Home | Paroki | Informasi  | Galeri Foto | Renungan | Suara Umat

 
  SAGKI 2005
  KITAB SUCI

Kitab Wahyu 

 

 Mgr. Prof. Dr. I. Suharyo PR

Studi Alkitab   Baru

Yohanes Samiran. SCJ

  HOMILI

Kumpulan Homili

Anton de Britto, CM

Homili 

I. Sumarya, S.J

 

Tidur
Oleh drg. Irene

Tidur. Semua orang melakukannya, dan ini merupakan bagian dari hidup. Tidur, adalah keadaan di mana badan dan kesadaran kita istirahat dengan memejamkan mata. Kalau tidur nyenyak, berarti tidur benar-benar sehingga sukar dibangunkan. Kalau tidur belum lelap, masih mendengar suara dan sebagainya, walaupun mata sudah terpejam.

Berjuta-juta obat penenang dan pil tidur dihabiskan oleh orang setiap malam untuk merangsang / memperoleh tidur lelap. Padahal syarat utama untuk memperoleh tidur yang nyenyak adalah hati nurani yang bersih dan lega, mengaku dosa dan berpaling dari dosa dan kebiasaan berbuat dosa, dan membebaskan diri dari segala kepahitan, kebencian dan kekuatiran.

  • Kisah Rasul 24: 1b, "sebab itu aku senantiasa hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia".

  • 1 Yohanes 1: 9a, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan". 1 Yohanes 1: 12, "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya di dalam nama-Nya".

  • Mazmur 37: 7-9, "Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Sebab orang-orang yang berbuat jahat itu akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menantikan Tuhan mewarisi negeri".

Maka Anda pun mampu melakukan ayat-ayat ini:

  • Filipi 4: 6-7, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dalam ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus". 1 Petrus 5: 7, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu".

  • Mazmur 4: 9, "Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan yang membiarkan aku diam dengan aman".

  • Mazmur 121: 3, "Ia takkan membiarkan kakimu goyah. Penjagamu tidak akan terlelap".

  • Mazmur 127: 2, "Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah, sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur".

  • Amsal 3: 24, "Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut, tetapi engkau akan berbaring dan tidur nyenyak".

  • Mazmur 3: 6, "Aku membaringkan diri, lalu tidur, aku bangun, sebab Tuhan menopang aku".

Pikirlah mulai sekarang juga kepada siapa Anda ingin mengabdi, karena Anda tidak dapat mengabdi kepada dua majikan sekaligus. Apabila Anda adalah anak Tuhan, maka bersandarlah kepada Tuhan, percayalah bahwa Tuhan akan memenuhi janji-Nya dan akan memberikan tidur yang nyenyak bagi mereka yang dikasihi-Nya, tidur dengan wajar. Oleh sebab itu, lakukanlah tugas Anda dengan cara merawat badan Anda dengan baik, memakan makanan yang sehat, hiruplah udara yang segar dan berolah ragalah. Jadi pendek kata tubuh yang sehat menunjang tidur yang nyenyak.

Tuhan merancang dan menciptakan tubuh yang begitu mengagumkan sebagai tempat tinggal jiwa kita dengan Roh Kudus di dalam selama tubuh itu berada di atas muka bumi ini, dengan sendirinya Tuhan pasti menaruh minat besar terhadap kelangsungan tugas tubuh itu dengan sempurna sebagaimana mestinya, dan perawatannya secara seksama juga.

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah Bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu?"... Tuhan memberkati....

 

 

TRUE STORY

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur (Filipina) yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyeberangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja setiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan. Tindakannya selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut.

"Bagaimana kabarmu Andy? Apakah kamu akan ke sekolah ?"  "Ya, Bapa Pendeta!" balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut.

Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut,"Jangan menyeberang jalan raya sendirian, setiap kali pulang sekolah kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan menemani kamu ke seberang jalan . jadi dengan cara tersebut saya bisa memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat."

"Terima kasih, Bapa Pendeta."
"Kenapa kamu tidak pulang sekarang ?? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?"

"Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan .. sahabatku." Dan Pendeta itu segera meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya didepan altar berbicara sendiri, tapi kemudian Pendeta tersebut bersembunyi dibalik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di Surga.

"Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue ini. Terima kasih buat kue ini Tuhan! . aku tadi melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya .. lucunya, aku nggak begitu lapar. Lihat, ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan. Engkau tahu ini sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa .. paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah.

Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa temanku sudah berhenti sekolah . tolong bantu mereka supaya bisa sekolah lagi . tolong Tuhan ??

Oh ya, Engkau tahu Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu.
Tuhan . Engkau mau lihat lukaku ??? Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, disini .. disini .. aku rasa Engkau tahu yang ini khan .....??

Tolong jangan marahi Ibuku ya ..??? dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makanan dan biaya sekolahku .. Itulah mengapa dia memukul kami.

Oh Tuhan. aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang cantik dikelasku, namanya Anita ... menurut Engkau apakah dia akan menyukaiku ???

Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku.

Hei .. ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira ??

Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu . tapi ini kejutan bagiMu. Aku berharap Engkau akan menyukainya. Ooops aku harus pergi sekarang."

Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta itu, "Bapa Pendeta....Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyeberang jalan sekarang!"

Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andy tidak pernah absen sekalipun.

Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Allah .. suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif.

Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga dia tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja diserahkan pengelolaannya kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat. Mereka juga sering mengutuki orang yang menyinggung mereka.

Mereka sedang berlutut memegangi rosario mereka ketika Andy tiba dari pesta natal di sekolahnya, dan menyapa "Halo Tuhan..Aku ...'

"Kurang ajar kamu bocah !!! tidakkah kamu lihat kami sedang berdoa ??!!! Keluar.!!!"

Andy begitu terkejut, " Dimana Bapa Pendeta Agaton.??? Dia seharusnya membantuku menyeberangi jalan raya .. dia selalu menyuruhku mampir lewat pintu belakang Gereja . tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus - ini hari ulang tahunNya, aku punya hadiah untukNya...."

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja.

Sambil membuat tanda salib ia berkata "Keluarlah bocah .. kamu akan mendapatkannya !!!"

Oleh karena itu Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyeberangi jalan raya yang berbahaya tersebut didepan Gereja. Dia mulai menyeberang .ketika tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang -disitu ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut didalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut. Waktunya hanya sedikit untuk menghindar .. dan Andy tewas seketika. Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang sudah tak bernyawa.

Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut namun penuh dengan air mata datang dan memeluk tubuh bocah malang tersebut. Dia menangis.

Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya, " Maaf Tuan.apakah anda keluarga bocah malang ini ? Apakah anda mengenalnya ?"

Pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam segera berdiri dan berkata," Dia adalah sahabatku." Hanya itulah yang dia katakan.

Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam baju bocah malang tersebut  dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah malang tersebut dan keduanya kemudian menghilang. 

Kerumunan orang tersebut semakin penasaran...

Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sungguh mengejutkan. Dia berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu dan bercakap-cakap dengan kedua orang tua Andy.

"Bagaimana anda mengetahui putera anda meninggal ?"
"Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari." ucap ibu Andy terisak.

"Apa katanya ?"
Ayah Andy berkata ,"Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya  namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai Dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut.

Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan di keningnya kemudian Dia membisikkan sesuatu ... "Apa yang dia katakan ?"

"Dia berkata kepada puteraku .." Ujar sang Ayah "Terima kasih buat kadonya . Aku akan segera berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku." Dan sang Ayah melanjutkan, "Anda tahu kemudian. Semuanya itu terasa begitu indah .. aku menangis tetapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu aku menangis karena bahagia .. aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika Dia meninggalkan kami ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku..

Aku tidak dapat melukiskan sukacita didalam hatiku. Aku tahu puteraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi tolong katakan padaku, Bapa Pendeta..siapakah Pria ini
yang selalu bicara dengan puteraku setiap hari di Gerejamu ? anda seharusnya mengetahui karena anda selalu berada disana setiap hari, kecuali pada waktu puteraku meninggal ."

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes dipipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik," Dia tidak berbicara dengan siapa-siapa..... kecuali dengan Tuhan."


Renungan :
Pernahkah kita menyediakan waktu buat Tuhan setiap hari setidaknya minimal 5 menit saja? Atau kita terlalu sibuk dengan kegiatan kita sehari-hari?
Pernahkah kita selalu bersyukur atas setiap apa yang kita alami dalam hidup kita?
Pernahkah kita bersungguh-sungguh dan mengimani bahwa Tuhan itu adalah sahabat kita yang tidak akan pernah meninggalkan kita sedetik pun bahkan rela wafat di kayu salib?

Doa:
Tuhan, ampuni kami jika kami tidak pernah menyediakan waktu untuk Engkau. Kami terlalu sibuk dengan kegiatan kami sehari-hari sehingga kami seringkali melupakan Engkau. Tuhan ajar kami untuk mampu mengucap syukur atas setiap hal yang boleh kami alami dalam hidup kami dan mengimani Engkau yang adalah Tuhan dan Juru Selamat kami. Terima kasih Tuhan, Sahabatku. Amin.

 

T E T A P L A H   M E N G A S I H I

 

Banyak orang sering mementingkan diri sendiri,
Dan bertindak yang tidak masuk akal.
Namun tetaplah mengampuni mereka.

Jika engkau baik hati,
Mungkin orang menuduh kau egois, dan berpura-pura.
Namun tetaplah menjadi baik selalu.

Jika engkau sukses,
Sering tidak menemukan banyak teman sejati yang setia,
Malah engkau lebih banyak mendapatkan musuh.
Namun tetaplah meraih kesuksesan selalu.

Jika engkau jujur dan tulus,
Mungkin orang akan menipumu.
Namun tetaplah jujur dan tulus selalu.

Apa yang engkau kerjakan bertahun-tahun,
Orang dapat menghancurkan dalam semalam.
Namun tetaplah berkarya.

Jika engkau tenang dan bahagia,
Banyak orang akan iri hati.
Namun tetaplah berbahagia.

Kebaikan yang engkau perbuat hari,
Sering akan dilupakan orang.
Namun tetaplah berbuat baik selalu.

Berilah yang terbaik dari apa yang kau miliki,
Mungkin orang tidak pernah merasa cukup.
Namun tetaplah memberi yang terbaik.

Maka yang menentukan pada akhirnya,
Hanya engkau dan Tuhan.
Bukan engkau dan mereka.

 

– Ibu Teresa –

 


Mengenal diri sendiri membuat
kita berlutut dengan
rendah hati

 

 

CARA-CARA MENCAPAI KERENDAHAN HATI

 

Berbicara sesedikit mungkin tentang diri sendiri

Uruslah sendiri persoalan-persoalan pribadi

Hindarilah rasa ingin tahu

Janganlah mencampuri urusan orang lain

Terimalah pertentangan dengan kegembiraan

Jangan memusatkan perhatian kepada kesalahan orang lain

Terimalah perasaan tak diperhatikan, dilupakan dan dipandang rendah

Mengalah terhadap kehendak orang lain

Terimalah celaan walaupun anda tidak layak menerimanya

Bersikap sopan dan peka, sekalipun seorang memancing amarah anda

Janganlah mencoba agar dikagumi dan dicintai

Bersikaplah mengalah dalam perbedaan pendapat, walaupun anda yang benar

Pilihlah selalu yang tersulit

 

IBU TERESA

 

 

UNTUK KEHIDUPAN

"Kita tidak tahu apa yang terjadi di masa depan.
Yang dapat kita lakukan adalah berusaha sebaik-baiknya".

"Kukira Tuhan itu tidak adil
Ternyata aku yang kurang sabar"

Hidup itu unik dan misteri. Segalanya penuh kemungkinan-kemungkinan. Kemungkinan yang mengejutkan bahkan tidak disangka. Hari ini kita merencanakan demikian, besok hasilnya menjadi lain. Bukan hasil akhir yang menjadi patokan, tetapi proses yang memandu untuk mencapai hasil akhir. Banyak diantara kita yang menilai sukses atau gagal hanya dari ujungnya yang kelihatan/dapat diukur tapi lupa perjuangan yang menyertainya. Tapi apakah sukses atau gagal itu?
Kadang kesuksesan yang kita rengkuh saat ini merupakan pintu kegagalan di kemudian hari. Atau kegagalan yang kita rasakan saat ini ternyata menjadi batu penjuru menuju banyak keberhasilan di kemudian hari. Bukankan sukses dan gagal itu merupakan ukuran tertentu yang disematkan pada kita dengan kepastian yang temporer?

"Tidak ada yang pasti didunia ini,Ndra! Yang pasti cuma satu : Bahwa kita akan menjadi tua  dan mati!!"

Terngiang ucapan seorang pastor yang dengan lugas menjawab pertanyaan saya tentang jaminan sukses tidaknya pelatihan kepemimpinan yang akan dipromosikan di
Bogor 4 tahun lalu.

Yang dapat kita lakukan cuma bersiap menerima segala kemungkinan yang terjadi dan menikmatinya dengan gembira.

Pada kunjungan usaha di rumah seorang ibu, saya melihat seorang anak kecil umur 5 tahun dengan wajah yang aneh. Tidak seperti anak yang lain. Wajah anak ini agak aneh. Lalu saya tanyakan kepada ibunya :
"Bu, anak ibu tidak sekolah?"
"Kalau anak ini normal seharusnya anak ini sudah sekolah,pak!"
"
Normal? Memang anak ibu sakit apa?" tanya saya kembali.
"Itu, lho pak yang sakitnya kayak anak terbelakang mental!" jawab ibunya lugas.
Baru saya sadar ternyata wajah aneh anak itu dikarenakan si anak mengalami down sindrom. Down sindrom merupakan gejala keterbelakangan mental atau kecerdasan di bawah rata-rata anak normal. Anak-anak down sindrom biasanya memiliki rupa wajah dan mata yang khas.

Lalu saya ajukan pertanyaan provokatif. "Apakah ibu menyesal pernah melahirkan anak ini?"
Saya deg-degan menunggu jawabannya karena pertanyaan ini menurut ukuran kesantunan Jawa agak kurang sopan.
Namun jawabannya ternyata membuat saya terhenyak:

"Saya malah bangga pak. Karena tidak sembarangan orang tua dititipi Gusti Allah anak seperti ini. Pasti Gusti Allah merencanakan yang terbaik bagi anak ini."

Saya diam.
Ada perasaan haru biru dan kekaguman yang menyelimuti perasaan saya. Dengan kondisi anaknya yang seperti itu, baik bapak atau ibunya tetap memperlakukan si anak seperti anak normal. Si anak tidak dibeda-bedakan seperti kakak-kakaknya yang normal. Ia tetap semangat bermain dengan teman-temannya yang normal. Ia memang mempunyai keterlambatan, namun tidak menghalanginya untuk tetap menjadi dirinya sendiri. Bapak-ibunya malah tetap antusias mengasuh, mendidik dan bercanda dengannya.
Tidak ada raut sedih. Yang ada adalah optimis bahwa Gusti Allah mempunyai rencana yang baik bagi si anak. Tidak heran si anak walaupun mengalami down sindrom, namun dari matanya tetap terpancar kepercayaan yang tinggi untuk suatu hari kelak jika dia bertambah dewasa, dia akan siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.

Ya Allah, pada detik itu hatiku bersuka cita gembira. AKu menemukan gairah hidup dari orang-orang sederhana di pelosok pedesaan di Purbalingga. Gairah bahwa apa yang Kau ciptakan adalah baik adanya. Gairah yang yang menyatakan "Ya" pada kehidupan yang penuh misteri ini.
Gairah yang membela kehidupan walaupun tidak sempurna menurut ukuran manusia. Tidak peduli betapa sulitnya, orang tetap berjuang dan berusaha sebaik-baiknya.
Tidak terbelenggu oleh ketakutan. Tidak terbelenggu pada yang baik atau buruk. Namun berpusat pada harapan mana yang lebih baik dan lebih baik lagi.........

 

Menurut pendapat anda, apakah Isa adalah seorang...

  • Pribadi yang paling terkemuka sepanjang waktu?
  • Pemimpin terbesar?
  • Guru yang agung?
  • Orang yang telah melakukan paling banyak kebaikan bagi umat manusia?
  • Orang yang paling suci diantara yang pernah hidup?

Kunjungi setiap bagian dunia saat ini. Berbicaralah kepada orang-orang dari berbagai agama. Tidak peduli seberapa besar komitmen mereka pada agama mereka, jika dia tahu tentang sejarah, mereka akan mengakui bahwa tidak pernah ada seseorang seperti Isa dari Nazaret. Dia pribadi yang paling unik sepanjang zaman.

Isa telah mengubah arah sejarah. Penanggalan yang kita pakai menyaksikan pada fakta bahwa Isa hidup di bumi ini 2000 tahun yang lalu. B.C. (Before Christ) berarti Sebelum Masehi dan sekarang disebut Tahun Masehi yang artinya "tahun Juru Selamat kita", yang dalam penanggalan internasional disebut A.D. (Anno Domini) yang artinya "Tahun Tuhan kita".

KEDATANGAN-NYA TELAH DINUBUATKAN

Ratusan tahun sebelum Isa lahir, Kitab Suci mencatat perkataan para nabi Israel yang memperkirakan kedatangan-Nya. Kitab Perjanjian Lama, yang ditulis oleh beberapa orang dalam kurun waktu 1500 tahun, berisi lebih dari 300 nubuatan yang memperinci kedatangan-Nya. Semuanya telah digenapi secara detail, termasuk kelahiran-Nya yang ajaib, hidup-Nya yang tanpa dosa, mujizat-mujizat-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Kehidupan yang dijalani Isa, mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya, perkataan yang diucapkan-Nya, kematian-Nya di kayu salib, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya ke Sorga - semuanya menunjukkan fakta bahwa Dia bukan manusia biasa, tetapi lebih dari pada manusia. Isa menyatakan, " Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30), "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14:9), dan "Akulah jalan dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)

HIDUP DAN PESAN-NYA MENYEBABKAN PERUBAHAN

Perhatikan hidup dan pengaruh Isa dari Nasaret, sang Mesias, di sepanjang sejarah dan anda akan melihat bahwa Dia dan pesan-Nya selalu membuat perubahan dalam hidup manusia dan bangsa-bangsa. Dimanapun ajaran dan pengaruh-Nya berada, perkawinan yang suci, hak asasi wanita dan suara rakyat diakui; sekolah-sekolah tinggi dan universitas-universitas telah didirikan; peraturan hukum untuk melindungi anak-anak telah dibuat; dan banyak perubahan-perubahan lainya telah dibuat untuk kebaikan umat manusia.

Kehidupan pribadi-pribadi juga diubahkan secara dramatis. Sebagai contoh, Lew Wallace, seorang jenderal yang terkenal dan seorang jenius di bidang sastra, pernah dikenal sebagai ateis. Selama dua tahun, Mr. Wallace belajar di perpustakaan-perpustakaan terkemuka dari Eropa dan Amerika, mencari informasi guna menghancurkan kekristenan untuk selamanya. Sementara sedang menulis bab kedua dari buku yang akan ditulisnya, tiba-tiba dia menemukan dirinya berlutut dan menangis kepada Yesus, "Tuhanku dan Allahku."

Disebabkan oleh fakta-fakta yang tak dapat disangkal lagi, dia tidak dapat lebih lama menyangkal bahwa Isa Almasih adalah Anak Allah. Akhirnya Wallace menulis buku Ben Hur, salah satu novel berbahasa Inggris terbesar yang pernah ditulis mengenai masa hidup Mesias sebagi manusia.

Mirip dengan kisah tersebut, C.S. Lewis, dosen Universitas Oxford di Inggris, selama beberapa tahun menjadi seorang agnostik yang menyangkal keilahian sang Almasih. Tetapi dia, cendekiawan yang jujur, akhirnya menerima Isa Almasih sebagai Tuhan dan Juruselamatnya setelah mempelajari fakta-fakta yang berkelimpahan mengenai keilahian-Nya.

TUHAN, PEMBOHONG, ATAU ORANG GILA?

Di dalam bukunya yang terkenal Mere Christianity (Tak Sekedar Kekristenan), Lewis membuat pernyataan, "Seorang manusia biasa saja yang mengucapkan sebagian kecil dari apa yang dikatakan oleh Isa, tidak akan menjadi seorang guru moral yang besar. Bisa jadi dia adalah seorang gila - setaraf dengan seorang yang mengatakan dia adalah sebuah telor rebus - atau dia adalah setan dari neraka. Anda harus mengambil keputusan sendiri apakah Dia dulu dan sekarang adalah Anak Allah, atau seorang gila atau yang lebih buruk dari itu. Anda dapat menganggap Dia adalah orang bodoh atau anda dapat jatuh di bawah kaki-Nya dan memanggil Dia Tuhan dan Allah. Oleh karena itu marilah kita tidak merendahkan Dia dengan memandang-Nya sekedar sebagai seorang guru yang agung."

Siapakah Isa dari Nasaret bagi anda? Hidup anda di dunia ini dan sepanjang kekekalan tergantung dari jawaban anda terhadap pertanyaan tersebut.

Semua agama didirikan oleh manusia berdasarkan filosofi, peraturan-peraturan dan norma-norma tingkah laku. Kalau kita menghilangkan para pendiri agama tersebut dari disiplin dan praktek ibadahnya, hanya akan terjadi sedikit perubahan. Tapi kalau Isa dihilangkan dari kekristenan, maka tidak ada sesuatupun yang tersisa dalam kekristenan. Kekristenan yang alkitabiah tidak hanya sekadar falsafah hidup ataupun standar-standar etis atau ketaatan pada ritualitas agama. Kekristenan sejati didasarkan pada hubungan yang vital dan pribadi dengan seorang Juruselamat dan Tuhan yang sudah bangkit dan hidup selama-lamanya.

PEMIMPIN YANG SUDAH BANGKIT

Isa dari Nazaret disalibkan, dikuburkan dalam sebuah makam pinjaman, dan tiga hari kemudian bangkit dari kematian; Kekristenan adalah hal yang unik pada saat ini. Berbagai pendapat mengenai keabsahan dari kekristenan bergantung pada bukti kebangkitan Isa orang Nazaret.

Berabad-abad lamanya, kebanyakan ahli-ahli pikir yang meneliti bukti dari kebangkitan tersebut menjadi percaya, dan tetap percaya, bahwa Isa hidup. Setelah menguji bukti-bukti kebangkitan yang diberikan oleh penulis-penulis Injil, Simon Greenleaf, seorang penulis berita resmi pada Sekolah Hukum Harvard, menyimpulkan: "Hal yang mustahil adalah mereka selalu mempertanyakan kebenaran yang mereka alami, bahwa Isa telah benar-benar bangkit dari kematian, dan mereka tidak mengetahui kenyataan ini seperti mereka mengetahui fakta-fakta lain." John Singleton Copley, yang dikenal sebagai seorang pemikir hukum yang terbesar dalam sejarah Kerajaan Inggris, mengatakan, "Saya benar-benar tahu apa yang dimaksud dengan bukti itu, dan saya katakan pada anda, bahwa bukti-bukti mengenai kebangkitan itu belum pernah dapat dipatahkan."

MENGAPA ANDA PERCAYA

Kebangkitan Kristus adalah pusat iman seorang Kristen. Ada beberapa alasan mengapa mereka yang mempelajari kebangkitan, percaya bahwa itu benar :

NUBUATAN: Pertama, Isa sendiri yang menubuatkan kematian dan kebangkitan-Nya, dan hal-hal itu terjadi persis seperti yang telah dikatakan-Nya sebelumnya (Lukas 18:31-33).

KUBUR YANG KOSONG: Kedua, kebangkitan adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal aatas kuburan-Nya yang kosong. Pembacaan yang cermat pada cerita Alkitab menunjukkan bahwa kuburan dimana mereka membaringkan tubuh Isa dijaga dengan ketat oleh prajurit-prajurit Roma dan ditutupi oleh batu yang sangat besar. Jika Isa tidak mati tetapi hanya menjadi lemah (setelah mati suri), seperti yang dikatakan oleh beberapa orang, para penjaga dan batu tersebut akan menghalangi pelarian-Nya. Berbagai usaha penyelamatan yang dilakukan oleh para pengikut-Nya pun tidak akan dapat dilakukan. Sementara itu musuh-musuh Isa tidak akan menyembunyikan tubuh Isa karena tubuh-Nya yang hilang dari kubur hanya akan menguatkan kepercayaan akan kebangkitan-Nya.

PERJUMPAAN-PERJUMPAAN PRIBADI: Ketiga, kebangkitan adalah satu-satunya penjelasan atas penampakan Isa Almasih di hadapan murid-murid-Nya. Setelah kebangkitan-Nya, Isa menampakkan diri paling tidak 10 kali di hadapan orang-orang yang mengenal Dia dan pada suatu saat kepada lebih dari 500 orang. Tuhan membuktikan bahwa penampakan-penampakan tersebut bukanlah halusinasi: Ia makan dan berbicara dengan mereka dan mereka menyentuh tubuh-Nya.( I Yohanes 1:1)

KELAHIRAN GEREJA: Keempat, kebangkitan adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal bagi permulaan gereja Kristen. Sampai saat ini gereja adalah lembaga terbesar yang bertahan atau yang telah bertahan dalam sejarah dunia. Lebih dari setengah kotbah-kotbah yang pernah diberitakan berkaitan dengan kebangkitan (Kisah Para Rasul 2:14-36). Nampak dengan jelas bahwa gereja mula-mula mengetahui bahwa kebangkitanlah dasar dari kotbah atau berita tersebut. Musuh-musuh Isa dan para pengikut-Nya dapat menghentikan kotbah tersebut kapan saja hanya dengan menunjukkan tubuh Isa, kalau memang Isa tidak bangkit.

HIDUP YANG DIUBAHKAN: Kelima, kebangkitan adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal atas hidup murid-murid yang diubahkan. Mereka menyangkali Dia sebelum kebangkitan-Nya; setelah kematian-Nya mereka menjadi gentar dan penuh ketakutan. Mereka tidak memiliki harapan bahwa Isa akan bangkit dari kematian (Lukas 24:1-11).

Sekalipun demikian, setelah kebangkitan Isa dan pengalaman mereka pada saat Pentakosta, pria dan wanita yang sama, yang gentar dan putus asa itu diubahkan oleh kuasa kebangkitan Kristus yang dahsyat. Dalam nama Isa, mereka menjungkirbalikkan dunia. Banyak yang bersedia mati untuk iman mereka; yang lainnya dianiaya dengan kejam. Sikap mereka yang penuh keberanian mustahil terlepas dari keyakinan mereka bahwa Isa benar-benar telah dibangkitkan dari kematian - suatu kebenaran yang pantas dipertahankan sampai mati.

Selama 40 tahun bekerja dengan para intelektual dari dunia perguruan tinggi, saya pernah bertemu seseorang yang belum mengakui bahwa Dia adalah Anak Allah, Mesias yang dijanjikan, dengan jujur meneliti adanya bukti yang sangat banyak tentang keilahian dan kebangkitan Isa orang Nazaret. Sementara beberapa orang yang belum percaya lainnya dengan jujur mengakui, "Saya belum menyediakan waktu untuk membaca Alkitab atau memikirkan fakta-fakta sejarah tentang Isa."

TUHAN YANG HIDUP: Karena kebangkitan Isa, para pengikut-Nya yang sejati tidak lagi sekadar mengamati kode etik dari pemimpin yang telah mati, tetapi lebih jauh lagi memiliki suatu hubungan yang penting dan pribadi dengan Tuhan yang hidup. Isa Almasih hidup hari ini dan dengan setia memberkati dan memperkaya kehidupan rohani semua orang yang percaya dan mentaati Dia. Selama berabad-abad, banyak orang telah mengakui kebenaran tentang Isa Almasih, termasuk banyak dari mereka yang mempengaruhi dunia.

Ilmuwan dan filsuf Perancis, Blaise Pascal, berbicara mengenai kebutuhan manusia akan Isa saat dia berkata,"Ada satu kekosongan yang telah diciptakan Allah dalam hati setiap orang, yang hanya dapat diisi oleh Allah sendiri melalui Putera-Nya Isa Almasih."

Maukah Anda mengenal Isa Almasih secara pribadi sebagai Juruselamat yang hidup. Sesungguhnya anda dapat! Isa ingin sekali menjalin hubungan pribadi yang penuh kasih dengan anda, dan Dia mempunyai rencana-rencana penting bagi anda.

 

Keajaiban Itu Terus Terjadi    
Sejak zaman Yesus hingga sekarang mukjizat-mukjizat terus berlangsung. Hanya saja terkadang manusia kurang peka.

MILLVINA Dean baru berumur sembilan pekan ketika Titanic, kapal pesiar mewah bermesin uap milik Inggris yang ia tumpangi bersama orangtuanya, menabrak sebuah gunung es sekitar 150 kilometer arah selatan Grand Banks of Newfoundland, Kanada, pada 14 April 1912. Laut Atlantic yang ganas telah membuat kapal itu karam dan tenggelam dalam perjalanan perdananya dari London menuju New York.

Selama beberapa jam tubuh mungil Millvina hanyut di tengah laut yang begitu dingin. Ternyata bayi yang baru bisa menangis itu sungguh mengalami keajaiban. Ia selamat! Hal yang sangat sulit dibayangkan bisa terjadi pada bayi merah yang masih tak berdaya. Padahal musibah laut terburuk di sepanjang sejarah manusia itu telah menewaskan 1513 penumpangnya.

Keajaiban yang dialami Millvina Dean itu, bila dilihat dari kaca mata iman, bisa disebut sebagai suatu mukjizat. Mukjizat yang sesungguhnya masih terus terjadi sejak zaman Yesus hingga sekarang. Dalam bukunya I Believe in Miracles, Kathryn Kuhlman mengemukakan, “Pada zaman modern yang bergerak pesat ini, mukjizat-mukjizat tetap terjadi setiap hari dalam kehidupan manusia. Hanya manusia saja yang kerap tidak memperhatikan atau menganggapnya sebagai sesuatu yang sudah semestinya terjadi.”

Bencana Estonia

Tenggelamnya kapal Titanic yang sangat menghebohkan, bahkan hingga saat ini masih menjadi bahan penyelidikan, masih disusul dengan musibah?musibah laut lainnya. Di antaranya, musibah dahsyat yang menimpa Feri Estonia dalam perjalanannya dari Estonia menuju Stockholm, September 1994.

Kapal buatan Jerman yang sudah 14 tahun melaut ini menyongsong maut di Laut Baltik saat badai tengah bergelora hingga menimbulkan gelombang sekitar 7 meter. Lebih dari delapan ratus penumpangnya tewas. Tapi musibah laut itu tidak merenggut nyawa semua penumpangnya.

Nyawa mereka yang selamat seperti warga Inggris Paul Barney, 34 tahun, bisa dikatakan sebagai nyawa saringan. Sulit membayangkan bagaimana mereka bisa bertahan hidup di tengah amukan badai yang begitu ganas, di tengah malam yang gelap gulita.

“Saya bersama delapan penumpang lainnya berhasil masuk ke dalam sebuah sekoci penolong. Namun beberapa saat sebelum pertolongan datang, gelombang menghempas kami semua. Saya sempat meraih kembali sekoci yang terbalik, tetapi delapan orang lainnya hilang,” kisah Barney.

Antara percaya dan tidak, Barney melihat ada semacam cahaya pada malam itu yang bisa menunjukkannya posisi sekoci. Barney segera berenang sebisanya mendekati sekoci. Setelah itu semua terasa gelap kembali. Padahal gelombang yang ganas sempat tiga kali menghempaskannya ke laut yang sangat dingin dan bergelora.

Kesulitan mengatasi amukan gelombang untuk meraih sekoci atau perahu karet penyelamat juga dialami Eero Kippa. Ketika mendengar mesin feri mendadak mati ia segera berlari menuju dek atas. Padahal di tangga maupun koridor feri ada begitu banyak orang panik yang saling berebut mencari pertolongan.

Tanpa berpikir dua kali Kippa melompat ke laut. Perjuangan yang hampir mustahil terjadi saat itu. Ia berjuang selama beberapa menit untuk bisa mencapai sekoci, namun sangat sulit karena laut penuh gelombang. “Saya terjatuh lagi. Untung ada seorang pemuda Swedia yang membantu menarik tubuh saya hingga bisa memasuki sekoci,” kenangnya.

Ternyata Kippa masih belum aman. Mendadak datang lagi sebuah gelombang besar membanting sekoci karet yang ia tumpangi. Kippa sempat berpegang erat, tetapi pelampung dan jaketnya hilang tersapu. Ia tak sadarkan diri. Ketika Kippa sadar, sekitar setengah dari penghuni sekoci karet tersebut telah lenyap.

Penumpang lainnya yang selamat adalah Maergus Kermet. Ia terbangun dari lelap ketika feri berguncang. Ia langsung lari ke dek enam. Panik luar biasa mencengkeram perasaannya. Apalagi ketika 10 sekoci penyelamat tidak bisa diturunkan karena gelombang yang begitu tinggi. Perahu karet yang ada kemudian dilemparkan ke laut. “Hanya sedikit penumpang yang berhasil berenang dan memanfaatkannya,” kisahnya.

Di antara bencana yang demikian dahsyat, di saat kemungkinan selamat sedemikian kecil tetap saja ada hal-hal yang rasanya mustahil terjadi, sungguh-sungguh terjadi! Inilah misteri kehidupan yang sulit dipahami.

Tak disangkal

Dalam hidup ini memang kerap terjadi berbagai peristiwa yang terbilang ajaib. Sebagian orang menganggapnya sebagai mukjizat, sebagian lainnya menganggapnya sebagai hal yang lumrah atau bahkan melecehkannya. Apapun yang terjadi, seperti ungkap Kuhlman, mukjizat tetap ada. Tinggal bagaimana manusia mengimaninya.

Keajaiban juga kerap terjadi di tengah deraan penyakit. Kendati banyak penya-kit telah menghantar manusia pada maut, namun tak sedikit orang yang mengalami keajaiban: sembuh dari penyakit parah!

Menurut Kuhlman, kesembuhan bagaimanapun juga berasal dari Allah. Dokter bisa memberikan diagnosa. Mereka dapat memberikan pengobatan dan perawatan yang terbaik bagi pasien-pasiennya. Tetapi pada akhirnya kuasa Allah yang Ilahi yang mampu menyembuhkan. Seorang dokter memiliki kemampuan dan kecakapan untuk membetulkan tulang yang patah, tetapi ia perlu menantikan kuasa Ilahi untuk menyembuhkannya. Seorang ahli bedah dengan lihai dapat membedah pasien sambil menerapkan semua keahlian dan ketrampilannya. Namun ia tetap harus menantikan kuasa yang lebih tinggi yang melakukan penyembuhan yang sebenarnya. Kuhlman menasihati, “Jika Anda sakit dan belum menerima karunia percaya akan mukjizat-mukjizat, carilah pertolongan dokter yang sebaik mungkin, dan berdoalah supaya Allah berkenan bekerja melalui dokter itu. Sesudah itu Anda dapat menunggu Allah mengerjakan penyembuhan yang sebenarnya. Kuasa Allah untuk menyembuhkan adalah fakta yang tak dapat disangkal dengan atau tanpa bantuan manusiawi.”

Salah seorang warga Lingkungan Santo Mikael, Drg Irene yang baru saja menderita sakit cukup parah, merasakan hal serupa. Dengan imannya, ia yakin Tuhan akan menyembuhkan penyakitnya. Maka, setelah berobat di Singapura selama sekitar empat bulan, ia kembali ke Tanah Air dengan keadaan yang memulih.

Melampaui pemahaman

Sesungguhnya setiap hari di muka bumi ini terjadi beragam peristiwa ajaib yang dianggap biasa oleh kebanyakan orang. Semisal peristiwa kelahiran bayi. Ahli kebidanan tenar dari Pittsburgh Amerika Serikat, Dr. Charles Joseph Barone berpendapat, sesungguhnya kelahiran seorang bayi adalah mukjizat terbesar.

Barone yang telah membidani lebih dari 25.000 bayi mengatakan, kelahiran manusia sesungguhnya melampaui pemahaman manusia. Ini merupakan salah satu dari rahasia-rahasia dan perkara suci yang telah merangsang keingintahuan dan kekaguman manusia. “Peristiwa kelahiran tetaplah merupakan suatu rahasia yang tidak dapat dipahami.”

Barone mengungkapkan, penyelidikan ilmu mudigah (bakal anak) dari satu sel manusia menjadi tanda-tanda manusia, yakni tanda-tanda yang akan menjadi mata atau jantung atau kaki atau hidung atau bibir, dsb merupakan hal yang juga melampaui pemahaman manusia. “Saya yakin, itu semua berasal dari Allah.”

Kuhlman juga mengakui keajaiban bayi yang baru lahir. Tidak ada petunjuk yang pernah diberikan kepada mereka. Walau demikian tiap-tiap bayi yang masih mungil itu tahu dengan tepat apa yang harus ia lakukan untuk memuaskan keinginannya.

Karunia Allah

Dengan keteguhan imannya Kuhlman menandaskan bahwa Roh Kudus merupakan kunci terjadinya suatu mukjizat. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Jawaban ini sesungguhnya demikian sederhana sampai-sampai banyak orang ‘buta’ dan ‘tuli’ terhadap-Nya. “Bagaimanapun juga kebesaran Allah melampaui pengertian manusia. Tak ada manusia yang dapat menduga berapa dalam dan luas kuasa-Nya.”

Tetapi manusia acapkali terlalu mengarahkan pandangannya pada keadaan: masalah-masalah yang mereka hadapi, kelemahan-kelemahannya maupun penyakitnya. Padahal ini keliru. “Jalan yang justru akan mengalahkan manusia dalam hidupnya adalah terlalu memusatkan pikiran dan perhatian pada diri sendiri.”

Yesus berkali-kali menandaskan pentingnya iman pada orang yang memohon kesembuhan atau penglihatan kepada-Nya. “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkanmu!” Seketika itu juga melihatlah orang buta itu.

Menurut Kuhlman, iman dan anugerah memiliki hubungan yang begitu rupa sampai keduanya tak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan karunia Allah. “Bukan iman yang harus Anda cari, melainkan Yesus. Pemberi tiap-tiap karunia yang baik dan sempurna adalah Dia yang mengadakan dan menyempurnakan iman kita.”

Sampai hari ini terus terjadi berbagai peristiwa yang sesungguhnya ajaib. Hanya saja sering manusia kurang peka menanggapinya. Inilah misteri kehidupan yang sulit dijangkau oleh pemahaman manusia! (Maria Etty)

 

 

Kelebihan Yesus: Solidaritas
Oleh dr. Marie Gabriele Tan S. Yen.

Tulisan ini muncul sebagai hasil decakan kagum akan khotbah salah seorang pastor praja dalam suatu hari raya gereja. Entah kenapa, khotbah itu akhirnya membangkitkan perasaan haru dan “kasihan” (atau... apa ya?) pada Yesus.

Bukan hal yang baru lagi, seandainya kita mendengar komentar sinis tentang penghayatan iman kita pada Kristus. Tapi sialnya, komentar sinis itu kadang-kadang menggelitik murid-Nya juga, yang dengan catatan sedang “lesu darah”.

Orang Katolik dikenal asik dengan hal-hal yang membuat sedih dan sengsara. Misa pun dimulai dengan penyesalan diri alias tobat. Belum lagi ritus jalan salib. Via Dolorosa. Apalagi di Philipina, perayaan Jumat Agung nyaris seperti adegan kesengsaraan yang paling mentok menjelang dunia kiamat. Belum lagi kita senantiasa diberi petuah bahwa hidup ini sebenarnya salib yang harus dipanggul kemana-mana. Tawa orang yang sinis tadi makin nyaring, kok kalian masih betah sich dengan agama yang model gitu?

Beberapa orang terkesiap. Dan muncullah sekte-sekte yang gegap gempita menyerukan kehebatan-kehebatan Kristus, mirip pengharapan orang Yahudi Perjanjian Lama. Dan satu per satu beberapa pengikut sekte itu pun rontok karena akhirnya mereka “mentok” lagi pada kekecewaan.

Kristus lahir bukan untuk menciptakan agama Katolik. Seorang umat buta huruf di suatu desa pernah menggambarkan untuk apa Kristus itu datang. Sederhana sekali, Ia hadir sebagai tanda, bahwa saya punya teman. Bahwa saya disayang dan dicintai Gusti Allah.

Sebenarnya, segala kesedihan, kekecewaan dan kesengsaraan bukan berasal dari Allah, ini suatu hal yang melandasi iman kepercayaan kita. Atas dasar itu pula maka seandainya kita mengalami kesusahan tentu sebagai akibat perbuatan manusia sendiri (kita, atau sesama!).

Lucunya, agama yang dianggap “berhasil” adalah agama yang mampu mengentaskan manusia dari kesusahan itu! Dan alhasil manusia berlomba jual kecap tentang agamanya masing-masing. Tentu saja, promosi model begini tidak laku. Mengapa? Karena tidak menjawab masalah, bukan alternatif penyelesaian. Ibaratnya penyakit batuk pilek diobati dengan tablet diare.

Kemudian tokoh Yesus pun muncul. Dengan serta merta Ia mau menemani manusia dengan segala keluh kesahnya. Sampai akhirnya manusia itu “nglunjak” alias keterusan. Dan ditumpahkannyalah semua pada diri Yesus. Kalau terasa Yesus tidak bereaksi (dibaca: kesulitan manusia tidak teratasi), maka manusia kecewa dan marah-marah atau bingung, apa iya toh, iman saya kurang, makanya Yesus “diam-diam saja”?

Ah manusia. Bukan Yesus yang bikin masalah, eee..., malah Yesus itulah yang dikejar-kejar, diberi “PR” untuk menyelesaikan masalahnya. Kristus adalah tokoh solidaritas yang tak ada bandingnya. Bisa saja toh, Ia mengibaskan tangan-Nya, karena bukan berasal dari dunia sini. Tapi Ia tidak setega itu. Dia ikut menangis dengan kita. Bahkan Dia berpesan secara tersirat, bahwa kesengsaraan itu sebenarnya bagian dari hidup yang patut dipelajari (bukan dinikmati!), paling tidak begitulah seharusnya kita melihat kematian-Nya sendiri.

Manusia tak boleh jemu belajar. Termasuk belajar menghayati pengharapan yang benar. Ia sendiri dengan gamblang menunjukkan akibat dari pengharapan yang salah, gaya orang Yahudi dalam Perjanjian Lamanya, mengharapkan seorang “Saviour”, Penyelamat, yang mentereng datang sebagai Raja Manusia. Dan orang Yahudi itu sedemikian kecewanya melihat Yesus yang papa. Akhirnya pengharapan salah ini harus dibayar mahal lewat kematian-Nya.

Orang Katolik memang sarat Liturgi. Karena kita masih perlu belajar terus. Liturgi bukanlah ritus kepercayaan yang rutin dan mati. Liturgi adalah dinamika hidup, penuh irama dan gerak seperti layaknya suatu operette. Indah untuk diikuti, karena Kristus sendiri Sang Gurunya. Dan kehebatannya itu semakin nyata karena dalam irama tobat dan ritme kisah sengsara, Ia mengajarkan lirik cinta kasih dan solidaritas. Bravo!

 

 

Makna Cinta
 

1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

2.
Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.

3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.

5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acap kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun , dan kemudian kami meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang lain pula.

9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.

10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan dalam dia.

11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, meraka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia itu.

13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang, tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

15. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika dan masih tetap perduli padanya.

16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.

17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.

18. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.

19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.

20. Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa lalu yang dilupakan. Kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

21. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup, jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu. Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh di hatimu.

23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian, janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum. Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.

 

Melihat "Wajah Kristus"
Oleh dr. Marie Gabriele Tan S. Yen

Tulisan ini tidak bermaksud untuk menceritakan pengalaman seseorang yang pernah melihat “wajah Kristus / Yesus” sebagaimana yang mungkin anda bayangkan. Jadi jangan kecewa, seandainya setelah selesai membaca ternyata kita tidak diberi gambaran apakah Kristus punya jerawat atau alisnya lebat atau bibirnya tipis karena terlalu capek berkotbah dan menceritakan perumpamaan.

Dalam kehidupan, cukup banyak (masih banyak) orang Kristiani yang begitu haus ingin tahu siapa sih “Nabi Agung”, “Anak Allah”, Tuhan yang memanusia” dan disembah itu. Pelbagai cara diupayakan. Dari “yang masuk akal” dan bisa diterima orang banyak, hingga yang sulit dicerna akal sehat. Dari meditasi dan perbanyakan doa gaya rahib Karmel, sampai usaha “setengah maksa” agar “kekuasaan Ilahi” turun atas perbuatan-perbuatan tertentu yang direkayasa manusia.

Namun untuk mengenal “wajah Kristus” ada suatu ketidaksengajaan yang justru bisa dan mudah dialami manusia. Cara itu hadir melalui jalur yang begitu unik, pribadi, menyentuh dan mesra dalam diri seseorang. Dia tampil menampakan diri perlahan demi perlahan, seperti kabut gunung yang turun menjelang senja.

Kristus hadir saat kita tak berdaya, memasrahkan diri dan tenang mempercayakan segalanya dalam genggam-Nya. Mungkin saat ini kita sendiri merasa “kasep” (terlanjur), menghadapi jalan buntu, dan akhirnya mengeluh, “Ya Allah, mengapa tidak dari dulu saja aku memasrahkan diri pada-Mu?”

Kristus memperlihatkan diri-Nya dalam kepapaan, bukan hanya kepapaan orang lain (yang kita anggap miskin, sengsara, dsb) tapi juga dalam kepapaan KITA. Apakah kita pernah merasa menjadi orang papa yang tak berdaya? Orang papa yang tertimbun malang tak berkesudahan dan keresahan menghadapi dunia?

Yang lebih sering terjadi, justru kita merasa “masih belum papa”, kita penuh enerji, berdaya juang dan berkeras hati untuk mengatasi segala sesuatunya dengan ikhtiar kita, sesuai rencana kita, sesuai kehendak hati.

Memang, terjadi kesulitan untuk membedakan antara manusia yang optimis, berdaya juang dengan manusia yang begitu “gemar” hanya mendengarkan optimisme-nya saja dan terlalu sedikit memberi kesempatan bagi Allah untuk berkarya atau campur tangan dalam rencana hidupnya. Kerap kali orang-orang yang memasrahkan diri dianggap sebagai manusia malas, mudah putus asa dan tidak cerdas. Novena pun seringkali diejek sebagai upaya mengatasi jalan buntu dengan merengek-rengek pada Bunda Maria seperti anak ayam kurang makan. Bahkan lebih sinis lagi, kedekatan pada Kristus dan BundaNya saat susah dianggap sebagai “obat penenang tradisional” yang sangat sugestif, sekedar meredakan rasa gundah, takut, cemas dan stress.

Dan inilah tantangan. Manusia cerdas, hidup di metropolitan yang penuh tantangan, kerap menjadi “bandel” dengan sapaan Allah, kerap sulit menemukan waktu untuk menatap lilin bernyala di tengah malam sambil menggenggam jemari orang yang dikasihinya dan berkata, “Tuhan, kami pasrahkan semuanya pada-Mu, karena rencana-Mu lebih bagus dan pasti “jadi” ketimbang rencanaku yang penuh spekulasi dan sarat pertimbangan pribadi”.

Kristus yang sebenarnya tidak hadir dalam kehura-huraan dan kekayaan kita menguasai dunia. Yesus pun sebetulnya sedih ketika Ia disambut di gerbang Yerusalem dengan lambaian palma dan dielu-elukan bagai “raja” seperti gambaran orang Yahudi dahulu (dan mungkin kita juga sekarang): raja dengan wilayah kekuasaan, berhak memberi titah dan perintah, mempekerjakan sekian hamba (pokoknya adil), dan seterusnya.

Kristus hanya tersenyum dan turut bahagia melihat keberhasilan kita, tetapi dalam senyumnya Ia sekali lagi meminta agar manusia tidak larut dalam kesenangan itu – Ia masih meminta sedikit waktu agar manusia melihat kembali kepapaannya dan merasakan bahwa Ia hadir. Sehingga Ia tidak perlu lagi mengajarkan bagaimana merasakan kehadiran-Nya lewat kejadian tragis penuh isak tangis menyesali sesuatu yang memang sudah “kasep”.

Melihat wajah-Nya, merasakan kehadiran-Nya, menjadi pengalaman iman yang manis dan kuat menyatu dalam hidup. Karena dari itu semua cinta hadir dalam ujud yang jelas, mempunyai makna yang terang dan manusia tidak mudah tercabut dari akarnya, sebab ia sudah tahu: kepada siapa ia harus percaya.

 

Memikat Hati Tuhan
oleh drg. Irene

"Apakah yang dimintakan dari padamu oleh Tuhan Allahmu selain takut akan Tuhan Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkanNya, mengasihi Dia, beribadah kepada Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan yang kusampaikan kepadamu hari ini, supaya baik keadaanmu. Sesungguhnya Tuhan Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit dan bumi dengan segala isinya; tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati Tuhan terpikat sehingga Ia mengasihi mereka dan keturunan merekalah, yakni kamu yang dipilih dari segala bangsa, seperti sekarang ini, sebab itu sunatlah hatimu dan jangan lagi kamu tegar tengkuk. Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kau lihat dengan matamu sendiri" (Ulangan 10: 12-16, 21).

Apakah telah terpikir oleh kita, bagaimana agar Tuhan peduli dan menyayangi, yakni dengan memikat hati Tuhan, seperti tokoh-tokoh dalam Alkitab yaitu Daud dan Abraham?

Mari kita selidiki bersama-sama, bagaimana cara memikat hati Tuhan

1. Dengan taat kepada Tuhan dan membuat Mezbah bagi Tuhan (Kejadian 12: 1-2)

Berfirmanlah Tuhan kepada Abraham, "pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah Bapamu ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar dan memberkati engkatu serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat".
Ayat 4: lalu pergilah Abraham dari negerinya seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya.
Ayat 7: Tuhan menampakkan diri kepada Abraham, maka didirikannya di situ mezbah bagi Tuhan.
Banyak dari kita pandai memuji Tuhan, tetapi mereka melupakan bahwa kita harus membuat mezbah bagi Tuhan untuk berdoa bersama keluarga. Inilah kunci utama bagi kita untuk memikat hati Tuhan, yaitu dengan taat kepada-Nya dan membuat mezbah.

2. Dengan damai sejahtera (suka berdamai)

Kejadian 13: 8-9: "Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau....". Kalau ada orang Kristen hidup tidak menurut firman Allah, bisa kaya tetapi hati tidak tenteram, tidak bahagia. Satu negara tidak dapat maju kalau ada peperangan, tidak ada damai, kalau orang suka ribut, sial, saraf tegang, karena saraf tegang pikiran tidak tenang, rejeki hilang. Kalau dalam rumah tangga ada damai, masyarakat sekitar damai, negara damai.

3. Memberikan persepuluhan

Menurut opini Maya Febri pada WM edisi 10, April 2000, Tuham memang menghendaki persembahan persepuluhan namun harus disertai kasih. Saya sangat setuju, berdasarkan hukum kasih menurut rasul Paulus: 1 Kor 13: 4-8: Kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi bergembira karena kebenaran, ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menunggu segala sesuatu.

Persembahan persepuluhan ini memang milik Tuhan, karena kita menerima semua berkat itu dari Tuhan dan kita jangan mencurinya. Harus kita berikan kembali kepada Tuhan. Marilah kita lihat Maleakhi 3: 10: "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumahKu dan pujilah Aku, firman Tuhan semesta alam. Apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan". Itulah janji Tuhan kalau kita taat memberikan 1/10 saja dari semua berkat Tuhan itu.

4. Takut akan Tuhan

Kejadian 22: 1-2: Abraham dicobai Tuhan untuk mempersembahkan Ishak anaknya sebagai korban bakaran.
Ayat 12: karena Abraham takut akan Allah, maka anaknya tidak jadi dipersembahkan sebagai korban bakaran.
Kita pun demikian, harus takut kepada Tuhan dan Tuhan akan selalu beserta kita.

5. Berdoa Syafaat (berdoa untuk keselamatan orang lain)

Kejadian 18: 22-23: Tuhan akan melenyapkan Sodom dan Gomora tetapi Abraham melakukan doa syafaat untuk saudaranya Lot.
Kejadian 19: 29: Maka Tuhan ingat kepada doa Abraham dan Jer 23: 18, 22-23: Tuhan mengeluarkan Lot dari tempat yang ditunggangbalikkan.

Orang yang berdoa syafaat hadir dalam dewan musyawarah Tuhan dan akan didengar doanya dari tempat tinggi.

 

Mencintai Banyak Orang

Kita boleh bangga karena memiliki pemimpin iman yang bersedia berkaul tidak menikah. Mengapa bangga? Jawaban yang sangat manusiawi adalah karena tidak banyak orang yang mau hidup tanpa menikah demi orang lain. Ini sulit dan mungkin bodoh bagi sebagian orang. Mungkin juga ada yang menyatakan bahwa ini melanggar kodrad manusia yang hidup berpasang-pasangan dan harus beranak cucu sesuai Kitab Kejadian 1: 27-28.

Jika kita buka Kitab Matius 19: 12, kita akan membaca kutipan perkataan Yesus: Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Surga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti. Ayat ini membuat saya menjadi lebih bangga sebagai orang yang dipimpin oleh pemimpin yang tidak menikah karena Kerajaan Allah.

Sebagai awam, logika yang dapat saya kembangkan adalah logika yang berhubungan dengan perhatian dan prioritas. Saya ingat ketika saya belum menikah. Saat itu banyak sekali waktu yang dapat digunakan untuk berbuat apa saja 'semau saya' (secara positif) tanpa banyak orang lain yang saya pertimbangkan. Saya dapat ikut kegiatan apa saja yang diadakan baik oleh Mudika, Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK), Legio Mariae, dan kegiatan lingkungan atau kegiatan kampus. Asal saya senang, saya akan ikut.

Setelah menikah apalagi punya anak, saya harus 'tahu diri' sehingga mulai membatasi dan membagi waktu karena memiliki tanggung jawab keluarga. Saya tidak hanya memperhatikan diri saya lagi. Saya tidak bisa hanya mencari kesenangan saya sendiri sehingga mengorbankan keluarga. Perhatian dan prioritas saya berubah menjadi bukan pada orang lain melainkan pada diri sendiri dan keluarga. Saya 'bekerja' sebagian besar untuk keluarga.

Cinta ternyata menjadi 'kunci' mengupas masalah ini. Di saat seseorang bebas untuk mencintai siapa saja tanpa berharap balasan untuk dicintai, saat itu ia bebas berbuat baik sebaik-baiknya kepada siapa saja. Namun saat ia telah memilih satu atau beberapa orang untuk dicintai dengan harapan ia akan memperoleh balasan dicintai, ia menjadi sulit untuk mencintai lebih banyak orang.

Yesus menjadi teladan cinta yang saya kagumi. Ia tidak mencintai orang lain demi diri-Nya. Bahkan Ia juga tidak 'cinta' pada diri-Nya. Ia rela mati untuk orang-orang yang dicintai-Nya, untuk banyak orang yang belum tentu mencintai-Nya. Yesus telah berhasil mencintai banyak orang tanpa mengharapkan imbalan cinta. Karena itu kita percaya hati-Nya bersih.

Pemimpin atau gembala yang kita miliki dalam Gereja Katolik juga sosok yang 'berharap' dapat mencintai lebih banyak orang. Oleh karena itu mereka bersedia berkaul tidak menikah atau hidup selibat agar dapat bekerja untuk banyak orang, bukan untuk keluarga dan diri mereka.

Di sisi lain, saya mengakui bahwa 'penggilan' agar dapat mencintai banyak orang tanpa pamrih adalah panggilan mulia. Panggilan jenis ini sulit ditemukan, karena itu kita bersama perlu mengupayakannya. Gereja kita sedang kesulitan (krisis) panggilan. Kita perlu terus berdoa dan mungkin dapat mulai memupuk benih dari keluarga atau lingkungan kita. (Hendry Tiono)

 

 

Mencontoh Mogok Makan?

Jika seseorang ingin doanya dikabulkan, ia berdoa sambil melakukan puasa dan mati raga. Inikah makna puasa yang sesungguhnya? Warta Mikael Edisi 31 mencoba menggali makna puasa dalam kehidupan Gereja Katolik dalam Berita Utama.

Masa Prapaskah telah biasa kita jalani. Pada masa ini kita diharapkan dapat mempersiapkan diri merayakan ‘kemenangan’ Kristus dengan masa pertobatan. Dalam menjalani masa Prapaskah kita mengenal istilah pantang dan puasa. Banyak di antara kita menjalaninya hanya sekadar ‘ikut’ kebiasaan.

Secara umum, di luar masa Prapaskah pun beberapa orang sering melakukan puasa untuk tujuan-tujuan tertentu. Namun sayang beberapa di antaranya melakukan puasa dengan gigih agar doanya dikabulkan. Cara ini menurut saya mirip dengan aksi mogok makan yang dilakukan mahasiswa di depan gedung MPR, yang hendak memaksa pemerintah memenuhi keinginannya. Maaf, bukan bermaksud menyinggung.

Doa dengan berpuasa adalah baik jika dimaksudkan untuk lebih membersihkan hati dan mengendalikan diri. Tetapi bukan supaya doanya lebih manjur dan mudah dikabulkan. Ini berarti memaksakan kehendak kita kepada Tuhan.

Dalam Matius 4: 1-11 dikisahkan setelah Yesus ‘dinobatkan’ oleh Roh Kudus sebagai Putra Allah, Ia dibawa ke padang gurun berpuasa 40 hari untuk dicobai Iblis . Ketika iblis memintanya menjatuhkan diri agar malaikat-Nya dapat menatang-Nya, Ia menjawab agar ‘tidak mencobai Allah’. Bacaan ini memberi contoh agar tidak menggunakan puasa untuk meminta pada Allah melakukan pertunjukan (show) kekuasaan-Nya.

Beberapa ayat dalam Kitab Bilangan (29: 7; 30: 13) dan Imamat (16: 29, 31; 23: 27, 29, 32) juga menyebutkan puasa sebagai lambang untuk merendahkan diri, bukan meninggikan diri sehingga dengan berpuasa seakan-akan kita berhak atas permintaan apa saja.

Dari ayat-ayat Kitab Suci yang menyebutkan hal berpuasa, didapat makna puasa sebagai pendukung suasana doa agar manusia dapat lebih dekat dengan Allah. Manusia menjadi lemah saat berpuasa. Dengan demikian ia dapat merasakan betapa besar dan pentingnya Allah dalam hidupnya. Di sisi lain, ia juga dapat merasakan apa yang dirasakan sesama manusia yang hidup berkekurang-an.

Beberapa contoh kehidupan berpuasa dari tiga biara besar yang ada di negara kita mungkin dapat memberi gambaran bagaimana selayaknya umat Katolik menjalankan puasa. (Hendry Tiono)

 

Mengapa Kita Menghormati Bunda Maria?

Sepanjang bulan Mei, Gereja meminta kita untuk memberi perhatian secara lebih istimewa kepada Santa Perawan Maria, Bunda Allah. Bunda Maria sangat berarti bagi kita karena beberapa alasan:

MARIA, GADIS YAHUDI
Pertama-tama karena Bunda Maria adalah Bunda Yesus. Maria adalah seorang gadis belia, mungkin usianya masih belasan tahun, ketika ia menjadi Bunda Yesus. Kemungkinan besar Maria dilahirkan di kota Sepphoris, yang terletak di sebelah utara Palestina. Sepphoris adalah sebuah kota besar di mana bangsa Yahudi dan bangsa Romawi hidup berdampingan dengan damai. Sepphoris merupakan ibu kota Galilea. Kota itu memiliki banyak rumah yang indah dan bahkan sebuah gedung teater yang besar. Sepphoris hancur luluh dilanda gempa bumi besar ketika Maria masih kanak-kanak.

Jadi keluarga Maria pindah beberapa mil jauhnya ke Nazareth, sebuah dusun kecil yang berpenduduk hanya 150 hingga 300 orang. “Nazareth” dalam bahasa Ibrani mempunyai dua arti yang berbeda. Nazareth bisa berarti “lili, bunga bakung” yang merupakan simbol kehidupan, dapat juga berarti “keturunan”. Keluarganya berasal dari keturunan Raja Daud. Baik itu artinya bunga bakung ataupun keturunan, Nazareth adalah nama yang indah bagi tempat tinggal Maria. Di sanalah Maria bertemu dengan Yusuf, seorang tukang kayu. Kemungkinan Yusuf tidak jauh lebih tua dari Maria. Mereka pun bertunangan. Biasanya, masa pertungangan berlangsung selama satu tahun atau lebih. Si gadis akan menenun dan melakukan pekerjaan rumah tangga, sementara sang pria akan membangun rumah tempat tinggal mereka. Kisah selanjutnya kita baca setiap tahun pada hari Natal.

MARIA, BUNDA ALLAH
Kita tidak boleh lupa bahwa Yesus adalah sungguh Allah. Yesus juga sungguh Manusia, dan Ia bangga menjadi manusia. Yesus sering menyebut diri-Nya, “Anak Manusia.” Dalam bahasa Ibrani ungkapan tersebut berarti “manusia”. Karena Yesus tidak dapat dibagi menjadi dua: Yesus yang Allah dan Yesus yang Manusia, maka bunda-Nya juga disebut Bunda Allah.

MARIA, BUNDA KITA
Menjelang ajal-Nya di salib, Yesus memberikan Bunda Maria kepada kita untuk menjadi bunda kita juga. Yesus melakukannya ketika Ia menyerahkan Bunda Maria ke dalam pemeliharaan St. Yohanes, Rasul. Yesus berkata, \" Inilah ibumu.\" Artinya Tuhan telah mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya sendiri. Ingatlah, ketika Yesus bangkit dari antara orang mati, Ia berkata, “Aku akan pergi kepada Allah-Ku dan Allah-mu, kepada Bapa-Ku dan Bapa-mu.” Jadi kita mempunyai Bapa dan Bunda yang sama dengan Yesus. Dengan demikian kita semua menjadi saudara dan saudari-Nya. Kita semua merupakan suatu keluarga yang mengagumkan! Tunjukkanlah hormatmu kepada Bunda Maria. Ia membawa kita kepada Putera-nya, Yesus.

sumber : Romo Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Richard Lonsdale.”

------------ -------------

Mengapa Umat Katolik Berdoa kepada Santa Perawan Maria ?

Banyak orang non-Katolik telah diajari sedari kecil untuk meyakini bahwa salah satu bukti nyata akan ketidakbenaran ajaran Katolik dapat dilihat dalam penghormatan yang disampaikan kepada Santa Perawan Maria dalam Gereja Katolik, dan dalam begitu banyaknya doa yang dengan penuh kepercayaan disampaikan kepada Bunda Maria oleh umat Katolik.
Sementara itu, benar juga bahwa banyak orang non-Katolik, setelah mempelajari dasar-dasar kebenaran akan devosi umat Katolik kepada Maria, begitu terpikat olehnya hingga akhirnya mereka menjadi Katolik. Kebenaran tersebut sangat sederhana dan gamblang dan seluruhnya terkandung dalam dua kebenaran berikut.

1. MARIA ADALAH BUNDA ALLAH.
Katolik percaya bahwa Allah tidak terikat oleh suatu kewajiban apapun untuk memiliki seorang ibunda; Katolik percaya bahwa Ia memilih untuk memiliki seorang ibunda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Ia memilih untuk memperkenankan tubuh manusiawi-Nya dibentuk dalam rahimnya. Ia memilih untuk memperkenankan ibunda-Nya melahirkan-Nya ke dunia sebagai seorang bayi kecil mungil. Ia memilih untuk mengijinkan ibunda- Nya menyusui-Nya, menggendong-Nya dalam pelukannya, melindungi-Nya dari mara bahaya, dan mengajari-Nya seperti layaknya seorang anak diajari oleh orangtuanya: berjalan, berbicara dan berdoa. Dengan demikian, Ia memilih untuk memberikan kepada Maria kuasa atas Diri-Nya yang hanya dapat dinyatakan dengan cinta. Katolik percaya bahwa dalam memilih ibunda-Nya, Putra Allah memilih untuk memberikan kepadanya kuasa atas kehendak-Nya, yang karena kasih senantiasa dimiliki oleh seorang ibu yang baik bagi anaknya.

2. MARIA ADALAH BUNDA SELURUH UMAT MANUSIA.
Katolik percaya bahwa Putra Allah memilih untuk datang ke dunia melalui seorang ibunda agar ibunda-Nya itu dapat menerima pula segenap anak manusia yang berdosa sebagai saudara- saudari-Nya. Ia memberikan teladan bagaimana bunda-Nya harus dihormati dan dikasihi. Ia mempersiapkan bunda-Nya sebagai bunda seluruh umat manusia dengan memintanya untuk menanggung segala bentuk penderitaan yang mungkin, dan dengan demikian, mengajarkan kepadanya untuk menaruh belas kasihan pada segala bentuk penderitaan anak-anaknya.

Jika ibunda-Nya itu adalah Bunda bagi Diri-Nya Sendiri, pastilah Ia membebaskannya dari penderitaan, oleh sebab Ia mempunyai kuasa untuk melakukannya dan karena Ia mencintai Bunda-Nya dengan kasih yang tak terbatas. Ia mengadakan mukjizat-Nya yang pertama di hadapan publik atas permintaan Bunda-Nya, dan menjelang ajal-Nya, Ia mengingatkan Bunda-Nya bahwa ia telah dipersiapkan sejak dari semula untuk menjadi bunda bagi seluruh umat manusia.

Oleh karena itu, Katolik percaya bahwa Maria pastilah dengan antusias menolong mereka, dalam pencobaan jiwa maupun badan, seperti layaknya seorang ibu dengan antusias mengusahakan kesejahteraan bagi anaknya.

Rosario yang didaraskan umat Katolik merupakan ungkapan kepercayaan mereka terhadap kedua kebenaran di atas. Umat Katolik yakin bahwa jika Maria berbicara kepada Putra Ilahi-nya bagi mereka, tak perlu diragukan lagi mereka pasti akan menerima jawab atas doa-doa mereka.

Imprimi Potest: John N. McCormick, C.SS.R. Provincial, St. Louis Province Redemptorist Fathers, May 2, 1960 Imprimatur: + Joseph E. Ritter, Archbishop of St. Louis, May 5, 1960

sumber : “Why Catholics Pray to the Blessed Virgin Mary”; www.catholictradition.org Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Catholic Tradition.”

 

Misa Kudus dan Kitab Wahyu

Dari segala hal seputar iman Katolik, tidak ada hal lain yang lebih kita kenal lebih daripada Misa Kudus. Dengan doa-doa yang sudah sangat tua usianya, himne-himne, posisi kita pada waktu Misa, Misa Kudus seperti layaknya kita di rumah sendiri. Akan tetapi banyak sekali umat Katolik menghabiskan seumur hidupnya tanpa mampu melihat lebih daripada mengucapkan doa-doa yang sudah dihafalkan. Sangat sedikit sekali dari umat Katolik bisa mengintip DRAMA SUPERNATURAL yang LUAR BIASA sewaktu mereka mengikuti ritual Misa Kudus setiap hari Minggunya. Sri Paus Yohanes Paulus II menyebutkan bahwa Misa Kudus adalah "Surga di bumi", sambil menjelaskan bahwa "liturgi yang kita rayakan di bumi adalah partisipasi yang misterius dari liturgi surgawi."

Misa Kudus begitu sangat kita kenal. Di lain pihak, Kitab Wahyu tampak asing dan penuh teka-teki. Halaman demi halaman mengisahkan gambaran-gambaran yang menyeramkan: peperangan, wabah penyakit, binatang-binatang dan malaikat-malaikat, sungai darah, katak jadi-jadian, dan naga berkepala tujuh. Dan figur yang paling baik adalah anak domba yang bertanduk tujuh dan bermata tujuh. "Kalau ini baru kulitnya saja", demikian sebagian umat Katolik berkata, "Saya rasa saya tidak ingin melihat lebih jauh."

Dalam buku ini, saya ingin menawarkan sesuatu yang sangat sulit dicerna. Saya akan mengatakan bahwa KUNCI untuk memahami Misa Kudus tidak lain adalah Kitab Wahyu, dan lebih jauh lagi, bahwa Misa Kudus adalah SATU-SATUNYA cara umat Kristen bisa memahami isi Kitab Wahyu.

Kalau anda tidak percaya, anda mesti tahu bahwa anda tidak sendirian. Ketika saya mengatakan kepada seorang teman bahwa saya sedang menulis tentang Misa Kudus sebagai kunci (untuk memahami) Kitab Wahyu, dia tertawa dan berkata, "Kitab Wahyu? Itu kan cuma berisi hal-hal yang aneh."

Memang tampak aneh bagi umat Katolik, karena selama bertahun-tahun, kita telah membaca kitab ini secara terpisah dari tradisi Kristen. Interpretasi-interpretasi yang dikenal oleh banyak orang sekarang ini adalah interpretasi-interpretasi yang masuk halaman utama surat kabar atau daftar buku terlaris, dan interpretasi-interpretasi itu nyaris seluruhnya berasal dari Protestanisme. Saya tahu ini dari pengalaman saya pribadi. Saya telah mempelajari Kitab Wahyu selama lebih dari dua puluh tahun. Sampai dengan tahun 1985, saya mempelajarinya dengan kedudukan saya sebagai pendeta suatu denominasi Protestan, dan sepanjang tahun-tahun itu, saya terlibat, secara bergiliran, dengan berbagai teori-teori penafsiran yang populer maupun tidak populer. Saya mencoba setiap kunci, tetapi tidak satupun yang bisa membuka pintu. Sekali-sekali saya mendengar suara klik yang membawa harapan. Akan tetapi baru ketika saya mulai merenungkan Misa Kudus saya merasakan bahwa pintunya telah mulai membuka, sedikit demi sedikit. Secara bertahap, saya menemukan diri saya diliputi oleh tradisi Kristen yang luar biasa, dan pada tahun 1986 saya diterima dalam persekutuan yang penuh di Gereja Katolik. Setelah itu, dalam riset saya menyangkut Kitab Wahyu, berbagai hal-hal menjadi lebih jelas. "Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya sebuah pintu terbuka di sorga..." (Wahyu 4:1). Dan pintu itu membuka menuju......Misa Kudus mingguan di paroki setempat!

Nah sekarang mungkin anda menjawab bahwa pengalaman mingguan yang anda alami pada waktu Misa berlangsung sama sekali tidak bersifat surgawi. Bahkan, satu jam itu adalah saat-saat yang tidak nyaman, yang diisi oleh bayi-bayi yang menangis, lagu-lagu yang dinyanyikan secara sumbang, orang-orang yang mondar-mandir, homili yang tidak mengena, umat yang berpakaian seolah-olah mereka ingin pergi nonton acara sepak bola atau ke pantai atau pergi piknik.

Akan tetapi saya tetap mendesak bahwa kita SUNGGUH-SUNGGUH pergi ke surga ketika kita pergi menghadiri Misa Kudus, dan ini BENAR ADANYA  bagi setiap Misa Kudus yang kita hadiri, terlepas dari kualitas musik atau semangat berkotbahnya. Ini bukan semata-mata karena kita ingin melihat sisi baiknya dari liturgi yang berlangsung secara kurang menarik. Ini juga bukan karena ingin bermurah hati terhadap solis yang tidak merdu suaranya. Ini semua adalah sesuatu yang benar secara objektif, sesuatu yang sama nyatanya seperti detak jantung anda. MISA KUDUS - dan maksud saya adalah SETIAP MISA KUDUS - ADALAH SURGA DI BUMI.

Saya ingin meyakinkan anda bahwa ini semua sama sekali bukan ide saya. Ini berasal dari Gereja. Itupun tetap saja bukan suatu ide yang baru. Ide ini sudah ada sejak hari dimana Rasul Yohanes mendapatkan penglihatan wahyu. Akan tetapi ini adalah ide yang belum mendapat perhatian yang memadai pada abad-abad terakhir dan saya sama sekali tidak bisa mengerti mengapa. Kita semua ingin mengatakan bahwa kita ingin sesuatu yang lebih dari Misa Kudus. Sesungguhnya kita tidak bisa mendapatkan sesuatu yang lebih daripada Surga itu sendiri.

Saya mesti mengatakan sejak mulanya bahwa buku ini bukanlah suatu pendalaman Alkitab. Isinya difokuskan kepada aplikasi praktis dari satu sisi dari Kitab Wahyu, dan pelajaran kita jauh dari lengkap. Para teolog berdebat tanpa habis-habisnya tentang siapa yang sesungguhnya menulis Kitab Wahyu, dan kapan, dan dimana, dan mengapa, dan ditulis diatas perkamen macam apa. Dalam buku ini, saya tidak akan menyinggung pertanyaan ini secara mendetail. Buku ini juga bukan sebuah buku pegangan bagi penjelasan liturgi. Kitab Wahyu adalah sebuah buku mistik, bukan video untuk training atau buku petunjuk pemakai.

Sepanjang buku ini, anda akan melihat Misa Kudus dengan pemahaman-pemahaman yang baru - pemahaman yang lain daripada pemahaman yang biasanya anda kenal. Meski surga turun ke bumi ketika Gereja merayakan Ekaristi, Misa Kudus tampak berbeda dari tempat yang satu ke tempat yang lain dan dari waktu ke waktu. Di tempat dimana saya tinggal, umumnya umat Katolik terbiasa dengan liturgi dari ritus Latin (=Roma = Barat). Bahkan kata "Misa" itu sendiri sebetulnya hanya menunjuk pada bagian liturgi Ekaristi dari Ritus Latin. Akan tetapi ada banyak liturgi-liturgi Ekaristi dalam Gereja Katolik: ritus Ambrosia, ritus Armenia, ritus Bizantium, ritus Kaldea, ritus Koptik, ritus Malabar, ritus Malankar, ritus Maronit, ritus Melkite, dan ritus Rutenian, beberapa contoh diantaranya. Masing-masing punya keindahannya yang tersendiri. Masing-masing punya kebijakannya tersendiri. Masing-masing menunjukkan sudut yang berbeda dari surga di bumi.

Riset buku "The Lamb's Supper" telah memberi saya penglihatan yang baru terhadap Misa Kudus. Saya berdoa semoga setelah membaca buku ini juga memberi karunia yang sama terhadap anda. Bersama-sama, mari kita meminta pembaruan hati kita juga supaya melalui doa-doa dan belajar, kita bisa lebih bertumbuh dan lebih mengasihi misteri-misteri Kristiani yang telah diberikan kepada kita oleh Allah Bapa.

Kitab Wahyu akan memperlihatkan kepada kita, Misa Kudus sebagai surga di bumi. Sekarang, marilah kita teruskan tanpa menunda-nunda lagi, karena surga tidak dapat menunggu.

Di Surga Sekarang!

Saya berdiri di sana dengan sembunyi-sembunyi, seorang pendeta Protestan dalam pakaian preman, menyelinap masuk ke bagian belakang sebuah kapel Katolik di Milwaukee untuk menyaksikan Misa Kudus saya yang pertama. Rasa ingin tahu telah membawa saya kesana, dan saya masih ragu bahwa ini adalah rasa ingin tahu yang sehat. Selama mempelajari tulisan-tulisan umat Kristen perdana, saya menemukan referensi yang tak terhitung banyaknya kepada "LITURGI", "EKARISTI", "KURBAN". Bagi umat Kristen perdana tersebut, Alkitab, buku yang paling saya cintai, tidak bisa terlepaskan dari acara ritual yang sekarang ini oleh umat Katolik disebut sebagai "Misa Kudus".

Saya ingin memahami pemikiran umat Kristen perdana, akan tetapi saya tidak punya pengalaman sedikitpun menyangkut liturgi. Jadi saya membujuk diri saya sendiri untuk pergi dan melihat, semacam latihan akademis, tetapi dengan tetap bersikeras bahwa saya tidak akan berlutut ataupun ikut mengambil bagian dalam penyembahan berhala ini.

Saya mengambil tempat duduk di bagian yang terlindung, di barisan yang paling belakang dari kapel di lantai dasar tersebut. Di depan saya ada sekelompok umat Katolik yang lumayan jumlahnya, laki-laki dan perempuan dari segala umur. Sikap mereka sewaktu berlutut mengesankan saya, seperti juga agaknya konsentrasi mereka sewaktu berdoa. Kemudian sebuah bel berbunyi dan mereka semua berdiri ketika imam (romo/father) muncul dari pintu yang terletak di samping altar.

Tidak tahu mesti berbuat apa, saya tetap duduk. Selama bertahun-tahun sebagai evangelis dari aliran Calvinis, saya telah diajarkan untuk percaya bahwa Misa Kudus adalah penghinaan terbesar yang dilakukan oleh manusia (terhadap iman Kristiani). Saya telah diajarkan bahwa Misa Kudus adalah ritual yang dibuat untuk "mengurbankan kembali Yesus Kristus." Jadi saya akan tetap sebagai seorang pengamat. Saya akan tetap duduk dengan Alkitab saya terbuka di samping saya.

DIPENUHI AYAT-AYAT ALKITAB

Akan tetapi, sewaktu Misa berlangsung sesuatu membuat saya tersadar. Alkitab saya tidak hanya berada di samping saya. ALKITAB BERADA DI DEPAN SAYA - DALAM KATA-KATA DALAM MISA KUDUS! SATU AYAT DARI KITAB YESAYA, SATU LAGI DARI KITAB MAZMUR, SATU LAGI DARI SURAT RASUL PAULUS. Pengalaman ini SUNGGUH LUAR BIASA! Saya ingin menghentikan mereka dan berteriak, "HEI, BOLEHKAH SAYA MENJELASKAN APA YANG SEDANG TERJADI DISINI DARI KITAB SUCI? INI SUNGGUH-SUNGGUH HEBAT !!!" Tetapi, saya tetap menjaga status saya sebagai pengamat. Saya tetap berada di luar lapangan sampai saya mendengar imam mengucapkan kalimat konsekrasi: "INILAH TUBUHKU.... INILAH PIALA DARAHKU."

Lantas saya merasakan bahwa segala keragu-raguan saya sirna sudah. Sewaktu saya melihat imam mengangkat hosti yang berwarna putih tersebut, saya merasakan suatu doa mencuat dari dari dalam hati saya dalam sebuah bisikan: "YA TUHANKU DAN YA ALLAHKU. SUNGGUH-SUNGGUH ENGKAULAH ITU!"

Mungkin anda bisa menyebut keadaan saya pada waktu itu seperti orang tuna-daksa, terkesima tak mampu berbuat apa-apa. Saya tidak bisa membayangkan kesukacitaan yang lebih besar daripada apa yang telah diperbuat oleh kata-kata tersebut terhadap saya. Akan tetapi pengalaman itu semakin memukau hanya sejenak berikutnya, ketika saya mendengar seluruh umat mengucapkan: "ANAK DOMBA ALLAH..... ANAK DOMBA ALLAH..... ANAK DOMBA ALLAH....," dan sang imam menjawab, "INILAH ANAK DOMBA ALLAH......." sambil mengangkat HOSTI itu.

Hanya dalam waktu kurang dari satu menit, kalimat "ANAK DOMBA ALLAH" telah bergema empat kali. Selama bertahun-tahun mempelajari Alkitab, saya dengan serta-merta tahu dimana saya berada saat ini. SAYA SEDANG BERADA DALAM KITAB WAHYU, dimana Yesus dipanggil dengan sebutan ANAK DOMBA tidak kurang dari dua puluh delapan kali sepanjang dua puluh dua pasal dalam Kitab Wahyu. Saya sedang berada di PERJAMUAN KAWIN yang dijelaskan oleh Rasul Yohanes pada bagian akhir kitab yang terakhir dari Alkitab. Saya sedang berada di hadapan TAHTA SURGA, dimana Yesus dipuji-puji untuk selama-lamanya sebagai ANAK DOMBA. Saya sungguh tidak siap untuk menerima kenyataan ini, SAYA SEDANG BERADA DALAM MISA KUDUS !!!

DEMI ASAP SUCI !!!

Saya kembali menghadiri Misa pada hari berikutnya dan pada hari berikutnya dan pada hari berikutnya. Setiap kali saya kembali, saya akan "menemukan" lebih banyak lagi Kitab Suci terpenuhi di depan mata kepala saya. Akan tetapi tidak ada kitab lain yang lebih nyata bagi saya, di kapel yang agak remang-remang tersebut, selain Kitab Wahyu, yang menggambarkan para malaikat dan orang kudus menyembah di surga. Seperti di dalam kitab Wahyu, demikian juga pula di dalam kapel itu, saya melihat IMAM YANG MEMAKAI JUBAH, sebuah ALTAR, KONGREGASI UMAT yang berseru "KUDUS, KUDUS, KUDUS!" Saya melihat kepulan ASAP DUPA. Saya mendengar SERUAN PARA MALAIKAT DAN ORANG KUDUS. Saya sendiri ikut menyanyikan Alleluya, karena saya telah ditarik lebih dalam lagi daripada sebelumnya kedalam ibadat ini. Saya terus duduk di bangku bagian belakang dengan Alkitab, dan saya nyaris tidak tahu harus memperhatikan yang mana - kepada peristiwa-peristiwa dalam Kitab Wahyu atau kepada aksi yang terjadi di altar. Makin lama, keduanya makin tampak menyerupai satu dengan yang lain.

Saya membenamkan diri dengan semangat baru yang meluap-luap untuk mempelajari Kristen pada awalnya dan saya menemukan bahwa uskup-uskup yang paling pertama, yaitu para BAPA GEREJA, telah mendapatkan "penemuan" yang sama seperti yang saya dapat setiap pagi (sewaktu menghadiri Misa Kudus). Mereka berpendapat bahwa KITAB WAHYU adalh KUNCI BAGI LITURGI dan bahwa LITURGI adalah KUNCI BAGI KITAB WAHYU. Sesuatu yang sangat luar biasa sedang terjadi terhadap saya sebagai seorang teolog dan umat Kristen. Buku dalam Alkitab yang bagi saya paling sulit dimengerti - yaitu Kitab Wahyu - saat ini justru menerangi ide-ide yang paling fundamental dari iman Kristen: ide tentang PERJANJIAN sebagai ikatan yang kudus keluarga Allah. Lebih jauh lagi, aksi yang sebelumnya saya anggap sebagai penghinaan terbesar terhadap Allah, yaitu Misa Kudus, sekarang justru adalah ritual yang mengokohkan PERJANJIAN DENGAN ALLAH. "INILAH PIALA DARAHKU, DARAH PERJANJIAN YANG BARU DAN KEKAL".

Saya sungguh merasa kewalahan dengan segala hal yang baru ini. Selama bertahun-tahun saya telah mencoba untuk memahami Kitab Wahyu sebagai semacam pesan rahasia yang tersembunyi tentang hari kiamat, tentang penyembahan di surga yang nun jauh, tentang sesuatu yang tidak bisa dialami oleh umat Kristen selama mereka masih di dunia ini. Sekarang, setelah dua minggu menghadiri Misa setiap harinya, saya merasa ingin bangkit berdiri selama liturgi berlangsung dan berseru, "PERHATIAN SEMUANYA !!! KALAU BOLEH SAYA INGIN MEMBERITAHUKAN DIMANA ANDA BERADA SEKARANG INI DALAM KITAB WAHYU !!! LIHAT PASAL EMPAT AYAT DELAPAN. ANDA SEKARANG SEDANG BERADA DI SURGA !!!"


Disadur dari buku "The Lamb's Supper" karangan Prof. Dr. Scott Hahn. Beliau dulunya adalah seorang pendeta denominasi Prebyterian, yang sangat brilian, yang lewat studi Alkitab, percaya bahwa Gereja Katolik sebagai Gereja yang didirikan Yesus Kristus sendiri, tiang dan pondasi kebenaran. Beliau masuk Katolik pada pertengahan 1980-an dan buku-bukunya maupun kesaksiannya merupakan kaset/buku terlaris di Amerika Serikat dan terus menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang mengikuti jejak langkahnya ke dalam Gereja Katolik.

 

Mukjijat Pentakosta di Medjugorje

Father Andrew Cogan adalah seorang romo yang saleh dari Keuskupan Metuchen, New Jersey, sampai ia meninggal pada tanggal 20 February 1991. Dia tidak meninggalkan dunia ini, sebelum Santa Perawan Maria, kepada siapa ia secara tersembunyi berdevosi, menyentuh dirinya dengan cara yang sangat spesial. Suatu ketika di pertengah tahun 1980-an ketika fenomena Medjugorje secara relatif masih baru, Father Cogan, yang pada waktu itu melayani sebagai pastor di gereja Katolik St. Ann di Hampton, New Jersey, melakukan perziarahan ke dusun yang terpencil tersebut.

Pada suatu ketika, dia dan beberapa orang lain bersamanya, sedang ditengah perjalanan untuk menuju ke tempat penampakan malam hari dan sekaligus menghadiri Misa Kudus. Di tengah perjalanan, terjadi kecelakaan dimana salah satu jarinya luka berat terpotong oleh pinggiran pagar yang tajam. Dia segera dibawa untuk mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit setempat. Setelah memeriksa lukanya, dokter menyatakan bahwa lukanya cukup serius dan perlu dilakukan operasi untuk menyembuhkan jari tersebut seperti sedia kala.

Pada hari berikutnya, sebelum dia mendapat kesempatan untuk kembali menemui dokter tersebut, dia menghadiri penampakan di malam hari dan Misa Kudus. Suatu ketika setelah Misa, dia menyadari bahwa jarinya telah sembuh toltal. Dia tidak lagi merasakan sakit sama sekali dan jari tersebut tampak sehat seperti sedia kala. Akan tetapi, peristiwa ini hanyalah awal dari suatu pengalaman yang lebih luar biasa. Bagi mereka yang mengikuti peristiwa-peristiwa yang terjadi di Medjugorje mungkin telah mengetahui bahwa salah satu inti pesan Bunda Maria di Medjugorje adalah supaya umat Katolik sering-sering menerimakan sakramen pengakuan dosa (sakramen tobat). Sebagai akibatnya, ada antrian yang panjang oleh orang-orang yang menunggu giliran mendapat sakramen tobat. Hal ini saja sudah merupakan suatu keajaiban pada masa kini!

Beberapa waktu sesudahnya, setelah jarinya disembuhkan secara mukjijat, Father Cogan merasa terdorong untuk turut menerimakan sakramen tobat, untuk membantu mengurangi antrian panjang yang sedang ditangani oleh romo-romo lainnya. Tentunya di suatu tempat perziarahan modern di tengah-tengah benua Eropa, bisa dipastikan ada banyak peziarah yang tidak berbahasa Inggris. Begitu juga hari itu tidak ada pengecualian. Secara tidak disengaja, Father Cogan lupa untuk memasang tanda bahasa-bahasa yang dikuasainya. Segera setelah dia membuka pelayanan penerimaan sakramen tobat, para peziarah dari berbagai bahasa yang berbeda-beda datang untuk mengantri. Meskipun Father Coban pernah menjadi misionaris di negara asing, dia menyadari bahwa dia hanya mampu bercakap-cakap dalam dua bahasa, Inggris dan Spanyol. Ketika orang-orang yang mengantri mulai mengakukan dosa-dosa mereka masing-masing kepadanya, mereka mengaku dosa dalam berbagai bahasa antara lain: Jerman, Belanda, Yunani, Polandia, Italia, Kroasia, Slavik, dan sejumlah bahasa lainnya. Father Cogan terheran-heran bahwa dia dapat mengerti kata-kata mereka yang diucapkan dalam bahasa mereka masing-masing! Meskipun Father Cogan berbicara kepada mereka dalam bahasa Inggris, dia dengan heran menyadari bahwa sang peniten (yang menerima sakramen tobat) ternyata dapat mengerti kata-katanya, bahkan meskipun mereka nyata-nyata tidak bisa berbahasa Inggris. Father Cogan amat sangat tersentuh oleh kejadian ini dan menyadari bahwa ia sedang mengalami suatu mukjijat yang luar biasa. Father Coban mengalami mukjijat yang hanya diketahui oleh dirinya, yang diberikan kepadanya sebagai suatu tanda kasih Bunda Maria kepada para imam puteraNya.

Father Cogan dikaruniai dengan pengalaman mukjijat Pantekosta, dimana apa yang terjadi adalah kebalikan dari peristiwa menara Babel. Dalam kisah menara Babel, manusia membangun suatu menara untuk mencapai langit sebagai tanda bahwa dengan kemampuan teknologi mereka, mereka bisa sama berkuasanya seperti Tuhan dan tidak lagi membutuhkan diri-Nya. Mereka memiliki intelejensi dan kepandaian sebagai suatu berhala bagi mereka. Apa lagi yang mereka butuhkan?

Pada saat Pantekosta, para Rasul yang dipimpin oleh Bunda Maria, menunggu dengan penuh kasih, kerendahan hati, dan kesabarani bagi kedatangan Roh Kudus. Dengan menunggu, menunjukkan tanda kerendahan hati dan pengerti Gereja bahwa tidak hanya kita membutuhkan Tuhan, tetapi kita menginginkan-Nya. Sebagai balasannya, Kristus mengirimkan Roh Kudus seperti yang telah dijanjikan. Kisah Para Rasul menceritakan kepada kita bahwa para Rasul mulai berkata-kata dalam berbagai bahasa asing, dan bersaksi atas dorongan Roh Kudus. Mereka yang menjadi saksi peristiwa tersebut sangat keheranan, karena mereka masing-masing mendengar orang-orang ini berbicara dalam bahasanya sendiri, dan mereka dapat mengerti apa-apa yang dikatakan.

Tuhan menjadikan manusia tidak bisa mengerti satu sama lain, sebagai hukuman karena ingin menggantikan Tuhan, dengan hasil karya usaha sendiri. Pada saat Pantekosta, Tuhan mengirim Roh KudusNya untuk mempersatukan manusia dalam kasih dan saling pengertian, ketika melihat Putera-Nya yang setia. Bahkan ketika Bunda Maria berdoa bersama-sama dengan para Rasul pada saat Pantekosta bagi datangnya Roh Kudus, demikian juga Dia bersama Father Cogan, berdoa bagi karunia Roh Kudus untuk melakukan karya yang luar biasa untuk menguatkan iman Gereja-Nya dengan cara seperti ini. Datanglah Roh Kudus! Dalam bertekun terhadap permintaan-permintaan Santa Perawan dari Medjugorje untuk berdoa bagi datangnya Roh Kudus pada Pantekosta Kedua, kita berdoa doa yang Dia ajarkan kepada Father Steffano Gobbi (pencetus Gerakan Imam Maria): "Datanglah Ya Roh Kudus, datanglah melalui pengantaraan yang penuh kuasa oleh Hati Maria Immakulata, mempelaiMu yang terkasih."

 

 

Penghargaan Di Dunia   

Seorang yang cukup berada, sebut saja Barbara memberikan seperangkat benda keramik kepada temannya, sebut saja Bento, pada sebuah pesta keluarga di rumah Bento. Pada saat memberikan benda itu, Barbara berkata, "Ini, saya bawakan keramik dari negeri Cina. Harganya mahal loh!". Ucapan Barbara membuat Bento begitu kagum dan merasa 'tidak enak'.

Barbara memang keluarga kaya yang sering bepergian ke luar negeri. Kolega atau relasinya rata-rata jug orang berada. Mereka dapat pergi ke luar negeri hanya untuk pesta ulang tahun anak-anak. Barbara juga bukan tergolong wanita kikir yang tak mau memberi kepada orang lain. Ia kerap memberi hadiah-hadiah mahal kepada kenalannya pada momen tertentu. Dan ia bangga melakukannya.

Perusahaan Barbara yang besar tentu juga mempunyai divisi khusus yang menangani masalah humas. Setiap ada permintaan sumbangan, divisi humas menyeleksinya dengan ketat sebelum diteruskan kepada Barbara. "Apa yayasan ini cukup terkenal?", tanya Barbara saat berkas sumbangan diserahkan kepadanya. "Dan apa akan disiarkan lewat acara TV atau radio?", lanjutnya. Setelah jawaban kepala bagian humas memuaskannya baru berkas tersebut ditandatangani.

Lain halnya dengan Lenny (bukan nama sebenarnya), saudara satu buyut (orang tua kakek) Barbara yang tinggal hanya 100 meter dari rumah Barbara. Lenny keluarga menengah yang seumur hidupnya hanya sekali ke luar negeri. Itupun hanya ke Singapura, negara tetangga terdekat.

Orang tua Lenny yang sudah lama meninggal sempat mewariskan tiga guci keramik buatan Cina tahun 1700-an. Lenny mempunyai tiga putra yang amat nakal dan tidak memiliki tempat aman untuk menyimpan gucinya. Sehingga ia memutuskan untuk memberikan ketiga gucinya kepada Barbara. "Barbara, saya punya ini, namun tidak punya tempat menyimpannya. Untuk kamu sajalah, kan kamu suka mengoleksi. Kalau saya kangen saya dapat melihatnya di rumahmu", kata Lenny dengan kelopak mata yang mulai basah. Barbara menerima sambil memeluk guci-guci itu satu persatu. "Terima kasih, terima kasih Len", teriak Barbara. "Iya, iya, kamu pasti dapat menjaganya. Saya pulang dulu ya. Anak saya tidak ada yang menjaga", kata Lenny.

Hubungan Lenny dan Barbara cukup baik. Barbara sering meminta Lenny 'melihat-lihat' rumahnya saat dia ke luar negeri. Lenny yang terlibat aktif sebagai staf sebuah yayasan yatim piatu, dengan senang hati mengontrol rumah Barbara.

Barbara dan Lenny memang memiliki karakter yang berbeda. Barbara mendapat kepuasan karena "penghargaan" banyak orang atas pemberiannya. Sedangkan Lenny memberikan yang dia miliki, benda maupun tenaga tanpa memerlukan pujian atau penghargaan.

Dalam benak saya seketika teringat dua perumpamaan Yesus tentang 'sumbangan janda miskin' dan 'jika tangan kananmu memberi jangan diketahui tangan kirimu'.

Pada perumpamaan pertama Yesus memuji pemberian janda miskin walaupun sedikit jumlahnya, karena ia memberi dari kekurangannya. Sedangkan pada perumpamaan kedua Yesus menghendaki 'kerahasiaan' dalam berbuat baik. Tidak perlu pujian.

Ajakan berbuat baik ini ditawarkan Seksi Sosial Paroki kepada kita. Bagaimana kita akan menanggapinya?

 

Perisai Iman
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”, Ibrani 11: 1

Tidak ada seorangpun yang bisa mengatakan bahwa mereka tidak memiliki iman, karena alkitab berkata: “... menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing”, Roma 12: 3. “...Orang benar akan hidup oleh iman”, Roma 1: 17.

Kita menaruh iman pada manusia, alat-alat teknologi dan pelayanan mereka bagi kita, namun masih juga banyak orang memiliki rasa sangsi pada Tuhan. Hidup keKristen-an bukanlah suatu permainan, tetapi adalah satu medan peperangan. Terlebih bagi kita yang hidup di zaman sekarang ini, nyata kita selalu dihadapkan dengan tantangan-tantangan yang tidak kecil, bahkan kita dihadapkan dengan tantangan yang dapat membahayakan jiwa kita. Oleh karena itu setiap orang Kristen harus memakai perisai untuk melindungi dirinya dari serangan musuh.

Karena yang kita hadapi bukan darah dan daging, maka perisai yang harus kita pakai adalah perisai iman. Seperti yang dikatakan rasul Paulus, “Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat”, Efesus 6: 16.

Jadi jika orang tidak memakai perisai iman, apabila menghadapi tantangan-tantangan, maka orang mudah sekali menjadi bimbang, gentar, cemas, bahkan putus asa, karena dia tidak memiliki pegangan, sehingga orang ini akan sulit mempercayai hal-hal yang baik, Bahkan firman Tuhanpun akan diragukannya. Iman harus dipergunakan, diuji dan dipegang teguh. “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus”, Roma 10: 17. “Sebab oleh karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah”, Efesus 2: 8.

Iman bukanlah seperti orang membeli lotere atau teka-teki seperti orang berjudi. Tetapi iman adalah suatu kekuatan atau daya yang bergerak dalam jiwa kita. Iman adalah sekarang, bukan yang akan datang. Dengan iman kita memiliki dasar atau fondasi yang kuat, sehingga kita mampu membangun segala sesuatu di atasnya.

Dasar atau fondasi yang kita bangun, tentu atas dasar dua hal pokok:

  1. Harus percaya dengan sungguh bahwa Tuhan itu ada

  2. Harus percaya dengan sungguh bahwa Tuhan adalah pemberi upah bagi siapapun yang dengan sungguh mencari Dia

“Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu (iman) karena besar upah yang menantinya”, Ibrani 10: 35.

Di jaman akhir ini setiap anak Tuhan, bila ingin selamat, harus punya iman. Sebab kita tahu setiap detik, setiap saat dalam hidup ini, kita selalu dihadapkan dengan tantangan-tantangan yang mengerikan. Mau andalkan kekuatan? andalkan kepintaran? andalkan kekayaan? Bukankah sudah nyata dan terbukti apapun yang dimiliki oleh manusia modern jaman ini, semuanya tidak mampu mengatasi persoalan yang dihadapi manusia. Hanya dengan iman, kekuatan dan daya yang sanggup mengubah segala keadaan, akan membuat kita tetap tegak berdiri karena keyakinan bahwa Allah menyertai kita sampai kesudahan jaman, apapun yang terjadi.

Dengan iman, orang dapat mengubah yang mustahil menjadi mungkin,

  • “Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan”, Yakobus 1: 3.

  • “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan adalah mati”, Yakobus 2: 26.

Hidup kita saat ini memang dalam ujian berat. Kita selalu dikelilingi oleh berbagai tantangan silih berganti dan disinilah iman kita diuji. Tidak ada jalan lain untuk lulus dalam ujian ini, maka kita harus selalu hati-hati menjaga pikiran dan perkataan kita. Jangan sampai kita lengah, sehingga kita menjual iman kita hanya untuk menyelamatkan jasmani ini saja. Jangan lupa pakailah perisai iman!

 

PROFIL PARA WANITA DALAM GEREJA KITA
Santo Leopold (perintis Pelayanan Belas Kasih Allah) mengatakan : Sifat wanita itu adalah sifat Allah. Antara lain; lemah lembut,

Santo Leopold (perintis Pelayanan Belas Kasih Allah) mengatakan : Sifat wanita itu adalah sifat Allah. Antara lain; lemah lembut, rendah hati, cinta kasih, tulus, pengampun, berjuang, peduli, perhatian, bijaksana dan penolong. Karena itu, hargailah wanita seperti Tuhan menghargainya.
Namun demikian, dari jaman ke jaman wanita sering mendapat perlakuan yang tidak adil. Perlakuan yang tidak adil itu menimbulkan penderitaan wanita antara lain : diusir, dipukul, disundut rokok, disiram air panas, istri dianggap sebagai pembantu, wanita yang diperkosa saudara sendiri, banyak istri yang tidak dicintai. Dan yang paling menyedihkan adalah bahwa banyak wanita tidak menghargai dirinya sendiri. Atau menyepelekan martabat kewanitaan itu sendiri.
Dalam penderitaan yang demikian, wanita, biasanya mau tetap melayani, entah itu dia sebagai pembantu, sebagai seorang istri maupun bila sudah memiliki komitmen dalam pekerjaan atau pelayanan di bidang keagamaan.
Kami akan menampilkan dalam Rubrik Wanita kali ini, sosok-sosok wanita dari berbagai kalangan yang mewakili kegembiraan dan perjuangan para wanita.


Ibu Suzie Darmawan - Pengusaha, Ketua Umum Presidium WKRI (Wanita Katolik Republik Indonesia) Bali-Lombok ; Ketua Umum JMP (Jaringan Mitra Perempuan) Bali – Lombok.
MEMOTIVASI SESAMA WANITA
Ibu yang menyukai humor tapi agak pendiam ini, lahir di Bandung. Kemudian berdomisili dan melayani di Bali. Sejak kecil sudah merasakan dihargai setara dengan pria. Beliau menempuh pendidikan sebagai seorang Arsitek, kemudian aktif dalam beberapa organisasi social-budaya dan kerohanian.
Sejak kecil saya menyadari bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam kemampuan melakukan sesuatu. Kecuali perbedaan psikologis, yang Tuhan ciptakan untuk kita saling melengkapi.
Apa yang bisa dilakukan pria, sebenarnya wanita juga bisa melakukannya. Tapi dalam kadar yang agak berbeda. Itu sebabnya pria membutuhkan wanita, wanita membutuhkan pria.
Tetapi semakin lama saya menyadari bahwa masih banyak kaum wanita yang hidupnya tertekan. Mungkin oleh adat kebiasaan di daerahnya atau karena penindasan dan pelecehan. Itu yang mendorong saya bergabung dengan organisasi yang satu visi dengan visi pribadi untuk bersama-sama berjuang mengangkat martabat wanita yang semakin direndahkan. Saya berharap organisasi bisa menjadi wadah untuk memotivasi kaum wanita supaya menyadari arti dirinya bagi orang lain.
Yang paling penting sekarang adalah kesadaran dari wanita maupun pria untuk bekerja sama merubah budaya paternalistik. Wanita tidak mungkin melakukan hal ini sendirian. Harus ada dukungan dari pria. Entah itu dalam Rumah Tangga, dalam masyarakat, dalam berpolitik, maupun dalam Gereja.
Saya mengajak sesama kaum wanita untuk mau merobah pola pikir lama yang monomer duakan diri sendiri, dengan pikiran baru bahwa saya mampu berbuat lebih banyak. Asalkan……tidak sampai menyamaratakan segala sesuatu dengan kaum pria. Bagaimanapun, seperti pria tidak bisa melahirkan demikian juga wanita jangan memaksakan diri menjadi imam.
Mari kita belajar dari Bunda Maria, yang walaupun sangat istimewa karena mendapat tugas khusus melahirkan Putera Allah, tetap rendah hati.
Maria adalah teladan hidup dalam segala sesuatu yang saya kerjakan. (Narita)
 

 

RAHASIA 4 DOGMA BUNDA MARIA
DARI SUDUT PANDANG KITAB SUCI

Walaupun sudah dicanangkan selama berabad-abad, Dogma Maria kerapkali masih kurang dipahami oleh umat Katolik pada umumnya. Sehingga kalau mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang menyinggung masalah dogma ini, tidak jarang kita menjadi bingung sendiri. Rangkuman ini dibuat untuk memberikan pegangan pada umat, supaya lebih mempunyai pemahaman yang benar tentang Dogma-dogma Maria. Supaya kita lebih dapat menghayati dan menempatkannya pada posisi yang seharusnya.

Ada 4 dogma mengenai Bunda Maria sbb :
1. Maria sebagai Bunda Allah. (diperingati setiap tgl 01 Januari)
2. Maria sebagai Perawan Abadi
3. Maria Dikandung Tanpa Dosa (diperingati setiap tgl 08 Desember)
4. Maria Diangkat ke Sorga dengan Jiwa & Raganya. (diperingati setiap tgl 15 Agustus)

1. Maria sebagai Bunda Allah [Mater Dei].
Pada Konsili Efesus Th 431 ditetapkan Maria sebagai Bunda Allah. Pada waktu itu ada bidaah yang mengatakan kalau Maria adalah Bunda Yesus sebagai pribadi manusia saja bukan sebagai Allah.
Jadi dikatakan kalau Yesus mempunyai 2 pribadi (pribadi Allah dan manusia). Hal ini bertentangan dengan ajaran Gereja Perdana saat itu (dan menjadi ajaran Gereja hingga saat ini ) dimana dinyatakan Yesus adalah 1 pribadi dengan 2 kodrat, 100% Allah dan 100 % manusia. Gereja menetapkan dogma ini untuk menekankan kalau Yesus itu Allah. Bukan dimaksudkan kalau Maria melahirkan Allah. Dalam Injil Lukas 1 : 43 ketika Maria mengunjungi Elisabet, Elisabet yang penuh oleh Roh Kudus mengatakan :\"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

2. Maria sebagai Perawan Abadi.
Ajaran ini tampak pada Konsili Lateran th 649 Ada pendapat dari saudara kita yang non Katolik, kalau Maria mempunyai anak lain selain Yesus. Biasanya ayat dari Kitab Suci yang dipakai untuk mendukung pernyataan ini ialah Mark 3:31 Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia.
Kata saudara dalam umat Yahudi mempunyai arti yang sangat umum sekali bisa saudara sepupu bisa juga kemenakan. Jadi tidak mesti saudara kandung.
Mat 1:25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
Teks ini lebih menekankan kalau Yesus itu bukanlah anak jasmaniah dari Josef., kata \"sampai\" tidak berarti setelah itu mesti melakukan. Dalam Gereja Katolik ada banyak bantahan akan hal ini sbb : Injil Lukas 1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: \"Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?\" Kalau kita perhatikan teks KS bahasa Inggris dari beberapa versi sbb : Luke 1:34 Mary asked the angel, \"How can this happen? I am not married!\" Luke 1:34 Mary said to the angel, \"I am a virgin. How, then, can this be?\" Luke 1:34 Then said Mary unto the angel, How shallthis be, seeing I know not a man Terjemahan : Bagaimana bisa terjadi ? aku tidak menikah (bukannya aku belum bersuami) Aku seorang perawan, bagaimana ini bisa terjadi ? Bagaimana bisa, aku tidak mengenal laki-laki. Dari nada pertanyaan Maria dapat dirasakan kalau Maria memang tidak ada niat untuk mempunyai anak dari seorang suami. (hidup Selibat/perawan seumur hidup).

Kata Perawan menjadi penting karena rahim Bunda Maria yang menjadi tempat Allah menjadi manusia mestilah tempat kudus yang tidak boleh ditempati oleh apapun selain dari Allah sendiri. Bandingkan dengan Kitab Yehezkiel, Yeh 44:1-3
Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu gerbang luar dari tempat kudus, yang menghadap ke timur; gerbang ini tertutup. Lalu TUHAN dari situ berfirman kepadaku: \"Pintu gerbang ini harus tetap tertutup, jangan dibuka dan jangan seorang pun masuk, sebab TUHAN, Allah Israel, sudah masuk melaluinya; karena itu gerbang itu
harus tetap tertutup. Hanya raja itu, oleh karena ia raja boleh duduk di sana makan santapan di hadapan TUHAN. Raja itu akan masuk melalui balai gerbang dan akan keluar dari situ.\" Tuhan, Allah Israel, Raja yang makan santapan (ingat akan Perjamuan Terakhir) ialah Yesus.
Jadi rahim Bunda Maria haruslah tertutup hanya menjadi tempat untuk Yesus. Ketika Yesus tergantung di kayu salib Yoh 19:26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya disampingnya, berkatalah Ia kepada ibu- Nya: \"Ibu, inilah, anakmu!\" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: \"Inilah ibumu!\" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Kalau seandainya Maria mempunyai anak kandung selain Yesus, tentulah Yesus tidak perlu menitipkan Maria kepada murid-Nya.

3. Maria Dikandung Tanpa Dosa [Immaculata].
Anggapan Maria tanpa dosa adalah suatu tradisi kuno dan konsisten. Maria tanpa dosa sudah diwartakan sejak th 370, namun secara implisit sudah diakui sejak th 150. Bantahan dari dogma ini biasanya diambil dari : Roma 5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Kalau kita menaruh harga mati pada ayat ini tentu tidak tepat. Karena disitu dikatakan semua orang telah berbuat dosa, sedangkan Yesus jelas manusia yang tidak berdosa.
Jadi ada pengecualian. Masalahnya siapa yang dikecualikan dalam ayat ini... Tentulah orang yang turut dalam karya penyelamatan Allah yang akan membebaskan manusia dari maut/dosa. Kej 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan itu (TB ini), antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.\" Aku akan mengadakan... Kata akan berarti belum saat itu. Jadi kapan ??. Kalau yang dimaksud Hawa tentu saja Tuhan bisa saja langsung mengadakan permusuhan antara Hawa dan ular itu. Tidak perlu menunggu-nunggu lagi. Ketika manusia melanggar perintah Allah ia sudah mengadakan persekutuan dengan Iblis. Sehingga Tuhan menjadi marah. Tuhan sangat kecewa karena makhluk ciptaan-Nya, yang serupa dengan-Nya (tanpa dosa) telah jatuh kedalam dosa akibat bujukan iblis. Maka Allah berfirman kepada iblis. kalau boleh saya tulis : \" Hai iblis karena hasutanmu, makhluk ciptaan-Ku telah jatuh kedalam dosa. tapi nanti. akan ada seorang perempuan musuhmu, dimana keturunannya akan meremukkan kepalamu..\" Siapa perempuan yang keturunannya meremukkan kepala ular ??. Kain dan Habel keturunan Hawa. Kita semua juga keturunan Hawa. Apakah Kain dan Habel serta kita semua berkuasa meremukkan kepala ular..?? Tidak bukan.
Jadi perempuan yang dimaksud di atas bukan Hawa. Satu-satunya orang yang berkuasa dan sanggup meremukkan kepala ular/iblis hanyalah Yesus. Ular akan meremukkan tumit keturunan perempuan itu. Jadi sejak semula sudah dinubuatkan bahwa Yesus mati disalib, dengan tumit dipaku di kayu salib. Jadi perempuan yang keturunannya meremukkan kepala ular adalah Maria. Karena Maria musuh dosa, tentu saja Maria harus bebas dari dosa. Jadi Maria sudah dinubuatkan oleh Allah jauh sebelum ia lahir (Bdk Yes 7:14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.) Kalau Allah bisa membuat Adam dan Hawa yang pada awalnya tanpa dosa, mengapa Allah tidak bisa membuat Maria terbebas dari dosa ??.

Dalam suatu retret Pater Yusuf Halim, SVD memberikan suatu cerita sbb: Ada seorang ibu dari desa. Suatu waktu ia pergi ke kota melihat pispot TOTO mereknya. Dalam hati ibu ini bilang ah bagus sekali ya wadah ini. Nanti kalau anakku menikah akan kujadikan wadah ini sebagai tempat utk menaruh rendang. Jadi waktu anaknya menikah, ditempatkannyalah daging rendang ke dalam pispot tsb. Betapapun enaknya rendang tersebut, pasti tidak ada orang yang mau ambil. Karena tidak pada tempatnyalah kalau rendang ditaruh di dalam pispot. Siapa yang mau makan?. Nah demikian pula halnya Maria. Kalau kita renungkan Yesus jauh lebih berharga dan tentu tidak bisa dibandingkan dengan rendang bukan ??. Sedangkan dosa manusia jangan-
jangan malah lebih kotor dari pispot.
Nah,kalau rendang saja tidak pantas kalau ditaruh di dalam pispot, Apalagi Yesus yang merupakan Allah yang begitu suci, bila ditempatkan di dalam orang berdosa, tentunya lebih tidak pantas lagi.

Allah memerintahkan Musa untuk membuat Tabut Perjanjian tempat dimana 2 Loh Batu yang berisi 10 perintah Allah diletakkan. Kutipan dari Kitab Keluaran 25:10-21: 10 \"Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. 11 Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; daridalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya. 12 Haruslah engkau menuang empat gelang emas untuk tabut itu dan pasanglah gelang itu pada keempat penjurunya, yaitu dua gelang pada rusuknya yang satu dan dua gelang pada rusuknya yang kedua. 13 Engkau harus membuat kayu pengusung dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas. 14 Haruslah engkau memasukkan kayu pengusung itu ke dalam gelang yang ada pada rusuk tabut itu, supaya dengan itu tabut dapat diangkut. 15 Kayu pengusung itu haruslah tetap tinggal dalam gelang itu, tidak boleh dicabut dari dalamnya. 16 Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. 17 Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. 18 Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. 19 Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya. 20 Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup
pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu. 21 Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.

10 Perintah Allah juga merupakan Firman Allah bukan??. Kalau Allah saja demikian \"cerewetnya\" menyuruh Musa membuat tempat yang terbaik untuk 2 loh batu firman-Nya, tentu saja Ia sendiri akan menciptakan makhluk yang terbaik yang layak sebagai tempat-Nya. Dimana Firman menjadi manusia. Pater Yohanes Indrakusuma, O.Carm. dalam kotbahnya sering menyebut Maria sebagai Masterpiece ciptaan Allah. Ia mengambil contoh ada seorang pelukismengadakan pameran tunggal. Suatu saat ada pengunjung yang sangat mengagumi salah satu lukisannya. Pengunjung itu tidak menyadari kalau yang berdiri disebelahnya adalah pelukis tsb. Dengan rasa kagum ia mengatakan, luar bisa lukisan ini benar-benar indah. Tentu saja sang pelukis yang mendengar kekaguman pengunjung tsb hatinya berbunga- bunga. Jadi kita tidak perlu takut untuk menghormati Maria. Dengan menghormati Maria otomatis kita juga menghormati Allah yang penciptakan Maria.

4. Maria diangkat ke Surga dengan Jiwa dan Raganya [Assumpta].
Kepercayaan ini mempunyai dasar tradisi yang sangat kuat sejak tahun 400-an bahwa Maria setelah kematiannya dengan jiwa-raganya diangkat ke sorga. Pada saat kita mati jiwa kita diangkat ke sorga. Sedangkan raga kita nanti pada saat hari kiamat. 1 Tes 4:16-17 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Tapi apakah betul semua manusia raganya diangkat hanya pada saat hari kiamat ??. Apakah sebelum itu tidak ada raga yang diangkat. Kalau kita baca dari teks kitab suci, ternyata ada juga orang yang raganya sudah diangkat sebelum hari kiamat. Henokh, Elia dan juga banyak orang yang dibangkitkan di Yerusalem pada waktu Jumat Agung Kej 5:24 Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.Ibr 11:5 Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. 2 Raj 2:11 Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. Mat 27:52 dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Nah kalau orang-orang kudus itu saja bisa diangkat Tuhan jiwa dan Raganya , Tentunya aneh kalau Maria yang dikaruniai secara istimewa dan dikatakan Terpuji dari semua wanita (dan juga dari semua manusia tentunya) tidak diangkat ke Sorga dan tubuhnya dibiarkan oleh Tuhan membusuk dikubur.Demikian semua dogma tentang Maria tersebut, merupakan tradisi kuno yang konsisten sejak abad-abad awal. Kitab suci memberikan petunjuk kepada kita agar memegang teguh tradisi yang telah diwariskan kepada kita . 2 Tes 2:15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis. (Bdk2 Tim 1:13, 2 Tim 2:2, 2 Tim 3:14 ) Yoh 21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu persatu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.

 

Rahasia Ketiga - Fatima

 Berikut ini adalah salinan teks dari Sekretariat Negara, Kardinal Angelo Sodano, yang dipresentasikan pada saat beatifikasi Jacinta dan Francisco pada hari ini.

VATICAN INFORMATION SERVICE - Edisi khusus kunjungan Sri Paus ke Fatima
KARDINAL SODANO MEMBACAKAN NASKAH "RAHASIA KETIGA" FATIMA, KOTA VATIKAN, 13 MEI 2000

Pagi hari ini pada akhir Misa di tempat ziarah Fatima, Portugal, dimana Sri Paus membeatifikasi anak-anak gembala, Jacinta dan Francisco, Sekretariat Negara Kardinal Angelo Sodano membacakan, dalam bahasa Portugis, sebuah teks menyangkut rahasia ketiga Fatima. Bunyi selengkapnya naskah tersebut:

"Pada penutupan dari perayaan yang khidmat ini, saya terdorong untuk mempersembahkan kepada Bapa Suci kita Yohanes Paulus II yang kita kasihi, mewakili semua hadirin, ucapan selamat dengan sepenuh hati bagi ulang tahunnya yang ke-80 yang akan datang dan untuk berterima kasih kepadanya atas pelayanan pastoralnya yang luar biasa bagi kebaikan segenap Gereja Allah yang Kudus. Pada kesempatan kunjungannya ke Fatima, Yang Mulia Sri Paus telah mengarahkan saya untuk membuat suatu pengumuman kepada kalian. Seperti kalian ketahui, tujuan dari kunjungannya ke Fatima adalah untuk membeatifikasi dua 'anak-anak gembala'. Meskipun begitu, dia juga berkeinginan agar peziarahannya ini juga sebagai tanda pembaruan rasa terima kasih kepada Bunda Maria atas perlindunganNya selama tahun-tahun jabatannya sebagai Sri Paus. Perlindungan ini agaknya juga berhubungan dengan apa yang disebut sebagai 'bagian ketiga' dari rahasia Fatima.

Bagian teks tersebut mengandung nubuat penglihatan yang serupa seperti yang ditemukan dalam Kitab Suci, yang mana isinya tidak menceritakan dengan jelas detail-detail kejadian di masa depan, melainkan lebih merupakan sintesis dan rangkuman dari suatu kesatuan rangkaian kejadian di latar-belakang dalam suatu kurun waktu dalam suatu urut-urutan dan durasi yang tidak ditentukan. Oleh sebab itu, teks tersebut harus diinterpretasikan dalam suatu kunci simbolis. Penglihatan Fatima diatas segalanya terutama menyangkut perang yang dilancarkan oleh system ateisme terhadap Gereja dan umat Kristen, dan menjelaskan mengenai kesengsaraan yang sangat dahsyat yang dialami oleh para saksi-saksi iman pada abad terakhir dari milenium kedua. Itulah Jalan Salib yang tidak berkesudahan dibawah pimpinan para Paus di abad ke-20.

Menurut interpretasi para 'anak-anak gembala', yang mana baru-baru ini juga dikuatkan oleh Suster Lucia, yang dimaksud dengan 'uskup berpakaian putih' adalah Sri Paus. Sebagaimana dia membuka jalan dengan usaha yang keras menuju Salib di tengah-tengah mayat-mayat mereka yang menjadi martir (para uskup, para imam, dan kaum biarawan/biarawati dan juga banyak kaum awam), diapun juga jatuh ke bumi, agaknya meninggal, dibawah rentetan tembakan senjata api.

Setelah usaha pembunuhan pada tanggal 13 Mei 1981, tampak nyata bagi Yang Mulia Sri Paus bahwa 'satu tangan bunda yang membelokan jalur peluru', hingga memungkinkan 'sang Paus yang menjelang ajal' untuk berhenti 'pada garis kematian'. Pada kesempatan suatu kunjungan ke Roma oleh pejabat uskup Leiria-Fatima pada waktu itu, Sri Paus memutuskan untuk memberikan kepadanya peluru yang tertinggal di mobil jeep setelah usaha pembunuhan, supaya peluru itu bisa disimpan di tempat ziarah Fatima. Atas permintaan sang uskup, peluru itu lantas ditaruh pada mahkota patung Santa Maria de Fatima. Serangkaian peristiwa di tahun 1989 membawa, baik di Uni Sovyet dan di beberapa negara-negara Eropa Timur, kepada jatuhnya rejim-rejim Komunis yang mempropagandakan ateisme. Untuk ini juga Yang Mulia Sri Paus mempersembahkan rasa terima kasih kepada Santa Perawan Murni.

Akan tetapi, di bagian-bagian dunia lainnya, penindasan terhadap Gereja dan terhadap umat Kristen, bersama dengan derita sengsara yang mereka alami, secara tragis masih terus berlangsung. Bahkan meskipun peristiwa-peristiwa yang dimaksud oleh bagian ketiga dari Rahasia Fatima sekarang seperti bagian masa lalu, panggilan Bunda Maria untuk pertobatan dan penitensi, yang diwartakan pada awal abad ke-20, masih tetap sesuai dan penting sekarang ini. Bunda yang memberi pesan agaknya membaca tanda-tanda jaman, yaitu tanda-tanda jaman kita dengan pemahaman yang spesial. Undangan yang bertubi-tubi untuk penitensi oleh Maria yang Kudus tidak lain adalah manifestasi dari perhatian keibuanNya atas nasib keluarga umat manusia, yang sangat membutuhkan pertobatan dan pengampunan.

Agar supaya umat bisa menerima pesan Santa Maria de Fatima dengan lebih baik, Sri Paus telah memerintahkan kepada Kongregasi bagi Doktrin Iman untuk mempublikasikan bagian ketiga dari rahasia, setelah dipersiapkan dengan sebuah komentar yang sesuai. Marilah kita berterima kasih kepada Santa Maria de Fatima atas perlindungannya. Kepada perantaraan keibuannya, marilah kita mempercayakan Gereja di Milenium Ketiga. 'Sub tuum praesidium confugimus, Sancta Dei Genetrix!. Intercede pro Ecclesia Dei! Intercede pro Sancto Patre Iohanne Paolo = II! Amen'"

 

Roh Kudus Menggerakkan Pelayanan Sosial Umat   
oleh: F.X. Budijuwono Onggobawono, S.Phil

Allabare… Allabare… Allabare Tuhanku…

Itulah sepotong lagu karismatik yang pernah populer di kalangan anak-anak kecil sampai orang-orang jompo. Allabare artinya Allah Maha Besar! Apanya yang besar? Tentu kuasa-Nya yang telah mengutus Yesus Kristus Putra-Nya dan Roh Kudus turun ke dunia!

Salah satu peranan Roh Kudus yang seabrek-abrek itu adalah Roh Kasih. Roh Kasih yang baik dan benar kalau ada tindakan yang nyata dan tanpa pamrih atau syarat! Mengapa? Sebab sejak kita kecil, mulai dari anak balita, semua sudah diberi syarat dan pamrih oleh orangtua kita. Misal: "Kalau malam ini kamu tidak ngompol, mama kasih sarapan kesukaanmu!" Syarat atau pamrih itu lama kelamaan makin bertingkat baik secara kwalitas maupun kwantitasnya. Sehingga syarat atau pamrih dalam kehidupan sehari-hari terbawa dalam cara kita berfikir dan bertindak, baik di dalam kehidupan profan maupun dalam kehidupan sakral.

Marilah kita lihat salah satu sisi kehidupan sakral yang tertulis pada kitab suci sebagai berikut:

  1. Yesus Putera Allah datang di dunia menjadi manusia biasa dan tinggal bersama kita (Yoh 1:14)

  2. Seluruh ajaran dan karya-Nya digerakkan, dijiwai dan diarahkan oleh Roh Kudus yang adalah Roh Cinta Kasih Bapa dan Putera sendiri (Mat 1:8; 14:1; Luk 1:9-11; Luk 4:18-19). Roh yang sama telah dijanjikan dan dicurahkan kepada para murid-Nya sebagai kekuatan, penolong dan penghibur (Yoh 14:15-17; 16:13)

  3. Hakikat Allah adalah kasih (1 Yoh 4:8). Allah baik hati kepada semua orang (Mat 5:44-48). Kasih Allah itu telah dinyatakan dalam diri Yesus Kristus (1 Yoh 4:9). Putera Allah menjadi manusia biasa dan tinggal di antara kita (Yoh 1:1, 14).

Allah dalam diri Yesus, solider dengan kemalangan kita dan penderitaan umat-Nya. Maka dari itu melalui Roh Kasih Allah, orang yang pernah merasakan "ditangkap" oleh Roh Kasih itu akan nampak dalam kegiatan eksternal yaitu keberpihakan kepada kaum lemah, miskin dan jauh dari peri keadilan. Kegiatan eksternal ini bukan untuk menunjukkan siapa saya dan dari mana saya (baik dari golongan atau organisasi apa) melainkan bahwa kuasa Roh Kasih Allah yang berkarya padanya. Ingat Bunda Teresa dari Calcutta, adalah sosok wanita yang telah "ditangkap" oleh Roh Kasih Allah sedemikian rupa sehingga mampu melintasi segala-galanya. Baik suku bangsa, agama, golongan dan kebudayaan.

Yesus yang kaya menjadi miskin, supaya kita yang miskin menjadi kaya. Dia yang telah mengosongkan diri-Nya menjadi hamba, merendahkan diri dan taat sampai mati di kayu salib (2 Kor 8:1-9). Tiada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang menyerahkan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya (Yoh 15:13).

Maka setiap orang yang telah bergulat dan ditangkap oleh Roh Kasih-Nya berani "keluar" dari "comfort zone" dan "ego"-nya untuk bersedia dan rela tanpa pamrih menanggung derita, mengorbankan dirinya serta membagikan kekayaannya demi kebahagiaan dan keselamatan orang lain. Dengan demikian kedudukan, pangkat, status sosial atau pun latar belakang pendidikan umat kristiani tidak perlu menjadi hambatan dalam keterlibatan/ ambil bagian dalam pelayanan yang kongkrit kepada kaum lemah, miskin, bodoh dan diperlakukan tidak adil di masyarakat kita.

Seseorang yang masuk dalam Roh Kasih Allah adalah orang yang telah "dicurahi" Roh Kudus, sehingga dia berani menembus tantangan menjadi peluang untuk mengagungkan nama Tuhan, bukan sekadar menyanyikan lagu-lagu "hot" saja terlebih dalam aksi-aksi nyata baik di rumah, di lingkungan, di tempat kerja dan juga di masyarakat kita yang majemuk!

 

 

Sejarah Devosi Hati Kudus Yesus

Clauda Alacoquie dan Philiberte Lamyn menamakan anak kelimat dari tujuh anak mereka, Margareta pada hari kelahirannya, 22 Juli 1647. Margaret yang dilahirkan di Lauthecourt, Perancis, nyaris tidak mengenal ayahnya karena dia meninggal karena pneumonia ketika Margaret berusia delapan tahun. Tidak lama setelah ayahnya wafat, Margaret dikirim ke sekolah asuhan biara dimana di adalah murid yang unggul sampai ketika berusia sebelas tahun dia menderita demam rematik dan harus menghabiskan empat tahun selanjutnya berbaring di ranjang.

Sekembalinya ke rumah keluarganya, Margaret menemukan bahwa keluarganya berada dalam kondisi keuangan yang sulit sejak ayahnya meninggal. Para kerabat Claude sekarang menguasai rumahnya dan memperlakukan Philiberte dan anak-anaknya seperti pembantu rumah tangga. Situasi yang menyedihkan ini berlangsung terus hingga anak tertua Philiberte menginjak usia dewasa di mata hukum dan kontrol harta benda keluarga kembali jatuh ke tangan keluarga Philiberte.

Margaret punya kecintaan yang besar terhadap Yesus sepanjang masa kecilnya. Cintanya yang kuat kepada Yesus yang hadir di Sakramen Mahakudus, membawanya pada usia dua puluh dua tahun untuk memasuki komunitas biarawati yang didirikan oleh St.Franciscus de Sales, yang disebut Tarekat Kunjungan di Paray-le-Monial. Komunitas ini didirikan atas dasar prinsip kerendahan hati dan tidak mementingkan diri sendiri, yang mana pengalaman-pengalaman Margaret dibawah perlakuan kerabat-kerabatnya telah mempersiapkan dirinya dengan baik. Setelah mengucapkan profesinya, dia diberi nama Maria, yang ditambahkan kepada nama aslinya Margaret.

Pada tanggal 27 Desember 1673, hari Pesta St.Yohanes Penginjil, Margaret Maria mendapat suatu pengalaman unik ketika sedang berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus. Dia merasa seolah tidak lagi sebagai sosok mahluk yang terpisah. Ditengah pengalaman ini dia merasa seolah Yesus memintanya untuk mengambil posisi sebagai murid yang dikasihi pada saat perjamuan terakhir. Dia membayangkan meletakan kepalanya di dada Yesus sehingga dia dapat mendengar detak jantung-Nya dan mengetahui betapa besar cinta Yesus kepada umat manusia. Yesus bercerita kepada Margaret Maria kesedihanNya atas ketidak-pedulian orang-orang atas kasih-Nya.

Biarawati atasannya tidak menanggapi pengalaman doa Margaret Maria secara serius. Tetapi ketika Margaret bersikeras atas validitas pengalaman-2 tersebut, atasannya tersebut menunjuk sejumlah teolog untuk mendengarkan kisah pengalaman Margaret. Mereka berkesimpulan bahwa Margaret menderita delusi. Margaret menyimpan penderitaan ini di dalam hatinya hingga romo Claude de La Colombiere, seorang Yesuit, dipilih sebagai pembimbing spiritualnya. Barulah dia menemukan seseorang yang percaya bahwa pengalamannya betul-betul terjadi.

Margaret Maria terus mengalami penglihatan-penglihatan Yesus. Dia menunjukan jantung-hatinya, yang ditembusi oleh lembing sewaktu peristiwa penyaliban, kepada Margaret dan mengatakan bahwa hati-Nya itu melambangkan kasih-Nya. Hati-Nya itu menyala-nyala oleh kasih, dan Tuhan meminta Margaret Maria untuk memberitakan ini ke seluruh dunia.

Yesus mengatakan kepadanya bahwa Dia menginginkan suatu pesta gereja yang merayakan kasih-Nya pada hari Jumat setelah Pesta Agung Corpus Christi (Pesta Tubuh dan Darah Kristus). Dia juga memberitahukan permintaan-Nya untuk suatu devosi khusus para hari Jumat pertama setiap bulannya untuk menerima Komuni Kudus untuk membayar sikap tidak berterima kasih manusia. Margaret Maria merelay informasi ini kepada pembimbing spiritualnya, romo de La Colimbiere, yang paling bertanggung jawab atas penyebaran devosi ini. Margaret Maria wafat pada tanggal 17 Oktober 1690. Setelah penelitian yang sangat seksama atas hidupnya dan penglihatan-penglihatan yang dialaminya, Margaret Maria dibeatifikasi di tahun 1864 dan dikanonisasi pada tahun 1920.

Devosi jaman modern terhadap Hati Kudus Yesus menyebar luas dari Paray-le-Monial tahun 1907 oleh romo Mateo Crawley-Boevey, SSCC. Gerakan ini mendorong orang-orang untuk mentahtakan lukisan gambar Hati Kudus di rumah-rumah mereka, dan untuk mengkonsekrasikan diri mereka kepada kasih Yesus yang diberikan kepada kita semua, dan untuk menghadiri Misa dan menerima Komuni Suci selama sembilan Jumat Pertama berturut-turut seperti diinstruksikan Yesus kepada St.Margaret Maria Alacoque. Yesus menjanjikan bahwa siapa yang melakukannya akan diberkati dengan rahmat ketekunan terakhir dan tidak akan meninggal tanpa sempat menerima Sakramen terakhir Gereja (sakramen-sakramen terakhir, sebetulnya adalah sejumlah sakrament yang meliputi perayaan ibadah rekonsiliasi, Viaticum [Komuni Suci bagi "perjalanan"], dan ibadah pengurapan orang sakit.)

 

 

Suatu Tanda Dari Bunda Maria

 Canada, Oktober 1998
Banyak diantara anggota-anggota suku Indian Mic-Mac Nation di Kanada telah masuk menjadi Katolik dan jumlahnya terus bertambah. Peristiwa ini berkaitan erat dengan penampakan Bunda Maria di Medjugorje, tepatnya sejak kaum suku indian ini mengangkat Father Jozo, salah satu romo yang berdomisili di Medjugorje, untuk menjadi "Kepala Suku Spiritual" mereka. Sewaktu kisah ini ditulis, suatu tanda yang sangat menyentuh hati telah diberikan Bunda Maria kepada mereka. Dari sinilah kisahnya dimulai: Peter Barlow, seorang Kepala Suku Indian dari New Brunswick, baru saja kehilangan seorang puteranya. Dia lantas pergi berziarah ke Medjugorje bersama-sama dengan beberapa anggota suku indian lainnya dan menghadiri program retret bersama Father Jozo pada bulan Maret 1997. Tanda itu muncul pada hari pertama di rumah dimana kelompok ini menginap. Peter melihat tanda ini yang muncul di jendelanya. Keheranan, dia memanggil keluarga
Croatia yang menjadi tuan-rumahnya untuk turut mengamati jendela tersebut dengan seksama. Sang tuan rumah mengatakan bahwa tanda yang misterius ini berada diantara dua lapis kaca jendela. Tanda itu tampak mirip seperti lapisan salju/es yang biasa muncul di kaca mobil pada pagi hari di musim dingin. Polanya terdiri dari suatu lingkaran dan ditengah-tengahnya terdapat delapan garis-garis kecil yang mirip seperti pancaran sinar matahari. Baik garis-garis itu maupun lingkarannya tampak sempurna letaknya, tidak ada tangan manusia yang sanggup membuatnya. Selain itu, tak seorangpun bisa membuat ataupun merubahnya karena letaknya di antara dua lapisan kaca jendela. Salah satu kaca jendela harus dipecahkan untuk mencapai tanda tersebut.

Sementara keluarga tuan rumah sedang menerka-nerka tanda tersebut, Peter sekonyong-konyong menyadari arti semuanya. Terkesima dan tak mampu berbicara, Peter menangis tersedu-sedu. Hatinya luruh: Bunda Allah telah mendengar jeritan hatinya dan Dia telah datang untuk memberi penghiburan. Sesungguhnya, tanda yang seperti terbuat dari lapisan salju/es ini, sangat dikenal dengan baik oleh Peter, sang Kepala Suku Besar Indian. Tanda itu sangat khas bagi suku indian Mic-Mac Nation dan artinya adalah "Selamat Datang!" Tanda itu tetap berada di jendela selama masa Peter Barlow berziarah di sana dan baru menghilang dua hari setelah mereka pulang.

Pada musim panas 1997, Peter memberikan sebuah motor-boat untuk memancing kepada puteranya yang lain, Wilder, yang baru saja berulang-tahun ke 18. Akan tetapi suatu insiden tragis terjadi di musim panas tahun itu dan Wilder tergilas dibawah motor-boat di hadapan pandang mata ayahandanya. Dengan hati yang remuk redam, Peter memutuskan untuk kembali berkunjung ke Medjugorje pada musim gugur tahun 1998 untuk mendapatkan kembali kedamaian hatinya, dan untuk memohon berkat dari Bunda Maria, Sang Ratu Damai, bagi keluarganya dan arwah kedua puteranya. Dia datang bersama-sama kaum indian lainnya, karena semakin banyak dari mereka yang ingin berziarah ke Medjugorje. Dua hari sebelum kedatangan mereka disana, sang ibu yang menjadi tuan rumah, Anzelika, tersenyum karena Surga "telah memberikan kepastian kedatangan mereka," karena tanda yang sama kembali terbentuk di antara dua lapis kaca jendela meskipun suhu cukup hangat di bulan Oktober.

 

 

Tanda Salib
 

Mengapa istimewa?
Tanda salib merupakan suatu rangkaian doa yang walaupun singkat tetapi sangat padat dan dalam maknanya. Berikut ini penjelasan dari masing-masing bagian tanda salib.

DEMI NAMA BAPA (di dahi)
Hal ini menandakan bahwa Allah Bapa merencanakan, menciptakan dan menyelenggarakan segala sesuatunya. Otak adalah pusat segalanya. Otak tempat kita berpikir, tempat kita merencanakan. Bapa merencanakan PutraNya untuk datang ke dunia sebagai penyelamat yang menyelamatkan umat manusia. Dan Bapalah yang menyelenggarakan segala karya dan hidup Yesus.

DAN PUTRA
Di sini sering terjadi kesalahan karena banyak yang melakukan di dada (horizontal dengan Roh Kudus). Yang benar adalah di pusar, karena tali pusar adalah tali kehidupan, tali yang menyambung antara ibu dan anak di sinilah janin mendapat makan dan mendapat curahan kehidupan. Dan Yesus lahir sebagai manusia untuk menyelamatkan manusia dan karyaNya itu dimulai dari semenjak kita masih berupa janin. Kita semua tahu bahwa Yesus kemudian harus meninggalkan dunia untuk kembali kepada BapaNya.

DAN ROH KUDUS (horizontal di dada)
Bapa sangat mencintai kita dan terus berusaha menyelenggarakan hidup kita sebaik-baiknya, maka Bapa mengirimkan Roh KudusNya agar tetap mendampingi, melindungi, dan menjaga kita, sehingga kita akan senantiasa mengundang dan menghadirkan Allah Tri Tunggal kita dalam setiap kehidupan kita untuk senantiasa menjagai kita sampai kedatangan Allah Putra kembali.

Dengan tanda salib tubuh kita telah dimeterai dan disucikan oleh Allah. Dalam segala kegiatan kita : sewaktu kita tidur, kita belajar, kita bekerja, kita melakukan pelayanan, kita makan, kita susah, kita senang, kita tertawa, kita menangis. Jika kita senantiasa membuat tanda salib itu berarti kita mengundang Allah Tri Tunggal untuk menjagai, melindungi kita sehingga kita tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Bapa. Tanda salib juga merupakan tanda persatuan kita dengan umat Katolik yang lain, misalnya jika kita makan di sebuah rumah makan, kemudian melihat ada orang membuat tanda salib, kita pasti bilang, "Oh, orang itu orang Katolik dia saudara saya yang seiman."
Dan ketika pemain bulu tangkis kita membuat tanda salib, sewaktu dia menang, puji Tuhan!! Satu orang Katolik telah dimenangkan.

Oleh Pastor John Lefthew, MSC

Tuhan Yesus juga mengajarkan, & memberi kuasa ke para Rasul (ada bbrp referensi kitab suci), a.l. yg mungkin plg gampang teringat adalah: - baptislah para bangsa dalam nama Bapa & Putra & Roh Kudus? (bab terakhir Injil Matius 28) tapi yg terutama adalah, waktu Tuhan Yesus hadir di antara para murid, setelah kebangkitanNya, di dekat bab terakhir Injil Yohanes... Tuhan Yesus menghembuskan Roh Kudus, lalu bilang, "Peace be with you..." "As the Father sent me.. then I am sending you..." juga berkata, "whatever you bind on earth, will be bound in heaven..." & vice versa. artinya, dengan kuasa TriTunggal MahaKudus, Holy Trinity, itu ada kuasa & ikatan tertentu. yg terutama adalah berkat (grace) dari the Holy Trinity sendiri, Karena Yesus diutus oleh Allah Bapa, lalu Yesus menghembuskan Roh KudusNya, & diterimalah PEACE oleh para muridNya. peace is the first grace (??) .
Lalu ditambah dengan janji Tuhan Yesus sendiri, apa pun yg diikat di dunia, (dg berkat dari Trinity - Bapa, Putra, & Roh Kudus) di surga pun akan terikat, & sebaliknya. (berkat dari Trinity itu = tanda salib) karena dengan melakukan tanda salib, kita mengakui (kuasa) Allah yg adalah TriTunggal Maha Kudus.


Masih ada referensi (indirectly) tentang the Holy Trinity lainnya.
contohnya: Revelation, beginning chapters. berkat yg kita terima, otomatis, yah, berkat utk diri sendiri, lalu, tanda pertama diberikan utk nama Bapa (di Surga). letaknya di atas, sumber dari segala sumber, the head. alpha & omega, awal & akhir, tanda kedua: utk nama Putra. boleh di dada (it is the heart!!!, sangat dekat dengan hati kita!!) umumnya di dada karena di situ hati kita ada. di situlah, Tuhan Yesus diutus, & memilih utk tinggal dekat dengan kita, & ruangan yg dipilih, ruangan hati kita. heart = hati = jantung, juga berarti: sumber penggerak kehidupan yg terutama.


Do you know why we have the "heart" to help others now? It is our dear Lord whispering within our own hearts.


Tanda ketiga, untuk nama Roh Kudus... sebenarnya lokasinya di pundak, kiri dan kanan. (bukan dada kiri & kanan.) di situlah, kita bisa bekerja, bahu memikul beban, bahu pemikul "salib", bahu membawa "kegembiraan". (lihat waktu ada 'pahlawan' yg digotong di bahu, ramai2, lalu dilempar ke atas?) (di sini juga ada pengertian tambahan: kenapa sesuatu yg menggembirakan di"pikul" di bahu oleh ramai2 orang, walaupun sendirian juga bisa... karena, sewaktu kita merayakan "kemenangan"/kegembiraan tertentu, itu juga ditujukan buat banyak orang... sumber kegembiraan kita, our Lord Jesus Christ, juga untuk dibagi pada banyak orang. oleh sebab itu, para Rasul menyebarkan kabar gembira ke seluruh pelosok bangsa, kan? karena, di buku Keluaran/Exodus, Allah dah menetapkan & memberkati bangsa Israel sbg sumber keselamatan, supaya mereka menjadi "a nation of priests" (Exodus 19). Tugas "priests" kan juga untuk memberi berkat (keselamatan) ?? tapi yah itu... bangsa Israel juga kacau-beliau... makanya, jadi lah 1 per 1 nabi utusan Allah datang & dibunuh. sampe akhirnya... Sang Putra yg diutus... Itulah kenapa, kitab suci dimulai dr perjanjian lama.) kita perlu "bekerja", pundak kita merupakan pangkal tangan kita, dg tanda salib ketiga: Roh Kudus, di pundak kiri & kanan, kita mengakui bhw kita "bekerja" dengan bantuan Roh Kudus, yg sudah kita terima, atas kasih dari Allah Bapa & Putra. kita mengingatkan diri sendiri, bahwa pekerjaan kita, harus pula disertai dengan kasih, yg disemangati Roh Kudus.


Saat itu, para pengikut Kristus, Kristiani, Christians, dikejar abis-2an (persecuted), oleh bangsa/kerajaan Roma, (juga kadang orang Yahudi, walaupun persecution dari Jews lama2 berkurang, karena mereka sendiri berperang melawan the Roman Empire). Nah, kita semua tahu, tentang arena gladiator di Roma, tempatnya sekarang adalah saksi bisu para Kristiani, yg mati dimangsa binatang buas pada umumnya. Para umat Kristiani di jaman itu (sejak abad pertama), tetap berdoa, walaupun sudah dekat waktunya. mereka membuat tanda salib kecil, dekat dada mereka, itulah tanda yg mereka buat, mengakui (kuasa) Allah TriTunggal, & juga sebagai tanda penyerahan diri. selain itu, tanda salib di mana2 juga melekat pada umat Kristiani, karena selain dibunuh di arena gladiator, banyak pula yg ikut disalib.


If you ever travel to different parts of Europe, you may notice there are so many different kinds of cross (tanda salib). well, surprisingly, tanda salib yg dibuat para umat Kristiani sejak abad pertama, adalah: 3 kali tanda salib kecil, dimulai dari dahi, lalu di mulut, lalu di dada. dg membuat tanda salib demikian, mereka menandakan bila mereka ingat/remember (everything) about God, punya mission to spread to good news, & especially to be KIND with what we say thru mouths, & recognise God being in our heart, & if not perfectly, wish that God will stay with us (in the heart, where God keeps His new law - Jeremiah). anyway, tanda salib para Kristiani menjadi populer, sejak Kaisar Constantine berhasil naik tahta, & abolish persecution & terror on Christians, bahkan sebelum meninggal, dibaptis menjadi Christian. That happens in A.D.350-an. (A.D. 354?) short history: Constantine jadi kaisar, karena menang perang, 1:5 dengan tentara musuh, setelah dia melihat tanda salib di langit, lalu membuat tanda salib itu sebagai lambang-nya. semua perisai tentaranya diberi lambang salib besar2. (makanya kemudian, seperti tradisi, banyak kerajaan Eropa di abad2 selanjutnya, juga punya lambang salib di perisainya... baju perangnya... dll...) setelah menang perang, Constantine berterima kasih deh, dengan lambang salib-nya Christians. (tanpa Constantine, Christianity mungkin gak berkembang lbh besar & pesat lagi, karena selalu ada di bawah tanah - catacombes, di sekitar Roma masih ada sekarang) ((well, Tuhan kita sabar juga yah... anyway, yang hebatnya, malahan membuat bangsa Roma yg akhirnya menjadi penyebar Christianity) -Ref: Splendor of the Church - Scott Hahn ?? banyak fakta bila peradaban manusia jaman sekarang, berkembang dari filosofy & basic teology Christianity, sejak abad ke-5 & ke-6)) nah, ibunya kaisar Constantine, St.Helena, ( a queen!) juga adalah orang yg berusaha utk mencari salib asli yg dipakai utk menggantung Tuhan Yesus! St. Helena melakukan pilgrimage ke Jerusalem, butuh beberapa lama utk mencari, & menemukan. not one, but three! so, yg mana yg benar? itu ada ceritanya lagi... :) anyway, relic-nya sekarang masih ada, cuma aku lupa nama kotanya apa, & by the way, yg tertinggal cuma serpihan kecil, bukan berupa salib lagi, karena sebagian besar sudah lapuk

 

 

Tentang Ekaristi

Sebagian besar orang Katolik akrab dengan Misa. Selain menghadiri Misa hari Minggu dan Hari Raya, banyak orang Katolik juga menghadiri Misa pada hari-hari biasa. Mereka menghadiri upacara pernikahan, pembaptisan, penguatan yang semuanya ada dalam konteks Misa. Mengapa perayaan Misa begitu sentral? Untuk apa mereka merayakan Misa? Misa dikenal dengan nama lain seperti Ekaristi, Liturgi atau Liturgi Ekaristi. Ekaristi berasal dari bahasa Yunani Eucharistia yang artinya syukur. Kepercayaan kepada Allah yang melakukan pekerjaan besar bagi kita dan yang selalu setia menyertai kita dalam hidup sehari-hari, menjadi alasan pokok dan utama bagi orang Kristen untuk bersyukur kepada-Nya. Bersyukur kepada Allah tentu dapat dilakukan secara pribadi, namun iman Katolik bukan hanya iman perseorangan melainkan iman dalam satu kesatuan dalam Gereja. Itulah sebabnya mengapa Gereja sebagai satu kesatuan berkumpul untuk merayakan Ekaristi. Mereka berkumpul untuk bersyukur dan memuji Allah atas segala kebaikan-Nya.

Ekaristi Perdana dan Kini
Kita semua mengenal Perjamuan Terakhir yang diadakan Yesus bersama para murid-Nya pada malam sebelum Dia wafat. Saat itu para murid belajar sesuatu yang takkan pernah mereka lupakan. Pada permulaan perjamuan, Yesus mengambil roti, membagi-bagi roti itu dan memberikannya kepada mereka seraya berkata, “Inilah TubuhKu yang di-serahkan bagi kamu” (Luk 22:20). Pada waktu itu, mungkin para murid tidak mengerti apa yang Yesus maksudkan. Baru sesudah tubuh-Nya sungguh-sungguh dikorbankan di salib dan darah-Nya ditumpahkan untuk mereka, para murid mulai mengerti apa yang Yesus ungkapkan pada perjamuan terakhir.

Para murid melanjutkan praktik Yesus, makan bersama secara khusus dengan mereka yang ingin mengenal Yesus lebih mendalam. Sebelum membagi-bagi roti dan anggur, mereka mendengarkan kisah-kisah mengenai Yesus, dengan demikian mereka merasakan Dia berbicara dalam hati mereka. Selama perjamuan, mereka mengenang apa yang Yesus katakan dan lakukan sebelum Dia wafat. Ketika para pengikut mendengar lagi kata-kata Yesus atas roti dan anggur, mereka merasa bahwa Dia hadir lagi ditengah-tengah mereka. Ketika mereka mengambil roti dan membagi-bagi piala, lambang kurban Yesus, mereka sadar bahwa mereka harus membawa-Nya ke dalam kehidupan mereka dan membawa-Nya kepada orang lain.

Setelah Konsili Vatikan Kedua (1962-1965), para Uskup memutuskan bahwa liturgi harus diperbarui. Warna dasar pembaruan liturgi Vatikan terletak pada kata kunci participatio actuosa, yang mencita-citakan suatu liturgi yang dipahami umat secara sadar dan yang melibatkan umat secara aktif. Seluruh edisi baru dari Ekaristi diterbitkan dan diterjemahkan dalam bahasa-bahasa modern. Altar dipindahkan dari belakang dinding dan diputar, yang memungkinkan imam kembali menghadap umat sepanjang liturgi. Lebih dari itu, kita diundang untuk berpartisipasi aktif dalam berdoa dan bernyanyi.

Kerangka Ekaristi
Secara umum perayaan ekaristi dibagi menjadi 4 bagian, yaitu Pembukaan, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi dan Pengutusan. Ekaristi dibuka dengan sebuah ritus pembuka, yang bertujuan mempersatukan kita (umat) dan mempersiapkan umat agar menyadari kehadiran Allah, agar dapat mendengarkan sabda Allah dengan pantas dan bergairah dan dapat merayakan Ekaristi dengan pantas. Maksud ritus ini untuk membantu kita berpindah dari berpikir mengenai perhatian (kecemasan) harian menuju usaha untuk memusatkan diri pada maksud kita berkumpul.

Pada umumnya liturgi sabda terdiri dari:
1. Bacaan I
Diambil dari Perjanjian Lama. Setiap pembacaan Kitab Suci harus selalu diakhiri dengan kata-kata “Demikianlah Sabda Tuhan”. Kata-kata ini merupakan pernyataan resmi bahwa yang dibacakan tadi adalah sabda Allah sendiri sebab Allah hadir ketika Kitab Suci dibacakan. Dan umat menjawab “Syukur kepada Allah”.
2. Mazmur Tanggapan
Merupakan jawaban umat terhadap sabda Allah yang baru saja diwartakan dan didengarkan. Mazmur tanggapan termasuk unsur pokok dalam liturgi sabda. Ada petugas yang mendaraskan Mazmur dan umat berpartisipasi dengan mengucapkan refrain.
3. Bacaan II
Diambil dari Perjanjian Baru. Biasanya diambil dari surat sehingga bacaan II sering disebut epistola (=surat).
4. Bait Pengantar Injil (Alleluia)
Merupakan seruan kepada Kristus, maka umat berdiri. Alleluia dinyanyikan sepanjang tahun kecuali dalam masa Prapaskah.
5. Injil
bacaan Injil merupakan puncak seluruh liturgi sabda. Pembuatan tanda salib pada dahi, mulut dan dada merupakan kebiasaan kuno yang sudah dikenal Gereja selama lebih dari 1000 tahun. John Beleth, teolog abad XII melihat tanda salib sebelum Injil ini sebagai nasihat dan kesiapsediaan untuk bersaksi tentang sabda Allah dengan gagah berani, tanpa menyembunyikan wajah kita, untuk mengakui Injil dengan mulut dan memeliharanya dengan setia di dalam hati kita. Orang juga biasa menafsirkan pembuatan tanda salib pada ketiga tempat ini sebagai: “Sabda-Mu ya Tuhan, kami pikirkan dan renungkan, kami wartakan dan kami resapkan di dalam hati kami”. Pembuatan tanda salib oleh pembaca Kitab mengungkapkan bahwa dalam Injil ini Salib Kristus diwartakan.
6. Homili dan Credo (Syahadat)
Liturgi Ekaristi dibuka dengan persiapan altar dan penerimaan persembahan simbolik. Wakil umat membawa roti dan anggur (atau dengan uang persembahan) ke depan altar untuk diberkati dan disucikan. Dengan mempersembahkan persembahan ini, kita secara simbolis menpersembahkan diri kita sendiri, sebagai sebuah komunitas dan sebagai individu dan mengungkapkan keinginan kita untuk melayani satu sama lain.
Roh Kudus Turun
Doa Syukur Agung tidak mungkin tanpa pertolongan Roh Kudus. Oleh karena itu selalu ada suatu epiklese ialah doa permohonan supaya Roh Kudus turun. Dalam kebanyakan Doa Syukur Agung ada dua epiklese, satu supaya roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus (epiklese konsekrasi) dan kedua supaya mereka yang menerima tubuh dan darah Kristus, dipersatukan menjadi Tubuh Kristus yang mistik (epiklese komuni). Melalui ekaristi dengan pertolongan Roh Kudus, roti dan anggur diubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Oleh karenanya, setiap kita menerima hosti berarti kita menerima Kristus, selayaknyalah kita mempersiapkan diri sepantasnya dengan sikap yang hormat. Perhatikanlah, betapa seorang pastor yang mempersembahkan ekaristi, setelah umat menerima komuni, mengumpulkan semua remah-remah hosti yang berasal dari piala-piala, kemudian dibasuh dengan air, dan diminum. Demikian pula, anggur yang telah diubah menjadi darah Kristus, harus tak bersisa. Semua itu karena bukan karena roti dan anggur tetapi tubuh dan darah Kristus-lah yang hadir.

Konsili Vatikan II juga memberi pengertian lebih luas mengenai kehadiran Kristus. Hal itu dengan jelas dirumuskan: “Kristus hadir dalam kurban misa, baik dalam pribadi pelayan maupun terutama dalam rupa roti dan anggur. Ia hadir oleh kekuatan-Nya, Ia hadir dalam sabda-Nya. Akhirnya Ia hadir bila Gereja bermohon dan bermazmur. Oleh karena itu komuni juga mempunyai arti yang lebih luas daripada hanya menyambut tubuh dan darah Kristus. “Komuni berasal dari bahasa Latin, communio yang berarti “kesatuan”. Bukan hanya kesatuan dengan Kristus dalam rupa roti dan anggur, melainkan juga kesatuan dengan jemaat. Seperti didoakan sebelum komuni “Bapa sebagaimana roti yang kami bagi-bagi ini telah dikumpulkan dari banyak butir gandum yang tersebar di lereng gunung, sudilah Engkau menghimpun pula umat-Mu dari segala ujung bumi dan mempersatukan mereka dalam kerajaan-Mu “.

Ekaristi ditutup dengan berkat pengutusan, “Aku menyertai kamu senantiasa”. Syukur kepada Allah.

 

The Meaning of Cross Sign 4 Catholism

Oleh Rm. John Leftthew SJ.


Kerapkali kita sebagai orang Katolik dianggap kolot, menyembah berhala dan sebagainya yang tak jarang dari kata-kata atau anggapan yang demikian membuat orang-orang Katolik itu sendiri menjadi goyah imannya dan tak sedikit dari mereka yang berpindah agama.


Banggakah Anda menjadi orang Katolik? Kalau iya, mengapa Anda bangga menjadi orang Katolik? Apa sih istimewanya orang Katolik itu? Terlepas dari apa pun jawaban Anda, ada satu keistimewaan yang kita punyai sebagai orang Katolik. Yaitu TANDA SALIB. Mengapa istimewa? Tanda salib merupakan suatu rangkaian doa yang walaupun singkat tetapi sangat padat dan dalam maknanya.


Berikut ini penjelasan dari masing-masing bagian tanda salib.

"Demi Nama Bapa" (di dahi)


Hal ini menandakan bahwa Allah Bapa merencanakan, menciptakan, dan menyelenggarakan segala sesuatunya. Otak adalah pusat segalanya. Otak tempat kita berpikir, tempat kita merencanakan. Bapa merencanakan Putra-Nya untuk datang ke dunia sebagai penyelamat yang menyelamatkan umat manusia. Dan Bapalah yang menyelenggarakan segala karya dan hidup Yesus. Oleh karena itu kita melanjutkan dengan:


"Dan Putra"


Di sini sering terjadi kesalahan karena banyak yang melakukan di dada (horizontal dengan Roh Kudus). Yang benar adalah di pusar, karena tali pusar adalah tali kehidupan, tali yang menyambung antara ibu dan anak, di sinilah janin mendapat makan dan mendapat curahan kehidupan. Dan Yesus lahir sebagai manusia untuk menyelamatkan manusia dan karya-Nya itu dimulai dari sejak kita masih berupa janin. Kita semua tahu bahwa Yesus kemudian harus meninggalkan dunia untuk kembali kepada Bapa-Nya.


"Dan Roh Kudus" (horizontal di dada)


Bapa sangat mencintai kita dan terus berusaha menyelenggarakan hidup kita sebaik-baiknya, maka Bapa mengirim Roh Kudus-Nya agar tetap mendampingi, melindungi, dan menjaga kita, sehingga kita akan senantiasa mengundang dan menghadirkan Allah Tri Tunggal kita dalam setiap kehidupan, untuk senantiasa menjagai kita sampai kedatangan Allah Putra kembali.


Dengan tanda salib tubuh kita telah dimeterai dan disucikan oleh Allah. Dalam segala kegiatan kita: sewaktu kita tidur, kita belajar, kita bekerja, kita melakukan pelayanan, kita makan, kita susah, kita senang, kita tertawa, kita menangis. Jika kita membuat tanda salib itu berarti kita mengundang Allah Tri Tunggal untuk menjaga, melindungi kita sehingga kita tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Bapa.


Tanda salib juga merupakan tanda persatuan kita dengan sesama umat Katolik, misalnya jika kita makan di rumah makan, kemudian melihat ada orang membuat tanda salib, kita pasti bilang : Oh, orang itu orang Katolik, dia saudara saya yang seiman.


Mane nobiscum Domine.

 

ASURANSI TERBAIK DI DUNIA


TRAKTAT: ASURANSI

Anda bingung menentukan asuransi mana yang ingin dibeli? Kami ingin menawarkan sebuah perusahaan asuransi yang pasti tidak
mengecewakan.

Berikut fiturnya:

PERUSAHAAN ASURANSI INI MENJAMIN:

Kehidupan
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3: 16)

Kesehatan
Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu (Mazmur 103: 3)

Pakaian
Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya! (Lukas 12: 28)

Kebutuhan Sehari-hari
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (Filipi 4: 19)

Kenyamanan
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. (Yohanes 14: 1)

Persahabatan
Dan ketahuilah "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28: 20)

Kedamaian
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (Yohanes 14: 27)

Rumah yang abadi
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (Yohanes 14: 2)

ALASAN-ALASAN UNTUK IKUT ASURANSI INI:
1. Adalah perusahaan asuransi paling tua di dunia.
2. Satu-satunya perusahaan asuransi yang mengasuransikan berbagai
kehilangan dalam api zaman akhir.
3. Satu-satunya perusahaan asuransi yang mencakup area yang kekekalan.
4. Kebijakannya tidak pernah berubah.
5. Manajemennya tidak pernah berganti.
6. Aset perusahaan terlalu banyak untuk dihitung.
7. Satu-satunya perusahaan asuransi yang membayarkan premi anda.


PREMI
Roma 5: 8
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Efesus 2: 8
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah 1Korintus 6: 20
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

PROSEDUR APLIKASI
Kisah Para Rasul 5: 8
Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

Kisah Para Rasul 16: 31
"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat! .."
Semua premi untuk aplikasi ini telah dibayar oleh YESUS.


 

Apa pengaruh Perayaan Ekaristi dalam kehidupanmu?
Apa pengaruh Perayaan Ekaristi dalam kehidupanmu?

1. Ekaristi adalah yang utama dalam kehidupan saya. Melalui Ekaristi saya bersatu dengan Kristus yang adalah Sumber kebahagiaan; Sumber inspirasi; Sumber semangatku; Sumber motivasiku. Dengan sering mengikuti perayaan Ekaristi, saya lebih gampang berbuat baik daripada berbuat jahat, karena selalu dibimbing oleh Kristus yang bersatu dengan diriku dan bersahabat denganku. Ia senantiasa menuntunku dalam segala apa yang aku lakukan, baik dalam melakukan tugas membimbing dan mendidik anak-anak; sebagai suami; pekerjaan di kantor; juga dalam menjalankan pelayanan sebagai Prodiakon.

2. Dengan mengikuti Ekaristi dan menyambut komuni sesering mungkin, terasa lebih lengkap kehadiran Tuhan dalam hidup kami. Dengan berdoa saja di rumah Tuhan hadir, tetapi jauh lebih sempurna kehadiran-Nya dalam hidup kami melalui Ekaristi. Karena saat itu, persatuan Tubuh dan Darah Kristus dengan diri kita sangat nyata. Saat Ekaristi, terasa betul seperti bertemu muka dan muka dengan Yesus. Hukumnya, adalah wajib bagi keluarga kami untuk senantiasa mengikuti Ekaristi. Karena itulah kebutuhan utama kami. Terasa ada yang hilang kalau lama tidak terima komuni. Iiihhh….romantisnya.

3. Ekaristi adalah santapan jiwaku setiap hari. Tanpa Ekaristi, hidup terasa kering. Sehari saja nggak ikut dalam perayaan Ekaristi, terasa ada yang kurang. Hidup terasa hampa hari itu, kalau tidak dimulai dengan Ekaristi. Wahhh! Yang ini lebih romantis lagi….maklum! Mempelai Kristus. Hehe…

 

Berbuat Karena Mengerti

Mengapa seseorang senang melakukan suatu perbuatan yang bagi orang lain menyebalkan? Tentu banyak alasan yang menjadi dasarnya. Salah satu alasan yang mungkin adalah adanya pengeritan mendalam terhadap makna perbuatan yang dilakukannya. Misalnya perbuatan menolong orang lain, apalagi orang yang miskin. Tidak semua orang akan melakukannya, apalagi menyukainya. Banyak perbuatan menolong orang miskin hanya dilakukan karena takut penilaian negatif teman segereja. Atau ajakan yang tidak bisa tidak, harus dituruti karena perasaan 'tidak enak'. Semoga kita tidak termasuk orang yang 'terpaksa' berbuat baik karena beberapa alasan tersebut. Mengapa? Karena kita dapat menemukan makna yang 'benar' dalam diri kita. Banyak sekali alasan dan pengertian yang dapat memberikan 'makna' pada setiap orang.

Jika kita membaca 2 Korintus Bab 8 secara keseluruhan, hati kita akan lebih terbuka. Katakanlah selama ini hati kita telah terbuka, namun dengan membaca kutipan itu, kemurahan yang diberikan Tuhan akan rela kita bagikan. Mengapa ada ayah yang mau berkorban 'mati-mati-an' untuk seorang putrinya dan ada pula ayah yang sekedar berusaha semampunya tanpa 'target'? Mereka keduanya ayah yang baik, tetapi tentu memiliki 'pengertian' yang berbeda atas apa yang harus dilakukan untuk anaknya. Mungkin 2 Korintus Bab 8 dapat membantu menumbuhkan 'pengertian' mengapa kita perlu membantu orang miskin.

Karunia Allah memang besar untuk kita, walaupun kita sering tidak menyadari apalagi merasakannya. Oleh karena itu, mari kita tindak lanjuti 'pekerjaan' yang telah dilakukan oleh Seksi Sosial Paroki. Karena kita telah mengenal kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kita menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kita menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya (2 Kor 8: 9).

 

BERPERANG MELAWAN KEJAHATAN

Dalam buku Compassion a reflection on the Christian Life dikisahkan seorang dokter bernama Joel Filartiga. Dia bekerja di antara orang-orang yang paling miskin di salah satu pelosok di Paraguay. Sebagai dokter ia tidak hanya mengobati orang-orang yang datang, tetapi juga ikut merasakan penderitaan jiwa mereka yang mendalam dan menyuarakan kritik yang tajam terhadap kenyataan yang tidak adil dan menindas. Karena keberpihakannya itu hidup keluarga ini tidak lepas dari ancaman. Tanggal 30 Maret 1976, Joelito, anak laki-lakinya yang berusia tujuh belas tahun, diculik dan kemudian ditemukan sudah mati. Rupanya Joelito disiksa sampai mati.

Akan tetapi, ternyata pengalaman kesedihan dan dukacita keluarga ini tidak membuat mereka surut. Dalam keadaan seperti itupun mereka tetap melancarkan kritik tajam dengan cara mereka sendiri. Mereka tidak mendandani tubuh Joelito yang rusak karena distrum listrik, dibakar dan dihancurkan agar tampak damai dan anggun. Jenasah Joelito mereka biarkan telanjang berlumuran dara, terbentang di atas tikar, tempat jenasah itu ditemukan. Dengan demikian orang-orang yang datang untuk menyampaikan belasungkawanya, dihadapkan pada prilaku biadab yang ingin melenyapkan belarasa (compassion) yang ditunjukkan oleh keluarga dokter itu bagi masyarakat yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir.

Sesudah kematian anaknya, dokter itu tidak berhenti melancarkan kritik terhadap kekerasan dan ketidakadilan. Ia melanjutkan dengan caranya sendiri sebagaimana ditulis dalam buku tersebut, “ditengah-tengah kesedihannya akan Joelito, Joel menemukan kekuatan dan penghiburan dalam lukisan-lukisan yang dibuatnya ... ia melukis pada malam-malam panjang saat kesedihan mendalam saat membuatnya tidak bisa tidur. Ia melukis setelah sidang yang panjang dan mencemaskan dengan para hakim dan penasehat-penasehat hukum untuk mencari keadilan.

Namun ia melukis dengan pengharapan-pengaharapan bagi dirinya sendiri, keluarganya, pasien-pasiennya dan bangsanya … ia melukis supaya belarasa yang telah dibayarnya dengan harga tinggi tidak dipadamkan, melainkan menjadi “api yang membakar hati banyak orang untuk berdoa dan bekerja bagi keadilan dan perdamaian”

Bagi kita kisah di atas membantu untuk menyadari bahwa “kuasa kejahatan” sungguh amat nyata dan amat kuat. Kuasa jahat itu tampil dengan berbagai macam wajah. Yang paling mencolok dari tampilan kisah di atas adalah “ketidakadilan dan kekerasan”.

Kita hidup di zaman yang penuh kekerasan dan perang, zaman yang terancam oleh kerusakan lingkungan yang dahsyat dan oleh penyakit AIDS yang mematikan. Kita menghadapi masalah-masalah ledakan penduduk, kelaparan dan kekeringan. Berhadapan dengan masalah-masalah yang pelik itu manusia di tengah dunianya ditantang untuk tetap bertahan dan berjuang. Tidak jarang yang terjadi justru sebaliknya, manusia terlibat dalam menciptakan masalah-masalah di atas. Tidak hanya menjadi bagian dari masalah, tetapi menambah masalah-masalah baru.

Dalam huru-hara zaman ini, meminjam istilahnya Karen Amstrong, Has God a future? Maybe God really is an idea of the past, yang ditulisnya dalam bab terakhir buku, The History of God. Amstrong menuliskan kalimat provokatif itu setelah ia menampilkan potret zaman ini yang kacau balau; seperti telah disebut di atas. Kalau ditanya, apakah Allah mampunyai masa depan? Jawabnya, tentu saja, masa depan kita semua dalam tangan Allah. Setidak-tidaknya ada manusia-manusia yang selalu tegap berdiri di pihak Allah untuk melawan segala kuasa kejahatan. Maka surat Paulus kepada Jemaat di Efesus memanggil setiap orang untuk berperang melawan kejahatan. Meskipun Kristus sudah menang atas pemerintah, penguasa, kekuasaan dan kerajaan (Ef. 1,21), dan meskipun kaum beriman dibebaskan dari perbudakan kepada penguasa dari kekuatan angkasa (Ef. 2,2), namun kekuatan kosmis ini tetap merupakan pengaruh yang mengancam. Untuk melawan kekuasaan-kekuasaan itu orang-orang Kristen supaya dikuatkan dalam Tuhan dan dalam kuasa dan kekuatan-Nya seperti mereka bersiap untuk berperang; kebenaran sebagai ikat pinggang, keadilan sebagai baju zirah, injil kedamaian sebagai kasut kaki, iman sebagai perisai, keselamatan sebagai ketopong dan Roh sebagai pedang. Itulah senjata-senjata untuk melawan kuasa-kuasa kejahatan seperti yang dianjurkan oleh Paulus kepada Jemaat di Efesus (Baca: Efesus 6: 10-20).

 

Bunda Allah 'Arsitek'-ku

Sebagai umat Katolik, sosok Maria sebagai ibu Yesus bukan lagi merupakan hal yang asing. Bahkan kita dapat merasakan sering kali devosi pada Maria melebihi penghormatan kepada Yesus atau Allah Bapa sekalipun.

Mengapa ini terjadi? Saya juga tidak tahu jawaban pastinya. Mungkin karena sosok seorang ibu lebih mudah untuk diajak berkomunikasi. Apalagi tercatat banyak kejadian bahwa Maria menampakkan diri dan sempat meninggalkan pesan kepada beberapa orang. Dalam pesannya Maria juga mengajarkan untaian doa yang sering kita doakan sampai saat ini. Novena tiga Salam Maria misalnya.

Kedekatan kita pada Bunda Allah ini ternyata juga membawa kedamaian dan keyakinan tersendiri dalam diri kita. Saya tidak berani bersaksi dengan suara lantang tentang kebesaran Maria dalam meneruskan doa-doa kita agar terkabulkan. Namun saya sangat merasakan kebesaran itu. Dulu saya tidak pernah membayangkan apalagi merencakan hidup saya akan menjadi seperti sekarang. Bukan dalam hal harta benda, namun dengan proses kehidupan dan lingkungan yang saya miliki saat ini. Mulai dari masa kecil, keluarga, anak-anak, teman-teman dan pekerjaan. Semuanya sangat membahagiakan. Beruntung saya tidak masuk lingkungan penjudi, atau pemabuk yang barangkali hidup dari memeras orang lain.

Kebetulankah semua itu? Saya pribadi yakin ini bukan suatu kebetulan. Namun berkat doa dan kehidupan yang dijalani sejak kecil. Hanya dengan ungkapan permohonan agar diberikan yang terbaik menurut Allah sudah membuat saya lega. Saya tidak pernah tahu apakah yang ‘terbaik’ itu sudah tercapai. Namun untaian doa melalui Bunda Maria sejak saya anggota Legio Maria di SMP menuntun saya menapak hidup dengan pengalaman yang sangat indah jika direnungkan kembali sampai saat ini. Semuanya tidak terpikir untuk direncanakan. Semoga Allah melalui perantaraan Bunda Maria senantiasa membimbing kita.

Agar dapat saling berbagi, Warta Mikael kali ini mencoba mengutip beberapa pengalaman warga kita terutama remaja lingkungan Mikael terhadap Bunda Allah. (Hendry Tiono)

 

BUTIR PADI PERTANDA KASIH


Dua bersaudara bekerja bersama-sama di ladang milik keluarga mereka.Yang seorang telah menikah dan memiliki sebuah keluarga  besar. Yang lainnya masih lajang. Ketika hari mulai senja, kedua bersaudara itu membagi sama rata hasil yang mereka peroleh.
Pada suatu hari, saudara yang masih lajang itu berpikir, "Tidak adil jika kami membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku  masih lajang dan kebutuhanku hanya sedikit." Karena itu, setiap malam ia mengambil sekarung padi dari lumbung miliknya dan  menaruhnya di lumbung milik saudaranya.
Sementara itu, saudara yang telah menikah itu berpikir dalam hatinya, "Tidak adil jika kami membagi rata semua hasil yang kami  peroleh. Aku punya istri dan anak-anak yang akan merawatku di masa tua nanti, sedangkan saudaraku tidak memiliki siapa pun dan  tidak seorang pun akan peduli padanya pada masa tuanya." Karena itu, setiap malam ia pun mengambil sekarung padi dari lumbung  miliknya dan menaruhnya di lumbung milik saudara satu-satunya itu.
Selama bertahun-tahun kedua bersaudara itu menyimpan rahasia itu masing-masing, sementara padi mereka sesungguhnya tidak  pernah berkurang, hingga suatu malam keduanya bertemu, dan barulah saat itu mereka tahu apa yang telah terjadi. Mereka pun  berpelukan.

Renungan:
Jangan biarkan persaudaraan rusak karena harta, justru pereratlah persaudaraan tanpa memusingkan harta.

 

Cinta yang Universal  

Perbedaan penting dalam agama itu bukan antara yang beribadah dan mereka yang tidak beribadah, tetapi antara mereka yang mencinta dan yang tidak. Ungkapan yang ditulis Anthony de Mello, SJ dalam bukunya Doa Sang Katak 1 ini mengingatkan kita agar tidak hanya berbuat dari hal yang terlihat secara fisik, tetapi hal yang terpancar dari dalam hati; hal yang meninggalkan kesan mendalam setelah orang lain merasakannya sekian waktu. Tindakan mencintai orang lain tidak membuat manusia segera mendapatkan pujian karena perbuatannya.

Matius 6: 1 berbunyi: “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu dihadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga”. Ayat ini juga mengajak manusia tidak berbuat hanya untuk memperoleh pujian, tidak berbuat hanya sebatas kata-kata dan tindakan semu yang dilakukan sesaat, yaitu saat ibadah di mana banyak orang memperhatikan. Yang penting, akankah di luar ibadat formal manusia tetap 'beribadah'?

Pada halaman lain, Anthony de Mello SJ menulis: “Kalau Anda menyapu halaman kuil, jangan behenti dengan membaca koran bekas. Jika Anda membersihkan hati Anda, jangan berhenti bermain kata-kata”.

Manusia pada dasarnya memiliki suara hati yang baik seperti Sang Penciptanya. Namun dalam perkembangannya suara hati itu belum tentu berkembang baik layaknya harapan Sang Pencipta. Manusia dan lingkunganlah yang menentukan perkembangan suara hati itu. Idealnya, suara hati akan ‘menagih’ janji karena kata-kata yang telah diucapkan siempu suara hati. Namun siempu (pemilik) suara hati sering tidak memenuhi tagihan suara hati itu.

Kita mungkin sering terjebak oleh apa yang telah kita ucapkan namun kemudian tidak sanggup kita jalankan. Beribu bahkan berjuta alasan muncul untuk membenarkan dan melindungi ketidaksanggupan itu.

Suara hati dan cinta agaknya dapat menjadi pendobrak ketidakmampuan dan ke-enggan-an manusia untuk berbuat. Berbuat untuk setiap manusia, untuk sesama manusia. Bukan memilih manusia ini atau manusia itu karena suatu perbedaan. (Hendry Tiono)

 

DASAR ALKITABIAH KETUJUH SAKRAMEN

Menurut Gerja Katolik, ketujuh sakramen diadakan paling sedikit dikehendaki oleh Yesus Kristus sendiri. hal itu disimpulkan dari prakteknya dalam gereja sejak dulu kala. Kemudian praktek itu direfleksikan dalam terang Perjanjian Baru dan akhirnya dinyatakan sebagai sakramen yang dikehendaki oleh Yesus. Ada pun dasar alkitabiah untuk ketujuh sakramen itu adalah sebagai berikut.
1. Sakramen Baptis.
Sesuai dengan Sabda Yesus, : “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Mt. 28:19-20 bdk, juga Yoh 1:33,3:22-23). Setia kepada perintah Yesus ini, pada hari Pentekosta Petrus berseru, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis” (Kis 2:38).

2. Sakramen Krisma.
Sesuai dengan Kis 8:14-15 yang berbicara tentang Petrus dan Yohanes yang berdoa, supaya orang-orang Samaria beroleh Roh. “Sebab Roh Kudus belum turun atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.” Dari ayat ini bisa disimpulkan bahwa sakramen baptis bisa dibedakan dari sakramen krisma, meskipun kedua sakramen itu sebenarnya merupakan satu kesatuan.

3. Sakramen Ekaristi.
Ini diambil dari kisah perjamuan terakhir Yesus dalam Mt. 26:26-29; Mrk 14:22-25; Lk. 22:15-20; 1Kor 11:23-25 dan pada Lk 22:19, Yesus berpesan “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku” (bdk 1 Kor 11:24,26).

4. Sakramen Tobat.
Sabda Yesus kepada para Rasul yang bersembunyi di suatu tempat, “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh 20:22-23; bdk, juga kuasa “mengikat dan melepas” yang diberikan Yesus kepada Petrus dan para Rasul. Mt 16: 19; 18:18)

5. Sakramen Orang Sakit.
Dalam Surat Yak. 5:14-15 yang berbunyi, “Kalau ada seorang diantara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil Para Penatua Jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengoleskannya dengan minyak dalam nama Tuhan” (bdk juga Mrk 6:13) tentang Para Rasul yang (atas perintah Yesus) mengoles orang sakit dengan minyak.

6. Sakramen Imamat.
Ayat-ayat yang menunjukkan bagaimana Yesus menjadikan para rasul “Petugas Gereja” dan peserta dalam karya dan kuasa imamat-Nya, khususnya perintah Yesus dalam Perjamuan Terakhir (Luk. 22:19) agar aPara Rasul mengadakan Perjamuan itu sebagai kenangan akan Dia; dari perintah itu disimpulkan kelahiran Sakramen Imamat.

7. Sakramen Perkawinan.
Dalam Ef. 5:22-23 tentang kasih suami istri sebagai tanda dan wujud nyata KasihKristus kepada umat-Nya dan kasih umat kepada Kristus. Menurut banyak Bapa Gereja, kedatangan Yesus ke perjamuan nikah di Kana (Yoh 2:1-11) merupakan awal Sakramen Nikah. Karena pada saat itulah Yesus menguduskan setiap pernikahan, melalui mujizat air diubah jadi anggur.
(Agus Laowo)

 

Ekaristi Dan Kebosanan

Seorang lelaki tua bernama Lim (60) telah bekerja di sebuah hotel berbintang lima lebih dari 10 tahun. Pekerjaannya terlihat sangat sederhana. Hanya memeriksa engsel pintu dari kamar ke kamar. Ia menyelesaikan pemeriksaan engsel 10 kamar sehari, sehingga membutuhkan waktu 30 hari untuk 300 kamar pada hotel tersebut. Jika ia mulai pada kamar nomor 101 tanggal 1 Januari, maka ia akan kembali memeriksa kamar 101 pada tanggal 1 Februari dengan libur satu hari (31 Januari). Begitulah pekerjaannya dari hari ke hari selama 10 tahun.

Pada suatu acara pelatihan dalam rangka peningkatan mutu hotel tersebut Lim mendapat pertanyaan dari salah seorang konsultan hotel, sebut saja Chang. “Mr. Lim, apakah Anda tidak merasa bosan dengan pekerjaan memeriksa engsel yang Anda lakukan selama ini?” tanya Chang. Lim dengan mantap menjawab, “Kalau Anda bertanya demikian, artinya Anda tidak mengerti pekerjaan saya. Penghuni hotel ini adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas keluarga, perusahaan, atau negara, atau beratus-ratus pekerja yang dipimpinnya. Mereka sebagian besar adalah ayah sekaligus manager. Pekerjaan saya adalah memastikan bahwa pintu-pintu hotel berfungsi dengan baik jika terjadi suatu bahaya, misalnya kebakaran, sehingga para penghuni dapat selamat. Ini tanggung jawab yang berat".

Mendengar jawaban tersebut semua hadirin terperanjat. Lim tidak pernah merasa bosan apalagi meremehkan pekerjaannya karena ia sadar betul apa yang ia kerjakan. Mungkin sama halnya dengan seorang pilot, seorang sopir, bahkan seorang pastor yang boleh dikatakan sering melakukan pekerjaan yang sama.

Hidup memang banyak diwarnai dengan peristiwa rutin. Masalahnya, bagaimana peristiwa rutin ini dapat dijalani tanpa rasa bosan, namun penuh suka cita dan semangat. Dalam konteks Ekaristi, Ekaristi juga merupakan perayaan yang rutin kita jalani, apalagi bagi seorang pastor. Apakah tidak akan terasa membosankan?

Mungkin jawaban Lim dapat membantu mengatasi masalah kebosanan. Dengan mengerti makna Ekaristi yang kita jalani, barangkali akan membuat kita lebih menghayati dan lebih tersentuh. Mungkin dapat disamakan dengan ‘makan’. Kita semua tahu bahwa makan untuk hidup. Jika tidak makan kita akan lapar, sakit dan pasti mati. Rasanya tidak ada seorang pun yang bosan dengan makan.

Jangan Anda katakan bahwa jenis makanan bisa dibuat bervariasi. Memang itu benar. Tetapi bagaimana dengan pengemis yang setiap kali makan hanya nasi putih dan lauk sekadarnya. Itu pun jika ada lauk. Pengemis itu akan tetap mencari makan.

Betapa indahnya hidup jika Ekaristi dapat diyakini memberi kehidupan, bahkan lebih dari kehidupan yang telah kita alami. Hosti dalam Ekaristi dapat kita jadikan Roti Kehidupan yang menjadi Santapan Rohani. Masalahnya bagaimana caranya agar kita dapat menghayati?

 

G u s t i   A l l a h   O r a   S a r e

Malam telah larut saat saya meninggalkan kantor. Telah lewat pukul 11 malam. Pekerjaan yang menumpuk, membuat saya harus pulang selarut ini.

Ah, hari yang menjemukan saat itu. Terlebih, setelah beberapa saat berjalan, warna langit tampak memerah. Rintik hujan mulai turun. Lengkap sudah, badan yang lelah ditambah dengan "acara" kehujanan. Setengah berlari saya mencari tempat berlindung. Untunglah, penjual nasi goreng yang mangkal di pojok jalan, mempunyai tenda sederhana. Lumayan, pikir saya. Segera saya berteduh, menjumpai bapak penjual yang sendirian ditemani rokok dan lampu petromak yang masih menyala. Dia menyilahkan saya duduk. "Disini saja dik, daripada kehujanan...," begitu katanya saat saya meminta ijin berteduh. Benar saja, hujan mulai deras, dan kami makin terlihat dalam kesunyian yang pekat.
Karena merasa tak nyaman atas kebaikan bapak penjual dan tendanya, saya berkata, "tolong bikin mie goreng pak, di makan disini saja."

Sang Bapak tersenyum, dan mulai menyiapkan tungku apinya. Dia tampak sibuk. Bumbu dan penggorengan pun telah siap untuk di  racik. Tampaklah pertunjukkan sebuah pengalaman yang tak dapat diraih dalam waktu sebentar.

Tangannya cekatan sekali meraih botol kecap dan segenap bumbu. Segera saja, mie goreng yang mengepul telah terhidang. Keadaan yang semula canggung mulai hilang. Basa-basi saya bertanya, "Wah hujannya tambah deras nih, orang-orang makin jarang yang keluar ya Pak?"
Bapak itu menoleh kearah saya, dan berkata, "
Iya dik, jadi sepi nih dagangan saya.." katanya sambil menghisap rokok dalam-dalam.

"Kalau hujan begini, jadi sedikit yang beli ya Pak?" kata saya, "Wah, rezekinya jadi berkurang dong ya?" Duh. Pertanyaan yang bodoh. Tentu saja tak banyak yang membeli kalau hujan begini. Tentu, pertanyaan itu hanya akan membuat Bapak itu tambah sedih.

Namun, agaknya saya keliru...

"Gusti Allah, ora sare dik, (Allah itu tidak pernah istirahat), begitu katanya. "Rezeki saya ada dimana-mana. Saya malah senang kalau hujan begini. Istri sama anak saya di kampung pasti dapat air buat sawah. Yah, walaupun nggak lebar, tapi lumayan lah tanahnya."
Bapak itu melanjutkan, "Anak saya yang disini pasti bisa ngojek payung kalau besok masih hujan.....".

Degh. Dduh, hati saya tergetar. Bapak itu benar, "Gusti Allah ora sare". Allah Memang Maha Kuasa, yang tak pernah istirahat buat hamba-hamba-Nya. Saya rupanya telah keliru memaknai hidup.
Filsafat hidup yang saya punya, tampak tak ada artinya di depan perkataan  sederhana itu. Maknanya terlampau dalam, membuat saya banyak berpikir dan menyadari kekerdilan saya di hadapan Tuhan.

Saya selalu berpikiran, bahwa hujan adalah bencana, adalah petaka bagi banyak hal. Saya selalu berpendapat, bahwa rezeki itu selalu berupa materi, dan hal nyata yang bisa digenggam dan dirasakan. Dan saya juga berpendapat, bahwa saat ada ujian yang menimpa, maka itu artinya saya cuma harus bersabar. Namun saya keliru. Hujan, memang bisa menjadi bencana, namun rintiknya bisa menjadi anugerah bagi setiap petani. Derasnya juga adalah berkah bagi sawah-sawah yang perlu diairi. Derai hujan mungkin bisa menjadi petaka, namun derai itu pula yang menjadi harapan bagi sebagian orang yang mengojek payung, atau mendorong mobil yang mogok.

Hmm...saya makin bergegas untuk menyelesaikan mie goreng itu. Beribu pikiran tampak seperti lintasan-lintasan cahaya yang bergerak dibenak saya.
"Ya Allah, Engkau Memang Tak Pernah Beristirahat" Untunglah,hujan telah reda, dan sayapun telah selesai makan.

Dalam perjalanan pulang, hanya kata itu yang teringat, Gusti Allah Ora Sare..... Gusti Allah Ora Sare.....

Begitulah, saya sering takjub pada hal-hal kecil yang ada di depan saya. Allah memang selalu punya banyak rahasia, dan mengingatkan kita dengan cara yang tak terduga. Selalu saja, Dia memberikan Cinta kepada saya lewat hal-hal yang sederhana. Dan hal-hal itu, kerap membuat saya menjadi semakin banyak belajar.

Dulu, saya berharap, bisa melewati tahun ini dengan hal-hal besar, dengan sesuatu yang istimewa. Saya sering berharap, saat saya bertambah usia, harus ada hal besar yang saya lampaui. Seperti  tahun sebelumnya, saya ingin ada hal yang menakjubkan saya lakukan.

Namun, rupanya tahun ini Allah punya rencana lain buat saya. Dalam setiap doa saya, sering terucap agar saya selalu dapat belajar dan memaknai hikmah kehidupan. Dan kali ini Allah pun tetap memberikan saya yang terbaik. Saya tetap belajar, dan terus belajar, walaupun bukan dengan hal-hal besar dan istimewa.

Aku berdoa agar diberikan kekuatan...Namun, Allah memberikanku cobaan agar aku kuat menghadapinya.

Aku berdoa agar diberikan kebijaksanaan...Namun, Allah memberikanku masalah agar aku mampu memecahkannya.

Aku berdoa agar diberikan kecerdasan...Namun, Allah memberikanku otak dan pikiran agar aku dapat belajar dari-Nya.

Aku berdoa agar diberikan keberanian...Namun, Allah memberikanku persoalan agar aku mampu menghadapinya.

Aku berdoa agar diberikan cinta dan kasih sayang..... Namun, Allah memberikanku orang-orang yang luka hatinya agar aku dapat berbagi dengannya.

Aku berdoa agar diberikan kebahagiaan...Namun, Allah memberikanku pintu kesempatan agar aku dapat memanfaatkannya.


Sahabat, terima kasih telah membaca. Silahkan memforward email ini ke sahabat2mu, yang engkau cintai dan teman-teman lain. Bagi dan berikanlah yang terbaik untuk mereka.

 

HIDUP bukanlah sebuah VCD PLAYER



Cerita ini adalah "kisah nyata" yang pernah terjadi di Amerika.


Seorang pria membawa pulang truk baru kebanggaannya, kemudian ia meninggalkan truk tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lain.
Anak lelakinya yang berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada truk baru, ia memukul-mukulkan palu ke truk baru tersebut. Akibatnya truk baru tersebut penyok dan catnya tergores.
Pria tersebut berlari menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul tangan anaknya dengan palu sebagai hukuman. Setelah sang ayah tenang kembali, dia segera membawa anaknya ke rumah sakit. Walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari-jari anak yang hancur tersebut, tetapi ia tetap gagal. Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut.
Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya telah tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata, "Papa, aku minta maaf tentang trukmu." Kemudian, ia bertanya, "tetapi kapan jari- jariku akan tumbuh kembali?"
Ayahnya pulang ke rumah dan melakukan bunuh diri.

Renungkan cerita di atas! Berpikirlah dahulu sebelum kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai. Truk dapat diperbaiki.
Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak dapat diperbaiki.
Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara orang dan perbuatannya, kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas dendam.
Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita ambil dalam
kemarahan akan menghantui kita selamanya.
Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan.
Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya.
Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu untukmencintainya, waktu tidak dapat kembali....
hidup bukanlah sebuah VCD PLAYER, yang dapat di backward dan Forward.........  HIDUP hanya ada tombol PLAY dan STOP saja....
jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat membayangi kehidupan kita kelak.........
yang menjadi sebuah inti hidup adalah "HATI"
hati yang dihiasi belas kasih dan cinta kasih.....

CINTA KASIH merupakan nafas kehidupan kita yang sesungguhnya.........

 

Informasi Membuat Bijak

Komunikasi merupakan salah satu pemicu semangat hidup. Bayangkan jika kita hidup tanpa komunikasi; hidup di hutan seorang diri tanpa respon dari orang lain. Saya yakin kita tidak akan merasa punya tantangan. Mungkin hanya perut kita saja yang menantang untuk diisi saat lapar sehinga kita mau beraktivitas; mencari makan.

Komunikasi membuat kita memiliki arti dalam kehidupan, baik bagi diri kita maupun bagi orang lain. Memungkinkan kita memiliki cinta bahkan dendam atau benci. Tergantung kita mencernanya. Begitu kuatnya dorongan untuk saling berinteraksi sehingga manusia selalu mencari teman.

Di sisi lain bentuk komunikasi memungkinkan kita mendapatkan dan memberikan pengetahuan, walaupun berbenruk komunikasi satu arah. Dan makna komunikasi pun berkembang tidak sekadar interelasi antar manusia yang saling kenal.

Dengan perkembangan zaman yang cepat kita dimungkinkan menggunakan sarana yang semakin canggih. Informasi dari jarak yang sangat jauh pun dapat kita peroleh hanya dalam beberapa detik. Interaksi antar negara hanya perlu dalam hitungan jauh kurang dari satu detik. Perkembangan dunia komputer sangat membantu kita.

Bagi orang yang terbiasa menggunakan internet untuk berinteraksi atau mencari pengetahuan, maka akan sangat ‘menderita’ jika ia tidak berhadapan dengan komputer selama beberapa hari. Mengapa? Mungkin karena begitu banyak dan mudahnya mencari apa yang ingin dia ketahui dari dunia maya dengan sarana komputernya.

Menyadari pentingnya komunikasi global tersebut, maka warga Lingkungan St. Mikael boleh berbangga dengan adanya website lingkungan. Bukan bermaksud sombong atau pamer, namun website itu dibuat untuk ‘saling membangun’, karena semakin banyak interaksi dan informasi, maka kita berharap akan semakin bijak. Semoga. (Hendry Tiono)

 

Injil Yohanes 2: 1-11
Tema: Perkawinan Yang Kudus.

Ayat 1:

Kana adalah sebuah kota yang kecil di pegunungan Galilea dan ditempat inilah terjadi peristiwa pesta perkawinan di sebuah rumah dan keluarga sederhana. Dan menurut adat istiadat Yahudi, perkawinan dilangsungkan pada hari Rabu (hari ketiga) dan berlangsung selama 1 minggu lamanya. Pada waktu inilah Maria ibu Yesus, Yesus dan murid-muridNya hadir dalam pesta perkawinan tersebut. Dan dapat dibayangkan apa yang terjadi dalam suatu perkawinan keluarga sederhana dan waktunya cukup lama.

Ayat 2:

Untuk apa Yesus datang dalam pesta perkawinan tersebut?

1.      Yesus tidak mengasingkan diriNya dari kehidupan duniawi.

2.      Yesus datang untuk mengunjungi orang-orang artinya bukan manusia mencari Allah, melainkan Allah mencari manusia dan hidup di tengah-tengah manusia dalam diri Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita.

3.      Yesus datang untuk menyatakan bahwa dalam rumah tangga (rumah sendiri, diri sendiri) adalah tempat yang paling indah di dunia ini yaitu kedamaian, suka cita, kasih, melayani dan sebagainya, dan sebaliknya tidak menginginkan rumah tangga (rumah sendiri, diri sendiri) sebagai tempat untuk melakukan sesuatu yang tidak baik, kejahatan dsb.

Ayat 3 s/d 5:

Ibu Maria datang kepada Yesus untuk mohon bantuan. Kenapa Ibu Maria mau repot-repot mohon bantuan?

1.      Bagi orang Yahudi kehidupan membaca / mengetahui Sabda Allah adalah bagian kehidupan mereka termasuk juga ibu Maria. Disinilah kepekaan, kepedulian dan keperhatinan Maria melihat situasi yang ada yaitu kekurangan anggur. Mazmur 51: 19 : "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur." Dan Maria yakin, bila dalam kesulitan datang saja kepada Yesus dan Yesus akan memberi kelegahan kepada kita (Matius 11: 28), dan Dia tidak pernah mengecewakan kita. Inilah kepercayaan Maria kepada Yesus secara penuh.

2.      Bila dilihat sepintas lalu, permohonan Maria ditolak. Tetapi Maria tetap yakin akan permohonannya itu dikabulkan, biarpun Maria sendiri tidak mengerti. Kita sebagai umat Katolik sangat bersyukur kepada Maria karena keyakinan begitu besar kepada Yesus, sehingga permohonan Maria kepada Yesus juga merupakan permohonan anak-anakNya kepada Maria untuk diteruskan kepada PutraNya Yesus Kristus dalam Doa Rosario, Doa Novena 3 salam Maria dan Doa Maria lainnya, dimana dalam kehidupan kita sering tidak mengerti apa yang terjadi tetapi Tuhan Yesus akan memberi yang terbaik dalam hidup kita.

Ayat 6 s/d 8:

Kenapa ada 6 tempayan air saja yang disediakan untuk pembasuhan? Bagi orang Yahudi angka 7 adalah angka kepenuhan / kesempurnaan karena berhubungan dengan penciptaan (Kejadian 1), sedangkan angka 6 adalah angka ketidaksempurnaan. Jadi 6 tempayan air untuk pembasuhan menunjukkan ketidaksempurnaan hukum Yahudi yaitu tata cara, adat, budaya, kepercayaan dsb. Yesus datang untuk menghapuskan ketidaksempurnaan hukum itu dan menggantikannya dengan anggur baru yaitu anugrahNya maksudnya anugrah yang ada pada Yesus itu benar-benar sungguh mulia dan tak akan habis dan tak terbatas sehingga hanya di dalam Yesus Kristus ketidaksempurnaan menjadi sempurna. Dalam mukjizat air menjadi anggur bukanlah sasaran utama Yesus, tetapi pesan imannya adalah:

·         Suatu peristiwa besar dimana Yesus datang dalam hidup seseorang, di situlah kualitas hidup baru seperti air berubah menjadi anggur.

·         Dia datang untuk membawa satu jenis kebahagian baru dengan memberi kelimpahan, sukacita (kegembiraan), keselamatan dan sekaligus tugas pelayanan kepada kita semua dalam suatu perkawinan.

·         Mukjizat yang dilakukan Yesus itu dilakukanNya secara diam-diam. Ini menunjukkan suatu sikap hidup yang rendah hati, tidak menyombongkan diri dan penuh kasih.

Ayat 9 s/d 10:

Suatu keanehan yang unik terjadi, dimana umumnya anggur yang baik disediakan lebih dahulu barulah kemudian anggur yang kurang baik, tetapi ini sebaliknya. Sungguh keanehan unik yang sungguh luar biasa terjadi. Inilah waktu yang tepat bagi Yesus untuk memperlihatkan kemuliaanNya. Karena Dia dan Dalam Dia pesta hidup manusia menjadi meriah dan tak berkesudahan yang diterima oleh manusia dalam hidupnya dengan cinta kasih yang tak terbatas.

Ayat 11:

Kenapa Yesus melakukan Mukjizat I dalam pesta perkawinan di kota kecil dan dalam keluarga sederhana?

1.      Dalam ayat 2 poin ke 3, jelas dikatakan bahwa Yesus sangat menghargai suatu perkawinan yang membawa kebahagiaan yang sejati.

2.      Dalam Kitab Kejadian dijelaskan bahwa Allah menginginkan perkawinan Adam dan Hawa menjadi perkawinan yang bahagia, tetapi kenyataannya perkawinan mereka itu akhirnya gagal.

Untuk itulah tindakan Yesus mengadakan Mukjizat I dalam pesta perkawinan, mau ditunjukkan bahwa perkawinan yang diinginkan Yesus, itu merupakan yang Sangat Berharga dan Kudus di mata Allah dan jangan dirusak oleh manusia itu sendiri.

Matius 19: 6b: “Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”. Dan kita sebagai umat Katolik boleh bersyukur karena sifat dari perkawinan Katolik:

1.      Perkawinan yang besar adalah berdasarkan cinta kasih dan monogam yaitu satu suami satu istri.

2.      Perkawinan tak dapat cerai. Apapun bentuk alasannya, tidak dibenarkan adanya perceraian kecuali karena meninggal.

Jadi begitu penting perkawinan dalam agama Katolik, sehingga perkawinan diangkat dalam bentuk Sakramen. (V.H. Salim)

 

JANJI BUNDA MARIA
KEPADA ORANG-ORANG
YANG BERDOA ROSARIO


 

1. Barang siapa dengan setia menghormatiku dengan berdoa Rosario, akan menerima rahmat yang istimewa.

2. Aku berjanji akan melindungi secara khusus dan memberikan rahmat yang berlimpah kepada mereka yang berdoa Rosario.

3. Rosario akan menjadi perisai yang ampuh untuk melawan kejahatan, menghancurkan sifat-sifat yang tidak baik, mengurangi dosa dan memberantas kesesatan iman.

4. Rosario akan memperkembangkan kebajikan dan karya-karya yang baik; akan memberikan pengampunan yang berlimpah dari Allah kepada jiwa-jiwa; akan menghapus kecintaan manusiaakan harta benda duniawi dan segala kehampaannya; dan akan mengembangkan hasrat untuk memiliki kehidupan dan hal-hal yang abadi dalam diri manusia. Oh, semoga jiwa-jiwa akan menyucikan dirinya sendiri dengan cara ini.

5. Jiwa yang bersandar padaku dalam doa Rosario tidak akan binasa.

6. Barang siapa berdoa Rosario dengan penuh kesungguhan dan kekhususan dengan merenungkan peristiwa-peristiwa yang suci, tidak akan ditimpa kemalangan.

7. Barang siapa yang hidup dengan penuh kesetiaan terhadap Rosario, tidak akan mati tanpa menerima  sakramen-sakramen Gereja Kudus.

8. Barang siapa yang setia dalam doa Rosario, akan mendapat rahmat Allah selama hidupnya dan lebih-lebih pada saat ajalnya; pada waktu ajal mereka akan ikut menikmati pahala para suci di Surga.

9. Aku akan membebaskan mereka yang penuh kesetiaan terhadap Rosario dari siksa api penyucian.

10. Mereka yang setia pada Rosario, akan mendapatkan kemuliaan yang luhur di Surga.

11. Kamu akan mendapatkan apa yang kamu minta dariku dengan berdoa Rosario.

12. Mereka yang menganjurkan doa Rosario, akan kubantu dalam kesulitan hidupnya.

13. Aku mendapat janji dari Puteraku bahwa para penganjur doa Rosario akan mendapat perhatian surgawi secara khusus selama hidupnya dan pada saat kematiaannya.

14. Semua yang berdoa Rosario adalah putera-puteraku dan saudara-saudara Puteraku yang tunggal Yesus Kristus.

15. Devosi terhadap Rosario adalah pertanda luhur bahwa yang bersangkutan akan menemukan kebahagiaan bersama Kristus.

 

KASIH KRISTUS LAKSANA API

Apakah engkau dikelilingi oleh hal-hal yang tak dapat engkau pahami? Bilamana kegelapan datang mencekam, Kaish-Nya adlah lakasna api. Engkau hanya perlu menetapkan pandanganmu kepada lampu yagn menyala dalam kegelapan itu, hingga fajar menyingsing dan sinar mentari bersinar dalam hatimu (2Petrus 1:9).
Engkau sungguh mengenal bahwa engkau bukanlah orang yang menciptakan sumber cahaya itu; cahaya itu berasal dari Kristus.
Dengan kedatangan Kasih Allah yang mempesona, Roh Kudus bersinar melalui setia hidup manusia seperti kilat pada malam hari. Dengan kehadiran yang gaib ini, Kristus yang bangkit menjagamu; IA mengambil alih segala sesuatu untuk dipikulnya, bahkan cobaan-cobaan yang demikian berat untuk dipikul.
Hanya kelak, di kemudian hari, engkau akan mengerti bahwa kelimpahan hidupnya tidak pernah berkurang. Dan engkauakan mengatakan,”Bukankah hatiku berkobag-kobar ketika IA berbicara kepadaKu?” (Luk 24:32).
Kendati pun engkau tidak mengenal Dia dengan baik, apakah engkau siap untuk tetap berada dalam kehadiran Kristus yang bangkit, selama keheningan yang panjang tatkala tidak sesuatu pun tampak terjadi?
Di sana, keputusan-keputusan yang paling penting dalam hidup mendapatkan bentuknya. Di sana, pikiran yagn terus menerus tentang ‘apa gunanya?’ mencair.
Apakah engkau akan membiarkan dirimu ditarik untuk menciptakan, dalam hidupmu, sebuah puisi cinta dengan Dia? Apakah engkau siap untuk menanti Dia, Kristus yang bangkit, juga ketika jiwa dan ragamu seperti tanah yang gersang dan kering kerontang?
Dia membangkitkan dalam dirimu sebuah intuisi, sebuah letupan energi baru. Kemudian, sekuntum bunga padang gurun akan mekar dalam dirimu, Yakni bunga kebahagiaan

(Yes 35:1-2). (Bruder Roger; sumber-sumber Taize)

 

KESELAMATAN SATU-SATUNYA HANYA ADA PADA YESUS KRISTUS

Yesus hanya merupakan salah satu jalan kesurga ? Apakah benar?
Ada pepatah yang mengatakan : “ Ada banyak jalan menuju ke Roma “. Pepatah ini mungkin benar untuk banyak hal. Dan saya percaya bahwa pepatah ini berlaku untuk neraka. Memang , ada banyak jalan menuju ke neraka ( Yakinkan saudara bahwa saudara tidak sedang berada pada jalan ke neraka ini ? ). Tetapi betul-betul menyedihkan kalau ada orang yang mengaku sebagi orang Kristiani, apa lagi sebagai hamba Tuhan yang menerapkan pepatah ini untuk surga.

Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga.
Dasar kitab Suci di bawah ini secara jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan kesurga.

1) Ayat-ayat kitab Suci dibawah ini secara jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan kesurga.
· Yoh 14 : 6 – “ Kata Yesus kepadanya : “ Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Ayat ini hanya mempunyai 3 kemungkinan :
- Kitab Sucinya salah / ngawur. Yesus tidakk pernah mengatakan pernyataan ini, tetapi kitab Suci mencatat seolah-olah Yesus mengatakan pernyataan ini.

- Kitab Sucinya betul, Yesus memang pernah mengucapkan pernyataan ini. Tetapi Yesusnya berdusta, karena Ia menyatakan diri sebagai satu-satunya jalan kepada Bapa padahal sebetulnya tidak demikian.
- Kitab Sucinya betul, dan Yesusnya tidak bberdusta, sehingga Ia memang adalah satu-satunya jalan kepada Bapa / ke surga.
Renungkan: yang mana dari ke 3 kemungkinan ini yang saudara terima? kalau saudara menerima yang pertama atau yang kedua, sebaiknya saudara pindah agama saja, karena apa gunanya menjadi Kristiani tetapi mempercayai bawha kitab Sucinya salah / ngawur, atau Tuhannya pendusta!
· Kis 4 : 12 – “ Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain didalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat di selamatkan.”
· 1 Yoh 5 : 11 – 12 “ Dan inilah kesaksian itu : Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada didalam Anaknya. Barang siapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barang siapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup“.
1 Tim 2 : 5 – “ Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus. “

Hanya orang sesat yang tidak menghargai otoritas Kitab Suci dan yang ingin memutar balikkan Kitab Suci yang bisa menafsirkan bahwa ayat-ayat ini tidak menjunjukkan Yesus sebagai satunya jalan kesurga.
Perhatikanlah bahwa Kis 4 : 12 itu menyatakan bahwa “ keselamatan itu ada di dalam Yesus “ dan 1 Yoh 5 : 11 – 12 menyatakan bahwa “ hidup yang kekal itu ada di dalam Yesus . Bayangkan Yesus sebagai kotak yang di dalamnya berisikan keselamatan / hidup kekal. Kalau seseorang menerima kotaknya ( Yesus ), maka ia menerima isinya ( keselamatan / hidup yang kekal ), dan sebaliknya kalau ia menolak kotaknya ( Yesus ), otomatis ia juga menolak isinya ( keselamatan/ hidup yang kekal )
Catatan:
Keselamatan adalah suatu situasi dimana setiap manusia akan mengalami damai sejahtera,sukacita didalam terang roh kudus . ( Gal 5 ; 22-23 )
Hidup kekal adalah suatu situasi dimana ciptaan Allah akan mendapatkan hidup selama-lamanya, terus menerus di dalam Tuhan Yesus ( Yoh 4 : 14 )
Perhatikan juga kata-kata” dibawah kolong langit ini “ dalam Kis 4 : 12 dan kata-kata “ barang siapa tidak memiliki Anak “ dalam 1 Yoh 5 : 12 itu . Ini menunjukkan bahwa tidak mungkin kata-kata ini ditujukan hanya untuk orang Kristiani saja. Ayat-ayat tersebut di atas ini berlaku untuk seluruh dunia !.
Juga perhatikan bahwa berbeda dengan Yoh 14 : 6 yang diucapkan oleh Yesus kepada murid-muridnya ( orang –orang yang percaya / Kristiani ), maka Kis 4 : 12 diucapkan oleh Petrus kepada orang Yahudi yang anti Kristen !. Jadi jelas bahwa ayat ini tidak mungkin dimaksudkan hanya bagi orang Kristiani saja !
Yoh 8 : 24 dan Wah 21 : 8 secara mutlak menunjukkan bahwa orang yang tidak percaya kepada Yesus akan mati dalam dosanya / masuk neraka.
Catatan:
Neraka adalah - keadaan pengucilan diri secara definitive dari persekutuan dengan Allah dan dengan para kudus ini ( Katekismus gereja katolik / neraka / 1033 hal 295 ).
- Suatu “ tempat “ dan keadaan di kehidupann yang berikut dimana jiwa-jiwa yang malang menderita untuk selamanya bersama-sama dengan para iblis.
Yoh 8 : 24b – “ Jikalau kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu”. Lihat juga pada Wahyu 21:8

Dalam kontex kitab suci, “ orang yang tidak percaya “ artinya adalah “ orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus !
Dalam perjanjian Lama, Allah berulang kali hanya memberikan 1 Jalan untuk bebas dari hukuman yang adalah Type / gambaran dari Kristus.
Contoh :
a)Bahtera Nuh ( Kej 6 – 8 )

Pada jaman Nuh itu, kalau orang tidak mau masuk ke dalam bahtera maka tidak ada jalan lain baginya melalui mana ia bisa selamat. Pada waktu banjir itu mulai meninggi, ia mungkin akan mencoba naik pohon, naik atap rumah, naik gunung yang tinggi, tetapi ia akan tetap mati karena air bah itu merendam seluruh dunia bahkan gunung yang tertinggi sekalipun ( Kej 7 : 19 – 20 ). Jadi jelas bahwa bahtera itu adalah satu-satunya jalan keselamatan.
b) Darah pada ambang pintu( Kel 12 : 3-7, 12-13, 21-23, 25-30, 1 Kor 5 : 7 )
Pada waktu Allah mau menghukum orang Mesir dengan membunuh semua anak sulung, Allah memberikan jalan melalui mana bangsa Israel bisa lolos dari hukuman itu. Caranya adalah menyapukan darah domba Paskah pada ambang pintu. Dan ini adalah satu satunya jalan melalui mana mereka bisa lolos dari hukuman Allah itu.
Selanjutnya, 1 Kor 5 : 7b berbunyi : “ Sebab anak domba paskah kita juga telah di sembelih, yaitu Kristus.” Jadi, jelaslah bahwa anak domba paskah yang darahnya merupakan satu-satunya jalan keselamatan pada saat itu Type / gambaran dari Kristus.
Sikap kita kepada Yesus merupakan sikap kita terhadap Allah / Bapa
Lukas 10 : 16 “ Barang siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barang siapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barang siapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku”.
Yoh 5 : 23 “ Supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barang siapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia“
Yoh 5 : 23 “ Barang siapa membenci Aku ia juga membenci juga BapaKu”
Karena itu, orang tidak bisa menyembah / mentaati / melayani Allah, tetapi pada saat yang sama menolak Yesus. Menolak Yesus berarti menolak Allah, dan tidak percaya kepada Yesus berarti tidak percaya kepada Allah. Melihat pada semua ini bisakah orang yang tidak percaya kepada Yesus masuk kesurga ?
Yesus adalah Allah sendiri, yang adalah Tuan rumah / pemilik Kerajaan surga. Bagaimana mungkin orang yang tidak percaya kepadaNya, apalagi yang menentangNya, bisa masuk ke surga, yang adalah milikNya ?
Semua manusia membutuhkan Penebus, karena semua manusia berdosa, dan tidak bisa ditebus dengan perbuatan baik / ketaatan.
Bahwa semua manusia berdosa dinyatakan oleh Rom 3 : 23 yang berbunyi: “ karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Dan bahwa dosa tidak bisa ditebus dengan perbuatan baik, dinyatakan oleh Gal 2 : 16, 21 yang berbunyi: “ Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sekiranya ada kebanaran oleh huhum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.”
Untuk itu marilah saudaraku yang terkasih kita hanya mempercayai Dia sebagai satu-satunya jalan menuju keselamatan kekal, saya dan saudara telah diselamatkan didalam nama Tuhan Yesus Kristus. Tetaplah teguh didalam Dia, jangan goyah oleh pemberitaan nabi-nabi palsu tetapi di dalam kebenaran Firman Tuhan. Seperti ada tertulis “ Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman dibumi ? “ Jawaban ada pada pribadi saudara masing-masing .Masa prapaskah ini sungguh masa yang tepat untuk kita menyadari arti pentingnya Yesus wafat di kayu salib, yang tidak lain hanya untuk penebusan dosa manusia.
Mari saudaraku kita renungkan pribadi lepas pribadi untuk kembali kepada perintah dan ketetapannya yang tertulis di dalam firman Tuhan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan untuk mendapat keselamatan. Tubuh dan darah Kristus yang kita kenang selalu didalam perayaan Ekaristi dimana kita sungguh-sungguh merasakan kehadiran Kristus dan penderitaanNya didalam kehidupan pribadi kita masing-masing. Saudara dan saya telah diselamatkan bukan karena usaha kita melainkan karena kasih karunia yang diberikan Tuhan Yesus. (C.Triharsono)

 

ARAH DASAR KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG 2006

Umat Allah Keuskupan Agung Semarang dengan bimbingan Roh Kudus berupaya menjadi persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus Kristus yang mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan (bdk. Lukas 4:18-19).

Selengkapnya  
PESAN MENUJU PERTOBATAN

St. Paulus berpesan "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah (Rom12:2).

Selengkapnya  
   
PESAN BERSAMA KWI & PGI TAHUN 2005

"Janganlah takut sebab Aku menyertai engkau" (Yes, 41:10a)

Kepada segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berapa, dengan hati yang penuh syukur dan suka cita, umat Kristiani Indonesia merayakan Natal,

Selengkapnya  
   
MASTERPLAN  RENOVASI GEREJA ST YAKOBUS
Dewan Paroki Gereja St. Yakobus Bantul bekerja sama dengan LPM Universitas Atma Jaya Yogyakarta merencanakan pengembangan & renovasi komplek Gereja & Pasturan.
Selengkapnya  
SETIA DALAM HAL KECIL(RENUNGAN HARIAN)

Waktu saya masih di SMP saya bersahabat dengan seorang pastor tua yang baik hati. Dia mengajak saya menjadi misdinar (Dia juga yang menjadi inspirasi dan akhirnya membantu sayauntuk masuk seminari).

Selengkapnya  
TIDUR (RENUNGAN)
Semua orang melakukannya, dan ini merupakan bagian dari hidup. Syarat utama untuk mrmperoleh tidur yang nyenyak adalah hati nurani yang bersih dan lega, membebaskan diri dari segala kepahitan, kebencian dan kekuatiran.
Selengkapnya  
   

RAPAT KERJA DEWAN PAROKI DI SROWOLAN

Srowolan, 3 Desember 2005

Awal bulan Desember ini Dewan Paroki St Yakobus Bantul memasuki babak baru dalam penyusunan RAPB, sesuai dengan perwujudan habitus baru.

Selengkapnya  
   
TINDAK LANJUT SAGKI 2005

Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia 2005 di Wisma Kinasih, Caringin, Bogor 16-20 Nopember telah terlaksana. Peserta SAGKI yang terdiri dari para Uskup, Imam, Biarawan-Biarawati, dan Kaum Awam...

Selengkapnya  
 

Home | Paroki | Informasi  | Galeri Foto | Renungan | Suara Umat

Copyright 2005 KOMSOS ST. YAKOBUS BANTUL  E-mail : styakobus@yahoo.com

T O P