Renungan

Meditasi adalah ?

Puisi & Kata Bijak

Buku Tamu & Link

Saya & Keluarga

Lain - Lain

update terakhir Friday, 01 December 2000

.

Pria bisa Hamil.

Ada kamar baru di menu LAIN-LAIN. Wejangan Guruji, Sitemap & Perayaan.





 

-Renungan1-


Saya tertarik dengan spiritualitas. Dari dulu saya tuh ngerasa ada yang nggak beres, ada yang nggak lengkap, ada yang kurang di dalam hidup saya ini. 

Komunikasi saya dengan DIA nggak pernah nyambung,  susah sekali. Bingung saya, Saya kan perlu curhat sama DIA. Ngobrol-ngobrol ke beberapa teman inilah hasilnya,

  • Mungkin karena nggak disiplin kali, kan seharusnya sehari itu 5 kali, kalo enggak, elo sama aja menghina DIA.

  • Kalo menghina DIA, tau sendiri lo resikonya !

  • Gimana bisa dikabulkan sama DIA, elo kan cuma apal 3 ayat aja.

Point-point pemikiran bantuan teman-teman diatas itu artinya "TAMBAH BINGUNG" buat saya. 

Saya bingung sambil mikir, Gimana bisa ya?

Saya kok mikirnya nggak gitu ya. Kok nggak bisa saya mikir sedalam itu ya ?

Saya pikir berdoa itu cuma kalo kita lagi butuh aja. Saya pikir nggak usah pake bahasa asing begitu, yang saya nggak ngerti & susah dihapalnya. Saya susah nyambung kalo harus ngikutin postur postur tertentu.

Tapi ya, bukan yan kalo nggak maju terus pantang mundur.

1 tahun lebih saya berdisiplin ria, nggak ninggalin satu waktupun kesempatan untuk berkomunikasi dengan DIA (berdasarkan waktu, aturan & penjelasan tertentu seperti yang diajarkan)

Tapi kok, Nothing Happen.

Saya 1 tahun kemudian ini, masih saya yang dulu. Masih ada banyak kebingungan, ada kehilangan.

 IA lebih dekat dari urat nadimu sendiri

IA meliputi segalanya, kemanapun melihat ada DIA, di barat maupun di timur

IA yang mengenali dirinya, akan mengenali tuhannya

Hilang, rasanya kurang tepat juga, IA tidak akan pernah hilang. Karena IA meliputi segalanya, IA adalah sebab dari segalanya. Cuma saya yang tidak menyadari kehadirannya, tidak merasakan kasihnya. Nggak connect.

Gimana ya, merasakannya. . . kayaknya kok saya Mati Rasa ? Saya nggak PD & nggak cukup yakin untuk bisa punya perasaan bahwa kasihnya mengalir deras untuk kita semua tanpa pandang bulu.

Karena rasa gelisah yang makin menggangu, berkomunikasi dengan IA yang maha ada  menjadi prioritas pertama yang harus saya lakukan.

Saat-saat ketika saya menemuiNYA nggak lebih dari ritual tanpa makna. Mungkinkah saya menempatkan DIA terlalu tinggi, sehingga saya sendiri yang kesulitan ketika mau bertemu denganNYA.

Saya tidak lagi saya yang mencari Tuhan, karena saya tahu pasti tuhan saya tidak pernah hilang, kasihNYA selalu menyertai saya. Sayapun nggak usah repot repot mencari & menemukan tuhan jadinya.

Saya Stop mencari, saya mulai menggali diri, mengenali diri. Sekali lagi, katanya ia yang mengenali dirinya, mengenali Tuhannya.

Meditasi, itu yang saya lakukan. Setelah itu sholatpun akan punya makna yang lain. Terima kasih Tuhan, saya mulai bisa merasakan Kamu. Saya mulai nyambung dengan Kamu.