The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Pemimpin Agama Penebar Kebencian


From: "Siti Suwarni" <sitisuwarni@hotmail.com>
To:
apakabar@radix.net
Subject: Penebar Kebencian pada Agama lain
Date: Mon, 14 Jan 2002 23:11:31 +0700
Source:
Apakabar

Pemimpin Agama Penebar Kebencian

Agama ditekuni begitu khusuknya, sehingga orang Indonesia bukan hanya gigih membela agama tertentu dan pengikutnya; begitu gigihnya sehingga sadar atau tidak sadar selalu menyalahkan agama lain. Ini terjadi tentu tidak hanya dalam agama Islam, tapi juga agama Kristen dan lainnya. Waktu saya di SMP saya punya guru IPA yang selalu menceritakan Galileo dan pembunuhan Galileo yang mengerikan oleh gereja/pemimpin agama Kristen. Cerita-itu diulang-ulang selama setahun diajar dia sedemikian rupa sehingga sadar atau tidak sadar saya mempunyai rasa benci pada gereja dan orang Kristen. Ini terjadi karena dalam cerita tersebut tidak ada penekanan pada itu gereja beberapa abad yang lalu, dan gereja sekarang berbeda.

Lain lagi dengan guru sejarah yang sering bercerita tentang Marthin Luther yang mengobrak-abrik kebobrokan Gereja. Cerita itu diulang-ulangsedemikian rupa sehingga siswa punya kesan gereja itu insitusi korup dan bobrok. Guru-guru memang tidak langsung mengatakan gereja dan Kristen itu jelek, tapi juga memakai syllogisme dan asosiasi. Misalnya mengenai Kristen sebagai agama penjajah: Penjajah itu jahat, penjajah itu membawa agama, Kristen itu agama yang dibawa Belanda, Belanda itu penjajah, jadi Kristen itu agama jahat.

Hal ini tidak hanya dilakukan pemimpin Islam, pemimpin Kristen pasti juga menebarkan secara tidak sadar, lebih-lebih setelah tragedy 9-11: Teroris itu beragama Islam, jadi agama Islam indentik teroris. Oleh karena itu kawan-kawan, kalau mendengar cerita dan komentar pemimpin agama, hati-hati: lihat motivenya dan sadarlah bila mereka punya keinginan untuk menebar kebencian.

Lihat saja contoh berita mengenai Din Syamsudin dibawah ini: begitu sempitnya berpikir, begitu kuatnya kebencian pada kelompok non-Islam dan betapa kurang bijaksananya berkomentar maka beliau menyimpulkan bahwa: masalah Buloggate II adalah rekayasa kelompok non-Islam, nanti sebentar akan ada komentar bahwa perpecahan partai-partai Islam adalah karena ulah kelompok non-Islam. Lebih kurang berpikir lagi nanti bisa-bisa akan ada yang mengatakan bahwa kekurang amanan, krisis politik dan ekonomi, itu semua adalah usaha kelompok non-Islam menghancurkan rakyat Indonesia yang mayoritas Islam.

Siti

Suara Merdeka: Senin, 14 Januari 2002

PURWOKERTO-Ketua PP Muhammadiyah Dr Din Syamsudin menyatakan secara pribadi rasa keadilannya terusik oleh pengungkapan Buloggate II. Sebab, ada indikasi hal itu digerakkan oleh kelompok tertentu yang ingin merusak citra tokoh-tokoh dari kalangan umat Islam. "Saya bukan bermaksud membela Akbar Tanjung. Kalau dia bersalah harus dihukum. Penegakan hukum harus berjalan, siapa pun yang bersalah harus dihukum," ujar dia, seusai acara silaturahmi Muhammadiyah Kabupaten Banyumas di GOR Satria kemarin.

Dia mengemukakan skenario pendiskreditan tokoh-tokoh yang memiliki hubungan dengan Islam, khususnya dari tokoh-tokoh kalangan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sangat jelas. Muncullah nama-nama Akbar Tanjung, Ketua KAHMI Beddu Amang, dan Bustanil Arifin yang dulu sering merekrut anak-anak muda HMI ke Bulog. "Kalau penegakan hukum dijalankan, mengapa tokoh-tokoh yang selama dua dasawarsa terakhir yang menyebabkan krisis ekonomi begitu parah tidak diusut? Termasuk, konglomerat yang membawa lari uang negara miliaran rupiah tidak pernah disentuh hukum."

Kecuali Bob Hasan, kata Din, belum satu pun konglomerat dijerat hukum. Bob Hasan dijerat kemungkinan juga ada indikasi dia beragama Islam, sebab konglomerat lain yang bermasalah sampai saat ini masih bebas. Karena itu dia menuntut keadilan dan penegakan hukum untuk semua. Jangan hanya untuk kelompok tertentu. Apalagi skenario untuk mendiskreditkan figur tokoh yang mempunyai hubungan emosi dengan umat Islam.

Dia menyatakan ada dua pilihan bagi pemerintah untuk menyelesaikan kasus-kasus KKN. Pertama, selesaikan kasus-kasus KKN secara arif dan bijaksana dan tidak mengorbankan hukum. Ada pendapat bila perlu persoalan hukum pada masa lalu diputihkan demi rekonsiliasi. Kedua, buka semua kasus KKN lama dan baru dan penggunaan kekuasaan yang menyimpang. Seperti kasus LB Moerdani yang banyak dipersoalkan melanggar dan melakukan kesalahan, khususnya kepada umat Islam. "Kenapa hal tersebut dibiarkan?"

Dia mengelak menjawab ketika ditanya kemungkinan Akbar Tanjung mundur atau tidak dari posisi Ketua DPR dan siapa kelompok yang mendiskreditkan tokoh umat Islam. Din menyatakan tak bisa menjelaskan kelompok yang berupaya mendiskreditkan tokoh-tokoh umat Islam dari HMI. Sebab, dia tak ingin terlalu cepat menuduh kelompok tertentu. "Nanti pada waktunya akan terbongkar. Yang terpenting upaya penegakan hukum yang mencerminkan keadilan semua pihak."

Disinggung soal konflik Muhammadiyah-NU, dia menyatakan selama ini secara umum tidak ada konflik Muhammadiyah-NU. Walau tidak bisa diingkari terjadi semacam ketegangan pada saat ada konflik politik. Namun itu berskala terbatas. "Itu pun hanya di Provinsi Jatim, di beberapa kabupaten tapal kuda."

Dia menuturkan pertemuan antara Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Syafii Maarif dan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi beberapa waktu lalu bukan islah, rujuk, atau rekonsiliasi. Dalam pertemuan itu mereka membicarakan kelompok kerja yang membahas persoalan apa yang bisa dibentuk dan dikerjakan kedua organisasi besar keagamaan di Indonesia tersebut. "Di wilayah apa Muhammadiyah dan NU bisa bekerja sama dan di wilayah apa Muhammadiyah dan NU sama-sama bekerja," ujar dia.

Di bidang pemberdayaan ekonomi dan pendidikan, misalnya, Muhammadiyah dan NU bisa bekerja sama. Di tablig, karena perbedaan paham, bisa sama-sama bekerja. Dengan demikian, kedua organisasi keagamaan itu bisa bersatu sebagaimana harapan masyarakat selama ini.

"Perbedaan di dalam dan antara Muhammadiyah, NU, dan organisasi kemasyarakatan Islam yang lain biasanya hanya perbedaan sikap politik praktis. Dengan demikian, ke depan semua organisasi kemasyarakatan itu harus memperkuat diri, tak tergoda dan terjebak perbedaan tersebut sehingga tak menggoyahkan ukhuwah islamiah."(ash-60g).
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044