A

Sekretariat:
Jl. Papanggungan VII/60B
RT 02/09 Bandung 40284
Telp. [022] 7317529
E-mail: flp_bandung@yahoo.com

Aku mencintaimu-Mu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku adalah keadaanku yang senantiasa mengingat-Mu
Cinta karena diri-Mu adalah menyingkap tabir hingga Engkau kulihat
(Rabi'ah Al Adawiyah)

A
Berbakti - Berkarya - Berarti                                                                                Berbakti - Berkarya - Berarti
A

[KEPENGURUSAN 2003-2005]

Ketua Umum:
M. Irfan Hidayatullah
Sekretaris Umum:
Agus Wibowo
Bendahara Umum:
Intan Riyani
Dana Usaha:
Riki Cahya
Sie PSDM:
Yus R. Ismail
Taufik Cahyadi
Tita Martiana
Sie Humas:
Hanum Sujana
Sie Workshop:
Topik Mulyana
Divisi Fiksi:
Yudhi Nugraha, Fauzan,
Mirah Arumsari, Muh. Asyrofi,
Suryati, Luthvi Irma Ulfia
Divisi Non Fiksi:
Rizqie Fajriyani, Ruspiadi,
Yuti Ariyani, Eti Setiati,
Neny Ratnawati
Divisi Puisi:
Lail Khair El-Rasyid,
Rini Ritawati, Adies Saputra,
Teny Indah Susanti
Divisi Folklor:
Aminudin
Sie Pustaka:
Ihsan, Adrian Ramdani
Sie Penerbitan Media:
Wardana, Rina Rahmawati,
Nita, Yuli Inrayani

 


:: BACA... BACA... BACA...
H.S. Ibnu Sabil

     Baca bisa diartikan membaca buku, membaca koran dan majalah, membaca keadaan dan situasi, membaca pikiran dan isi hati atau yang lainnya. Yang jelas, arti termudah untuk baca (membaca) adalah membaca tulisan, bacaan atau buku. Kegiatan membaca ini sudah dilakukan sedari kecil pada saat belajar mengenal huuf, A-B-C, mengeja, membaca ini ibu budi dan kemudian berkembang sesuai kebutuhan dan jenjang pendidikan. Dengan membaca kita bisa tahu banyak, kita bisa tahu segala sesuatu yang terjadi di luar jangkauan kita. Hanya saja sekarang ada indikasi menurunnya minat baca di masyarakat. Kegiatan membaca mulai ditinggalkan masyarakat karena dianggap kurang praktis dan biaya buku atau bacaan (pendidikan/non pendidikan) yang relatif mahal. Sarana dan prasarana pemerintah untuk menunjang program minat baca ini juga dirasakan masih kurang. Dari sekian banyak perpustakaan yang bisa dikunjungi umum mungkin hanya beberapa (dapat dihitung dengan jari) yang dilengkapi fasilitas yang memadai dan buku-buku yang lengkap dan berbobot. Itupun hanya digunakan oleh kalangan yang benar-benar berkepentingan dengan buku, misalnya untuk keperluan penelitian, skripsi atau tugas akhir. Jarang orang datang ke perpustakaan untuk bersantai, meluangkan waktunya membuka jendela dunia yang katanya didapat lewat membaca buku.

     Banyak orang yang menganggap membaca buku menjemukan dan memerlukan konsentrasi penuh. Setidaknya harus dilakukan dalam keadaan tenang dan nyaman sambil duduk. Orang lebih suka menghabiskan waktunya bersama si kotak ajaib, yang bisa menampilkan secara lengkap audio dan visual. Hal terpenting, TV dianggap lebih hemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya dan waktu ekstra. Biaya hanya dikeluarkan pada saat membeli TV, membayar listrik sebulan sekali bersamaan dengan keperluan lainnya dan iuran TV setahun sekali. Lain halnya dengan membaca yang diperlukan anggaran dan waktu ekstra untuk membeli dan mencari buku di toko-toko buku. Selain itu, dengan alasan kepraktisan, saluran TV dapat diganti dengan mudah hanya menekan remote control dan kita pun dapat memindahkan acara TV ke saluran lain yang kita sukai. Anak-anak pun lebih suka berdiam diri di depan TV daripada pergi ke perpustakaan atau toko buku. Selain karena sangat sedikit orang tua yang secara sadar menyodori anaknya buku untuk membaca, orang tua kadang kala tidak memahami kalau kegiatan membaca sangat penting sehingga harus dipupuk sedari dini. Apalagi dengan mewabahnya demam PS atau Play Station, bentuk permainan yang dianggap mengasyikkan. Seorang anak berdalih kalau membaca buku kurang seru karena sang jagoan tidak bisa digambarkan membunuh lawannya sampai berdarah-darah. Kalaupun mereka membaca, mereka lebih suka memilih bacaan ringan seperti komik-komik jepang yang bisa didapat dengan mudah di toko buku besar atau taman bacaan daripada bacaan berbobot. Hal ironis terjadi di sebuah perpustakaan besar, sekelompok remaja tanggung (ABG) tampak asyik mengelilingi sebuah buku tebal, sesekali terdengar tawa di antara mereka. Selidik-selidik ternyata mereka membaca sebuah buku kedokteran mengenai anatomi reproduksi tubuh manusia yang menggambarkan tubuh manusia secara utuh dan lengkap.

     Walaupun demikian minat baca masyarakat tidak sepenuhnya menurun. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya masyarakat yang memanfaatkan membaca koran atau majalah di perpustakaan. Hal ini menunjukkan kebutuhan masyarakat akan bacaan yang bermutu dan bisa memberdayakan masyarakat masih cukup tinggi. Jika saja harga buku dapat ditekan, bukan tidak mungkin minat baca masyarakat akan meningkat. Masyarakat sangat antusias membeli buku-buku bekas (umumnya buku pelajaran) semisal di Gasibu yang setiap hari minggu banyak digelar dengan harga murah antar seribu sampai lima ribu rupiah. Daerah Cikapundung masih banyak dicari orang untuk membeli buku teks bekas dengan harga terjangkau dibandingkan membeli buku baru di toko buku. Kalaupun mencari buku baru, orang akan bergegas ke Palasari atau Pasar Suci yang konon harganya lebih miring dibandingkan di toko buku besar. Pameran buku masih diminati banyak orang untuk memburu buku berkualitas dengan harga discount. Bacaan juga bisa didapat lewat surfing di internet. Warnet dapat dijumpai di mana saja dengan biaya berkisar 2500 – 4000 rupiah perjam, dilengkapi fasilitas sederhana sampai wah (tempat duduk nyaman, ber-AC, teh botol dan voucher gratis). Kita bisa mencari artikel berbagai disiplin ilmu dalam situs berbahasa Indonesia atau Inggris. Saat ini banyak penerbit buku dan majalah (Islam) yang berkualitas dn insya Allah akan turut membentuk masyarakat gemar membaca.

     Dengan dukungan kita semua, hendaknya pemerintah turut merespon tanggapan positif masyarakat. Kita menyadari pentingnya membaca karena bacaan mengajarkan segala sesuatu yang tidak kita ketahui. Lewat membaca, ilmu pengetahuan akan bertambah seperti tertuang dalam Q.S. Al Alaq ayat 1-5 yang menyebutkan tulis dan baca adalah kunci ilmu pengetahuan. Allah mengajarkan manusia dengan perantara tulis baca. Allah menjadikan kalam sebagai alat mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedangkan ilmu pengetahuan itu merupakan keindahan bagi ahlinya di dunia dan akhirat. Rasul saw. Bersabda: Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan kepada Allah dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan tertinggi.

 

:: Artikel
Menitipkan pesan pada cerkan - Abu Izzati

Ketika fiksi menyikapi fakta
- Abu Izzati
Cerpen faktual? Oye!!! - Tammi Tinami F.

:: Cerpen
Serenade malam - Vani Diana Puspasari
Langgam dari tanaku - Intan Riyani
Persaksian (sebuah) sahabat - Aswi
Tawaran yang tak bisa aku tolak - D. Utami

:: Wacana
Minat baca di kalangan pemuda - Agus S.

 

 
:: Puisi

Sketsa jalan (Nurleilla Hsoleh), Rumah kardus (Lina Herlina), Kerinduan semu (Ipah Latifah), Dagelan hati (Aswi), Do'a (Aswi), dan Menjadi tuhan, Tuhan (M. Irfan Hidayatullah)

:: Info

Karya anggota, yaitu kumpulan berita tentang anggota FLP Bandung yang karyanya berhasil dibukukan, baik tergabung dalam antologi bersama, atau pun merupakan kumpulan cerpen sendiri, termasuk novel.
A A  

A
muka | latar belakang | kontak

copyright by FLP Bandung 2003