Home
Personal Corner
Inner Voices
Poetry Lane
Music Box
Web Links
Sign and View my Guestbook
E-mail Me!
 
 
 
 

 


Kidung Cinta

BM 7 Disember 2003 (13 Syawal 1424) 
I
segala apa yang wujud dalam maujud ini
adalah tajali-tajali-Mu ya Rabbi
Kau melimpahkan sifat-sifat-Mu, cahaya demi cahaya 
benar,yang kunampak adalah Engkau jua ya Rabbi
walaupun di depanku tersenyum wajah seorang insan

II
Ya Rabbi, aku ini pohon zaitun
yang tidak di timur dan tidak pula di barat
namun aku tetap berdiri dengan sifat dan asma'-Mu,
mengabikan harta-Mu yang tersimpan
bagaikan minyak yang penuh berkah
dalam sebuah pelita
Engkalulah yang menyalakan pelita ini
tanpa di sentuh oleh api
alangkah terang-benderangnya cahaya-Mu yang melimpah
daripada kaca
seolah-olah ternampak kaca itulah cahaya,
cahaya itulah kaca

III
kembalikanlah asal diriku, agar aku bisa menjadi fana
betapa kurindukan ahadiat, wahai Habibi yang kucintai
asalku adalah cahaya
sebelum Kauciptakan semua cakerawala di langit
akulah yang bertawaf pada Baitul Qudsi,
di hadirat-Mu yang Tertinggi
lalu dari Alam Tertinggi itu Engkau melukis wajahku
aku pun menyaksikan keajaiban yang menakjubkan
jika kukatakan itu adalah gambaran-Mu
walau sebesar lautan
dijadikan tinta kata-kata,
tak akan sampai ke daratan makna untuk difahami

IV
dari persada mikraj, aku turun menjadi jisim
Kau semaikan benih diriku
pada debu-debu dunia yang hina-dina
betapa aku bisa bertahan sabar untuk kembali melihat
wajahku yang asal
wahai jasadku, engkaulah sebesar-besarnya hijab
yang memisahkan Habibi yang kucintai
maka jadilah engkau cermin dalam sifatku
agar bersatu dalam pandangan

V
dalam cermin, 'ku tak tahu wujud diriku
hanya pada Alam Semesta Kaupelihatkan diriku
oleh cahaya-Mu
agar aku mengenal siapa diriku
akulah fenomena yang dirumuskan
'Yang Mengenal Aku adalah Aku'
maka terpadamlah lukisan wajahku
di kanvas azali dengan wahadat-Mu,
aku ghaib dalam Sirr dan ghaib dari Ana
aku tak mampu melihat-Mu di makam wahadat
wahai Habibi yang kucintai, ucapan mustahil diucapkan
jika tidak dengan ucapan-Mu
justeru itulah Al-Hallaj menyatakan Engkau dalam jubahnya
Habibi yang kucintai adalah Aku yang kucintai

VI
aku terpegun tatkala kalbuku menyingkap
misteri yang mengaburkan akal
Engkau sebegitu dekat, ya Rabbi
sampai aku pun tidak nampak diriku lagi
dan percaya dengan penuh keyakinan
seolah-olah 'Aku-Mu' adalah hakikatku jua
lantas kupanjatkan munajat ke sidrah-Mu
agar Kau bebaskanlah diriku 
daripada sangkar permainan maut ini
agar sayapku dapat terbang melihat-lihat langit-Mu
dengan ketakjuban Alastu,
tiada lagi yang wujud selain Engkau

VII
bawalah pedang dan kain kafan, jika disinilah kematianku
dunia-Mu telah mengotori jiwaku
dan memijak-mijak tubuhku sebagai debu yang hina-dina
ah, demi tulang-belulangku yang reput,
runtuhkanlah dan bunuhlah aku
tanpa tinggal walau segenggam puing kewujudan
kerana kepasrahanku yang luhur
adalah melalui kefanaan yang abadi

VIII
tanpa melihat-Mu dalam zikirku,
betapa malangnya aku jauh dari-Mu
bagai seketul batu yang masih tertinggal di bumi,
sedangkan Kekasih-Mu telah jauh naik
ke tujuh lapisan langit
dan menyaksikan Wajah-Mu di Sidratulmuntaha
namun Engkau jua yang menyatakan bahawa Engkau
tidak bertempat,
kini di manakah Engkau

IX
Engkaukah antara semua yang wujud ini wahai Habibi
betapa Engkau tidak sepatutnya diabaikan
untuk bersujud syukur kepada-Mu
dosa yang paling besar ialah masih dalam pengakuan
adanya wujud yang lain dari Wujud-Mu
inilah dosa yang sukar ditebus
walau dengan iman yang selaksa Gunung Uhud

X
keghairahanku sekarang ialah melupakan semua hasrat
di hati keegoanku
aku hanya ingin menari seperti darwis
yang mabuk mengelilingi-Mu
ah tetapi, betapa keliru dan bingungnya aku
di sebaliknya terlihat makhluk pula yang menari mengelilingi 
diriku
sepi padang Sahara adalah lebih kusukai
daripada syurga yang berpenghunikan sungai mengalir,
getaran muzik sang bayu,
pohon-pohon dan bidadari
sebab pada kesepian aku hanya menyatakan Engkau sahaja
wahai Rahsia Yang Tersembunyi

XI
orang-orang yang tinggal di bumi mencari-Mu di langit
tetapi mereka tidak melihat-Mu
tidak tahu di mana Engkau berada
mereka pun memandang Kaabah di dalam Masjidil Haram
kerana terlalu rindu hendak bertemu dengan-Mu
padahal Engkau yang mereka sembah,
bebas dari pintu-pintu Masjidil Haram

XII
sekarang aku telah memabukkan diriku ini
dengan serbat minuman-Mu
lewat malam, siapakah yang akan memimpinku pulang
melalui jalan yang penuh ranjau dan suasana gelap-gelita
tahu-tahu, tak seorang pengawal pun yang sedar
Sang Raja mengenakan jubah rakyat keluar dari pintu istana

XIII
Engkaulah Yang Tercantik
di dalam kesegalaan yang indah
tatkala terbitnya cahaya fajar kemerah-merahan,
tatkala kuntum-kuntum kembang
memekarkan kelopak-kelopak,
tatkala ombak menggulungi kebiruan samudera
tatkala rumput-rumput yang menghijau
menari-nari dihembusi sang bayu
tatkala sungai-sungai mengalirkan
simfoni arus yang merdu
tatkala beribu-ribu mergastua
bangkit dari belantara peraduan,
tiada sehelai tabir pun dapat menghalang Kecantikan-Mu
Engkaulah yang ada sebelum segalanya ada

XIV
ya Rabbi, tiada dinding yang dapat memisahkan antara 
Engkau dan aku
telah Engkau jadikan aku untuk mentajallikan 
Nama-Nama-Mu yang indah
akulah sasaran untuk Engkau memandang Wajah-Mu
aku tidak layak memiliki wujud-Mu ini
tiada wujud yang sebenar melainkan wujud-Mu

XV
Ya Rabbi, telah Kaulabuhkan Tirai Kasih itu
dan Kaunamakannya sebagai diriku
lantas aku pun tertutup dengan tiraiku sendiri
Engkau pun bertanya, 'Bukankan Aku Tuhanmu?'
Bahkan! Aku menyaksikan-Mu
aku telah melihat-Mu sebelum Engkau hamparkan dunia ini
dan sesungguhnya aku mengenali siapa yang kulihat
di sebalik semua yang nyata
Engkaulah yang memperkenalkan diri-Mu
sebagai Maha Pencipta
setelah itu Engkau pun membuat perjanjian denganku
d Alam Lahut
kuterima amanah-Mu untuk menjadi khalifah di muka bumi
akan kukembalikan Hak-Mu
seberapa daya aku termampu berdiri
dengan Kalimat-Mu dan pertolongan-Mu

XVI
jika tidak kepada Al-Insan
kepada siapa lagikan Engkau akan mentajallikan
segala sifat-sifat-Mu?
jika tidak kepada Al-Insan, ke arah manakah lagi
Kau akan memandang Wajah-Mu?
demi itulah Kaujadikan Al-Insan
menurut gambaran-Mu,
dan daripada gambaran-Mu itu
Kaujadikan ianya khalifah

XVII
aku dibentukkan daripada rangkaian huruf
yang menyatakan Nama-Mu
dengan huruf terciptalah takdir kehidupanku
yang tercatat di lohmahfuz
walau betapa pun banyaknya huruf-huruf
yang berbagai rupa di atas muka persuratan
namun yang zahir dan yang batin adalah titik jua
akulah titik di bawah huruf ba dalam Basmallah
asal titik adalah fana dalam rahsia-Mu

XVIII
aku bukanlah zat
setelah Engkau lenyapkan aku
daripada semua unsur perjodohan alam
akulah 'jauhar' yang tidak berbilangan
hanya tunggal dan meninggi
inilah roh-Mu yang Kauhembuskan
dengan persalinan wadi, mani, manikam
laksana selendang kelembutan dan kehalusan
tetap tersembunyi pada diri Al-Insan

IXX
Sirr-Mu yang tersembunyi dalam diriku
lebih gagah dari bumi dan langit
Sirr-Mu menembusi pandangan tanpa bola mataku
Sirr-Mu tidak menyatakan Aku di dalam Aku
tiada isyarat dan pengetahuan yang sampai kepada Diri-MU

XX
ke mana sahaja aku menoleh,
kalimat-Mu ternampak jelas, 'Lailahaillallah'
apa pun selain Allah adalah bayangan Allah
apa pun selain Allah adalah rumusan Allah
apa pun selain Allah adalah kehendak dan kudrat Allah
maka itu aku menyembah Allah dengan Allah
tanpa Allah, aku bukanlah seorang penyembah

XXI
bercinta dengan makhluk
adalah penghalang untuk bertemu dengan-Mu
tetapi minum dari serbat-Mu
telah membuat aku ghaib dari-Mu

XXII
Cinta-Mu adalah matahari kesempurnaan
walau air tasik sering berubah, matahari-Mu tetap anggun
aku dapat melihat-Mu dalam setiap detik, dalam segala aneka
ciptaan-Mu

XXIII
Cinta kepada-Mu bukanlah puisi
Cinta kepada-Mu bukanlah falsafah dan makna
Cinta kepada Mu bukanlah lukisan yang abstrak
Cinta kepada-Mu adalah 'Aku ingin menampakkan
perbendaharaan-Ku'

XXIV
kulepaskan merpati hatiku terbang mengibas sayap
memagut bijirin di hamparan tanah
sang bayu petang menyusupi taman perkasihanku
mengusik kelopak-kelopak mawar
kusedar Kekasih telah menggamitku di musim semi
maka kurela melepaskan apa sahaja dari dirku
kuperlihatkan rumus-rumus wajahku,
tolehkan mata-Mu Kekasih
kutahu Kau hadir dalam fajar keindahan ini
air sungaiku telah mabuk mengalirkan simfoni
pohon-pohon menari dalam jubahku
menapaklah
kerana-Mu, semua rumputan menjadi mahligai istana

XXV
pelayaran bahtera cinta telah menyingkap hijabku
segala kesirnaan menuntun masuk ke pintu Diri-Mu sendiri
tapi mengapa aku masih mencari air
sedangkan aku telah berada di perairan-Mu
biarlah aku terlena di bahtera Nuh ini
dihanyutkan benturan gelombang
namum aku tetap tidak akan mengungkapkan rahsia-Mu
atau meresahi banjir yang menenggelamkan gunung-ganang
aku tudak upaya meluluskan diri
dari semua ujian empangan-Mu
jika aku lebur menjadi buih-buih di perairan cinta-Mu ini
pandanglah aku dalam makrifat-Mu

XXVI
seperti Zulaikha merindukan Yusuf
dia telah keluar dari tabir-tabir kerahsiaan
dia sembunyikan segala-galanya di balik matahari, bulan dan
bintang-bintang
perempuannya tidak mengerti makna keindahan dalam 
pertengkaran cinta
dia bawa Yusuf di hadapan mereka
yang terpotong jari-jemari
tidakkah kepada Yusuf, telihat kecantikan-Nya
tidakkan kepada Yusuf, Sang Khalik berkata-kata,
'Aku Maha Indah, Kusukakan keindahan'

XXVII
dari bias keindahan Wajah-Nya
merencahi rempah warna kebun mawar
dengannya kupu-kupu bertebaran
mendekati keharuman
saksikan nyala lilin terbakar
ribuan kelekatu terlelap oleh api malam
dari percikan sinarnya, mentari berkelana
titik di bawah huruf ba adalah penemuan air
di tengah gurun Sahara
di atas wajar air, beradab rindu tengadahnya kembang
dan kiambang
tidakkah nampak pada susuk wajah laila
setiap lembar rambutknya menyingkapi kalbu majnun
Yusuf di penjara, menjadikan Zulaikha resah gelisah
pada tawanan cintanya sendiri
siapa YUsuf jika bukan cermin yang memantulkan
lukisan agung itu
meskipun Kau menyembunyi, ini juga hembusan nafas-Mu
diri persada langit walau dilitupi
awan
dan gugusan cakerawala
aku dibayangi gunung, gurun pasir, lembah dan kerikil
di jalan setapak
aku menemui namaku
tertera di antara kubur-kubur yang telah dilupakan
tidur di wilayah-Mu yang tercinta, adalah berbantalkan
sebelas bintang, bulan dan matahari 
kudambakan semuanya sujud
dalam mimpi seorang Yusuf
 

Johar Buang 

              



Rose's Web Directory
Home | Poetry Lane | Music Box | Inner Voices| Personal Corner  | Web Links | Guest book | Mail Post