Kemampuan sebuah ponsel ditentukan oleh jenis chipset yang dinamakan DSI. Fungsinya mirip prosesor pada sebuah komputer. Saat ini, sudah banyak ponsel CDMA yang beredar di pasaran. Mulai dari ponsel kelas bawah, yang cuma bisa pakai untuk bertelepon dan SMS saja, hingga ke ponsel yang bisa dipakai untuk berselancar di internet.
Perbedaan kemampuan itu, kuncinya terletak pada komponen bernama chipset. Komponen ini letaknya tersembunyi dalam tubuh ponsel, berukuran kecil, tetapi punya kemampuan segudang. Boleh dibilang, inilah otak sebuah ponsel. Fungsinya mirip prosesor pada komputer.
Di dalam sebuah ponsel sendiri ada beberapa chipset, seperti LCD chipset, message, dan signal chipset. Pada dasarnya chipset-chipset yang dibenamkan pada ponsel CDMA ini tidak ada bedanya satu sama lain. Namun, ada satu chipset yang memiliki perbedaan signifikan, yakni, digital signal processor (DSI). Chipset inilah yang menjadi pembeda sebuah ponsel lewat fitur-fitur yang dimiliki.
DSI merupakan jenis chipset utama untuk meningkatkan teknologi dan fitur-fitur pada sebuah ponsel. Keberadaannya dalam sebuah ponsel sebagai chipset primer khususnya bagi ponsel-ponsel kelas menengah keatas.
Umunya, chipset DSI dibuat oleh Qualcomm, yang notabene pabrik pertama di dunia yang memproduksi chipset ponsel CDMA. Maklum saja, perusahaan ini memang merupakan satu-satunya perusahaan yang mempunyai lisensi teknologi CDMA. Qualcomm merupakam merek dagang resmi Qualcomm Incorporated.
Menurut Janito Putrali, Senior Manager Technical Marketing Qualcomm Indonesia, chipset-chipset produksi Qualcomm terbagi dalam tiga kelompok berdasarkan kemampuannya. Yakni, low tier, mid tier, dan high tier. Pengelompokannya dapat dilihat dari fitur-fitur yang terdapat pada ponsel tersebut. Misalkan chipset produksi Qualcomm dengan tipe 6000 dan 6025 biasanya digunakan oleh ponsel-ponsel kelas bawah. Teknologi atau fiturnya yang dimilikinya hanya sebatas voice dan data. Chipset low end ini digunakan oleh ponsel-ponsel keluaran tahun 2002 hingga awal kuartal pertama tahun 2002.
Sedangkan chipset dengan seri 6050, 6100, 6300, dan 6500 digunakan untuk ponsel CDMA 2000 1x untuk kelas menengah. Seri 6150 berada setingkat di atasnya. seri 6000. Kemampuannya tentu saja di atas seri 6000, 6025 dan 6200 yang sudah ketinggalan jaman. Untuk seri ini fitur dan teknologi yang bisa dinikmati antara lain multimedia hingga terintegrasinya teknologi GPR.
Seri 6150, 6550, 6700, 6800, dan dilanjutkan dengan seri 7xxx memiliki kemampuan multimedia sangat lengkap. Ponsel-ponsel CDMA kelas atas yang ada di pasar dengan fitur teknologi lengkap sudah pasti menggunakan chipset jenis ini. Termasuk juga yang digunakan oleh ponsel berteknologi GPRS.
Disamping Qualcomm, Nokia saat ini sudah memproduksi sendiri chipset untuk produk ponselnya. "Semua ponsel CDMA produksi Nokia sudah menggunakan chipset produksi Nokia," ujar Usun Pringgodigdo, manager Business Development & Digital Service Nokia Indonesia. Ke depannya, masih menutut Usun, bukan tak mungkin Nokia akan menjual chipset buatan mereka ke pabrik ponsl lainnya.