Louisiana Louisiana

novel roman dengan setting cerita di Kopenhagen Denmark dengan nuansa senirupa, desain, arsitektur, humor dan eksistensialisme Kierkegaard.

 

Novel bernuansa baru, terutama karena memasukkan senirupa yang -katakanlah- dunia estetika yang dibincangkan dalam keseharian seorang mahasiswa senirupa. Pembaca yang berminat besar pada dunia estetika barangkali dapat dengan mudah memahami persoalan estetika tingkat dasar dengan membaca novel ini. Ini adalah pemicu apresiasi tentang estetika modern. Amrizal Salayan, pematung

 

Cinta memang universal, Jamal bertutur dengan kejutan-kejutan a la sengatan listrik, namun memintalnya dengan lugas dan manis. Bukan itu saja, kita diajaknya menukik ke dalam esensi khasanah budaya negeri yang mahal akan cahaya matahari, tanpa mesti menggugatnya dalam ukuran-ukuran sempit. Nalarpun dibangkitkan dengan lebih jujur dan gamlang. Jamal sebagai pendatang baru kiranya semakin memperkaya dunia sastra Indonesia dengan segala keluguannya. Novelnya menjadi unik pula karena dia menghantar kita menyelami juga dunia arsitektur sehingga memperkaya wawasan kita pada ragam seni bangunan yang tak semua orang dapat menyentuhnya............... Ani Sekarningsih, sastrawati

Resensi Jakob Sumardjo
Resensi Donny Anggoro
 
Review H. Tanzil

Karya ini menarik, berisi renungan tentang eksistensi manusia, manusia Indonesia, timur tradisional, bermuatan lokal, sekaligus modern dan hidup di jagat kekinian dengan acuan 'global'. Tentu saja galau, penuh benturan dan serba kontras. Di tengah konflik dan kegelisahan, kita diajak merenung dan mempertanyakan kembali tata krama, kebiasaan, budaya bahkan agama dan implementasinya di tengah keseharian hidup. Tawaran di novel ini tidaklah sebatas dua pilihan hitam-putih, tapi sederet gradasi abu-abu. Agus Djatnika, pelukis.

Inside Louisiana Louisiana
Penerbit: Gramedia Widia Sarana Indonesia (GRASINDO) Jakarta 2003
14 x 20 cm viii- 329 hal.
 
ISBN 979-732-014-6

Ini bukan hanya sebuah novel percintaan, tapi sebuah diktat senirupa dimana teori seni dan desain disampaikan dengan cara mudah dan gamlang. Dibumbui dengan filsafat (dan) moral, juga tamasya sejarah. Sebuah novel lengkap yang tak hanya harus dibaca para reporter senirupa dan pada pecinta seni tahap pemula, tapi juga siswa-siswa sekolah senirupa dan mereka yang berhasrat menimbang ulang kemodernan. Maman Gantra, jurnalis

k e m b a l i