|
:: Kisah Sahabat ::
|
Kisah
Umar RA Mendapatkan Hidayah
Bandung. Umar ra adalah seorang sahabat yang namana
telah menjadi suatu kebanggaan bagi kaum Muslimin hingga
hari ini. Nama itu membuat semangat iman menjadi meningkat
dan menggentarkan hati-hati orang kafir selama 1300 tahun
yang lalu hingga kini.
Dahulu sebelum Islam, ia sering mengganggu dan menyakiti
orang-orang yang masuk Islam dan ia pun sering menentang
Rasulullah SAW, bahkan ia pernah sengaja hendak hendak
membunuh Rasulullah SAW. Suatu ketika, orang-orang kafir
mengadakan musyawarah diantara mereka. Mereka memusyawarahkan
apakah ada orang yang siap untuk membunuh Muhammad (SAW).
Umar ra segera menyahut, "Sayalah yang akan membunuhnya!"
Orang-orangpun berkata, "Betul! Memang engkaulah yang
pantas melakukannya!" Umar ra langsung menghunus pedangnya
dan pergi meninggalkan tempatnya.
Ia berjalan dengan tujuan membunuh Rasulullah SAW. Di
tengah perjalanan, ia berjumpa dengan seorang sahabat
dari kabilah Zuhrah yang bernama Sa'ad bin Abi Waqqas
ra. Dalam riwayat lain ada yang menyebutkan sahabat lainnya.
Sa'ad ra bertanya kepada Umar ra, "Mau pergi kemana engaku,
wahai Umar?" Jawab Umar, "Saya akan membunuh Muhammad
(SAW). Sa'ad ra menjawab, "Jika demikian, Banu Hasyim,
Banu Zuhrah dan Banu Abdi Manaf tidak akan berdiam diri
dengan perbuatanmu itu, mereka pasti akan menuntut balas
dengan membunuhmu!" Umar terkejut dan gelisah dengan ancaman
itu. Lalu Umar ra berkata, "Oh, nampaknya engkaupun telah
meninggalkan agama nenek moyang kita (saat itu Sa'ad ra
telah masuk Islam), jika demikian, engkaulah yang akan
kubunuh terlebih dahulu!" Setelah berkata demikian, Umar
ra segera menarik pedangnya. Sa'ad ra pun menyahut, "Ya,
saya memang telah Islam." Maka Umar ra langsung menghunuskan
pedangnya. Sebelum keduanya bertarung, Sa'ad ra berkata
kepada Umar ra, "Hai Umar, dengarkanlah dulu mengenai
berita dirumahmu! Saudaramu yang perempuan dan iparmu,
keduanya telah masuk Islam juga." Mendengar berita itu
Umar ra sangat marah dan langsung pergi ke rumah saudarinya
itu.
Ketika itu, di rumah saudari perempuan Umar ra ada sahabat
Khabab ra. Dengan menutup seluruh pintu dan jendela, maka
suami isteri itu membaca ayat-ayat suci Al Qur'an. Tiba-tiba
Umar ra datang dan berteriak supaya dibukakan pintu. Mendengar
suara Umar ra, Khabab ra segera bersembunyi dan meninggalkan
lembaran-lembaran ayat Al Qur'an, lalu saudari perempuan
Umar membukakan pintu bagi Umar ra. Dengan tangannya sendiri,
Umar ra langsungmemukul kepala saudari perempuannya sampai
kepala wanita itu mengeluarkan darah segar. Umar ra berkata,
"Kamu menghianati dirimu sendiri, kamu telah mengikuti
agama yang jelek itu!" Kemudian Umar ra masuk ke dalam
rumah tersebut dan bertanya kepada saudarinya, "Apa yang
sedang kamu perbuat dan suara siapa yang telah aku dengar
tadi?" Saudari perempuannya menjawab, "Kami sedang membicarakan
hal biasa." Umar bertanya, "Apakah kamu telah meninggalkan
agama nenek moyang dan masuk kedalam agama yang baru?"
Saudara iparnya menjawab "Bagaimana apabila agama baru
itu ternyata lebih baik?" Mendengar hal ini, Umar menarik
janggutnya dan mendorongnya hingga terjatuh,lalu Umar
ra memukulinya sampai puas di atas tanah. Saudari perempuan
Umar ra berusaha memisahkan mereka. Tetapi, mukanya pun
ditampar keras oleh Umar ra sampai bibirnya penuh darah,
padahal ia adalah saudari perempuan Umar ra sendiri.
Kemudian, saudari perempuannya berkata, "Hai Umar! Apakah
kami dipukuli hanya karena kami telah masuk Islam? Memang
benar, kami sudah masuk Islam, apa yang ingin engkau lakukan
kepada kami, lakukanlah!" Setelah itu, pandangan mata
Umar ra tertuju pada lembaran-lembaran ayat-ayat Al Qur'an
yang tergeletak karena tertinggal begitu saja. Pada mulanya,ia
sangat marah, tetapi sesaat kemudian sudah sedikit mereda
dan ia merasa malu atas perlakuannyaterhadap saudara perempuannya,
sehingga menyebabkan darah menetes dari wajah saudarinya
sendiri.
Umar ra berkata, "Bagus, sekarang katakan apa ini?" Saudarinya
menjawab, "Kamu tidak suci dan lembaran ini tidak boleh
tersentuh oleh tangan yang tidak suci." Untuk beberapa
saat Umar ra belum siap untuk bersuci, tetapi, kemudian
ia bersedia untuk mandi dan berwudhu, Umar ra mengambil
lembaran-lembaran tersebut lalu membacanya. Ternyata,
didalamnya memuat Surat Thaha ayat 14, ia terus membacanya
hingga ayat : (yang artinya) "Akulah Allah. Tidak ada
Tuhan selain Aku. Oleh karena itu, sembahlah Aku dan dirikanlah
sholat untuk mengingat-Ku."
Selesai membaca ayat-ayat tersebut, Umar ra langsung berubah,
ia berkata, "Sekarang pertemukan aku dengan Muhammad SAW."
Mendengar hal itu, Khabab ra segera keluar dari tempat
persembunyiannya sambil berkata, "Hai Umar, aku sampaikan
kabar gembira untukmu. Kemarin, pada malam Jum'at, aku
mendengar Rasulullah SAW berdo'a,'Ya Allah, kuatkanlah
Islam dengan Umar atau Abu Jahal, siapa saja dari keduanya
yang Engkau sukai.' Karena kekuatan keduanya sangat terkenal
dan sekarang telah diketahui bahwa do'a Nabi SAW telah
dikabulkan kepadamu."
Setelah kejadian tersebut beliaupun dipertemukan dengan
Rasulullah SAW dan beliau masuk Islam pada waktu Shubuh
hari Jum'at. Abdullah bin Mas'ud ra berkata, "Masuk Islamnya
Umar ra adalah suatu kemenangan bagi kaum Muslim dan hijrahnya
Umar ra adalah pertolongan bagi kaum Muslimin dan ke-Khalifahannya
adalah rahmat bagi kaum Muslimin. |
|
|
|
|
:: Untuk Informasi Lebih Lanjut Hubungi
::
|
|
|
|
|