di bawah di dasar Hutan, dia mengenal saat kengerian ketika kuku-kuku binatang berderap di sekitarnya, tetapi centaur-centaur itu melompati dan mengitari mereka, sambil berteriak dan menjerit marah.

    'Tidaaaaak!' dia mendengar Umbridge memekik. 'Tidaaaaaak ... aku Menteri Muda Senior ... kalian tidak bisa -- Lepaskan tangan kalian dariku, kalian binatang ... tidaaaak!'

    Harry melihat kilatan cahaya merah dan tahu dia telah mencoba Membekukan salah satu dari mereka; lalu Umbridge menjerit sangat keras. Sambil mengangkat kepalanya beberapa inci, Harry melihat bahwa Umbridge telah dicengkeram dari belakang oleh Bane dan diangkat tinggi-tinggi ke udara, menggeliat dan menjerit ketakutan. Tongkatnya jatuh dari tangannya ke tanah, dan jantung Harry terlompat. Kalau saja dia bisa meraihnya --

    Tetapi ketika dia mengulurkan sebelah tangan ke arahnya, sebuah kuku centaur turun ke tongkat itu dan mematahkannya menjadi dua.

    'Sekarang!' raung sebuah suara di telinga Harry dan sebuah lengan berbulu lebat turun dari udara kosong dan menyeretnya ke atas. Hermione juga telah ditarik bangkit. Melewati punggung dan kepala para centaur yang berwarna-warni, Harry melihat Umbridge dibawa pergi melewati pepohonan oleh Bane. Sambil menjerit tanpa henti, suaranya semakin redup sampai mereka tak lagi bisa mendengarnya melebihi derap langkah kuku-kuku di sekitar mereka.

    'Dan ini?' kata centaur kelabu berwajah keras yang sedang memegang Hermione.

    'Mereka masih kecil,' kata sebuah suara lambat-lambat dan muram dari belakang Harry. 'Kita tidak menyerang anak-anak.'

    'Mereka membawa dia ke sini, Ronan,' balas centaur yang memegang Harry begitu erat. 'Dan mereka tidak begitu kecil ... dia hampir mencapai kedewasaan, yang satu ini.'

    Dia menggoyangkan Harry pada leher jubahnya.

    'Tolong,' kata Hermione terengah-engah, 'tolong, jangan serang kami, kami tidak berpikiran sepertinya, kami bukan pegawai Kementerian Sihir! Kami cuma datang ke sini karena kami berharap kalian akan menyingkirkan dia dari kami.'

    Harry tahu seketika, dari tampang di wajah centaur kelabu yang memegang Hermione, bahwa dia telah membuat kesalahan besar dengan mengatakan ini. Centaur kelabu itu menggoyangkan kepalanya ke belakang, kaki belakangnya menyentak dengan marah, dan berteriak, 'Kau lihat, Ronan? Mereka sudah punya keangkuhan kaum mereka! Jadi kami harus melakukan pekerjaan kotor kalian, bukan, gadis manusia? Kami harus bertindak sebagai pelayan kalian, mengenyahkan musuh-musuh kalian seperti anjing setia?'

    'Tidak!' kata Hermione dengan cicit ketakutan. 'Tolong -- aku tidak bermaksud begitu! Aku hanya berharap kalian akan bisa -- menolong kami --'

    Tetapi dia tampaknya beralih dari buruk ke lebih buruk.

    'Kami tidak menolong manusia!' bentak centaur yang sedang memegang Harry, mengetatkan cengkeramannya dan menaikkan kaki depannya sedikit pada saat yang sama, sehingga kaki Harry meninggalkan tanah sejenak. 'Kami sebuah ras yang terpisah dan bangga menjadi begitu. Kami tidak akan mengizinkan kalian berjalan dari sini, sambil membual bahwa kami melakukan perintah kalian!'

    'Kami tidak akan mengatakan sesuatu seperti itu!' Harry berteriak. 'Kami tahu kalian tidak melakukan apa yang kalian lakukan karena kami mau kalian --'

    Tetapi tampaknya tak seorangpun mendengarkan dia.

    Seekor centaur berjanggut di bagian belakang kerumunan berteriak, 'Mereka datang tanpa diminta, mereka harus membayar konsekuensinya!'

    Raungan persetujuan menyambut kata-kata ini dan seekor centaur berwarna cokelat kelabu berteriak, 'Mereka bisa bergabung dengan wanita itu!'

    'Kalian bilang kalian tidak melukai yang tak bersalah!' teriak Hermione, air mata asli mengalir menuruni wajahnya sekarang. 'Kami tidak melakukan apapun untuk melukai kalian, kami tidak menggunakan tongkat ataupun ancaman, kami cuma mau kembali ke sekolah, tolong biarkan kami kembali --'

    'Kami tidak semua seperti pengkhianat Firenze, gadis manusia!' teriak centaur kelabu itu, disambut lebih banyak ringkik persetujuan dari teman-temannya. 'Mungkin kau kira kamu kuda cantik yang bisa bicara? Kami adalah orang-orang kuno yang tidak akan menerima penyerangan dan penghinaan penyihir! Kami tidak mengenali hukum kalina, kami tidak mengakui kelebihan kalian, kami --'

    Tetapi mereka tidak mendengar apa lagi para centaur itu, karena pada saat itu datang suara hantaman di tepi tempat terbuka itu begitu kerasnya sehingga mereka semua, Harry, Hermione dan sekitar lima puluh centaur yang mengisi tempat terbuka itu, memandang berkeliling. Centaur Harry membiarkannya jatuh ke tanah lagi ketika tangannya terbang ke busur dan tabung anak panahnya. Hermione juga telah dijatuhkan, dan Harry bergegas ke arahnya ketiak dua batang pohon tebal terkuak mengerikan dan bentuk dashyat Grawp si raksasa muncul di celahnya.

    Para centaur yang terdekat dengannya mundur ke belakang; tempat terbuka itu sekarang menjadi hutan busur dan anak panah yang menunggu ditembakkan, semuanya mengarah ke atas ke wajah kelabu besar yang sekarang terbayang di atas mereka persis dari bawah kanopi ranting tebal. Mulut Grawp yang miring terbuka bodoh, mereka bisa melihat gigi-gigi kuningnya yang mirip batu bata berkilauan dalam cahaya temaram, matanya yang berwarna lumpur menyipit ketika dia memicingkannya ke makhluk-mahkluk di kakinya.Tali-tali putus mengekor dari kedua mata kakinya.

    Dia membuka mulutnya lebih lebar lagi.

    'Hagger.'

    Harry tidak tahu apa artinya 'hagger', atau dari bahasa apa itu, dia juga tidak terlalu peduli; dia sedang mengamati kaki Grawp, yang hampir sepanjang seluruh badan Harry. Hermione mencengkeram lengannya erat-erat, para centaur diam, menatap ke atas kepada raksasa itu, yang kepala bundar besarnya bergerak dari sisi ke sisi selagi dia terus memandangi mereka seolah-olah sedang mencari sesuatu yang telah dijatuhkannya.

    'Hagger!' dia berkata lagi, lebih bertubi-tubi.

    'Pergi dari sini, raksasa!' seru Magorian. 'Kau tidak diterima di antara kami!'

    Kata-kata ini tampaknya tidak menimbulkan kesan apapun pada Grawp. Dia membungkuk sedikit (lengan para centaur menegang pada busur mereka), lalu berteriak, 'HAGGER!'

    Beberapa centaur tampak kuatir sekarang. Namun, Hermione menarik napas cepat.

    'Harry!' dia berbisik. 'Kukira dia sedang mencoba mengatakan "Hagrid!'

    Persis pada saat ini Grawp melihat mereka, satu-satunya manusia di lautan centaur. Dia merendahkan kepalanya sekitar satu kaki lagi, sambil menatap mereka lekat-lekat. Harry bisa merasakan Hermione gemetaran ketika Grawp membuka mulutnya lebar-lebar lagi dan berkata, dengan suara yang dalam dan bergemuruh, 'Hermy.'

    'Ya ampun,' kata Hermione sambil mencengkeram lengan Harry begitu eratnya sehingga mati rasa dan terlihat seolah-olah dia akan pingsan, 'dia -- dia ingat!'

    'HERMY!' raung Grawp. 'DI  MANA  HAGGER?'

    'Aku tidak tahu!' cicit Hermione, ketakutan. 'Maafkan aku, Grawp, aku tidak tahu!'

    'GRAWP  MAU  HAGGER!'

    Salah satu tangan besar raksasa itu menjulur ke bawah. Hermione mengeluarkan jeritan sungguh-sungguh, berlari mundur beberapa langkah dan terjatuh. Tanpa tongkat, Harry menguatkan diri untuk memukul, menendang,  menggigit ataupun apapun lagi yang harus dilakukannya ketika tangan itu menukik ke arahnya dan menjatuhkan seekor centaur seputih salju.

    Itulah yang ditunggu-tunggu para centaur -- jari-jari terulur Grawp berada satu kaki dari Harry ketika lima puluh anak panah membumbung di udara ke raksasa itu, menghujani wajahnya yang besar, menyebabkan dia melolong kesakitan dan marah dan menegakkan diri, sambil menggosok wajahnya dengan tangannya yang besar, mematahkan tangkai-tangkai anak panah tetapi memaksa mata anak panah semakin dalam.

    Dia menjerit dan menyentakkan kakinya yang besar dan para centaur berhamburan menghindari, butiran-butiran darah Grawp sebesar kerikil menghujani Harry ketika dia menarik Hermione bangkit dan mereka berdua berlari secepat mungkin mencari perlindungan ke pepohonan. Begitu berada di sana mereka memandang ke belakang; Grawp sedang meraih-raih dengan membabi-buta kepada para centaur sementara darah mengalir menuruni wajahnya; mereka mundur dengan kacau, berderap pergi melalui pepohonan di sisi lain tempat terbuka iru. Harry dan Hermione menyaksikan Grawp meraung marah sekali lagi dan mengejar mereka, menghantam lebih banyak pohon lagi ke samping selagi dia lewat.

    'Oh tidak,' kata Hermione, gemetar begitu hebar sehingga lututnya lemas. 'Oh, itu mengerikan. Dan dia bisa membunuh mereka semua.'

    'Aku tidak begitu cerewet tentang itu, sejujurnya,' kata Harry dengan getir.

    Suara-suara derap para centaur dan raksasa yang melakukan kesalahan besar itu semakin redup. Selagi Harry mendengarkannya, bekas lukanya berdenyut hebat lagi dan gelombang kengerian melandanya.

    Mereka telah membuang begitu banyak waktu -- mereka bahkan semakin jauh dari menyelamatkan Sirius dibandingkan dengan ketika dia mendapatkan penglihatan itu. Bukan hanya Harry berhasil menghilangkan tongkatnya tetapi mereka juga tertahan di tengah Hutan Terlarang tanpa sarana transportasi sama sekali.

    'Rencana cerdik,' dia memarahi Hermione karena harus melepaskan sebagian amarahnya. 'Rencana yang benar-benar cerdik. Ke mana kita pergi dari sini?'

    'Kita perlu kembali ke kastil,' kata Hermione dengan lemah.

    'Pada saat kita melakukannya, Sirius mungkin sudah mati!' kata Harry sambil menendang pohon di dekatnya dengan marah. Ocehan bernada tinggi berasal dari atas kepala dan dia memandang ke atas dan melihat Bowtruckle marah yang mengacungkan jari-jari seperti ranting kepadanya.

    'Well, kita tidak bisa melakukan apa-apa tanpa tongkat,' kata Hermione putus asa, sambil menyeret dirinya bangkit lagi. 'Ngomong-ngomong, Harry, tepatnya bagaimana rencanamu untuk sampai ke London?'

    'Yeah, kami baru saja bertanya-tanya tentang itu,' kata sebuah suara akrab dari belakangnya.

    Harry dan Hermione bergerak mendekat secara naluriah dan mengintip ke pepohonan.

    Ron muncul dalam pandangan, diikuti dari dekat oleh Ginny, Neville dan Luna. Mereka semua tampak terluka sedikit -- ada beberapa goresan panjang sepanjang pipi Ginny; sebuah benjolan ungu membengkak di atas mata kanan Neville; bibir Ron berdarah lebih parah dari sebelumnya -- tetapi semuanya terlihat agak puas diri.

    'Jadi,' kata Ron sambil mendorong ke samping sebuah ranting yang bergantung rendah dan mengulurkan tongkat Harry, 'punya ide?'

    'Bagaimana kalian lolos?' tanya Harry heran, sambil mengambil tongkatnya dari Ron.

    'Beberapa Pembeku, sebuah Mantera Pelucut Senjata, Neville menghasilkan Mantera Perintang yang bagus,' kata Ron dengan ringan, sekarang menyerahkan kembali tongkat Hermione juga. 'Tapi Ginny yang terbaik, dia dapat Malfoy -- Guna-Guna Hantu Kelelawar -- hebat, seluruh wajahnya tertutup benda-benda besar berkepak-kepak. Ngomong-ngomong, kami lihat kalian dari jendela menuju ke dalam Hutan dan mengikuti. Apa yang sudah kalian perbuat dengan Umbridge?'

    'Dia dibawa pergi,' kata Harry. 'Oleh sekawanan centaur.'

    'Dan mereka meninggalkan kalian?' tanya Ginny, tampak heran.

    'Tidak, mereka dikejar oleh Grawp,' kata Harry.

    'Siapa Grawp?' Luna bertanya dengan berminat.

    'Adik Hagrid,' kata Ron cepat. 'Ngomong-ngomong, jangan pedulikan itu sekarang. Harry, apa yang kau temukan di dalam api? Apakah Kau-Tahu-Siapa dapat Sirius atau --?'

    'Ya,' kata Harry, ketika bekas lukanya menusuk sakit lagi, 'dan aku yakin Sirius masih hidup, tapi aku tidak punya gambaran bagaimana kita akan sampai ke sana untuk menolongnya.'

    Mereka semua terdiam, tampak agak takut; masalah yang mereka hadapi tampaknya tak bisa diatasi.

    'Well, kita harus terbang, bukan?' kata Luna, dengan suara terdekat dengan tak berkhayal yang pernah Harry dengar digunakannya.

    'OK,' kata Harry dengan kesal, sambil memberondongnya. 'Pertama-tama, "kita" tidak akan melakukan apa-apa kalau kau melibatkan dirimu ke dalamnya, dan yang kedua, Ron satu-satunya yang punya sapu yang tidak sedang dikawal oleh troll penjaga, jadi --'

    'Aku punya sapu!' kata Ginny.

    'Yeah, tapi kau tidak ikut,' kata Ron dengan marah.

    'Maaf, tapi aku peduli apa yang terjadi pada Sirius sebesar dirimu!' kata Ginny, rahangnya tegang sehingga kemiripannya dengan Fred dan George mendadak tampak jelas.

    'Kau terlalu --' Harry mulai, tetapi Ginny berkata dengan garang, 'Aku tiga tahun lebih tua darimu ketika kau bertarung dengan Kau-Tahu-Siapa karena Batu Bertuah, dan berkat aku Malfoy terperangkap di kantor Umrbridge dengan hantu-hantu melayang raksasa menyerangnya --'

    'Yeah, tapi --'

    'Kami semua ada di dalam DA bersama-sama,' kata Neville pelan. 'Itu semua seharusnya tentang melawan Kau-Tahu-Siapa, bukan? Dan ini kesempatan pertama yang kita miliki untuk melakukan sesuatu yang nyata -- atau apakah itu hanya permainan atau apa?'

    'Tidak -- tentu saja bukan --' kata Harry tidak sabaran.

    'Kalau begitu kami harus ikut juga,' kata Neville dengan sederhana. 'Kami mau membantu.'

    'Itu benar,' kata Luna sambil tersenyum gembira.

    Mata Harry berjumpa mata Ron. Dia tahu Ron sedang memikirkan persis yang dipikirkannya: kalau dia bisa memilih para anggota DA manapun, selain dirinya sendiri, Ron dan Hermione, untuk bergabung dengannya dalam usaha menyelamatkan Sirius, dia tidak akan memilih Ginny, Neville atau Luna.

    'Well, lagipula, tidak masalah,' kata Harry melalui gigi-gigi yang dikertakkan, 'karena kami masih belum tahu bagaimana pergi ke sana --'

    'Kukira kita sudah membereskan itu,' kata Luna menjengkelkan. 'Kita terbang!'

    'Lihat,' kata Ron, hampir tidak menahan amarahnya, 'kau mungkin bisa terbang tanpa sapu tapi kami-kami yang lain tidak bisa menumbuhkan sayap kapanpun kami --'

    'Ada cara-cara terbang selain dengan sapu,' kata Luna dengan tenang.

    'Kurasa kita akan naik ke punggung Kacky Snorgle atau apapun itu?' Ron menuntut.

    'Snorckack Tanduk-Kisut tidak terbang,' kata Luna dengan suara bermartabat, 'tapi mereka bisa, dan Hagrid bilang mereka sangat pandai menemukan tempat-tempat yang dicari para penunggangnya.'

    Harry berputar. Berdiri di antara dua pohon, mata putih mereka berkilau mengerikan, adalah dua Thestral, sedang mengamati percakapan bisik-bisik itu seolah-olah mereka mengerti setiap patah kata.

    'Ya!' dia berbisik sambil bergerak ke arah mereka. Mereka menggoyangkan kepala reptil mereka, melemparkan ke belakang surai hitam panjang, dan Harry mengulurkan tangannya dengan bersemangat dan menepuk-nepuk leher bersinar yang terdekat; bagaimana bisa dia pernah menganggap mereka jelek?

    'Apakah benda kuda sinting itu?' kata Ron dengan tidak yakin, sambil menatap ke sebuah titik sedikit ke kiri dari Thestral yang sedang ditepuk Harry. 'Yang tak bisa kau lihat kecuali kau menyaksikan seseorang mati?'

    'Yeah,' kata Harry.

    'Berapa banyak?'

    'Cuma dua.'

    'Well, kita perlu tiga,' kata Hermione, yang masih tampak sedikit terguncacng, tetapi tetap saja bertekad.

    'Empat, Hermione,' kata Ginny sambil merengut.

    'Sebenarnya, kukira kita berenam,' kata Luna dengan tenang, sambil menghitung.

    'Jangan bodoh, kita tidak bisa semuanya pergi!' kata Harry dengan marah. 'Lihat, kalian bertiga --' dia menunjuk kepada Neville, Ginny dan Luna, 'kalian tidak terlibat dalam ini, kalian tidak --'

    Mereka meledak protes. Bekas lukanya menusuk lebih menyakitkan lagi. Setiap saat yang mereka tunda berharga, dia tidak punya waktu untuk berdebat.

    'OK, baik, pilihan kalian,' dia berkata dengan kasar, 'tapi kecuali kita bisa menemukan lebih banyak Thestral kalian tidak akan bisa --'

    'Oh, banyak yang akan datang,' kata Ginny dengan pasti, yang seperti Ron sedang memicingkan mata ke arah yang salah, tampaknya di bawah kesan bahwa dia sedang memandangi kuda-kuda itu.

    'Apa yang membuatmu mengira begitu?'

    'Karena, kalau-kalau kau belum memperhatikan, kamu dan Hermione penuh darah,' dia berkata dengan tenang, 'dan kita tahu Hagrid memikat Thestral dengan daging mentah. Itu mungkin sebabnya yang dua ini muncul dari awal.'

    Harry merasakan tarikan lembut di jubahnya pada saat itu dan saat memandang ke bawah melihat Thestral terdekat sedang menjilati lengan bajunya, yang lembab dengan darah Grawp.

    'OK, kalau begitu,' dia berkata, ide bagus timbul, 'Ron dan aku akan mengambil yang dua ini dan pergi duluan, dan Hermione bisa tinggal di sini bersama kalian bertiga dan dia akan menarik lebih banyak Thestral --'

    'Aku tidak akan tinggal di belakang!' kata Hermione dengan marah.

    'Tidak perlu,' kata Luna sambil tersenyum .'Lihat, sekarang datang lebih banyak lagi ... kalian berdua pasti sangat bau ...'

    Harry berpaling: tak kurang dari enam atau tujuh Thestral sedang berjalan melalui pepohonan, sayap-sayap kasar mereka yang besar terlipat erat ke tubuh mereka, mata mereka berkilauan dalam kegelapan. Dia tidak punya alasan sekarang.

    'Baiklah,' dia berkata dengan marah, 'pilih satu dan naiki, kalau begitu.'

 

Previous Home Next