The Cross
Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2000 -
1364283024
& 1367286044


Ambon Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

BERITA HARIAN UMUM SIWALIMA
EDISI: SENIN, 28 Mei 2001

1.Perusuh Serang Pos Aparat Keamanan
Belasan Orang Dilaporkan Tewas Tertembak

Ambon, Siwalima - Warga kota ini memang tidak bisa bebas menikmati tidur malam yang nyaman.  Selalu saja terusik oleh bunyi dentuman, baik itu bom maupun rentetan tembakan, lalu berjaga-jaga mengantisipasi kemungkinan terburuk yang sewaktu-waktu bisa terjadi.  Sabtu malam lalu, warga kota ini kembali panik, dan langsung melakukan siaga.

Pasalnya, sekitar pukul 23.45 WIT terjadi saling tembak antara aparat keamanan dengan kelompok perusuh (teroris) yang kabarnya berusaha menyerang pos-pos keamanan di wilayah perbatasan Mardika (Hotel Amans), daerah Talake hingga kawasan Ahuru dan Galala-Hative Kecil.

Keterangan yang dihimpun Siwalima kemarin, aksi saling tembak itu didahului dengan ledakan bom sebanyak tiga kali sebelum para perusuh melakukan serangan ke pos-pos keamanan.

Tembakan beruntun selama kurang lebih dua jam itu diduga kuat karena aparat keamanan berusaha menghalau gerak maju para perusuh yang mencoba merangsek masuk menyerang kawasan pemukiman salah satu komunitas penduduk di kawasan perbatasan.  Buntutnya, para perusuh balik menyerang pos keamanan yang sedang siaga, sehingga terjadi saling tembak tersebut.

Salah seorang personil Batalyon 521 yang berpos di kawasan Hotel Amans Mardika ketika dikonfirmasi Siwalima mengatakan, pada prinsipnya mereka hanya melepaskan tembakan untuk membela diri karena diberondong para perusuh.  "Habis bagaimana, pos kami ditembak dengan membabi buta dari segala penjuru, bagaimana kita tak membalas," tegas personil yang menolak namanya ditulis.

Aksi saling tembak itu berlangsung kurang lebih lima jam, dengan selang waktu yang berbeda, tidak maraton.  Tembakan makin beruntun ketika pada pukul 02.30 WIT (Minggu dinihari), terdengar suara takbir dari sejumlah mesjid yang ada di kawasan Kota Ambon.  Mendengar hal itu, para perusuh sepertinya mendapat spirit baru, sehingga dengan semangat yang tinggi pula terus melepaskan tembakan ke arah pos-pos keamanan secara brutal.  Aksi tembak-menembak itu baru mereda sekitar pukul 05.30 WIT, pagi kemarin.

Informasi yang diterima menyebutkan, dalam aksi saling tembak itu, tercatat belasan perusuh tewas tertembak, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka dan sedang menjalani perawatan intensif di Poliklinik Laskar Jihad di Kebun Cengkih, dan lainnya di Rumah Sakit Al-Fatah.

Mako Sektor I yang coba dihubungi Siwalima menjelang pagi kemarin tidak dapat tersambungkan karena saluran teleponnya selalu sibuk.

Tewas Dihakimi Massa

Sementara itu, kemarin juga, salah seorang teroris yang berusaha menyusup ke pemukiman kawasan Batu Gajah Atas, tewas dihakimi massa.  Informasi yang diperoleh dari TKP menyebutkan, teroris tersebut mengenakan baju kemeja hijau tua, bercelana panjang hitam, dengan identitas diri yang tidak jelas.  Sementara dari tangan korban ditemukan sejumlah peralatan diantaranya, satu buah mantel hujan berwarna hijau bertuliskan Rizki Batsul, kopel hitam standar TNI, ransel TNI berwarna hijau, sangkur, beberapa buah bom rakitan, sabuk untuk menaruh bom berwarna hijau serta sebuah tempat yang diduga merupakan ramuan obat peningkat daya tahan tubuh.

Keterangan yang dihimpun Siwalima, anggota teroris naas itu telah berhasil masuk ke kawasan penduduk di Batu Gajah Atas, namun sebelum melancarkan aksi pembunuhan kepada warga masyarakat, anggota teroris itu terlebih dahulu disekap masyarakat setelah melihat gerak-geriknya yang mencurigakan.  Akibatnya anggota teroris itu dihakimi massa hingga tewas.

2.Mobil Brimob Diserang Perusuh
Dicegat di Batu Merah, Pangdam Naik Helikopter

Ambon, Siwalima - Sabtu (26/5) lalu, dua mobil Brimob Polda Maluku yang tinggal di Passo, dihadang dan diserang para perusuh di kawasan Galunggung.  Namun penghadangan yang disertai tembakan itu tidak menimbulkan korban jiwa.

Keterangan yang dihimpun Siwalima dari beberapa anggota Brimob yang turut serta dalam rombongan itu menyebutkan, pada Sabtu pukul 07.30 WIT, dua mobil Brimob bermerk Mitsubishi dengn Nopol masing-masing 1341-XVI dan 1348-XVI ini dihadang saat beriringan ketika melintasi kawasan itu menuju Mapolda Maluku di Ambon, terutama persis di depan kantor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Dari depan kantor PBB kami sudah melihat berbagai aksi dari beberapa mobil yang sepertinya sengaja dibuat mogok di ruas jalan itu.  Tak lama kemudian ketika mobil yang kami tumpangi mulai menuruni tanjakan Galunggung, ada beberapa orang yang datang membuang papan-papan di atas jalan yang sudah ditancapkan paku-paku.  Akibatnya ban-ban mobil mulai kempes satu per satu," kisah salah satu Bintara Polri yang tak ingin namanya dikorankan.

Menurut dia, tak lama setelah itu, para perusuh memberondong dengan tembakan yang diarahkan ke mobil dari samping kiri dan kanan.  Para personil yang ada di dalam mobil itu langsung tiarap menghindari tembakan yang dilakukan secara beruntun.  Kendati demikian, mereka tidak melakukan tembakan balasan.

"Kami memang diperintahkan untuk tidak membalas aksi itu, mengingat mobil truk satunya yang ada di belakang hanya bertutupkan terpal saja. 

3.FKM Minta Berdialog dengan Pemerintah Indonesia

Ambon, Siwalima - Perjuangan FKM mengembalikan hak dan kewajiban, harkat dan martabat komunitas Bangsa Maluku yang sduah sangat terpuruk akibat teraniaya, tertindas, yang merupakan akibat dari konspirasi/kolaborasi siluman vertikal pusat dari elit politik, TNI (status quo), Polri, Golkar (status quo) dan Muslim garis keras makin gencar dilakukan.

Dan upaya terakhir yang sedang dilakukan adalah meminta kesediaan pemerintah Indonesia untuk berdialog dengn Forum Kedaulatan Maluku (FKM).

Harapan akan segera berdialog ini terutang dalam surat FKM bernomor 18/DPP.FKM/V/2001 dengan perihal Dialog Nasional, yang dikirim langsung kepada Presiden RI KH Abdurrahman Wahid.  Dengan berbagai argumentasi dan dasar pertimbangan yang dilampirkan dalam surat tersebut, FKM sangat mengharapkan agar Presiden dapat merestui permintaan FKM untuk segera digelar dialog nasional itu, demi menekan berbagai kejadian yang makin tidak manusiawi di Ambon (Maluku) akhir-akhir ini.

"Dengan kerendahan hati kami memintakan kepada Bapak (Presiden Wahid) agar kami (FKM) dapat berdialog dengan pemerintah Indonesia yang turut juga diperlengkapi dengan mediator/fasilitator/pengamat internasional dalam waktu tidak terlalu lama.  Dan berlangsung pada wilayah netral (seperti Australia), dalam rangka mendapatkan/menemukan solusi terbaik demi penyelesaian kasus Maluku/Alif’uru," tulis FKM dalam suratnya yang ditandatangani dr Alex Manuputty (Pimpinan Eksekutif) dan Hengky MAnuhuttu, SH (Sekretaris Jenderal), yang tembusannya diterima Siwalima, Sabtu lalu.

Surat bertanggal 22 Mei itu juga menegaskan, rakyat tidak punya kemampuan untuk melakukan dan melanggengkan tragedi kemanusiaan, baik itu dalam waktu singkat maupun untuk waktu lama (2 tahun 5 bulan) dan mungkin akan berkelanjutan sesuai konsprasi para elit politik dan elit birokrasi maupun kekuatan sektarian di ringkat pusat pemerintahan.

"Konspirasi ini meramu sumber/subyek konflik sedemikian rupa sehingga kelihatannya seperti tragedi horisontal Muslim dan Kristen lokal, dimana kepentingan mereka (konspirasi tersebut diatas) tetap langgeng, lestari, berkesinambungan, yaitu kedudukan, harta/uang dan demi tercapainya negara Islam (pemberlakuan Syariat Islam dalam wilayah negara/bottom up sehingga pada akhirnya diharuskan adanya payung hukum untuk hal tersebut yang datangnya dari top down)," tulis FKM.

Butir lain menyebutkan, "TNI dan Golkar tetap mempertahankan kukunya lebih dalam agar kebusukan/kejahatan kemanusiaan yang mereka perbuat tidak muncul dipermukaan".

Ditegaskan, FKM berada diantara pemerintah Indonesia dan rakyat Maluku.  Kepada pemerintah adalah suatu tindakan koreksi dan protes terhadap ketidak mampuan penanganan tragedi kemanusiaan di Maluku, sementara terhadap keterpurukan masyarakat adalah suatu penegakan kebenaran, keadilan dan kejujuran, sebab tidak ada lagi kemerdekaan dan kedaulatan bagi rakyat Maluku dimana-mana seperti di pasar, sekolah, kantor, tempat umum, jalan raya, lautan, tempat asal dan sumber daya alamnya.

"Tidak ada satupun Pembukaan UUD 1945 serta isinya yang diberlakukan di Maluku oleh pemerintah dan negara yang katanya merdeka dan berdaulat serta adalah negara hukum yang diagung-agungkan.  FKM lahir dengan tuntutan mendasar demi penyelesaian tragedi kemanusiaan yaitu, meminta kehadiran pasukan pemelihara perdamaian (Peace Keeping Force Attendance) untuk memulihkan nilai-nilai kemanusiaan.  Juga, TNI, Jihad dan yang bukan bangsa Mluku (Alif’uru) segera angkat kaki dari Bumi Maluku.

"Hal ini janganlah ditafsirkan sebagai upaya melawan pemerintah yang sah, tetapi tuntutan itu merupakan jawaban atas ketidak pedulian negara/pemerintah dalam menangani tragedi kemanusiaan Maluku selama ini, yang harus disikapi dengan arif, bijaksana, terbuka/transparan," demikian FKM dalam suratnya itu.

4.Gubernur Perintahkan Usut Aksi Teroris
Resmob adalah Upaya Proaktif Polda Tuntaskan Aksi Akhir-akhir ini

Ambon, Siwalima - Inilah sikap tegas Gubernur Maluku Dr Ir M Saleh Latuconsina selaku PDSD terhadap berbagai aksi teroris di kota Ambon akhir-akhir ini.  Gubernur menyatakan sudah memerintahkan Pangdam Made Yasa dan Kapolda Danardi untuk segera mengusut para teroris yang beraksi selama ini.

"Saya sudah menginstruksikan Kapolda maupun Pangdam selaku para pembantu PDSD agar dapat menyelidiki serta membongkar tuntas para pelaku aksi-aksi tidak berperikemanusiaan itu," tegas Latuconsina kepada Siwalima di Ambon, Sabtu (26/5). 

Dia menegaskan lagi, "Dalam rapat beberapa hari lalu itu, saya selaku PDSD sudah mengambil kebijakan untuk menuntaskan persoalan ini dan saya sudah menginstruksikan kepada Kapolda serta Pangdam untuk segera membongkar aksi-aksi teroris ini".

Menurut dia, Polda sebagai pengemban fungsi penegakan hukum diserahi tugas mengusut tuntas konspirasi yang terselubung dibalik aksi-aksi teroris itu.  "Saya sudah minta Kapolda agar jajaran kepolisian harus proaktif membongkar peristiwa-peristiwa ini dengan tuntas, baik pelakunya, modus operandinya maupun orang-orang yang terlibat dibalik aksi-aksi ini," tandas Latuconsina.

Dia juga minta masyarakat untuk bisa memahami apa sebenarnya Darsi atau PDSD itu, terutama terhadap bidang tugas dan tanggungjawab masing-masing.  "Saya minta masyarakat perlu tahu, bahwa saya hanya mengambil kebijakan, dan kebijakan itu sendiri nantinya akan dilakukan para pembantu sesuai bidang tugasnya," ujar Latuconsina.

Menyinggung soal pembentukan Tim Reserse Mobile (Resmob) oleh Polda yang di back-up oleh Kodam, Gubernur mengatakan hal itu merupakan satu langkah proaktif aparat kepolisian menuntaskan berbagai aksi teroris yang terjadi belakangan ini.  "Jadi, saya minta masyarakat untuk dapat memberikan kesempatan kepada tim Resmob untuk melakukan tugas-tugas.  Karena sepengetahuan saya, Resmob ini dibentuk TNI/Polri sebagai tindak lanjut dari upaya membongkar aksi-aksi teroris selama ini," jelas Latuconsina.

Berkaitan dengan berbagai aksi pembantaian terhadap warga sipil akhir-akhir ini, Latuconsina menghimbau segenap kalangan masyarakat di lingkungan masing-masing untuk meningkatkan kewaspadaan di lingkungannya lewat Pam Swakarsa yang ada.  "Sehingga diharapkan dapat meminimalisir setiap kemungkinan yang akan terjadi," imbuh dia.

Received via email from: Masariku@yahoogroups.com

Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/maluku67
Send your comments to alifuru67@egroups.com