Keadilan
Allah
Keberadaan kita seperti
ini akan sering membuat kita mempertanyakan, "Mengapa saya
diberi kecenderungan untuk melakukan hal yang dilarang? Dimana
letak ke-Maha Adil-an Allah?"
Janganlah kita mempertanyakan
Keadilan Allah, menganalisanya, memasukkannya ke dalam hukum
logika ciptaan manusia untuk membuktikan nilai kebenarannya.
Keadilan Allah adalah mutlak, suatu keniscayaan sebagai Sang
Pencipta dan Pemelihara alam semesta.
Allah menciptakan alam semesta
untuk suatu tujuan yang mulia, tidak diciptakan sekedar ada
tanpa tujuan atau hanya untuk bermain-main. Jika alam semesta
diciptakan hanya untuk bermain-main maka tidak perlu ada hukum-hukum
alam yang teratur, semuanya akan terjadi secara acak tanpa aturan.
Pada kenyataannya alam semesta telah banyak dibuktikan mengikuti
suatu keteraturan tertentu.
Kita tahu bahwa ilmu pengetahuan
manusia dalam memahami alam semesta terus berkembang pesat.
Mengapa ilmu pengetahuan bisa berkembang? Karena alam semesta
diciptakan demikian teratur. Keteraturan itu memungkinkan manusia
untuk memahaminya, mempelajarinya, kemudian memanfaatkan dan
mengembangkannya. Keteraturan itu dibentuk sedemikian rupa sehingga
relatif sederhana agar dapat dipahami manusia.
Keteraturan alam semesta ini menunjukkan
bahwa penciptaan alam semesta mempunyai suatu tujuan yang mulia.
Dengan adanya tujuan yang mulia itu, maka Keadilan Allah tidak
perlu dipertanyakan. Allah akan konsisten dengan tujuan-Nya.
Dia tidak mungkin berlaku tidak adil, karena tujuan-Nya adalah
tetap yakni kebaikan dan kemuliaan.
Keadilan Allah adalah mutlak,
jika kita merasa bahwa Allah tidak adil, maka sebenarnya kita
belum mampu melihat tujuan Allah yang sesungguhnya di balik
takdirnya. Pada akhirnya semua kehendak Allah adalah menuju
kepada kebaikan dan kemuliaan.
(mqzf)
|