Pernikahan (3)
Haykal:
sahabat-sahabat jiwaku yang terbaik,
maafkan jika selama ini saya tidak aktif di milis sejak saya telah sampai pada titik kulminasi pada kepasrahan, tiba-tiba saya berkenalan sama seorang gadis, yang jika berada disampingnya saya merasa tentram, ada keteduhan disinar matanya tempat segala resah bersauh, dan kini kami telah sepakat untuk mengarungi bahtera rumah tangga, peminagan Insya Allah akan diselenggarakan dalam bulan ini. Memang segalanya begitu cepat terjadi, dan saya merasa bagai sebuah mimpi, kadang saya haru bahagia jika menyikapi semua ini.
betapa besar karunia-Mu ya Allah, jadikanlah hamba yang beristiqomah pada jalanMu, dan karuniakanlah tekad untuk mengikuti sunah rasulMu dalam membentuk keluarga sakinah mawadah warohmah bagi sahabat-sahabat jiwaku yang telah saling nasehat-menasehati dalam kebaikan dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
Handy:
ALHAMDULILLAH... ALHAMDULILLAH... ALHAMDULILLAH..
SUBHANALLAH.. SUBHANALLAH.. SUBHANALLAH..
Saya kira temen-2 pasti akan menangis bahagia.. semoga
adik kita ini selalu mendapat ridho-NYA.. Amien..
mqzf:
Saya hampir tidak bisa berkata apa-apa, hanya bisa
memuji Allah akan segala kebesaran-Nya.
Selamat kepada anda rekan Haykal, anda sudah dibukakan
satu jalan ke arah yang lebih dekat kepada Allah SWT.
Hanya bisa ikut mendoakan semoga semuanya berjalan
dengan baik, meski bukan berarti ujian dan cobaan
telah berakhir.
Terima kasih juga atas do'a anda, agar kita yang lain
dibukakan jalan untuk mengikuti sunah rasul
sebagaimana anda.
Rengga:
Hiks.. :_) Gw turut berbahagia...
Dalam pikiran gw selama ini, menikah itu pasti indah 'n
bahagia.. punya istri dan anak2 yang shaleh.. rumah tangga
yang rukun, bahagia dan sejahtera.. ah.. perfect.. :)
Haykal, semoga menjadi keluarga yg sakinah, mawaddah
warahmah... Amin
capoenk:
Alloo mas-mas dan mba'-mba'... aku mo nanya neh...
Boleh ga'? Setelah aku baca post-post messages yang terdahulu,
ternyata mas-mas yang disini sebagian udah d yang menikah dn
menceritakan pengalamannya.... Seperti mas handy, mas cobatry. Dan
ada yang mau mengakhiri masa lajang seperti mas Haykal..
Yang pengen aku tanyain,. gimana bisa dapetin jodoh(wanita)yang akan
menjadi pasangan hidupnya? Apakah dengan 'nembak'..!? Dijodohin
dengan orang tua..!? atau gimana... Padahal perasaan mas-mas ini
tentu masih ada ke'g'annya...
Handy:
Waktu embah (bukan embak lho..) seumur kamu tuh.. sama
juga.. bingung..
Tapi paling nggak kamu lebih bersyukur, bisa ada
internet, untuk dsikusi, dan Alhamdulillah, ketemunya
ama Hijrah ini.. yg banyak ustadnya..
Soal jodoh, untuk dinikahi.. emang sih di tangan
Allah, tapi usaha atuh.. jangan lupa sambil do'a..
Kalau capung nggak sreg ama tuh cewe.. jangan
diterusin.. kasihan dia nanti..
Kalau yg masih anget tuh mas Haykal tuh.. tanyain dia..
Insya Allah, dia akan ngasih pengarahan lebih baik
dari embah ini nak..
Nah soal dorongan tuh nak.. untuk menghindari.. Capunk
harus SIBUK BERAT..
Bias sibuk kuliah di kampus, masih kurang, ikut
pengajian, khan ada tuh, yg seumuran Capunk, tiap
malem minggu pada mabit di mesjid-2 sekitar Jakarta..
Sapa tahu dapet jodoh muslimah..
Kalau masih kurang.. ikut kegiatan extrakurikuler
kampus..
Satu hal yg haru s Capunk inget.. jangan lupa dzikir..
dzikrullah.. inget Allah.. sambil usaha..
Masak sih Punk.. otak di isi ama pingin "gituan"
mulu..
Mbah dulu gitu sih.. ke sono mulu isinya..
Khan sebenernya banyak hal yg jauuuuhhhh lebih asik
unt di pikirkan..
gaymuslimus:
Menikah atau jangan begitu seringkali Gay yang punya keimanan cukup
tinggi menjadi gamang. Menikah berarti menghianati nurani(?)
membujang bisa mengundang fitnah. Jawabannya ada pada diri sendiri,
kalau anda bisa selibat tanpa sex lebih baik membujang, kalau anda
sering masturbasi lebih baik menikah... Biar Allah yang mengatur
urusan lain-lainnya. Yang penting Niat dan usaha mujahadah.
mqzf:
Begitu ya? kalo bisa hidup tanpa sex, lebih baik
membujang? Beberapa bulan terakhir saya bisa menekan
hasrat saya dengan lebih banyak mendekat kepada Allah.
Tapi saya tetap berpikir jika saya bisa menemukan
wanita yang cocok seperti yang dialami mas Haykal,
mungkin saya akan menikah juga.
Haykal:
Saya sampaiakn terimakasih atas dukungan dan do'a dari sahabat sekalian, semoga saya dapat menjalani pernikahan ini semata-mata dengan niat untuk beribadah kepadaNya.
LSP:
Alhamdulillah dulu saya mencari jodoh (istri) melalui 1 tahun
istikharah (setiap hari paling tidak sekali sholat istikharah, yaitu
sholat minta petunjuk). Setelah setahun saya titipkan "CV" saya ke
sahabat yang saya percaya. CV ini kemudian diteruskan ke orang yang
mereka pandang pas untuk istri saya.
Tak berapa lama saya menerima
CV balasan dari dia. Karena kelihatannya sesuai, saya datang
mengunjunginya di sebuah kota yang dari tempat kuliah S2 saya saat
itu kira-kira 8 jam perjalanan kereta. Kami berkenalan, bahkan
malamnya langsung dikenalkan ke orang tuanya yang tinggal di desa 1
jam perjalanan dari tempatnya mengajar (dia seorang guru). Esoknya
saya pamit dan dia berjanji mengabari sikapnya.
Beberapa hari
kemudian saya menerima surat mengenai kesediannya dilamar. 2 bulan
kemudian saya bersama keluarga melamas si gadis. 2 bulan setelah
melamar kami menikah. Total proses perkenalan hingga menikah kira-
kira 6 bulan. Tanpa pacaran dan hanya surat-suratan atau saling
telepon.
Semua ini bisa terjadi karena saat itu alhamdulillah saya
dalam keadaan "terjaga". Lingkungan saya, lingkungan pengajian lah.
Di dekat rumah, di kampus, di tempat kerja dll. Saya tidak pernah
menyesali pernikahan saya, karena dengan istikharah saya yakin bahwa
apapun yang saya terima sudah merupakan pilihan terbaik dari Allah
SWT untuk saya. Kalaupun istri saya memiliki kekurangan, justru
disitulah letaknya take and give, karena saya pun memiliki
kekurangan.
gaymuslimus:
sekedar nambahin, saya juga sama ama mas LSP prosesnya mirip-mirip
gitu. Saya Kira proses ini bukan satu-satunya cara, walau menurut
saya ini terbaik bagi saya. Mas Capung mungkin bisa cari cara yang
aling cocok. Walaupun orang bilang Pacaran tidak boleh. khusus untuk
gay boleh, soalnya setrumnya emang agak kurang :) bagi saya menikah
itu komitmen bukan sekedar cari enak. Jadi kalau sesudah menikah
tambah susah ya dijalani aja dengan ikhlas... Satu hal Jangan Jauh
dari Allah apapun bentuknya.
|