Dari semua manusia besar
yang telah saya ketabui, Thomas Edison yang paling mengesankan. Mungkin karena fakta
bahwa meskipun Edison kurang memiliki pendidikan formal, dia menjadi salah
seorang yang paling berhasil di bidang ilmiah.
Sejauh ini Edison saya kenal
sehagai orang yang paling tenang. Dia tidak memiliki jiwa frustasi. Dia tidak memiliki rasa takut. Dia
tidak pernah menyesal atas segala sesuatu atau atas siapapun. Dia tidak
memiliki ide muluk-muluk yang mementingkan diri sendiri. Thomas Edison memiliki sifat rendah hati yang tulus, sifat inilah yang memhuat dia
menjadi
manusia besar sejati.
Pernah saya berbicara
dengannya tentang sepuluh ribu kall dia gagal dalarn eksperimennya untuk
menyempurnakan lampu pijar. Saya bertanya padanya, "Apa yang akan kamu
lakukan kalau kamu akhirnya tidak bisa mengungkapkan rahasianya?"
Dengan sorotan cahaya gembira di matanya dia menjawab, "Saya akan berada di laboratorium saya untuk bekerja, daripada membuang-buang waktu saya untuk berbicara denganmu."
Edison tahu bahwa tidak ada realitas "kegagalan."
Untuk memuaskan keingin-tahuan saya tentang berapa kall banyaknya kegagalan
yang dapat ditanggung oleh rata-rata orang tanpa menyerah dan berhenti karena
kecewa, maka saya mengadakan survei untuk memastikan seberapa besar kekuatan
pria dan wanita untuk bertahan dalam menghadapi kegagalan atau kekalahan.
Mayoritas orang yang saya
selidiki berhenti mencoba kalau mereka mengalami kekalahan satu kall. Sangat sedikit persentasi orang yang tetap
mencoba untuk kedua
kalinya.
Tetapi sejauh itu, orang yang berhenti mencoba bahkan sebelum mengalami
kekalahan hanya karena mereka meramalkan akan kalah menduduki jumlah yang
terbanyak. Tidak perlu diragukan lagi, tidak ada manusia semacam Ford atau
Edison dalam kelompok ini.
Saya telah mengamati dua
fakta yang paling penting mengenai pria dan wanita yang sangat sukses atau
tidak sukses dalam memilih pekerjaan. Manusia yang sukses berbicara mengenai
tujuan yang belum tercapal tetapi mereka bermaksud
mencapainya di masa yang akan datang. Manusia yang gagal berbicara mengenai
kegagalan dan kekecewaan
masa lampau. Saya tidak pernah menyaksikan bahwa fakta ini gagal.
Ada karakteristik lain yang
telah saya amati mengenai kesuksesan dan kegagalan. Manusia yang sukses biasanya berbicara dalam bentuk-bentuk kata yang menghargai orang
Iain yang
telah berhasil.
Iri hati dan balas dendam merupakan kata-kata yang sangat buruk. Tetapi lehih buruk lagi adalah karakter manusia yang memelihara emosi ini. Anda harus menutup rapat pintu pikiran Anda dari sifat iri hati dan balas dendam agar dapat menikmati pikiran yang damai.
Tutuplah pintu pikiran Anda
dari segala sesuatu yang menyebabkan kekuatiran, ketakutan, kemarahan, sakit
hati, iri hati, kerakusan, dan keinginan untuk menerima tanpa memberi.
Kalau Anda gagal untuk menutup
pintu dari sifat-sifat negatif di atas, maka hukumannya adalah Anda kehilangan
kedamaian pikiran yang Anda cari.
Kalau Anda dilukai oleh
seseorang, Anda berhadapan dengan sebuah kesempatan untuk mengetahui apakah
di dalam diri Anda terdapat benih-benih untuk menjadi manusia besar. Kalau Anda
memiliki potensi tertentu, Anda akan mengampuni dan menutup pintu atas
kejadian itu. Kalau Anda tidak memiliki dasar untuk menjadi manusia besar,
Anda akan menemukan cara untuk membalas orang yang telah melukai Anda.
Kalau Anda memilih
alternatif yang terakhir, Anda akan menjadi manusia yang sangat tidak beruntung, karena sesungguhnya siapapun yang
mengekspresikan kemarahan dalam bentuk balas dendam itu manusia yang sangat tidak beruntung. Balas
dendam
itu seperti bumerang, seringnya kemball lagi untuk melukai orang yang
melakukannya.
Hilangkanlah kemarahan dan
sakit hati Anda di belakang pintu tertutup yang sama. Ingatiah, tidak ada
seorangpun yang bisa membuat Anda marah atau menyakiti perasaan Anda dalam cara
apapun kalau Anda tidak secara sukarela membiarkan kemarahan dan sakit hati
merasuki pikiran Anda.
Keadaan pikiran Anda
merupakan sesuatu yang dapat Anda kendalikan sepenuhnya. Dan mungkin Anda akan
terkejut untuk mempelajari, setelah Anda memahami mengenai ide menutup pintu ini, bahwa betapa mudah Anda bisa mengendalikan dan
mengkondisikan pikiran
Anda untuk meraih tujuan apapun yang Anda inginkan. Tidak ada seorangpun bisa mengontrol tindakan-tindakan orang lain atau
mengontrol banyak situasi
kehidupan yang cenderung membuat seseorang marah. Tetapi Anda bisa mengontrol reaksi Anda terhadap tindakan-tindakan dan situasi-situasi
Ini.
Pikiran Anda itu milik Anda sendiri. Anda adalah satu-satunya pengawas reaksi pikiran Anda terhadap setlap kejadian yang mempengaruhi hidup Anda. Belajarlah untuk menutup pintu pikiran Anda dari reaksi-reaksi yang negatif, agar Anda bisa menemukan kedamaian pikiran dan kemakrnuran.