Isi perut ponsel bisa diintai dan disadap lewat bluesnarfing. Sama seperti bleujacking, barang baru ini juga memanfaatkan teknologi bluetooth.Cuma, rawan disalh gunakan. Terbayangkah Anda, suatu saat data-data penting di ponsel bisa "dicuri" orang lain tanpa Anda sadar sedang berlangsung proses pencurian data? Tidak dengan cara mengambil ponsel, lantas mengkopi data yang ada. Tetapi, lewat cara yang Anda sama sekali tidak menyadarinya, karena pada saat proses pencurian, ponsel sedang aman berada di dalam tas atau saku Anda.
Itulah babak selanjutnya dari pemanfaatan teknologi bluetooth. Beberapa waktu lalu, sempat populer istilah bluejacking. Dengan ini orang bisa mengirim pesan teks, suara, gambar sampai film ke ponsel lain tanpa ijin, nyelonong begitu saja. Kini ada ada bluesnarfing. Kabalikannya dari bluejacking yang mengirim data, bluesnarfing justru mengkopi data dari ponsel ke device lain yang juga menggunakan bluetooth. Bisa dari sebuah ponsel, PDA (Personal Digitall Assistant), dan laptop dalam jangkuan sepuluh meter.
Data yang dibajak, bisa data phonebook, agenda, image, pesan teks, dan data lainnya. Prosesnya, orang yang melakukan bluesnarfing, mengaktifkan peranti yang digunakan nya -baik dari ponsel, PDA, laptop-lalu mengincar pengguna ponsel yang sedang mengaktifkan bluetooth. Setelah ketemu, data yang ada pada orang yang menjadi target, bisa dibuka di perangkat yang digunakan. Tentu saja, data-data tersebut bisa dikopi.
Untuk menjalankan bluesnarfing, diperlukan modifikasi setting khusus pada instrument bluetooth. "Tidak ketinggalan sebuah software yang dikenal sebagai Bluetooth Stack," kata Adam Laurie, chief security office dari British Software Company AL Digital, seperti dilansir (CD Net).
Yang jadi sasaran, tentunya ponsel-ponsel yang sudah dilengkapi bluetooth, dan sedang mengaktifkan perangkap tersebut (visible mode). Menurut Adam, beberapa seri ponsel yang rentan terhadap bluesnarfing antara lain, Nokia 6310/7650/6310i//8910/8910i, Ericsson T68/R520, Sony Ericsson T68i, T610 dan Z1010.
Kehadiran bluesnarfing, tak pelak bisa memicu rasa was-was pengguna ponsel bluetooth. Bukan apa-apa, boleh jadi data yang bersifat confidential dan sangat pribadi, dicomot orang lain. Makanya, untuk mengantisipasi bluesnarfing , sejumlah vendor melakukan program upgrade pada beberapa seri produknya. Namun langkah paling aman dan paling mudah untuk menghindari bluesnarfing, adalah dengan tidak mengaktifkan bluetooth setiap saat. Hanya bila diperlukan saja, fasilitas transfer data nirkabel jarak dekat itu dihidupkan.
Benarkah bluesnarfing jadi ancaman baru bagi pengguna ponsel bluetooth? menurut Usun Pringgodigdo, produk developer manager PT. Nokia Indonesia, itu tidak benar. Sebab, bluesnarfing pada kenyataannya hanya dapat berjalan menggunakan media bluetooth di laptop, tentu tetap dengan seting-an khusus. "Dan yang paling penting bluesnarfing memiliki proses seperti pada bluejacking. Tetap saja dibutuhkan otorisasi dari penerima sebelum data dapat dikirimkan," ujar Usun. Tahap pairing juga diperlukan saat pertama kali menggunakan bluesnarfing. Artinya diperlukan moda password untuk pertama kali koneksi antar dua device yang berbeda.
Jadi untuk koneksi pertam kali tetap saja membutuhkan persetujuan dari pengguna ponsel. Namun begitu, Anda tetap mesti berhati-hati jika ada pesan masuk (receive message via bluetooth) yang tidak jelas. Sebaiknya ditolak saja. Dan untuk lebih baiknya lagi, aktifkan bluetooth disaat perlu. Dengan begitu Anda juga sekaligus dapat menghemat konsumsi energi baterei.
