A

Sekretariat:
Jl. Papanggungan VII/60B
RT 02/09 Bandung 40284
Telp. [022] 7317529
E-mail: flp_bandung@yahoo.com

Aku mencintaimu-Mu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku adalah keadaanku yang senantiasa mengingat-Mu
Cinta karena diri-Mu adalah menyingkap tabir hingga Engkau kulihat
(Rabi'ah Al Adawiyah)

A
Berbakti - Berkarya - Berarti                                                                                Berbakti - Berkarya - Berarti
A

[KEPENGURUSAN 2003-2005]

Ketua Umum:
M. Irfan Hidayatullah
Sekretaris Umum:
Agus Wibowo
Bendahara Umum:
Intan Riyani
Dana Usaha:
Riki Cahya
Sie PSDM:
Yus R. Ismail
Taufik Cahyadi
Tita Martiana
Sie Humas:
Hanum Sujana
Sie Workshop:
Topik Mulyana
Divisi Fiksi:
Yudhi Nugraha, Fauzan,
Mirah Arumsari, Muh. Asyrofi,
Suryati, Luthvi Irma Ulfia
Divisi Non Fiksi:
Rizqie Fajriyani, Ruspiadi,
Yuti Ariyani, Eti Setiati,
Neny Ratnawati
Divisi Puisi:
Lail Khair El-Rasyid,
Rini Ritawati, Adies Saputra,
Teny Indah Susanti
Divisi Folklor:
Aminudin
Sie Pustaka:
Ihsan, Adrian Ramdani
Sie Penerbitan Media:
Wardana, Rina Rahmawati,
Nita, Yuli Inrayani

 


:: TAWARAN YANG TAK BISA AKU TOLAK
D. Utami

     Pulang kuliah sore ini, aku jalan dengan Dewi. Dia memintaku untuk menemaninya ke kios buku di depan Salman, katanya sich mau minta pertimbanganku untuk belanja bulan ini. Aku hafal jadwal rutinnya setiap bulan, jajan buku. Duh, senangnya. Aku memang cukup sering melihatnya di sana ataupun di Gramedia dan Gunung Agung, bahkan pasar buku Palasari, sedang hunting buku-buku terbaru.
     Kalau ketemu di sana, Dewi pasti pulang dengan membawa setumpuk buku baru, sedang aku cukup numpang baca di sana, dan menahan diri untuk membeli buku-buku kuliahku. Aku harus menabung dulu berlama-lama.
     Untukku yang uang bulanannya sangat pas-pasaan, buku buatku masih jadi barang mewah, padahal keinginanku untuk membaca sangat besar. Kompensasinya, aku manfaatkan fasilitas perpustakaan sebaik-baiknya untuk meminjam dan membaca koleksi buku yang aku inginkan. Tidak jarang aku juga pinjam sana-sini untuk memuaskan keinginan bacaku. Tapi untuk menembus koleksi Dewi, hingga saat ini agak sulit. Sorry-sorry, dia pelit sekali meminjamkan koleksi buku-bukunya. Katanya sih takut rusak atau bahkan hilang, takut bukunya jadi kumal, mau dibaca-lah, dan sederet alasan lain yang bikin kita jadi batal untuk meminjam bukunya. Tapi agak mengherankan memang, hari ini dia mendekatiku untuk menemaninya membeli buku baru.
     Agak-agak curiga juga nih jadinya. Ada maksud apa nih? Ah, tapi prasangka ini harus kubuang jauh-jauh. Mmm… bagaimana kalau aku saja yang punya niat terselubung? Akan kuambil kesempatan ini untuk mendekatinya dan mencari celah meminjam satu-dua koleksi bukunya. Ya, sebaiknya kesempatan seperti ini tidak kusia-siakan. Hehehe…
     Usai kuliah terakhir sore tadi, Dewi menggamitku untuk berjalan bersama.
     “Put, jadi kan nemenin aku ke kios buku di depan Salman?”
     “Ayo…!” jawabku riang.
     “Mau beli buku apa sih, Wi?” tanyaku kemudian.
     “Lihat-lihat dulu, nyari buku yang belum aku punya. Selain itu, aku mau beliin buku untuk kado ulang tahun. Kamu bisa pilihin buku yang bagus buat hadiah sepupuku kan?”
     “Kamu kan lebih kenal dengan sepupumu. Dia suka bacaan seperti apa? Pertimbangan lainnya, sedalam apa kamu mau merogoh kocek untuk membeli buku itu?”
     “Kalau soal uang, nggak masalah, Put. Berapa aja aku mau ngasih kalau untuk beli buku. Di keluargaku kan begitu. Masalahnya, aku enggak tahu buku apa yang bagus.” Aku agak heran, tapi kutanggapi juga ucapannya.
     “Kamu kan punya gambaran sendiri tentang buku yang bagus. Kamu punya banyak koleksi buku, dan dari koleksimu itu, kamu pasti tahu buku mana yang cocok untuk diberikan sebagai hadiah untuk sepupumu itu. Sebetulnya, kamu enggak perlu pertimbanganku untuk masalah ini.”
     “Enggak, Put. Kamu kan anggota tim redaksi buletin kampus, lalu katanya mulai magang di… mana? Katanya perusahaan penerbitan yang baru ya di Bandung sini? Kamu pasti tahu dong buku-buku bagus yang paling baru. Kasih-kasih info dong…!”
     “Iya, boleh aja…. Tapi sebetulnya koleksi bukumu segudang itu bisa jadi referensi bagus, lho.”
     “Aku enggak sempet baca, Put. Selama ini aku memang banyak beli buku untuk ditaruh di perpustakaan pribadi. Ini sudah tradisi keluarga. Berapa saja uang yang dipakai untuk beli buku, enggak ada masalah untuk keluargaku. Enggak tau tuh koleksiku sekarang sudah berapa buku. Aku sih rajin aja beli-beli, nyampulin, mberesin. Tapi untuk mbaca, wa…h, enggak ada waktu, Put. Makanya aku perlu pertimbangan kamu untuk masalah ini.” Aku terbengong-bengong. Enggak sempet baca? Sayang sekali….
     Tak terasa, kami sudah sampai di kios Salman. Aku langsung tenggelam dalam keasyikan mengamati berbagai buku di sana. Hmm… buku-buku di sini rata-rata sudah ku baca, biasa hasil meminjam sana-sini. Kunjunganku yang terakhir ke sini adalah dua hari yang lalu. Penjaga kiosnya bahkan sampai hafal padaku. Dia juga baik sekali karena sering kali mengizinkan aku untuk membaca buku-buku di sana beberapa waktu. Aku saja yang malu kalau harus ngetem berlama-lama di sana untuk membaca. Yaa… paling-paling aku sempatkan membaca cepat satu atau dua bab di sana, lalu datang lagi di kesempatan lain untuk melanjutkan membaca. Hehe… taktik cerdas kan? Untuk orang berkantong tipis seperti aku, strategi seperti ini efektif, lho. Tapi… hey, Chicken Soup sudah sampai edisi nomor enam? Nomor lima dan edisi untuk wanita II-nya bahkan belum sempat aku baca. Hmm… kali ini pinjam punya siapa ya?
     “Put!” Dewi menyikut pnggangku. Ups! Aku sampai lupa bahwa tujuan utamaku ke sini adalah untuk menemani Dewi, bahkan mencarikan kado untuk sepupunya. Maaf, kalau sudah berhubungan dengan buku, aku bisa lupa diri sama sekali!
     “Eh, sorry-sorry, Wi.”
     “Buku apa dong yang pantas…?”
     “Ehm, sepupumu itu suka buku yang bagaimana?”
     “Aku pengen ngasih bacaan yang ringan saja, soalnya dia orang yang sibuk. Waktu untuk membaca juga enggak banyak.”
     “Chicken Soup aja…” Kutimang buku setebal 380 halaman itu dengan sayang. Terus-terang, ini lebih jadi keinginanku daripada memberi pertimbangan.
     “Ini isinya cerita-cerita pendek yang asyik-asyik. Menggugah semangat, deh. Mbacanya enggak perlu waktu panjang. Nyicil aja satu cerita-satu cerita,” aku setengah promosi.
     “Terjemahan, ya?” tanya Dewi sambil membuka beberapa halaman buku itu. Aku mengangguk.
     “Edisi kesatunya ada enggak?” tanya Dewi pada penjaga kios itu.
     Kujawab dengan segera, “Ketinggalan jaman, Wi. Kalau kamu nanyain edisi pertama. Sold out!” Dia mengangkat sebelah alisnya sambil melirik ke arahku.
     “Gitu, ya….?” Aku mengangguk dengan semangat.
     “Hmmm… rasanya aku memang punya koleksi Chicken Soup ini, tapi enggak pernah kubaca.” Dia nyengir kuda, lalu pandangannya menerawang.
     “Yang keenam memang belum ada. Ya sudah, saya beli dua, Pak!” putusnya.
     Ringan saja dia mengeluarkan selembar ratusan ribu untuk membayar dua edisi buku tersebut. Lalu komentarnya.
     “Yang satu buat sepupuku, satu lagi buat koleksiku. Kamu baca dulu, deh, Put. Setelah itu, kamu ceritakan saja isinya. Aku males baca,” ujarnya ringan. Lho…!?!
     Diserahkannya sebuah buku kepadaku yang kuterima dengan bengong. Tapi… aku sih senang-senang saja, walaupun berarti aku mesti merelakan sebagian waktu tidurku untuk membaca buku ini.

 

:: Artikel
Menitipkan pesan pada cerkan - Abu Izzati

Ketika fiksi menyikapi fakta
- Abu Izzati
Cerpen faktual? Oye!!! - Tammi Tinami F.

:: Cerpen
Serenade malam - Vani Diana Puspasari
Langgam dari tanaku
- Intan Riyani
Persaksian (sebuah) sahabat - Aswi

:: Wacana
Minat baca di kalangan pemuda - Agus S.
Baca... Baca... Baca... - H.S. Ibnu Sabil

 

 
:: Puisi

Sketsa jalan (Nurleilla Hsoleh), Rumah kardus (Lina Herlina), Kerinduan semu (Ipah Latifah), Dagelan hati (Aswi), Do'a (Aswi), dan Menjadi tuhan, Tuhan (M. Irfan Hidayatullah)

:: Info

Karya anggota, yaitu kumpulan berita tentang anggota FLP Bandung yang karyanya berhasil dibukukan, baik tergabung dalam antologi bersama, atau pun merupakan kumpulan cerpen sendiri, termasuk novel.
A A  

A
muka | latar belakang | kontak

copyright by FLP Bandung 2003