Kesiangan
(Sh, Majalah Bobo no. 18, 1983)
[ English | Perancis ]

Hari ini tingkah Gobi aneh benar. Suaranya melengking nyaring, seperti bunyi terompet salah tiup. Kakinya dihentak-hentakkan ke tanah, menimbulkan suara gedebak-gedebuk. Dan beberapa kali ia menjumput tanah, lalu dilemparkannya ke udara. Koli, gajah teman sekandang Gobi, merasa heran bercampur takut. Tidak pernah Gobi bersikap demikian. Ia terkenal sebagai gajah yang baik hati dan periang.

Pok!
"Aduh!" jerit Koli, ketika sejumput tanah mendarat di matanya. "Berhenti, Gobi! Mengapa pagi-pagi sudah mengamuk sih?"

"Pagi? Sudah sesiang ini masih kaubilang pagi?!" jawab Gobi. "Sama saja kau dengan Pak Laju itu. Sudah siang belum datang juga!"

"Sebentar lagi ia datang," bujuk Koli. "Iya, sebentar-sebentar. Kulitku ini yang tak tahan. Lihatlah, sudah makin banyaknya keriput kulitku karena kepanasan. Seharusnya jam begini kan aku sudah mandi!"

"Sudahlah, sudahlah, jangan marah lagi. Itu Pak Laju Datang!" kata Koli. Benar, dari kejauhan tampak Pak Laju berjalan tergesa-gesa.

"Oho, ho, ho, aku kesiangan bangun, Gobi!" kata Pak Laju ketika masuk ke dalam kandang. "Gara-gara keasyikan nonton wayang golek, aku terlambat tidur!"

Gobi menatap Pak Laju. Ia mengerti Pak Laju tengah membujuknya. Pak Laju pun mengerti, Gobi marah hari ini. Ya, ya, Pak Laju kenal sifat Gobi. Karena Pak Laju yang merawat Gobi sejak ia masih kecil. Sejak pertama kali ia menghuni kebun binatang!

"Ayolah mandi," ajak Pak Laju. Gobi mengikuti langkah Pak Laju. O..o, tapi apa yang dilakukan Gobi ketika tiba di tepi kolam mandinya?

Gobi melilit pinggang Pak Laju dengan belalainya! "Oi, oi, turunkan aku, Gobi!" teriak Pak Laju yang diangkat tinggi-tinggi. Namun Gobi tak memperdulikan teriakan Pak Laju. Ia malah mengangkatnya lebih tinggi lagi. Kemudian ia menceburkan Pak Laju ke dalam kolam mandinya. Beberapa kali Gobi melakukan hal itu!

"Heep, haep, glek, glek!" Beberapa kali pula Pak Laju menelan air kolam. "Lepaskan, lepaskan aku, Gobi!" teriak Pak Laju sekuat tenaga.
Setelah ngambeknya hilang, barulah Gobi melepaskan lilitan belalainya pada pinggang Pak Laju.

"Duh, nakal benar kau hari ini, Gobi. Hampir putus napasku karena ulahmu itu. Besok-besok jangan begitu lagi, ya!" kata Pak Laju sambil menarik napas dalam-dalam. Gobi menperdengarkan, suaranya yang mirip bunyi terompet. Namun kali ini bunyi terompet yang merdu. Seakan ia hendak mengatakan, "He, he, besok Pak Laju juga jangan terlambat memandikan aku, ya.."