Let's study for the Lord!
Study Home Sweet HomePage http://www.oocities.org/wisinss

Bible Study ] Leadership ]

Minggu 44

Lihatlah di Cermin

Sekretaris saya datang lebih awal ke kantor di pagi hari dan memberi tahu bahwa di luar ada seorang yang tidak memiliki rumah yang hendak mengajukan permintaan yang mendesak. Pada awainya saya memutuskan untuk menghemat waktu dengan mengirimkan dia sandwich dan secangkir kopi gratis, tetapi sesuatu mendorong saya untuk membiarkan dia masuk.

Saya belum pemah melihat orang yang kelihatan tidak terurus. Rambut di wajahnya sudah seminggu tidak dicukur, dan pakaiannya kusut sehingga kelihatannya seperti diambil dari tumpukan di tempat sampah.

"Saya tidak menyalahkan Anda kalau Anda kelihatan terkejut atas penampilan saya," katanya memulai, "tetapi saya kuatir bahwa Anda memiliki persepsi yang salah tentang saya. Saya tidak datang untuk meminta. bantuan keuangan darimu. Saya datang untuk memintamu membantu menyelamatkan hidup saya.

"Kesulitan saya dimulai sekitar satu tahun yang Ialu ketika saya putus hubungan dengan istri dan kami bercerai. Kemudian segala sesuatunya menjadi kemalangan buat saya. Saya kehilangan bisnis, dan sekarang saya kehilangan kesehatan.

"Saya datang menemui Anda untuk memenuhi saran seorang polisi yang mencegah saya saat akan terjun ke sungai. Dia memberi saya pilihan agar menemui Anda atau masuk penjara. Dia menunggu di luar untuk mengetahul apakah saya menepati janjl saya."

Nada suara dan bahasa yang digunakan orang ini mengindikasikan dengan jelas bahwa dia orang yang cukup berpendidikan. Dengan mengajukan pertanyaan bisa diungkapkan bahwa dia memiliki salah satu restoran terkenal di Chicago. Kemudian saya ingat bahwa saya pernah membaca di suratkabar tentang restoran miliknya yang dijual beberapa bulan yang lalu.

Saya memerintahkan sekretaris saya agar menyiapkan sarapan pagi karena dia sudah dua hari belum makan. Saat makanan tersebut diperslapkan, saya mendengarkan seluruh kisah hidupnya. Tidak sekalipun dia menyalahkan orang lain atas kondisinya sekarang ini kecuali dirinya sendiri. Itu merupakan tanda yang mendukungnya dan juga tanda yang mernberi saya ide tentang bagaimana saya bisa membantu dia. Setelah dia selesai makan, saya mulai berbicara.

"Kawan," kata saya memulai, "saya telah mendengar ceritamu dengan sangat teliti dan saya sangat terkesan dengan cerita itu. Khususnya saya terkesan bahwa Anda tidak mencoba membela diri dengan mengatakan bahwa Anda tidak bertanggungjawab atas keadaanmu."

Mulai waktu itu, semangat orang ini tumbuh menjadi semakin tinggi. Sudah saatnya bagi saya untuk mengeluarkan rencana tindakan. Tetapi saya memberikan bantuan padanya dengan cara ekspresi yang saya harap bisa dia mengerti.

"Anda datang kemari meminta bantuan," lanjut saya, "tetapi Saya minta maaf untuk menceritakan bahwa setelah mendengarkan ceritamu, tidak ada seorangpun yang bisa membantumu!

"Tetapl," kata saya seterusnya, "Saya tahu ada orang yang bisa membantumu kalau kamu bersedia melakukannya. Dia sekarang berada di dalam gedung ini, dan Saya akan memperkenalkan dia padamu kalau kamu memang berharap untuk menerima bantuan." Kemudian saya menggandeng tangan dia dan membimbingnya ke ruang belajar pribadi di kantor saya. Saat saya menarik kordennya, dia melihat seluruh bayangan dirinya dalam cermin.

Dengan mengarahkan jari telunjuk saya pada bayangan dirinya dalam cermin, saya berkata, "Ada orang yang bisa membantu Anda. Hanya dialah yang mampu membantu Anda. Sampai Anda lebih mengenal dirinya dan belajar untuk bergantung padanya, maka Anda tidak akan menemukan cara untuk keluar dari kondisi ketidakberuntungan yang kamu alami sekarang ini.

Dia berjalan untuk lebih mendekati cermin, memandangi bayangan dirinya dari dekat dan menggosok-gosok wajahnya yang penuh rambut. Kemudian dia berbalik pada saya dan berkata, "Saya mengerti apa yang Anda maksudkan. Dan semoga Tuhan memberkati Anda karena tidak memanjakan saya."

Setelah itu, dia memohon diri untuk pamit. Dan hampir dua tahun saya tidak bertemu dengannya atau mendengar cerita tentang dia.. Suatu hari dia datang berkunjung, penampilannya sangat berubah sehingga saya tidak mengenalinya. Dia menerangkan bahwa dia mendapatkan bantuan dari Salvation Army (Tentara Keselarnatan) untuk berpakaian secara layak. Kemudian dia mendapatkan pekerjaan di restoran yang mirip dengan restoran yang sebelumnya dia miliki. Dia bekerja sebagai kepala pelayan sampai bertemu dengan teman lamanya di sana tanpa disengaja. Setelah mendengarkan ceritanya, teman dia memberi uang pinjaman yang digunakan untuk membell sebuah lokasi.

Sekarang dia menjadi pemilik restoran yang lebih makmur di Chicago. Dia memang kaya dalam memenuhl kebutuhannya akan uang, tetapi dia lebih kaya karena telah menemukan kekuatan pikirannya sendiri dan menemukan bagaimana menggunakan akal budinya sebagai alat untuk berhubungan dan mendapatkan kekuatan dari Tuhan yang Maha Tahu.

Back ] Up ] Next ]

You are visitor #### to be blessed in Wisin's Home Sweet HomePage since May 14th, 2000. Visitors
Thanks for visiting! God bless you! Would you please sign my GuestBook?! Would you please view my GuestBook?! Personal Information. Open Me First! A ouvrir d'abord! Zuerst offnen! Da aprire subito! ¡Abreme Primero! Don't hesitate to send me your oppinions and suggestions. Just mail wisinss@yahoo.com.